Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia
Komunitas => Kafe Jongkok => Topic started by: hanes on 18 September 2008, 12:22:40 AM
-
"CERITA BURUNG GAGAK"
Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya
yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk
berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan
suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba seekor burung
gagak hinggap di ranting pokok berhampiran.
Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil
bertanya, "Nak, apakah benda itu?"
"Burung gagak", jawab si anak. Si ayah
mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali
lagi mengulangi
pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya
kurang men dengar jawabannya tadi lalu menjawab
dengan sedikit kuat, "Itu burung gagak, Ayah!"
Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi
pertanyaan yang sama. Si anak merasa agak keliru dan
sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama
diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat,
"BURUNG GAGAK!!"
Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian
sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang
serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan
menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, "Itu
gagak, Ayah."
Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah
sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya hal
yang sama.
Dan kali ini si anak benar- benar hilang sabar dan
menjadi marah. "Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham
atau tidak. Tapi sudah 5 kali Ayah bertanya soal hal
tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya.
Apa lagi yang Ayah mau saya katakan???? Itu burung
gagak, burung gagak, Ayah.....", kata si anak dengan
nada yang begitu marah.
Si ayah lalu bangun menuju ke dalam rumah
meninggalkan si anak yang kebingungan. Sesaat
kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu di
tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya
yang masih geram dan bertanya-tanya.
Diperlihatkannya sebuah diary lama. "Coba kau baca
apa yang pernah Ayah tulis di dalam diary ini,"
pinta si Ayah.
Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut.
"Hari ini aku di halaman melayani anakku yang genap
berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap
di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah
gagak dan bertanya, "Ayah, apa itu?" Dan aku
menjawab, "Burung gagak."
Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya soal yang
serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban
yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya
demikian, dan demi rasa cinta dan sayangku aku terus
menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku
berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang
berharga untuk anakku kelak."
Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak
mengangkat muka memandang wajah si Ayah yang
kelihatan sayu.
Si Ayah dengan perlahan bersuara, " Hari ini Ayah
baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5
kali, dan kau telah hilang kesabaran serta marah."
Lalu si anak seketika itu juga menangis dan
bersimpuh di kedua kaki ayahnya memohon ampun atas
apa yg telah ia perbuat.
Pesan:
Jagalah hati dan perasaan kedua orang tuamu,
hormatilah mereka. Sayangilah mereka sebagaimana
mereka menyayangimu di waktu kecil.
NB: kalau dah ad d delete aj y. he8
-
"CERITA BURUNG GAGAK"
Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya
yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk
berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan
suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba seekor burung
gagak hinggap di ranting pokok berhampiran.
Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil
bertanya, "Nak, apakah benda itu?"
"Burung gagak", jawab si anak. Si ayah
mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali
lagi mengulangi
pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya
kurang men dengar jawabannya tadi lalu menjawab
dengan sedikit kuat, "Itu burung gagak, Ayah!"
Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi
pertanyaan yang sama. Si anak merasa agak keliru dan
sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama
diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat,
"BURUNG GAGAK!!"
Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian
sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang
serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan
menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, "Itu
gagak, Ayah."
Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah
sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya hal
yang sama.
Dan kali ini si anak benar- benar hilang sabar dan
menjadi marah. "Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham
atau tidak. Tapi sudah 5 kali Ayah bertanya soal hal
tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya.
Apa lagi yang Ayah mau saya katakan???? Itu burung
gagak, burung gagak, Ayah.....", kata si anak dengan
nada yang begitu marah.
Si ayah lalu bangun menuju ke dalam rumah
meninggalkan si anak yang kebingungan. Sesaat
kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu di
tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya
yang masih geram dan bertanya-tanya.
Diperlihatkannya sebuah diary lama. "Coba kau baca
apa yang pernah Ayah tulis di dalam diary ini,"
pinta si Ayah.
Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut.
"Hari ini aku di halaman melayani anakku yang genap
berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap
di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah
gagak dan bertanya, "Ayah, apa itu?" Dan aku
menjawab, "Burung gagak."
Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya soal yang
serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban
yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya
demikian, dan demi rasa cinta dan sayangku aku terus
menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku
berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang
berharga untuk anakku kelak."
Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak
mengangkat muka memandang wajah si Ayah yang
kelihatan sayu.
Si Ayah dengan perlahan bersuara, " Hari ini Ayah
baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5
kali, dan kau telah hilang kesabaran serta marah."
Lalu si anak seketika itu juga menangis dan
bersimpuh di kedua kaki ayahnya memohon ampun atas
apa yg telah ia perbuat.
Pesan:
Jagalah hati dan perasaan kedua orang tuamu,
hormatilah mereka. Sayangilah mereka sebagaimana
mereka menyayangimu di waktu kecil.
NB: kalau dah ad d delete aj y. he8
Sangat menginspirasi :)
_/\_
-
:x Sungguh jarang saya membaca cerita inspiratif dari tokoh seorang ayah. Mungkin masih ada yang lain.. bagi2 dong ^:)^
di luar dari maknanya yang menyentuh perasaan, kok ayahnya iseng/sengaja juga ngetes kesabaran anaknya ya ::)
-
nice post
_/\_
-
Sangat berkesan
-
Gan En Ko Hanes _/\_ :lotus: :)
-
GAn En Bro Hanes _/\_
-
kasih papa kepada beta, tak terhingga sepanjang masa(http://i269.photobucket.com/albums/jj73/LotharGuard/Popiman/uh_no_no_no.gif)
-
mush paling sayang papa ya??
-
mush paling sayang papa ya??
both lah (http://i269.photobucket.com/albums/jj73/LotharGuard/Popiman/boom_boom.gif)
kt org suka telur kuning sayang mama, suka telur putih sayang papa.
nah kasus na disini, kl telur rebus biasa gw suka putih, tp kl telur asin gw suka kuning na, nah looo ^-^ ^-^
-
gw suka semuanya...gara gara dulu tiap hari makan 2, ketauan kolesterol ternyata tinggi..mau ndak mau di rem deh....
-
nice post _/\_
[at] mush n cc fudo : emang mitos telur itu beneran ya? kalo emang ga suka telur atau alergi gimana ?. ^-^
-
masa sayang ortu mo tunggu suka telur dolo? :)) :)) :)) :))
-
http://rapidshare.com/files/146773409/001.swf.html
Hampir sama :)