Author Topic: Prospek Ekonomi Indonesia Tahun 2009 (Read 24113 times)

CKRA · « **on:** 11 December 2008, 11:27:38 AM »

Sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2009. Kira-kira bagaimana prospek ekonomi Indonesia tahun depan? Prospek ekonomi tahun 2009 akan sangat mempengaruhi rencana bisnis, rencana investasi, penyusunan anggaran, sampai anggaran untuk berdana bisa-bisa juga mengalami rasionalisasi.

Sampai akhir tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Indonesia (GDP) diperkirakan akan berada di kisaran 6%. Dan kita sudah merasakan dampak dari keadaan ekonomi tahun 2008. Apakah ekonomi Indonesia tahun 2009 akan lebih baik atau lebih buruk? Dan bagaimana kita menghadapinya atau tindakan antisipasi apa saja yang perlu kita lakukan? Mari kita diskusikan disini.

Sebagai gambaran, hampir seluruh pengamat dan lembaga ekonomi memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2009 hanya akan berada pada kisaran 4.4 - 5.5%. Artinya ada perlambatan pertumbuhan ekonomi. Sektor ekspor dan sektor investasi diperkirakan masih akan menjadi korban utama. Investasi asing langsung (foreign direct investment) atau investasi asing ke sektor riil bukan ke sektor portfolio (saham dan surat berharga lain) diperkirakan tidak mengalami pertumbuhan alias pertumbuhan 0%.

Tapi apakah tahun 2009 akan benar-benar suram? Bila program stimulus yang digagas oleh US, Eropa dan China bisa berhasil merangsang pemulihan aktivitas ekonomi maka tidak mustahil ekonomi Indonesia akan bisa tumbuh sampai 6.5%. Artinya tahun 2009 akan lebih baik dari tahun 2008. Pertanyaan berikutnya adalah apakah pada semester I atau semester II dampak stimulus itu bisa dirasakan?

Ayo, mari berbagi tips and tricks.

Pitu Kecil · « **Reply #1 on:** 11 December 2008, 11:35:06 AM »

Semester 1 akan sangat terasa dengan PHK massal <- dikarenakan akhir bulan ini akan ketahuan laba/rugi perusahaan itu. berdoa lah semoga aman sentosa $_/\_$

CKRA · « **Reply #2 on:** 11 December 2008, 11:43:50 AM »

Menurut data Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) tahun ini sudah ratusan ribu pekerja yang kena PHK. Sektor tekstil saja sudah melakukan PHK terhadap 210.000 orang. Sektor lain yang harus melakukan PHK massal adalah sektor perkebunan dan konstruksi. Tahun depan berapa banyak yang menyusul? Setiap penurunan 1% pada pertumbuhan GDP maka akan ada 700.000 orang kena PHK.

hatRed · « **Reply #3 on:** 11 December 2008, 11:47:09 AM »

Sektor Otomotif gmana yak?

CKRA · « **Reply #4 on:** 11 December 2008, 11:58:21 AM »

Sektor otomotif juga diperkirakan akan mengalami penurunan volume penjualan sampai 30% bila kondisi ekonomi masih seperti sekarang ini. Volume penjualan mobil dan motor yang tinggi selama ini sangat didukung oleh sektor pembiayaan. Artinya mayoritas pembelian dilakukan secara kredit. Dengan ketatnya likuiditas di sektor keuangan dan tingginya suku bunga, bisa dipastikan kemampuan untuk melakukan kredit juga akan turun.

F.T · « **Reply #5 on:** 12 December 2008, 05:54:49 AM »

Iya nih, negara2 lain sedang gencar2nya menurunkan suku bunga, indonesia kita yg tercinta malah mencekik leher pengusaha dgn menaikkan suku bunga. Terakhir awal bulan karena desakan2 akhirnya BI menurunkan sbi namun hanya 0,25 basis poin. Setidaknya BI perlu menurunkan sbi sampai dgn 1,00 basis poin. Memang ada efek jika di lakukan penurunan drastis yaitu rupiah bs melemah ke angka rp. 13- 14 rb, namun penurunan suku bunga dapat membantu sektor rill berjalan lagi, dan phk bs sedikit berkurang tentunya.

kemarin korea menurunkan lagi suku bunganya 1 ,00 basis poin. Amerika pertengahan tahun depan akan menurunkan suku bunga sampai 0 % ( suku bunga amerika sekarang 1 % ), jadi nabung di bank kaga ada bunga lagi, malah u yg nombok bayar administrasi dan lain2.

CKRA · « **Reply #6 on:** 12 December 2008, 09:01:32 AM »

Lalu bagaimana pandangan bro Felix dan rekan-rekan lain terhadap perekonomian tahun 2009? Optimis atau pesimis?

F.T · « **Reply #7 on:** 12 December 2008, 08:10:40 PM »

Pesimis , thn depan ekonomi indonesia bisa membaik, apalagi tahun 2009 menjelang pemilu. biasanya di saat2 itu ekonomi justru tersendat karena kekhawatiran keamanan dalam negeri. Kemudian jg yang poin penting sebenarnya, selama Bank Indonesia tidak mau menurunkan suku bunga mengikuti negara2 lain, jangan harap ekonomi bisa membaik. Sektor rill tercekik mati lama2, kalau sbi setinggi itu.

Yah, kita di sini hanya bisa sharing2 aza, memang di pahami jg kerja sebagai gubernur BI bukanlah hal yang mudah, perlu berpikir sepanjang waktu. Saat kita sedang asyik2 tidur, mungkin gubernur BI sedang berkutat dgn kerjaan bagaimana memperbaiki ekonomi Indonesia. Ayo pak Boediono , kamu bisa ... xi3 ... turunkan suku bunga dunx, biar ekonomi bisa berjalan lancar lg ;

wkwkwk ...

