//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD  (Read 242283 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD
« Reply #705 on: 31 August 2008, 05:47:54 PM »
Dengan menerapkan logika matematis versi Bro Willibordus
Jika Hudoyo tidak mengendalikan pikiran = Hudoyo tidak munafik
Maka Orang Bijaksana yang mengendalikan pikiran = Orang-orang munafik

Menurut saya anda salah...Pikiran bukan untuk dikendalikan, tetapi untuk disadari..Bagaikan anak kecil yang sedang berulah, ketika kita memperhatikan, anak kecil tersebut akan terasa jengah..Tetapi jika anak kecil berusaha dikekang dengan tali, maka anak kecil tersebut akan semakin memberontak...

Menurut saya, orang bijaksana mengendalikan pikiran tidak dengan cara DIKENDALIKAN , tetapi dengan disadari, maka akan timbul reaksi yang jujur tanpa didorong oleh sesuatu...
misalnya reaksi yang jujur itu seperti apa? Disadari tanpa di kendalikan bisa lepas kendali lho? Kalo kata sang buddha sucikan hati dan pikiran khan?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD
« Reply #706 on: 31 August 2008, 05:49:05 PM »
kayaknya anda salah menangkap maksud saya, bang willi.
saya gak meminta anda menjadi karung pasir buat digebukin sama pak hudoyo tanpa membalas :)

 :)) wakakaka... ya nggaklah Bro Morph...
dan juga Pak Hud juga nggak segitunya sampe menjadikan saya samsak... Pak Hud kadang marah-marah, tapi juga cepat bercanda lagi  ;D
 

Quote
yg saya minta agar anda mencoba menchallange, mempertanyakan dan meragukan persepsi anda sendiri. kadang2 disaat persepsi kita terpaku pada satu sudut pandang (istilah kerennya paradigma), ada sesuatu yg tidak bisa kita lihat. saya mengajak anda untuk melepas kacamata anda dan mencoba kacamata saya. tentu saja jauh lebih objektif untuk tidak memakai kacamata sama sekali, tapi sepertinya susah dilakukan oleh kita yg puttujana ini... setelah anda mencoba kedua kacamata tersebut, selanjutnya terserah anda...
saya hanya memberikan saran, karena sesuatu dilihat dari kacamata saya tampak 180 derajad berbeda dari apa yg anda lihat...

Sangat sy hargai sarannya Bro...
Saya bukannya membabi buta membela salah satu sisi.
Saya pernah mempelajari dan mencoba meditasi MMD, dan yg akhirnya sy modif agar sesuai dengan karakter sy agar meditasi sy bisa lebih cocok.

Terus terang, praktik MMD sendiri tidak banyak bedanya dengan meditasi lainnya, yg agak intens sy diskusikan adalah konsep2 pemikiran Pak Hud seperti: tidak relevannya perbuatan baik dengan pencerahan, tanpa konsep, JMB-8 tidak dari mulut SB, dll yg seperti itu.

Yah, mungkin dalam berdiskusi, sy juga tidak terlepas dari kekukuhan sy namun setidaknya sy sudah melemparkan pendapat sy untuk mengimbangi informasi.


Quote
sekali lagi saya tidak bermaksud untuk menyarankan anda manggut2 kepada pak hudoyo karena dia udah sepuh...
yg saya sarankan agar anda mencoba paradigma pak hudoyo sebagai seorang sahabat yg sedang mendiskusikan sesuatu yg penting dan membaca ulang posting2nya...

Saya sudah mengikuti diskusi Pak Hudoyo sejak 2 atau 3 tahun yg lalu (saya lupa, mungkin Pak Hud lebih ingat :) ), tidak hanya di Dhammacitta, namun juga di beberapa forum dan milis spiritual lainnya. Saat-saat dulu itu, diskusi tegang Pak Hud dgn member-member dan moderator disana tidak menyangkut Buddhism, tapi sy melihat pola-nya sama. Sy waktu itu sebenarnya sudah heran, karena Pak Hud yg dalam berdiskusi selalu menyebut2 'padamnya AKU' tapi bertindak sebaliknya (mau perang debat dgn kalimat2 yg cukup pedas). Sewaktu itu saya hanya diam saja, tidak ikut2an karena masih belom tau apa2, nggak bisa ikutan komentar.

