Saya rasa tidak demikian bro, bila memang benar tak ada dikotomi Samatha - Vipassana maka, umat Brahmanisme bisa juga mencapai "kebebasan" karena mereka juga telah mengenal Jhana bahkan sebelum pangeran Siddhattha lahir.
Dengan demikian maka kehadiran seorang Buddha tak diperlukan lagi, bukankah demikian?
IMHO, dikotomi secara tegas antara Samatha dengan Vipassana tidak ada; tetapi ada perbedaan dalam upaya menyelami Annicca , Dukkha, Anatta
Umat Brahmanisme mampu mengembangkan Jhana, bahkan mampu menembus segala bentuk/yang berkondisi adalah Anicca, karena itu Dukkha. Tetapi mereka beranggapan ada "Sesuatu" , yang merasakan/mengalami Anicca dan Dukkha, yg disebut Atta/Atman, mereka beranggapan Atta/ Atman ini kekal, jika semua hal yang membelenggu Atta/Atman bisa dihancurkan maka Atta/atman akan terbebaskan dan menyatu dengan Brahman, yg dianggap sebagai originator/asal mula Atta/Atman.
Sebaliknya Sang Buddha mengajarkan tidak ada Atman yg kekal, yg ada adalah Kesadaran yg timbul lenyap sesuai objeknya, dan Beliau mengajarkan untuk mengamati dengan seksama timbul dan lenyapnya semua bentuk jasmani, pikiran, perasaan, pencerapan dan kesadaran (Pancakkhanda)
Kapan? Setelah keluar dari Jhana, dengan "sisa/bekas" ketenangan Jhana, meditator dapat mengamati dengan jelas Pancakkhanda.
Jika membaca Visuddhi Magga, Pengembangan Jhana terjadi bukan karena diinginkan , tetapi karena ketidakpuasan terhadap Jhana yang dialami, yang masih berkondisi, karena itu tidak memuaskan, bila pemeditator meninggalkan faktor Jhana yang tidak memuaskan, dan memusatkan perhatiannya pada faktor Jhana yg lain, maka dia mengalami Jhana tingkat berikutnya.
Akan tetapi, jika meditator memusatkan perhatiannya pada timbul dan lenyapnya bentuk bentuk yang muncul, maka dia sedang ber Vipassana.
Dengan demikian tidak ada pemisahan yang tegas antara Samatha/Vipassana.
Jika demikan, mengapa sekarang banyak yang mempopulerkan Vipassana?
Mungkin (ini dugaan loh), karena unik hanya di meditasi Buddhis yg ada pengamatan terhadap timbul lenyapnya pancakkhanda. Memang pengamatan pada pancakkhanda dikatakan menuntun orang langsung pada Pencerahan.
Tapi coba lihat kasus sbb : Umumnya orang yang masih punya kewajiban duniawi , masih banyak yang dikhawatirkan dan direncanakan, saat disuruh memperhatikan memperhatikan timbul dan lenyapnya pancakkhanda; maka akan sangat sulit karena pikiran nya masih liar dan bergejolak. Apalagi kalau dia banyak melakukan hal hal yang melanggar sila, akan sulit sekali bahkan dapat menyebabkan histeris,; karena itu Vipassana perlu didampingi guru yang berpengalaman.
Sebaliknya bila dia mulai berlatih dari Metta Bhavana, lalu Anapanasati, maka dia bisa menjadi tenang; dan akan mudah mengamati timbul lenyapnya pancakkhanda.
Kalau ditanya anda memilih yg mana untuk memulai meditasi : saya memilih memulai dari Samatha, karena saya masih butuh ketenangan dalam menghadapi kesulitan hidup sehari hari.
Bagaimana kalau nanti kebablasan tenang terus? Jangan khawatir, selama karma buruk masih banyak bermunculan, ntar juga hilang tenangnya.
Semoga bermanfaat.