F.T · « **Reply #8 on:** 14 December 2008, 08:29:51 PM »

Premium turun Rp. 5000,-

Solar turun Rp. 4.800,-

Per tanggal 15 Desember 2008 Pukul. 00.00

kullatiro · « **Reply #9 on:** 15 December 2008, 06:59:19 PM »

ehm tahun besok adalah tahun kerbau tanah ( ada juga yang bilang tahun kerbau api). yah sperti kita tahu kalau tahun ini adalah tahun tikus api ( yah kita tahu kan ada krisis ekonomi global seperti tikus masuk lumbung dan membakar/ menghabisi seluruh lumbung, cialah).

kalau tahun kerbau tanah artinya ada harapan kalau tahun kerbau api siap siap kobaran apinya makin gede.

Centy · « **Reply #10 on:** 16 December 2008, 09:15:09 AM »

Glomod Felix, saya coba menanggapi pendapat anda tentang prospek Indonesia tahun 2009. Saya sependapat dengan anda bahwa BI harus menurunkan suku bunga untuk membantu sektor riil supaya bisa tumbuh lebih cepat, namun perlu disadari bahwa apabila dilakukan secara agresif akan memicu pelemahan nilai mata uang yang akhirnya akan mendongkrak inflasi (cost push inflation), hal ini dikarenakan ketergantungan kita akan import masih cukup besar.

Kemudian, dengan nilai tukar mata uang kita skrg ini Rp. 11rb s/d 12 rb apakah akan memicu cost push inflation?? Kita tau bahwa skrg sedang terjadi "resesi" global (saya tulis resesi karena bbrp negara sudah diklaim memasuki resesi) yang mana berarti pasar kontraksi (mengecil), sehingga negara2 produsen akan mencari alternatif untuk memasarkan produksi nya. Kemungkinan negara kita menjadi target pasar sangat besar, oleh karena itu saya menduga pemerintah memang punya kepentingan untuk menjaga membanjirnya import, salah satunya dengan pelemahan mata uang, kita tidak mungkin menggunakan instrument tariff terus karena kan berurusan dengan WTO.

Lalu apa langkah pemerintah untuk menekan inflasi dan mendongkrak pertumbuhan sektor riil?? Kelihatannya sekali ini pemerintah cukup tanggap dengan menurunkan harga BBM dan mempercepat proyek2 infrastuktur pemerintah yang akan membuka lapangan kerja.

Kesimpulan dari ulasan saya diatas, saya lebih optimis kesulitan ekonomi kita akan cepet berlalu dan tahun 2009 akan lebih baik dari 2008. Wah... kelihatannya saya berdiri di pihak oposisi dengan mod lagi nih (bercanda bos...

, kita berdiskusi koq, ya gak Glomod Felix).

Silahkan kepada member dan mod lain yg punya pendapat ttg propek ekonomi kita tahun 2009, sharing2 disini yuk...

hatRed · « **Reply #11 on:** 16 December 2008, 09:25:06 AM »

tahun 2009 itu kan kita pemilu yak?

kira2 gmana ya pengaruhnya

CKRA · « **Reply #12 on:** 16 December 2008, 09:49:43 AM »

Quote from: Centy on 16 December 2008, 09:15:09 AM

Glomod Felix, saya coba menanggapi pendapat anda tentang prospek Indonesia tahun 2009. Saya sependapat dengan anda bahwa BI harus menurunkan suku bunga untuk membantu sektor riil supaya bisa tumbuh lebih cepat, namun perlu disadari bahwa apabila dilakukan secara agresif akan memicu pelemahan nilai mata uang yang akhirnya akan mendongkrak inflasi (cost push inflation), hal ini dikarenakan ketergantungan kita akan import masih cukup besar.

Kemudian, dengan nilai tukar mata uang kita skrg ini Rp. 11rb s/d 12 rb apakah akan memicu cost push inflation?? Kita tau bahwa skrg sedang terjadi "resesi" global (saya tulis resesi karena bbrp negara sudah diklaim memasuki resesi) yang mana berarti pasar kontraksi (mengecil), sehingga negara2 produsen akan mencari alternatif untuk memasarkan produksi nya. Kemungkinan negara kita menjadi target pasar sangat besar, oleh karena itu saya menduga pemerintah memang punya kepentingan untuk menjaga membanjirnya import, salah satunya dengan pelemahan mata uang, kita tidak mungkin menggunakan instrument tariff terus karena kan berurusan dengan WTO.

Lalu apa langkah pemerintah untuk menekan inflasi dan mendongkrak pertumbuhan sektor riil?? Kelihatannya sekali ini pemerintah cukup tanggap dengan menurunkan harga BBM dan mempercepat proyek2 infrastuktur pemerintah yang akan membuka lapangan kerja.

Kesimpulan dari ulasan saya diatas, saya lebih optimis kesulitan ekonomi kita akan cepet berlalu dan tahun 2009 akan lebih baik dari 2008.

Bro Centy, cukup menarik analisa dari anda. Tapi saya ingin bertanya bagaimana defenisi anda tentang prekonomian tahun 2009 yang akan lebih baik dari tahun 2008? Apakah inflasi akan turun drastis? Apakah nilai tukar rupiah akan menguat? Apakah ekspor Indonesia akan meningkat? Apakah pertumbuhan GDP akan berada di atas 6%? Apakah tingkat pengangguran bisa turun? Bagaimana kira-kira gambarannya?