Nah, kali ini ketika melihat pola sama yg terulang, yaitu: Pak Hud masuk dengan ceria, saling berdiskusi dengan baik, dan mulai memperkenalkan MMD, yang mana akhirnya akan timbul kontra dengan pemahaman mainstream (dapat dimaklumi krn ini adalah forum Agama Buddha yg jelas ajarannya, sedangkan dimilis lintas agama yg universal, MMD juga bisa ribut begitu), dan akhirnya timbul keributan, dan keributan ini mulai dilontarkan keluar (sekarang ke kaskus, dulu ke milis lainnya) dan akhirnya Pak Hud akan menge-file keributan disini.

Melihat pola yg sama ini, pertama sy sebenarnya tidak mau pusing, namun ketika melihat pemikiran2 yg sy anggap menyimpang dari Buddhism, sy merasa mesti ikut memberikan komentar untuk menyeimbangkan informasi, karena forum ini tidak hanya dibaca oleh orang2 yg sudah mempunyai pemahaman, namun juga oleh orang2 baru yg ingin belajar.

Sesuatu yg menurut sy tidak tepat, sejauh yg saya sanggup, akan sy seimbangkan, mengenai mana yg alan disetujui/dipahami pembaca, terpulang kepada diri mereka masing-masing.

Saya berterimakasih kepada Bro Morph yg mau mengingatkan saya dan secara tidak langsung juga memberikan kondisi yg pas bagi saya untuk menjelaskan kenapa saya kelihatannya cukup keukeuh berdebat dengan Pak Hud.

::



Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Andi Sangkala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 102
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • Eling eling mangka eling rumingkang di bumi alam
Re: Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD
« Reply #707 on: 31 August 2008, 05:54:37 PM »

Wah, Rekan Bond, apakah Anda tidak membaca teliti pikiran puthujjana yang selalu muncul: "etam mama, eso hamasmi, eso me atta" ("ini milikku, ini aku, ini atta-ku") dalam ratusan sutta? ... Jelas sekali kok, Sang Buddha selalu berkata dalam batin puthujjana selalu ada pikiran 'ini diri/atta-ku'. ..

Dalam Mulapariyaya-sutta, ketika Sang Buddha menjelaskan proses terjadinya pikiran, sebagai berikut:
(1) mula-mula ada persepsi murni (sa~njanati);
(2) lalu ada konseptualisai (ma~n~nati) di mana terjadi pengenalan, pelabelan dsb;
(3) muncul aku ("berpikir di dalam obyek");
(4) aku terpisah dari obyek ("berpikir dari obyek");
(5) aku berhubungan dengan obyek: ("berpikir obyek untukku");
(6) aku "bersenang hati dengan obyek".
Munculnya subyek (aku, diri, atta) ini muncul mulai langkah #3 sampai dengan #6.
Mulapariyaya-sutta ini lebih menjelaskan proses terjadinya pikiran yang menciptakan diri/aku/atta.

Pahamkah?

Salam,
hudoyo
[/quote]


Namaste  _/\_

Aku cuma mau melengkapi aja, semoga bermanfaat  ^:)^

Dengan ini aku kutip suttanya:



Majjhimanikāyo; Mûlapaņņāsapāļi; 1. Mûlapariyāyavaggo; 1. Mûlapariyāyasuttaŋ

2. “Idha, bhikkhave, assutavā puthujjano ariyānaŋ adassāvī ariyadhammassa akovido ariyadhamme avinīto, sappurisānaŋ adassāvī sappurisadhammassa akovido sappurisadhamme avinīto–

Pathaviŋ pathavito sañjānāti; pathaviŋ pathavito saññatvā pathaviŋ maññati, pathaviyā maññati, pathavito maññati, pathaviŋ meti maññati, pathaviŋ abhinandati.

