//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...  (Read 663281 times)

0 Members and 5 Guests are viewing this topic.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2085 on: 22 January 2011, 03:38:56 PM »
Mengingatkan saya dgn ajaran syekh Siti Jenar dlm lakon tanah Jawa. Pada hakekatnya sama...pencerahan itu hanya diri sendiri yg merasakanya dan setiap manusia pasti berbeda beda prosesi tahap pencapaianya. Mendengarkan ceramah saja tidak bisa memberikan jaminan mendapat pencerahan, harus seperti air yg mengalir.....mengalami sendiri perjalanannya, menghadapi sendiri segala kendala dan resikonya. Salut pada filosofi CHAN

Mendengarkan dhamma, penyelidikan dhamma merupakan salah satu dari 7 faktor pencerahan (Bhojangga)... Masih ada 6 faktor lagi...
Kurang 1 faktor, seharusnya tidak bisa mencapai apa itu pencerahan ? Karena syarat-nya wajib dan mutlak
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline lobsangchandra

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 181
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk mencapai Pencerahan
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2086 on: 02 April 2011, 09:43:59 PM »
Mahayana tradisi yang mana ? bila Mahayana tradisi tibetan ada 4 aliran besar, yaitu :

- Nyingma
- Kagyu
- Sakya
- Gelug

bila tradisi China saya tidak bgt tau...terlalu banyak...hehehe ;D

Offline eltan sudjianto

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 4
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2087 on: 03 April 2011, 12:17:57 AM »
saya pernah mengenal Mahayana..sekarang saya belajar Theravada

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2088 on: 03 April 2011, 07:48:34 AM »
Mendengarkan dhamma, penyelidikan dhamma merupakan salah satu dari 7 faktor pencerahan (Bhojangga)... Masih ada 6 faktor lagi...
Kurang 1 faktor, seharusnya tidak bisa mencapai apa itu pencerahan ? Karena syarat-nya wajib dan mutlak

bold, kata2nya mirip tetangga, naik haji  :)) :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2089 on: 04 April 2011, 12:03:58 PM »
Mahayana tradisi yang mana ? bila Mahayana tradisi tibetan ada 4 aliran besar, yaitu :

- Nyingma
- Kagyu
- Sakya
- Gelug

bila tradisi China saya tidak bgt tau...terlalu banyak...hehehe ;D

ada satu lagi yang ngaku cabang dari Tantra... ZFZ (Zhen Fo Zhong)... Katanya Pendiri-nya mendapat-kan inisiasi dan pengakuan dari semua sekte yang ada di tibet.
hahahahaha
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline lobsangchandra

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 181
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk mencapai Pencerahan
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2090 on: 06 April 2011, 03:55:45 PM »
ada satu lagi yang ngaku cabang dari Tantra... ZFZ (Zhen Fo Zhong)... Katanya Pendiri-nya mendapat-kan inisiasi dan pengakuan dari semua sekte yang ada di tibet.
hahahahaha
hati2 banyak buddhism palsu.... :o

Offline Jhohsun

  • Teman
  • **
  • Posts: 51
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua makhluk berbahagia,
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2091 on: 06 April 2011, 04:08:50 PM »
Semoga semua makhluk berbahagia
« Last Edit: 06 April 2011, 04:37:06 PM by Jhohsun »
CMIIW&FMIIW

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2092 on: 07 April 2011, 11:24:32 AM »
hati2 banyak buddhism palsu.... :o

Kitab aja banyak yang diragukan ke-asli-annya, terutama kalau setelah dibolak balik, runut dari depan ke belakang, antara satu kitab dengan kitab lain... KOK BISA BERTABRAKAN / KONTRADIKSI ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2093 on: 07 April 2011, 03:14:28 PM »
^^^
maksudnya kitab Tripitaka Sankrit referensi dari umat Mahayana, begitukah ?  ^-^
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2094 on: 07 April 2011, 03:34:22 PM »
^^^
maksudnya kitab Tripitaka Sankrit referensi dari umat Mahayana, begitukah ?  ^-^

Gak baik menjawab pertanyaan dengan pertanyaan kembali...

 :)) :)) :))

 ^:)^
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline lobsangchandra

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 181
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk mencapai Pencerahan
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2095 on: 07 April 2011, 06:50:48 PM »
^^^
maksudnya kitab Tripitaka Sankrit referensi dari umat Mahayana, begitukah ?  ^-^
umat Mahayana yg mana nih? tradisi china, tibetan, atau yg lain ?  :o

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2096 on: 07 April 2011, 07:38:40 PM »
umat Mahayana yg mana nih? tradisi china, tibetan, atau yg lain ?  :o

tidak banyak berbeda
putar kanan putar kiri, tidak ketemu  ^-^
« Last Edit: 07 April 2011, 07:40:46 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2097 on: 07 April 2011, 07:39:35 PM »
Gak baik menjawab pertanyaan dengan pertanyaan kembali...