Centy · « **Reply #13 on:** 16 December 2008, 12:32:22 PM »

Yg saya maksud dengan perekonomian tahun 2009 lebih baik dari 2008 adalah tingkat inflasi lebih rendah dari 2008, GDP tumbuh diatas 6% (walaupun sebagian pakar memperkirakan akan dibawah 6%), ekspor akan meningkat terutama kontribusi dari sektor pertambangan alasannya karena komoditi secara umum masih dibutuhkan dan Indonesia mempunyai komparatif advantage utk komoditi walaupun disisi lain kita ada kontraksi ekonomi. Angka pengangguran juga akan turun asalkan pemerintah konsisten dengan kebijakan ttg percepatan proyek2 infrastruktur yg membuka lapangan kerja.

Dari sisi pemasukan, pemerintah juga sedang gencar menggenjot pajak, terlihat dari upaya ekstensifikasi pajak, penertiban dibeberapa tempat yg rawan penggelapan pajak, sampai kepada pinjaman bilateral dan multilateral utk membiayai goverment spending.

Demikian penjelasan saya, semoga menjawab, apabila ada masukan dan pendapat lain dipersilahkan....

williamhalim · « **Reply #14 on:** 16 December 2008, 01:24:38 PM »

aku optimis.

Saat negara lain kepayahan, kita sudah mulai sembuh.... indikasinya?
1. Rupiah telah menguat lagi dari 13.000 ke 11.000
2. BI rate sudah turun (meski sedikit) 0.25
3. Bahan Bakar (= biaya transport) sudah turun

IMO, Indonesia nggak parah2 amat.... alias mulai menuju sehat

::

CKRA · « **Reply #15 on:** 16 December 2008, 04:25:10 PM »

Quote from: willibordus on 16 December 2008, 01:24:38 PM

aku optimis.

Saat negara lain kepayahan, kita sudah mulai sembuh.... indikasinya?
1. Rupiah telah menguat lagi dari 13.000 ke 11.000
2. BI rate sudah turun (meski sedikit) 0.25
3. Bahan Bakar (= biaya transport) sudah turun

IMO, Indonesia nggak parah2 amat.... alias mulai menuju sehat

::

Meminjam ungkapan dari Rhenald Kasali, kalau tetangga anda kehilangan pekerjaan artinya terjadi resesi. Kalau anda juga ikut kehilangan pekerjaaan artinya terjadi depresi.

Kalau bro willibordus benar maka artinya kita tidak mengalami depresi. Lega deh

F.T · « **Reply #16 on:** 16 December 2008, 04:45:55 PM »

but ...

1. Rupiah menguat di sebabkan karena mata uang dollar yang melemah, dan intervensi dari BI jadi bukan karena ekonomi indonesia yang membaik.

2. BI rate turun karena desakan dari pengusaha2 indonesia dan mengikuti tren dari negara2 lain yang sdh menurunkan suku bunganya secara drastis, lagi2 bukan karena ekonomi indonesia yg sdh membaik.

3. Bahan bakar turun karena minyak dunia yang turun ke level 40 dollar per USD, jadi lagi2 bukan karena faktor dari dalam negeri yang membaik tapi karena faktor eksternal.

Yah, Tentu harapan kita semua indonesia dapat membaik di tahun 2009, tapi menurut saya masih sulit. Masih di perlukan waktu 2-3 tahun untuk bisa pulih. Baru2 Bank dunia sdh menyetujui meminjamkan 950 Juta dollar USD kepada Indonesia, ternyata itupun belum cukup untuk membantu perekonomian dalam negeri, dan menurut Info bahwa ada kemungkinan Indonesia akan bekerjasama lagi dengan IMF. Mudah2an hal tersebut tdk sampai terjadi, karena akan menyulitkan indonesia untuk ke depannya.

$_/\_$

CKRA · « **Reply #17 on:** 16 December 2008, 04:48:45 PM »

Memang sih, bro Felix. Belum ada arah yang benar-benar jelas. Semuanya masih tertutup kabut tebal. Kalau jalannya benar (kebijakan yang diambil pemerintah benar) maka kita bisa selamat. Kalau salah ya masuk jurang.

Centy · « **Reply #18 on:** 17 December 2008, 08:32:07 AM »

Seperti diketahui tadi malam Fed kembali memotong suku bunga menjadi kisaran 0% s/d 0,25%, ini berarti memberikan ruang yg lebih lebar bagi BI untuk kembali menyesuaikan suku bunga dalam negeri, dengan demikian upaya utk menggerakan sektor riil bisa lebih cepat.

williamhalim · « **Reply #19 on:** 20 December 2008, 03:36:27 PM »

Quote from: Felix Thioris on 16 December 2008, 04:45:55 PM

but ...

1. Rupiah menguat di sebabkan karena mata uang dollar yang melemah, dan intervensi dari BI jadi bukan karena ekonomi indonesia yang membaik.

2. BI rate turun karena desakan dari pengusaha2 indonesia dan mengikuti tren dari negara2 lain yang sdh menurunkan suku bunganya secara drastis, lagi2 bukan karena ekonomi indonesia yg sdh membaik.

3. Bahan bakar turun karena minyak dunia yang turun ke level 40 dollar per USD, jadi lagi2 bukan karena faktor dari dalam negeri yang membaik tapi karena faktor eksternal.

Yah, Tentu harapan kita semua indonesia dapat membaik di tahun 2009, tapi menurut saya masih sulit. Masih di perlukan waktu 2-3 tahun untuk bisa pulih. Baru2 Bank dunia sdh menyetujui meminjamkan 950 Juta dollar USD kepada Indonesia, ternyata itupun belum cukup untuk membantu perekonomian dalam negeri, dan menurut Info bahwa ada kemungkinan Indonesia akan bekerjasama lagi dengan IMF. Mudah2an hal tersebut tdk sampai terjadi, karena akan menyulitkan indonesia untuk ke depannya.