Taŋ kissa hetu? ‘Apariññātaŋ tassā’ti vadāmi.


2. Di sini o para bhikkhu, orang awam yang tidak belajar pada para Ariya, yang tidak melihat Dhamma para Ariya, tidak mengetahui Dhamma para Ariya, tidak terlatih pada Dhamma para Ariya, tidak melihat Dhamma orang suci, tidak terlatih pada Dhamma para orang suci.

Dia mengetahui “pathavi (tanah/unsur padat) sebagai pathavi”, setelah mengetahui “pathavi” sebagai pathavi” kemudian dia berpikir tentang pathavi, dia berpikir bersama dengan pathavi, dia berpikir dari pathavi, dia berpikir a pathavi sebagai “milik-ku”, dia bergembira dalam pathavi.

Mengapa begitu?. Aku nyatakan bahwa dia tidak mengerti dengan baik.


 ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^
Sukhi hotu

Andi
Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD
« Reply #708 on: 31 August 2008, 06:08:57 PM »
Wah acek Ryu, saya ini orang-nya gampang lupa (baca: pikun), kata2 SB saya banyak baca, tapi saya bisa dengan mudahnya melupakan kata2 bijak tersebut...Bahkan LDM dan pancasila buddhis aja saya sering lupa... Kenapa? Krn saya akhirnya mengerti bahwa saya tidak cocok dgn hapalan, tp dgn konsep ringkas yg tidak pake kata2 panjang.Akhirnya saya dapat 1 kata yg bagi saya mudah dan dapat (sepertinya) membantu saya dalam menjalankan kalimat2 bijak tersebut, yaitu "Sadari"

Pemahaman ini pun saya dapat pada saat retret meditasi, dan waktu itu ada penjelasan, bahwa setiap fenomena cukup disadari, maka secara otomatis kita "mengendalikan"..,,Kita ini masih putujana(maap kaga tau tulis yg bnr), jadi kalo kita lepas kendali pun tidak masalah..Kita jangan terikat dengan "harus begini" atao "harus begitu"..Kalo kata bhante yg bimbing, hidup manusia ini susah, jgn mempersulit diri sendiri lha...

contoh reaksi jujur, ketika saya menyadari bentuk emosi yg paling mudah "terasa", yaitu marah...Ketika saya berusaha untuk "tidak marah", maka pada saat itu juga saya sedang bergelut dengan pikiran saya sendiri, bahkan terkadang malah semakin marah.Terkadang, ketika saya hanya menyadari, marah tersebut malah mereda..
Kira2 begitu pengetahuan saya...Mungkin senior2 lain bisa bantu koreksi...
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD
« Reply #709 on: 31 August 2008, 06:14:51 PM »
Menurut saya anda salah...Pikiran bukan untuk dikendalikan, tetapi untuk disadari..Bagaikan anak kecil yang sedang berulah, ketika kita memperhatikan, anak kecil tersebut akan terasa jengah..Tetapi jika anak kecil berusaha dikekang dengan tali, maka anak kecil tersebut akan semakin memberontak...

Menurut saya, orang bijaksana mengendalikan pikiran tidak dengan cara DIKENDALIKAN , tetapi dengan disadari, maka akan timbul reaksi yang jujur tanpa didorong oleh sesuatu...

Mengendalikan pikiran ada bermacam-macam tingkatannya Bro.

Pada tingkatan yg paling kasar, bahkan diperlukan 'pukulan yg keras'.
Pikiran yg sudah sangat ternoda tidak bisa dihilangkan hanya dengan 'disadari'.
Kerbau yg sangat malas masih perlu dipukul pertama kalinya, untuk pelan-pelan nanti bisa dikendarai.