 :)) :)) :))

 ^:)^


 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Mahayana Sekarang, Aliran Campur Aduk???
« Reply #2098 on: 11 July 2011, 12:11:57 PM »
Mahayana sekarang adalah aliran campur aduk, benarkah? Pertanyaan ini berdasarkan pada indikasi campur aduknya literatur yang digunakan oleh Mahayana sekarang. Salah satu sinyalnya adalah pernyataan salah satu anggota forum:

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20758.msg363754#msg363754

Quote
Mahayana menerima semua aliran Buddhis Sravakayana tanpa terkecuali, sehingga Dharmapada yang dipakai pun bisa dari Mahisasaka bisa dari Sarvastivada bisa dari Theravada.

Jika menerima semua aliran Buddhis Sravakayana tanpa terkecuali, ini berarti segala ajarannya yang terkandung di dalamnya juga diterima, termasuk yang ada di dalam Kanon Pali yang merupakan “transmigrasi” kitab-kitab Sthaviravada. Jadi jelas di sini ada campur aduk ajaran baik dari Mahasamghika dengan segala alirannya dan Sthaviravada dengan segala alirannya termasuk Theravada.

Alih-alih menerima akan adanya campur aduk literatur, jutru menyatakan campur aduk tersebut sebagai tahapan-tahapan Mahayana. Sebuah jawaban klise Mahayanis yang memposisikan ajaran non--Mahayana hanya sebagai pondasi dari “singgasana megah” ajaran Mahayana. Apakah benar demikian? Ternyata tidak juga.

Mari kita ambil satu kata yang ada di banyak literatur Buddhis, yaitu Arahat. Sudah menjadi rahasia umum bahwa ada perbedaan dalam tingkat spiritual antara Arahat ala Mahayana dengan Arahat ala non-Mahayana /Sravakayana  (diwakilkan oleh Theravada)

Dalam Mahayana, batin seorang Arahat masih belum bersih sempurna dan masih bisa dilahirkan kembali.
Sedangan Theravada, batin seorang Arahat telah bersih sempurna dan tidak lagi dilahirkan.

Jika dikatakan Mahayana menerima semua aliran Buddhis Shravakayana tanpa terkecuali, ini berarti Mahayanis harus menerima kebenaran bahwa Arahat sebagai pencapaian tertinggi dan sekaligus menerima kebenaran bahwa Arahat sebagai pencapaian yang bukan tertinggi. Kenyataannya???

Jika Mahayana menerima semua aliran Buddhis Shravakayana termasuk literaturnya antara lain yaitu Dhammapada (jika Dhammapada dianggap sebagai bagian dari ajaran Sravakayana), maka seharusnya juga menerima semua sifat seorang Arahat seperti yang tertuang dalam Dhammapada VII, Arahantavagga, antara lain: tidak ada perjalanannya (tidak dilahirkan lagi), begitu juga dalam Sona Sutta. Sedangkan dalam Saddharmapundarika Sutra jelas dikatakan Arahat Sariputra, masih bisa menjadi Padmaprabha Tathagata.

Jika ditanya: Lalu mana yang benar? Apakah mungkin untuk menjawab bahwa 2-2nya benar? karena kebenaran itu hanya ada 1. Dan ini bukanlah bentuk dari tahapan-tahapan berpikir karena keduanya saling bertolak belakang dan tidak saling menopang.

Masalah Arahat hanyalah satu kasus, mungkin ada kasus lainnya lagi.

Alasan Mahayana menerima semua aliran Buddhis Sravakayana karena adanya “Theravadin Mahayana" di Sri Lanka seperti catatan Xuanzang ketika berkunjung ke pusat Theravada di Srilanka, perlu dipertanyakan kebenarannya dan merupakan alasan yang menggelikan. (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20758.msg363754#msg363754 )

Dalam sejarah, Xuanzang tidak pernah ke Sri Lanka. Meskipun ia pernah mendengar mengenai Chi-sse-tseu (Ceylon). Perjalanannya hanya sampai di tenggara India, di Kanchipuram. (http://www.drben.net/files/China/Source_Materials/China_Maps/Historic_Maps/Tang_Dynasty/xuanzang-travels-mapBT.jpg).  Berbeda dengan Faxian yang memang mencapai Sri Lanka dan menetap selama sekitar 2 tahun.

Dalam  catatannya mengenai Sri Lanka berasal dari kisah-kisah yang ia dengar dari masyarakat setempat (India) karena hubungan antara India dan Sri Lanka, terutama kisah seorang yang disebut Deva Bodhisattva yang datang dari Sri Lanka ke India. (Sbr: Da-Tang Xiyu Ji : Translator: Samuel Beal, Oxford University).
Dan pertemuannya dengan beberapa bhikkhu Sinhala dari Sri Lanka yang sedang mengungsi di selatan India karena adanya wabah.  (http://people.chinese.cn/whcs/xuanzang/article/p6en.html).