$_/\_$

Tepat sekali,
Bro Felix memang jeli.

Faktor2 yg menyebabkan membaiknya keadaan Indonesia banyak ditunjang dari luar.
Tapi, perlu dicatat juga, 'PENYEBAB' krisis kita juga dari luar, yakni krisis kredit perumahan di Amerika Serikat.

BTW,
Kita hanya bisa menduga2 kira-kira kemana arah ekonomi Indonesia tahun depan. Kongkow kita2 di thread ini, meskipun dangkal2 saja, sebenarnya tiada bedanya dengan bahasan para pakar ekonomi Indonesia. Para pakar ekonomi masih terpecah antara 2 kubu. Kubu satu meyakini Indonesia mulai menuju sehat, sedangkan kubu lainnya yakin Indonesia mulai melemah.

::

tesla · « **Reply #20 on:** 20 December 2008, 04:10:41 PM »

Quote

Kemudian, dengan nilai tukar mata uang kita skrg ini Rp. 11rb s/d 12 rb apakah akan memicu cost push inflation?? Kita tau bahwa skrg sedang terjadi "resesi" global (saya tulis resesi karena bbrp negara sudah diklaim memasuki resesi) yang mana berarti pasar kontraksi (mengecil), sehingga negara2 produsen akan mencari alternatif untuk memasarkan produksi nya. Kemungkinan negara kita menjadi target pasar sangat besar, oleh karena itu saya menduga pemerintah memang punya kepentingan untuk menjaga membanjirnya import, salah satunya dengan pelemahan mata uang, kita tidak mungkin menggunakan instrument tariff terus karena kan berurusan dengan WTO.

tapi indonesia sendiri sampai saat ini masih merupakan negara yg berketergantungan impor. sedang disisi lain, iklim investasi (apalagi sampe bangun pabrik) di indonesia ini masih belum baik.
masih perlu perjalanan panjang agar investor baik lokal maupun global utk kembali mempercayai indonesia sebagai tempat investasi yg baik.
so menurut saya memperlemah mata uang hanya memicu inflasi yg lebih parah aja...
ujung2xnya taraf hidup makin turun...

ini sih pendapat pribadi rakyat yg ga ngerti yg rumit2x... ga gitu ngerti juga sih

CKRA · « **Reply #21 on:** 24 December 2008, 09:48:24 AM »

Seperti kata rekan tesla, iklim investasi di Indonesia masih buruk. Birokrasi yang berbelit-belit untuk memperoleh ijin, otonomi daerah yang salah kaprah, infrastruktur listrik yang sangat tidak mendukung, jalur transportasi ekspor yang belum memadai, peraturan perburuhan yang belum kondusif, produktivitas rendah, dll.

Pelemahan nilai tukar Rupiah seperti dua sisi mata uang, bisa berakibat baik juga berakibat buruk. Membantu eksportir tapi meningkatkan imported inflation. Tapi dengan lemahnya daya beli dan turunnya harga komoditas global diperkirakan inflasi tahun depan hanya 6-7%.

CKRA · « **Reply #22 on:** 29 December 2008, 12:16:08 PM »

Berita baik untuk awal tahun 2009:
Tanggal 7 Januari 2009, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. Ada kemungkinan BI rate akan diturunkan lagi.

Tanggal 15 Januari 2009, pemerintah akan mengumumkan harga baru untuk BBM bersubsidi. Kemungkinan sangat besar harga BBM bersubsidi (Premium dan Solar) akan turun lagi. Dan harga premium mungkin akan lebih rendah dari solar.

tesla · « **Reply #23 on:** 29 December 2008, 09:31:16 PM »

efeknya kira2 gimana yah?
Rp & IHSG bakal naik?

CKRA · « **Reply #24 on:** 30 December 2008, 09:02:47 AM »

Quote from: tesla on 29 December 2008, 09:31:16 PM

efeknya kira2 gimana yah?
Rp & IHSG bakal naik?

Menurut saya masih sulit untuk diperkirakan. Saya melihat pada saat ini banyak teori makro ekonomi yang sedang mengalami anomali alias tidak dapat diterapkan. Sejatinya nilai tukar mata uang dipengaruhi oleh banyak determinan. Dengan asumsi ceteris paribus maka suku bunga menjadi patokan. Namun saat ini interest rate parity theory tidak berlaku. Menurut teori, negara dengan suku bunga yang lebih tinggi akan mengalami capital inflow sehingga nilai tukarnya akan menguat.

Untuk jangka pendek mungkin saja ada efek psikologis yang akan mempengaruhi nilai tukar (Rupiah menguat) dan indeks harga saham meningkat (terutama saham yang sensitif terhadap suku bunga dan harga energi).

F.T · « **Reply #25 on:** 07 January 2009, 02:10:14 PM »

NAH INI BARU GOOD NEWS , untuk perekonomian indonesia !!!

Di Luar Dugaan, BI Rate Dipangkas 50 Bps Jadi 8,75%

JAKARTA - Secara tidak diduga Bank Indonesia memangkas tingkat suku bunga (BI rate) sebesar 50 basis poin dari 9,25 persen menjadi 8,75 persen. Tentu saja ini sesuai harapan pasar.

"Hal ini telah diputuskan secara menyeluruh sesuai dengan kondisi di dalam dan luar negeri kita," ujar Gubernur BI Boediono, saat konferensi press, usai memimpin Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI triwulan IV-2008, di Gedung BI, Jakarta, Rabu (7/1/2008).