Begitu juga pikiran, apakah terhadap seorang alcoholic yg ingin berhenti bisa anda nasehatkan: "Sadari saja, ketika disadari maka otomatis niat untuk 'minum' akan hilang". Tidak akan berhasil Bro. Orang ini pada pertama kalinya perlu dikurung dalam rumah, dijauhkan dari lingkungannya selama sekian bulan, sembari diberikan obat2an. Setelah sekian bulan, setelah pengaruh alcohol sudah hilang, maka ia bisa dilatih untuk mulai keluar rumah, dan pelan2 mulai bermasyarakat.

Demikian juga dengan kekotoran batin kita yg lainnya (kemarahan, kebencian, ketamakan), yg telah laten kita pupuk semenjak kecil (bahkan sejak berkalpa-kalpa kehidupan lampau). Tidak segampang itu dihilangkan, hanya dengan 'menyadari' maka kilesa ini akan terkikis. Tidak. Pada mulanya SILA tetap diperlukan, sembari melatih SAMADHI (konsentrasi, agar pikiran kuat) dan mengajarkan PANNA (buku2 dan pengalaman langsung). Kombinasi ketiga ini, SILA SAMADHI dan PANNA dapatlah kita katakan "praktik vipassana dalam keseharian" yg berguna mengikis kekotoran batin latent kita secara permanen.

----

'Hanya menyadari' mungkin bisa berhasil pada beberapa orang, yg sy yakin hanya sedikit orang (lihat saja di zaman SB hanya pada Bahiya dan Malunkyaputta). Pada zaman sekarang, sy yakin tidak ada lagi yg bisa mengikis endapan kilesa - nya hanya dengan 'menyadari'.

Buktinya, pada MMD, ketika 'keluar' dari sesi meditasi, kelakuan / kecenderungan batin kembali seperti semula. Pada sesi MMD, memang meditator merasa seakan2 hidup ini adalah arus sungai, merasa seakan2 tiada himpitan batin, merasa terbebas dari LDM. Tapi keadaan mental ini hanyalah sementara. Ketika keluar dari 'khanika samadhi', para meditator kembali seperti biasanya. Pada meditasi vipassana yg sebenarnya berusaha direalisasi adalah 'peningkatan kebijaksanaan / pengikisan kilesa'

-----

Untuk bisa mengendalikan, memang tahap awalnya perlu 'disadari'. Tapi tidak berhenti sampai disadari saja. Untuk kecenderungan batin jelek yg telah mengakar kuat bahkan perlu ditindaklanjuti dengan "paksaan untuk tidak melakukan". Perlu kegigihan untuk mengatasi dorongan nafsu. Itu pada awalnya. Jika sudah bisa mengatasi beberapa kali, untuk selanjutnya akan mudah, hanya dengan disadari saja, maka dorongan tsb sudah bisa hilang. Pada tingkatan 'intermediate' ini, anda benar, cukup disadari maka niat jelek sudah bisa hilang. Namun pada tahap awal, tidak akan bisa begitu.

Saat ini Sila, Samadhi dan Panna masih tetap diperlukan untuk keberhasilan vipassana

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD
« Reply #710 on: 31 August 2008, 06:19:38 PM »
Quote
contoh reaksi jujur, ketika saya menyadari bentuk emosi yg paling mudah "terasa", yaitu marah...Ketika saya berusaha untuk "tidak marah", maka pada saat itu juga saya sedang bergelut dengan pikiran saya sendiri, bahkan terkadang malah semakin marah.Terkadang, ketika saya hanya menyadari, marah tersebut malah mereda..
Kira2 begitu pengetahuan saya...Mungkin senior2 lain bisa bantu koreksi...

 :outoftopic:

reaksi marah disadari mereda/lenyap, klo reaksi nyaman gmn??

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD
« Reply #711 on: 31 August 2008, 06:22:21 PM »
Quote
contoh reaksi jujur, ketika saya menyadari bentuk emosi yg paling mudah "terasa", yaitu marah...Ketika saya berusaha untuk "tidak marah", maka pada saat itu juga saya sedang bergelut dengan pikiran saya sendiri, bahkan terkadang malah semakin marah.Terkadang, ketika saya hanya menyadari, marah tersebut malah mereda..
Kira2 begitu pengetahuan saya...Mungkin senior2 lain bisa bantu koreksi...