Tidak ada secara jelas dalam catatan Xuanzang bahwa terdapat “Theravadin Mahayana". Theravadin Mahayana" adalah sekelompok Theravadin yang juga mengadopsi ajaran Mahayana. Yang ada adalah mereka yang mempelajari 2 tradisi (mempelajari bukan berarti mempraktikkan). Meskipun dipaksa ada “Theravadin Mahayana" , maka konteksnya menjadi berbeda karena yang ada adalah  “Theravadin Mahayana" bukan “Mahayanis Theravada”. “Sedangkan yang dibicarakan adalah mengenai Mahayana. Ini sudah keluar dari konteks.

Jadi  argumen bahwa Mahayana menerima semua aliran Buddhis Sravakayana, sebagai jawaban  bahwa Mahayana yang sekarang bukanlah aliran campur aduk, adalah sangat lemah, cenderung omong kosong.

Kini Mahayanis dihadapkan pada 2 pilihan:
1.   Apakah tetap membuat Mahayana sebagai aliran campur aduk karena mencampurkan literatur berbagai tradisi meskipun bertolak belakang dan bukan suatu bentuk tahapan pemikiran? Dan tetap menyontek literatur dari tradisi lain yang dianggapnya sama dan tetap sesumbar mengatakan Mahayana menerima semua aliran Buddhis Sravakayana, meskipun kenyataannya tidak demikian?
2.   Atau apakah sebaliknya,  menjadi aliran mandiri yang tidak sesumbar mengatakan “menerima semua aliran  Sravakayana” dan berusaha menggali terus literatur –literatur “asli” Mahayana sebagai pedoman dan pemecah solusi?

Evam

GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2099 on: 11 July 2011, 01:24:38 PM »
Mahayana sebagai gerakan baru , antiklimaks dari perpecahan antar sekte   

Pada masa awalnya, sebelum Mahayana muncul, kondisi ajaran Buddha sejak kemangkatan Beliau telah terpecah menjadi belasan sekte. 
Dari berbagai sekte tersebut, masing-masing telah memiiki kanon sendiri, Sutta, Vinaya, dan Abhidhamma. Meskipun garis besar dari isi kanon tersebut sama,tapi masih terdapat perbedaan minor.
Perpecahan antar sekte lebih banyak diseputar perbedaan doktrin ajaran, yang semuanya bergerak di seputar ajaran2 sravakayana. Saat itu Buddhisme yang sarat dengan sektarian seolah-olah telah melemahkan Buddhisme itu sendiri.
Sedangkan dari sekian banyak perbedaan itu, sepertinya masih belum masuk ke polemik mengenai doktrin Mahayana.
Konon Mahayana mulai populer sejak Nagarjuna.  Literatur yg dianggap paling awal adalah prajnaparamita sutra. Meskipun Mahayana mengutamakan doktrin2 Mahayana, tetapi doktrin2 Sravakayana tetap dijadikan sebagai pedoman, tidak peduli dari sekte mana, karena pada saat itu begitu banyak sekte (hinayana) yang sukanya gontok2an, Gerakan Baru Mahayana tidak mau ambil pusing siapa yang benar dan sapa yang salah. Di antara gontok2an sekte2 yg berpegang mati2an pada kanon kendaraan kecil, semuanya di pelajari , didalami.
Jadi sebenarnya bukan karena Mahayana mau campur aduk, tetapi semua itu dianggap utk membuat suatu konsolidasi yang non-diskriminatif pd salah satu sekte pada masa itu. Jadi sebenarnya pd masa awal kemunculan Mahayana , tidak lebih ke arah sebagai aliran, tetapi sebagai gerakan reformasi terhadap perpecahan sekte yg tidak karuan. 

Jadi sesungguhnya Mahayana jangan dipandang sebagai aliran. Mahayana menampung semua doktrin dan dipelajari. Itulah letak spiritualisme Mahayana. Mahayana sebagai suatu aliran adalah proses sejarah  dan utk masa sekarang mungkin saja boleh anggap sudah jadi sebuah aliran. 

Quote
1.   Apakah tetap membuat Mahayana sebagai aliran campur aduk karena mencampurkan literatur berbagai tradisi meskipun bertolak belakang dan bukan suatu bentuk tahapan pemikiran? Dan tetap menyontek literatur dari tradisi lain yang dianggapnya sama dan tetap sesumbar mengatakan Mahayana menerima semua aliran Buddhis Sravakayana, meskipun kenyataannya tidak demikian?
Mahayana memang menampung semua literatur dari berbagai sekte (seperti sdh dijelaskan di atas) , tetapi tujuannya utk menggali isi ajaran itu dan mempelajarinya, itulah sebabnya mengapa berdiri Universitas Nalanda. Mengatakan menyontek adalah kekonyolon dan kepicikan berpikir, karena seolah2 literatur itu dianggap sebagai kepemilikan. "Milik aku, jadi elu nyontek gw punya", itulah ciri khas dari pemikiran sektarian yg terbukti mengapa sampai muncul 18 sekte pd masa awal, karena pemikiran yg suka gontok2an sambil bilang ini ajaran ku ini bukan ajaran mu.