Tentu saja, hal ini sesuai dengan ekspektasi pasar finansial. Sebelumnya pelaku pasar beranggapan bahwa BI rate hanya akan dipangkas 25 basis poin. (rhs)

tesla · « **Reply #26 on:** 07 January 2009, 03:23:25 PM »

maksudnya Rabu (7/1/2009) ya?

F.T · « **Reply #27 on:** 07 January 2009, 04:51:12 PM »

Iyah... mungkin penulisnya masih teringat2 tahun 2008

, berita itu berita terbaru hari ini 07 / 01 / 2009

CKRA · « **Reply #28 on:** 07 January 2009, 04:54:51 PM »

Lagi musim bunga rendah. BoE dan ECB segera menyusul.

CKRA · « **Reply #29 on:** 08 January 2009, 11:39:47 AM »

Mencermati press release Bank Indonesia kemarin ada beberapa hal yang mungkin perlu kita perhatikan:

Target inflasi tahun 2009 ada di kisaran 5-7%. Bila dibandingkan dengan inflasi tahun 2008 yang mencapai 11.06% maka terbuka ruang yang sangat besar bagi BI untuk kembali menurunkan suku bunga acuan.

Namun perlu kita pahami bahwa penurunan inflasi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: penurunan harga komoditas, pangan dan energi dunia; peningkatan produksi (supply) pangan dalam negeri; dan penurunan permintaan agregat di dalam negeri. Yang terakhir ini agak mengkuatirkan.

Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 diperkirakan dalam kisaran 4-5%. Bandingkan dengan tahun 2008 yang mengalami pertumbuhan ekonomi 6%.

Bila kita lihat formula perhitungan GDP = Consumption + Investment + Government expenditure + (eXport-iMport)
Tahun 2009 diperkirakan Investment dan (eXport-iMport) akan mengalami perlambatan pertumbuhan. Jadi andalan petumbuhan ekonomi tahun 2009 ada pada Consumption (konsumsi masyarakat) dan Gov. Expenditure (belanja negara).

Untuk mendorong konsumsi masyarakat tentunya daya beli harus ditingkatkan. Uang harus lebih banyak disalurkan ke pasar. Gaji pegawai negeri dan tentara akan dinaikkan. Silpa (sisa lebih penggunaan anggaran) tahun 2008 sebesar 50 triliun akan disalurkan sebagai stimulus. Belanja negara akan difokuskan pada proyek-proyek infrastruktur.

Tahun 2009 akan sangat penuh tantangan. Dengan pertumbuhan 6% saja penderitaan sudah cukup banyak, bagaimana bila perekonomian hanya tumbuh 4-5%? Tapi peluang juga cukup besar. Syukur-syukur bisa kecipratan dari sektor konsumsi dan infrastruktur yang digenjot.

CKRA · « **Reply #30 on:** 12 January 2009, 09:54:53 AM »

Sore nanti, jam 16.00 pemerintah akan mengumumkan harga baru BBM bersubsidi. Kira-kira turun ke berapa ya?

F.T · « **Reply #31 on:** 12 January 2009, 10:07:27 AM »

ayo tebak2 iseng .. berapa kira2 turun ?

paling gopek lagi ... menurut yang lain ?

Sumedho · « **Reply #32 on:** 12 January 2009, 10:11:52 AM »

yaahhh... baru aja isi bensin full tank tadi....

CKRA · « **Reply #33 on:** 12 January 2009, 10:32:04 AM »

Quote from: Felix Thioris on 12 January 2009, 10:07:27 AM

ayo tebak2 iseng .. berapa kira2 turun ?

paling gopek lagi ... menurut yang lain ?

Kalau turun gopek lagi artinya harga bensin kembali ke harga bulan Mei 2008 sebelum kenaikan.

Pitu Kecil · « **Reply #34 on:** 12 January 2009, 10:34:40 AM »

Quote from: Sumedho on 12 January 2009, 10:11:52 AM

yaahhh... baru aja isi bensin full tank tadi....

Hemm... ada bagusnya isi bensin full tank, takutnya nanti tanggal 15 BBM habis

saya aja nanti tanggal 13 mau isi full tank, daripada sorong / beli di pinggir jalan lebih mahal lagi

hanes · « **Reply #35 on:** 12 January 2009, 10:35:31 AM »

kalau bisa seh turun agak byk.
ce cheng kek.
masa turun nya gopek2 terus.
hehehe

Pitu Kecil · « **Reply #36 on:** 12 January 2009, 10:38:55 AM »

Dulu kita isi 6.000 x 4 Liter = Rp. 24.000,-
Sekarang isi 5.000 x 4 Liter = Rp. 20.000,-
udah hemat Rp. 4.000,- / Minggu, turun udah syukur hemat pengeluaran loh. marilah kita mensyukuri apa yang telah di dapatkan

doain jangan naek lagi jadi Rp. 6.000,-

naviscope · « **Reply #37 on:** 12 January 2009, 10:46:34 AM »

^
^
^
katanya bakal turun gopek lg bro, hehehe....

kembali ke posisi awal 4500/ liter

so, tidak ada alasan lg, angkot tidak turunkan tarifnya....

harus tetap optimis bro n sis

hanes · « **Reply #38 on:** 12 January 2009, 10:47:09 AM »

Quote from: Jendral LotharGuard on 12 January 2009, 10:38:55 AM

Dulu kita isi 6.000 x 4 Liter = Rp. 24.000,-
Sekarang isi 5.000 x 4 Liter = Rp. 20.000,-
udah hemat Rp. 4.000,- / Minggu, turun udah syukur hemat pengeluaran loh. marilah kita mensyukuri apa yang telah di dapatkan doain jangan naek lagi jadi Rp. 6.000,-

kalau naik lagi mah motor nya taro d museum aj.
ganti sepeda janda aj kita ko.
wkkkkkkkkkkkk

CKRA · « **Reply #39 on:** 12 January 2009, 10:49:21 AM »

OOT: hanes, sepeda janda yang seperti apa ya?