 :outoftopic:

reaksi marah disadari mereda/lenyap, klo reaksi nyaman gmn??

harusnya jika disadari lenyap juga
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline HokBen

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.525
  • Reputasi: 100
  • Gender: Male
Re: Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD
« Reply #712 on: 31 August 2008, 06:26:10 PM »
Quote
contoh reaksi jujur, ketika saya menyadari bentuk emosi yg paling mudah "terasa", yaitu marah...Ketika saya berusaha untuk "tidak marah", maka pada saat itu juga saya sedang bergelut dengan pikiran saya sendiri, bahkan terkadang malah semakin marah.Terkadang, ketika saya hanya menyadari, marah tersebut malah mereda..
Kira2 begitu pengetahuan saya...Mungkin senior2 lain bisa bantu koreksi...

 :outoftopic:

reaksi marah disadari mereda/lenyap, klo reaksi nyaman gmn??


teorinya sh kalo marah disadari jadi lenyap ya nyaman juga.. kan sama2 produk dari pikiran.

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD
« Reply #713 on: 31 August 2008, 06:38:23 PM »
dan biasanya yang nyaman itu jd terlena ;D

 :backtotopic:

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD
« Reply #714 on: 31 August 2008, 06:46:09 PM »
Sy waktu itu sebenarnya sudah heran, karena Pak Hud yg dalam berdiskusi selalu menyebut2 'padamnya AKU' tapi bertindak sebaliknya (mau perang debat dgn kalimat2 yg cukup pedas).
yg saya lihat adalah perbedaan standard.

dalam standard pak hudoyo, kata2 itu sama sekali tidak pedas, hanya lugas dan jujur, tidak berbalut gula dan menurut saya memang seperti itulah seharusnya seorang guru meditasi...

dalam standard anda mungkin itu adalah penyerangan pribadi. padahal kalo anda perhatian baik2, pak hudoyo selalu memilih kata2nya dengan sangat hati2 tanpa bermaksud menyerang pribadi. kalaupun anda menggunakan standard kata2 yg sama pedasnya kepada pak hudoyo, saya yakin beliau gak bergeming, mungkin malah senang karena komunikasinya jadi lebih lancar tanpa ada pribadi yg terserang...

Saya berterimakasih kepada Bro Morph yg mau mengingatkan saya dan secara tidak langsung juga memberikan kondisi yg pas bagi saya untuk menjelaskan kenapa saya kelihatannya cukup keukeuh berdebat dengan Pak Hud.
bang willi, saya sarankan teruslah berdebat dengan pak hudoyo. challange dan kritisi semua ide2nya dengan teliti. hanya saja, lakukan semuanya dengan sikap mental yg lebih positif dan fokus ke topiknya saja tanpa ada pribadi yg tersinggung. biarkan penonton seperti saya menikmati dari sisi ring sambil makan popcorn. kriuk!

makasih udah mau menanggapi :)
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD
« Reply #715 on: 31 August 2008, 06:52:27 PM »
contoh reaksi jujur, ketika saya menyadari bentuk emosi yg paling mudah "terasa", yaitu marah...Ketika saya berusaha untuk "tidak marah", maka pada saat itu juga saya sedang bergelut dengan pikiran saya sendiri, bahkan terkadang malah semakin marah.Terkadang, ketika saya hanya menyadari, marah tersebut malah mereda..
Kira2 begitu pengetahuan saya...Mungkin senior2 lain bisa bantu koreksi...
pengalaman anda persis seperti pengalaman saya...

