apakah dlkerajaan majapahit dan sriwijaya mengenal kata tuhan yg maha esa?
dalam Anguttara Nikaya, Sang Buddha menjelaskan bahwa, ada 3 pandangan berbeda yang dianut oleh masyarakat luas pada masa kehhidupanNYa. salah satu diantaranya adalah andangan behwa, baik kebahagiaan maupun penderitaan kedua-duanya semata mata berasal dari Tuhan Pencipta ( Issaranimmanahetu ). menurut pandangan itu, kita tidak lebih karya seorg Tuhan pencipta dan sbg konsekuensinya, seluruh nasib dan takdir kita ( yang sudah ia tentukan jauh-jauh hari ) bergantung mutlak pada kehendaknya yg absolut. dalam pandangan ini manusia bisa dikatakan tidak punya kebebasan untuk menentukan( memiliki ) kebebasan
sedikitpun atas nasib dan takdirnya sendiri.terhadap pandangan ini Sakyamuni Buddha mengatakan,"jadi, karena ciptaan seorg Tuhan yang maha tinggi, maka manusia akan menjadi pembunuh, pencuri, penjahat, pembohong, pemfitnah, pembual, pencemburu, pendendam dan orang keras kepala. oleh sebab itu, bagi mereka yang berpandangan bahwa segala sesuatu adalah ciptaan seorg Tuhan, maka mereka tidak akan lagi mempunyai keinginan, ikhtiar ataupun keperluan untuk melakukan suatu perubahan, ataupun untuk menghindari dari
perbuatan lain ( majjhima nikaya ii, sutta no. 101 )dalam devadata sutta, Sang Buddha mengatakan. oh para bhkkhu, bila semua makhluk mengalami susah dan senang semata mata atas kehendak seorg TUHAN pencipta, maka bisa dikatakan para petapa yang tidak berpakaian ini telah pula diciptakan oelh seorg Tuhan yg keji/kejam ( papakena issarena ), karena mereka mengalami penderitaan yang luar biasa.dalam kevaddha sutta, digambarkan percakapan seorg bhikkhu dgn maha brahma atau sang pencipta tersebut. alasan sang bhikku pergi menemui maha brahma karena ingin menanyakan sesuatu kepadanya. ketika ditanya,
kemanakah ke-4 elemen dasar ( tanah, air, api dan udara ) itu akan berakhir musnah ? sang brahma yg tidak mengetahui, jawabnya berusaha mengelak dgn terus menerus mengelaknya," akulah brahma, maha brahma, tuhan tertinggi, yang tak terkalahkan, yang utama, yang menang, Sang Penguasa, Ayah dari semua mahkluk yg telah ada atau yang ada,"namun setelah didesak sebanyak 3 kali berturut-turut untuk memberikan jawaban yang relavan, maha brahma akhirnya berterus terang bahwa ia tidak mengetahui sama sekali. nasehat kepada sang bhkkhu adalah," berbaliklah, oh saudaraku, setelah kau menghampiri Sang Buddha, tanyakanlah pertanyaan itu kepadaNya, dan setelah Sang Buddha memberikan penjelasan, percayalah KepadaNya.Sang Buddha juga
mengatakan Bahwa Sang Brahma yg selalu mengklaim dirinya adalah kekal namun suatu saat bila pahalanya telah habis diapun akan jatuh kealam sengsara. karena Brahma mempunyai umur 1 ashankheyya kappadalam bhuridatta jataka ( no. 543 ) Sang Bodhisatva dalam 1 kisah kehidupan lampau Sidharta Goutama tersebut mempertanyakan, apakah ada rasa keadailan yang dapat
diberikan oleh Tuhan Pencipta tersebut diatas. katanya, bila Sang Pencipta seluruh dunia dan semua makhluk hidup didalamnya, yg dipanggil dgn sebutan Tuhan, benar2 adalah TUHAN, mengapa ia mendatangkan penderitaan bukan kedamaian? bila Sang Pencipta seluruh dunia dan semua makhluk hidup didalamnya iniyang dipanggil sebutan Tuhan, benar2 adalah Tuhan, mengapa terjadi penipuan, kebohongan dan kebodohan? dan mengapa ia menciptakan ketidak adilan ?bila Sang Pencipta seluruh dunia dan
semua makhluk hidup didalamnya ini, yang dipanggil dgn sebutan Tuhan, benar2 adalah Tuhan, maka ia adalah RAJA KEJAHATAN, karena walaupun ia tahu apa yang benar ia membiarkan yang salah terjaditerakhir, dalam mahabodhi jataka ( no.528 ) setelah menolak teori ttg Tuhan Pencipta, Sang Bodhisatva dalam kisah mengatakan, bila ada Sang Kuasa yg dapat mendatangkan bagi
setiap makhluk Ciptaan-Nya kebahagia ataupun penderitaan, perbuatan baik maupun jahat, maka yang Maha Kuasa itu diliputi dosa, sedangkan manusia hanya menjalankan perintah-Nya saja.bisa dikatakan yang menciptakan langit dan bumi ini dan isinya adalah Tuhan yang tdk sempurna yg tidak maha adil tahu tapi tdk peduli, ada yg jahat ada yg baik, ada yg kaya ada yg miskin, ada yg tanpan ada yg jelek ada yg cacat ada yg tidak cacat dsbnya