F.T · « **Reply #40 on:** 12 January 2009, 10:51:25 AM »

Quote from: Jendral LotharGuard on 12 January 2009, 10:34:40 AM

Quote from: Sumedho on 12 January 2009, 10:11:52 AM
yaahhh... baru aja isi bensin full tank tadi....
Hemm... ada bagusnya isi bensin full tank, takutnya nanti tanggal 15 BBM habis saya aja nanti tanggal 13 mau isi full tank, daripada sorong / beli di pinggir jalan lebih mahal lagi

iya tuh pemilik SPBU, gara2 tdk dapat kompensasi waktu penurunan BBM 2 kali, mereka sepakat kurangi pemesanan jadinya stock BBM di pasaran berkurang dan ada malah yang keabisan

hanes · « **Reply #41 on:** 12 January 2009, 10:51:50 AM »

Quote from: CKRA on 12 January 2009, 10:49:21 AM

OOT: hanes, sepeda janda yang seperti apa ya?

maaf dah OOT.

speda janda itu yg warna biru itu lo.
yg biasa d pake ma kuli bangunan atau ma org jaman doloe.

CKRA · « **Reply #42 on:** 12 January 2009, 10:55:42 AM »

Quote from: hanes on 12 January 2009, 10:51:50 AM

Quote from: CKRA on 12 January 2009, 10:49:21 AM
OOT: hanes, sepeda janda yang seperti apa ya?

maaf dah OOT.
speda janda itu yg warna biru itu lo.
yg biasa d pake ma kuli bangunan atau ma org jaman doloe.

Justru saya yang OOT sebentar.

Oh, sama seperti sepeda onthel ya. Thanks ya infonya. Kok namanya bisa janda ya? (masih penasaran)

tesla · « **Reply #43 on:** 12 January 2009, 11:00:22 AM »

sepertinya turun Rp.500,-

CKRA · « **Reply #44 on:** 12 January 2009, 11:03:50 AM »

Ironinya saat dinaikkan pada bulan Mei 2008, efek domino dan efek terhadap inflasi cepat sekali namun saat diturunkan hampir tidak terasa efeknya. hatred mode on* aneh, sungguh aneh.

F.T · « **Reply #45 on:** 12 January 2009, 11:06:45 AM »

felix mode ON : * geleng2 pala*

tesla · « **Reply #46 on:** 12 January 2009, 11:22:10 AM »

Quote from: CKRA on 12 January 2009, 11:03:50 AM

Ironinya saat dinaikkan pada bulan Mei 2008, efek domino dan efek terhadap inflasi cepat sekali namun saat diturunkan hampir tidak terasa efeknya. hatred mode on* aneh, sungguh aneh.

pedagang kan ga mo rugi... kalau harga naik, naikkan secepatnya.
kalau harga turun, undur selama mungkin.

Pitu Kecil · « **Reply #47 on:** 12 January 2009, 11:34:28 AM »

Quote from: naviscope on 12 January 2009, 10:46:34 AM

^
^
^
katanya bakal turun gopek lg bro, hehehe....

kembali ke posisi awal 4500/ liter

so, tidak ada alasan lg, angkot tidak turunkan tarifnya....

harus tetap optimis bro n sis

turun paling go pek doank, itu pun muka asem mereka
yang paling saya takutkan saat BBM naek kembali, maka harga akan ikut naik lagi (berarti naek 2 x) dengan alasan BBM naek, Spare part ikut naek, dll.... biasa jurus Ulti dari si pedagang. Intinya "Capek Deh"

F.T · « **Reply #48 on:** 12 January 2009, 11:51:39 AM »

Penurunan BBM ke 3 kalinya ini, bisa jadi modal kampanye untuk pemerintahan saat ini. Wkwk..

CKRA · « **Reply #49 on:** 12 January 2009, 11:52:18 AM »

Info bocoran: Premium akan diturunkan menjadi Rp 4500/liter. Solar akan diturunkan 6.25% menjadi Rp 4500/liter. Harga bensin sama dengan harga solar?

CKRA · « **Reply #50 on:** 12 January 2009, 11:53:08 AM »

Quote from: Felix Thioris on 12 January 2009, 11:51:39 AM

Penurunan BBM ke 3 kalinya ini, bisa jadi modal kampanye untuk pemerintahan saat ini. Wkwk..

Lihat saja hasil survey. Terbukti ampuh.

F.T · « **Reply #51 on:** 12 January 2009, 11:55:33 AM »

Di beberapa negara di luar negeri, harga solar lebih mahal daripada premium. Hal ini bukan di sebabkan karna biaya produksi, tetapi karena lebih ke faktor lingkungan yg tercemar. Jadi ada imbauan untuk mengurangi penggunaan solar, yang dapat menyebabkan polusi udara.

CKRA · « **Reply #52 on:** 12 January 2009, 12:00:46 PM »

Selain mengumumkan harga baru BBM bersubsidi, sore nanti pemerintah juga akan mengumumkan tarif dasar listrik tapi untuk yang daya MAX (untuk industri). Untuk perumahan tidak ada perubahan.

N1AR · « **Reply #53 on:** 12 January 2009, 12:06:46 PM »

yg saya dengar2 tgl 15 bensin 4500, solar 4300

nanya, kalau besi bakalan naik gak?