dan saya udah mencocokkan hal ini dengan meditator lainnya, semuanya sama.
yg berbeda biasanya adalah pendapat orang yg hanya membaca buku tapi gak bermeditasi.
ini bukan nyindir lho, emang kenyataan. entah lagi ya kalo anda menemukan yg berbeda.
itu hasil pengalaman pribadi saya ngobrol dengan teman2 yg bermeditasi dengan yg membaca buku doang.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD
« Reply #716 on: 31 August 2008, 07:01:08 PM »
contoh reaksi jujur, ketika saya menyadari bentuk emosi yg paling mudah "terasa", yaitu marah...Ketika saya berusaha untuk "tidak marah", maka pada saat itu juga saya sedang bergelut dengan pikiran saya sendiri, bahkan terkadang malah semakin marah.Terkadang, ketika saya hanya menyadari, marah tersebut malah mereda..
Kira2 begitu pengetahuan saya...Mungkin senior2 lain bisa bantu koreksi...
pengalaman anda persis seperti pengalaman saya...

dan saya udah mencocokkan hal ini dengan meditator lainnya, semuanya sama.
yg berbeda biasanya adalah pendapat orang yg hanya membaca buku tapi gak bermeditasi.
ini bukan nyindir lho, emang kenyataan. entah lagi ya kalo anda menemukan yg berbeda.
itu hasil pengalaman pribadi saya ngobrol dengan teman2 yg bermeditasi dengan yg membaca buku doang.

pengalaman ngobrol, pengalaman meditasi langsung dan pengalaman baca beda morph. ^-^
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD
« Reply #717 on: 31 August 2008, 07:05:43 PM »
Aye malah sejak di DC ini mulai bisa mengendalikan kemarahan lho, :)) tanpa meditasi :)) , dengan sering mencoba menasihati orang lain toh akhirnya jadi cerminan ke diri sendiri, ibaratnya lo bisa nasehati orang jangan marah tapi lo nya sendiri tukang marah lucu khan Kakakakakak :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD
« Reply #718 on: 31 August 2008, 07:05:59 PM »
pengalaman ngobrol, pengalaman meditasi langsung dan pengalaman baca beda morph. ^-^
jangan ngomong satu baris gitu doang dong...
mendingan cerita ini cocok gak sama pengalaman anda sendiri :)
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Perubahan aturan umum dan sehubungan pelaporan tentang MMD
« Reply #719 on: 31 August 2008, 07:08:29 PM »
Sy waktu itu sebenarnya sudah heran, karena Pak Hud yg dalam berdiskusi selalu menyebut2 'padamnya AKU' tapi bertindak sebaliknya (mau perang debat dgn kalimat2 yg cukup pedas).
yg saya lihat adalah perbedaan standard.

dalam standard pak hudoyo, kata2 itu sama sekali tidak pedas, hanya lugas dan jujur, tidak berbalut gula dan menurut saya memang seperti itulah seharusnya seorang guru meditasi...

dalam standard anda mungkin itu adalah penyerangan pribadi. padahal kalo anda perhatian baik2, pak hudoyo selalu memilih kata2nya dengan sangat hati2 tanpa bermaksud menyerang pribadi. kalaupun anda menggunakan standard kata2 yg sama pedasnya kepada pak hudoyo, saya yakin beliau gak bergeming, mungkin malah senang karena komunikasinya jadi lebih lancar tanpa ada pribadi yg terserang...

Saya berterimakasih kepada Bro Morph yg mau mengingatkan saya dan secara tidak langsung juga memberikan kondisi yg pas bagi saya untuk menjelaskan kenapa saya kelihatannya cukup keukeuh berdebat dengan Pak Hud.
bang willi, saya sarankan teruslah berdebat dengan pak hudoyo. challange dan kritisi semua ide2nya dengan teliti. hanya saja, lakukan semuanya dengan sikap mental yg lebih positif dan fokus ke topiknya saja tanpa ada pribadi yg tersinggung. biarkan penonton seperti saya menikmati dari sisi ring sambil makan popcorn. kriuk!

makasih udah mau menanggapi :)

hmm penyerangan pribadi toh kadang dibutuhkan kan, membuktikan kata2 dengan tindakan, ibaratnya jangan teori doang prakteknya juga tunjukan :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

 

anything