F.T · « **Reply #54 on:** 12 January 2009, 12:07:00 PM »

Nah ini baru membantu sektor riil dalam negeri... Pertama BI sdh menurunkan suku bunga, kedua BBM turun , ke tiga tarif listrik industri turun. Dengan begini industri dalam negeri dapat bergairah lagi... Good.. Good.. Good.

tesla · « **Reply #55 on:** 12 January 2009, 12:12:21 PM »

Quote from: Felix Thioris on 12 January 2009, 11:55:33 AM

Di beberapa negara di luar negeri, harga solar lebih mahal daripada premium. Hal ini bukan di sebabkan karna biaya produksi, tetapi karena lebih ke faktor lingkungan yg tercemar. Jadi ada imbauan untuk mengurangi penggunaan solar, yang dapat menyebabkan polusi udara.

lho... bukankah solar lebih ramah lingkungan karena hasil pembakarannya adalah uap air?

F.T · « **Reply #56 on:** 12 January 2009, 12:15:06 PM »

Quote from: N1AR on 12 January 2009, 12:06:46 PM

yg saya dengar2 tgl 15 bensin 4500, solar 4300

nanya, kalau besi bakalan naik gak?

besi saat ini ada sedikit kenaikan, mungkin karna faktor dari nilai tukar rupiah ke dollar yg masih melemah.

sekedar info bahwa pabrik baja terbesar di amerika meminta bantuan bailout sebesar 1 trilyun USD, pabrik baja jepang terbesar mengurangi produksi yang cukup besar, pabrik baja china juga ikut mengurangi produksi karena demand dari pasar yang berkurang. Bukan hanya di luar negeri saja, di indonesia juga sama... Krakatau steel beberapa bln lalu juga menutup 2 anak pabriknya untuk mengurangi biaya produksi. Selama krisis global belum berakhir, pembangunan akan berkurang dan berakibat demand untuk besi baja juga berkurang.

bagaimana harga besi bisa naik, jika permintaan di pasar berkurang? Kira2 demikian... Namun tdk tertutup kemungkinan harga besi dalam negeri bisa naik, jika pemerintah mengenjot pembangunan dalam negeri, dan mengurangi import besi dari china dan malaysia yang harganya lebih murah dari indonesia.

F.T · « **Reply #57 on:** 12 January 2009, 12:17:46 PM »

Quote from: tesla on 12 January 2009, 12:12:21 PM

Quote from: Felix Thioris on 12 January 2009, 11:55:33 AM
Di beberapa negara di luar negeri, harga solar lebih mahal daripada premium. Hal ini bukan di sebabkan karna biaya produksi, tetapi karena lebih ke faktor lingkungan yg tercemar. Jadi ada imbauan untuk mengurangi penggunaan solar, yang dapat menyebabkan polusi udara.

lho... bukankah solar lebih ramah lingkungan karena hasil pembakarannya adalah uap air?

hee... Asap dari bus, mobil angkutan... Asapnya menggepul2.

tesla · « **Reply #58 on:** 12 January 2009, 12:29:01 PM »

Quote from: Felix Thioris on 12 January 2009, 12:17:46 PM

Quote from: tesla on 12 January 2009, 12:12:21 PM
Quote from: Felix Thioris on 12 January 2009, 11:55:33 AM
Di beberapa negara di luar negeri, harga solar lebih mahal daripada premium. Hal ini bukan di sebabkan karna biaya produksi, tetapi karena lebih ke faktor lingkungan yg tercemar. Jadi ada imbauan untuk mengurangi penggunaan solar, yang dapat menyebabkan polusi udara.

lho... bukankah solar lebih ramah lingkungan karena hasil pembakarannya adalah uap air?

hee... Asap dari bus, mobil angkutan... Asapnya menggepul2.

iya... asap kendaraan diesel tampak lebih banyak, lebih hitam & lebih bau dari pada asap kendaraan bensin, tapi kandungannya sebenarnya lebih banyak uap airnya...

kalau tidak salah,
polusi 1 mobil bensin = polusi 5 mobil diesel
polusi 1 motor 2tak = polusi 20 mobil diesel

CKRA · « **Reply #59 on:** 12 January 2009, 04:48:09 PM »

Pengumuman ditunda jam 17.00. Pengumuman akan disampaikan oleh Menko Perekonomian dalam acara Evaluasi Ekonomi 2008 dan Prospek 2009. Selain pengumuman harga BBM juga akan diumumkan kebijakan tentang tarif dasar listrik, tarif angkutan umum dan pengendalian harga minyak goreng.

CKRA · « **Reply #60 on:** 13 January 2009, 09:19:16 AM »

Dengan penurunan harga BBM ini maka bila nilai tukar USD masih tetap di sekitar 11.000, bulan Januari bakal deflasi lagi nih.

CKRA · « **Reply #61 on:** 13 January 2009, 10:42:51 AM »

Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) juga menurunkan bunga penjaminan.
Simpanan Rupiah di Bank Umum turun dari 10% menjadi 9.5%
Simpanan USD di Bank Umum turun dari 3.5% menjadi 3%
Simpanan Rupiah di BPR tetap 13%.

Equator · « **Reply #62 on:** 13 January 2009, 10:54:24 AM »

Saatnya uang belanja untuk para istri kita turunkan juga

Jadi ga ada alasan buat shopping2 lagi ya ?

Jangan karena disc 70% + 20% lalu minta naek uang belanja juga

F.T · « **Reply #63 on:** 13 January 2009, 04:09:46 PM »

Quote from: Equator on 13 January 2009, 10:54:24 AM

Saatnya uang belanja untuk para istri kita turunkan juga
Jadi ga ada alasan buat shopping2 lagi ya ?
Jangan karena disc 70% + 20% lalu minta naek uang belanja juga

Bro , ati2 lho ntar malam tidur di teras

CKRA · « **Reply #64 on:** 21 January 2009, 11:36:50 AM »

BPS menyatakan bulan Januari ini ada kemungkinan deflasi lagi dan besarnya bisa lebih dari deflasi Desember yang 0.04%.

CKRA · « **Reply #65 on:** 23 January 2009, 04:49:45 PM »

Beberapa hari terakhir ini beberapa bank di Indonesia diberitakan per November 2008 memiliki kenaikan tagihan transaksi valas yang sangat besar, ratusan hingga ribuan persen. Di antaranya adalah bank papan atas dan bank asing. Dan dikhawatirkan gagal bayar dan kemudian menyeret bank tersebut dalam kesulitan likuiditas seperti yang dialami Bank Century.

CKRA · « **Reply #66 on:** 04 February 2009, 09:59:03 AM »

BI Rate turun 50 bps menjadi 8.25% menyusul deflasi Januari yg 0.07%.

hatRed · « **Reply #67 on:** 07 February 2009, 07:41:27 PM »

waaaaa pusinngggg

williamhalim · « **Reply #68 on:** 18 March 2009, 08:13:24 AM »

ada berita bagus:

Dua sektor yg menghantam perekonomian dunia hingga ke dasar jurang, telah menunjukkan tanda2 bangkit kembali, bahkan kelincahannya melebihi sektor2 lainnya...... "sektor property" dan "energi"... Akankah krisis berakhir lebih awal dari dugaan orang? Atau bahkan perkeonomian dunia akan segera melaju kembali seperti mobil F-1?

Rabu, 18/03/2009 06:52 WIB
Data Perumahan Kejutkan Wall Street
Nurul Qomariyah - detikFinance

Foto: Reuters

New York - Saham-saham di Wall Street kembali bergerak menguat setelah keluarnya data perumahan yang cukup mengejutkan. Data itu sekaligus memunculkan optimisme bahwa krisis akan segera terkikis.

Pada perdagangan Selasa (17/3/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup menguat 178,81 poin (2,48%) ke level 7.395,78. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 24,20 poin (3,21%) ke level 778,09 dan Nasdaq menguat 58,09 poin (4,14%) ke level 1.462,11.

Reaksi positif pelaku pasar terjadi setelah data menunjukkan bahwa izin mendirikan bangunan rumah mencatat lonjakan tajam selama Februari, sekaligus bangkit dari level terendah dalam 50 tahun.

Permulaan pembangunan rumah tercatat melonjak hingga 22,2%, atau secara tahunan mencapai 583.000 unit setelah 7 bulan berturut-turut mencatat penurunan. Data dari Departemen Perdagangan itu menunjukkan angka yang lebih tinggi ketimbang revisi perkiraan pada Januari yang hanya 477.000 unit.

Saham Home Depot dan peritel lainnya langsung berada di posisi bulish. Saham Home Depot menanjak hingga 6,7%, Pulte Homes menguat 6,7%, Toll Brothers naik 5,9%.

Sementara saham sektor energi juga melonjak setelah harga minyak merayap hingga 4 persen. Saham Chevron tercatat menguat hingga 3,8% dan nangkring di jajaran top gainer.

Nasdaq membalikkan posisi berkat sentimen positif dari kenaikan saham Cisco System. Saham Cisco menguat 4,5% setelah Goldman mengeluarkan rekomendasi bahwa investor sebaiknya mengkoleksi saham Cisco karena server baru diharapkan bisa meningkatkan laba bersihnya.

"Investor mulai mendapatkan rasa bahwa segala sesuatu akan segera stabil," ujar Terry Morris, manager portofolio National Penn Investor Trust Company seperti dikutip dari Reuters, Rabu (18/3/2009).

Perdagangan berjalan cukup moderat, dengan transaksi di New York Stock Exchange mencapai 1,49 miliar, atau sama dengan rata-rata tahun lalu. Sedangkan di Nasdaq, transaksi mencapai 2,12 miliar, sedikit di bawah rata-rata tahun lalu yang sebesar 2,28 miliar.
(qom/qom)

http://www.detikfinance.com/read/2009/03/18/065216/1101085/6/data-perumahan-kejutkan-wall-street

::

CKRA · « **Reply #69 on:** 28 April 2009, 11:22:20 AM »

Sudah 1/3 tahun dilewati. So far so good. Indikator makro menunjukkan kondisi terkendali. Kecuali nilai ekspor impor yang anjlok namun dengan seimbang sehingga tidak terjadi defisit neraca perdagangan.

CKRA · « **Reply #70 on:** 28 May 2009, 03:03:44 PM »

Sektor yang mengandalkan pasar ekspor kelihatannya belum akan bangkit sampai dengan kuartal 2 tahun ini. Setelah negara-negara Uni Eropa mengumumkan GDP kuartal pertama yang masih negatif, negara di kawasan Asia seperti Jepang, Singapura, Thailand, dan Malaysia juga membukukan pertumbuhan ekonomi negatif. Singapura masih -10.1%, Thailand -7.1% dan Malaysia baru saja mengumumkan -6.4%. Indonesia masih +4.4% karena mengandalkan pasar domestik.

Tampaknya pelaku industri yang selama ini lebih tergiur untuk melakukan ekspor harus sudah berpikir untuk menggarap potensi pasar dalam negeri yang masih sangat besar terutama untuk sektor konsumsi.