//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...  (Read 663668 times)

0 Members and 5 Guests are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1365 on: 02 June 2009, 10:03:14 PM »
Sutta tentang setelah Nibbana apakah ada atau tidak ada :

KHUDDAKA-NIKÃYA

BAB V
TENTANG JALAN MENUJU
PANTAI SEBERANG

6. PERTANYAAN UPASIVA

 
Kemudian siswa brahmana Upasiva mengajukan pertanyan:

 
1.    'Manusia Sakya,' katanya, 'tidaklah mungkin bagi saya untuk menyeberangi samudra yang amat luas sendirian, dan tanpa bantuan. Engkau adalah mata yang melihat segalanya, beritahukanlah apa yang dapat digunakan untuk membantu saya menyeberangi samudra.'    

2.    Sang Buddha berkata kepada Upasiva: 'Gunakanlah dua hal ini untuk membantumu menyeberangi samudra: persepsi (pemahaman) tentang Kekosongan1 dan kesadaran bahwa 'tidak ada apa pun'. Tinggalkanlah kenikmatan-kenikmatan indera dan bebaskanlah dirimu dari keraguan, sehingga engkau mulai melihat dan merindukan akhir dari nafsu keinginan.'

3.    'Yang Mulia,' kata Upasiva, 'jika orang telah terbebas dari kemelekatan terhadap segala kesenangan dan tidak bergantung lagi pada apa pun, dan dia lepaskan juga apa pun lainnya, maka dia bebas dalam kebebasan tertinggi dari persepsi. Tetapi apakah dia abadi berada di sana dan tidak akan kembali lagi?'

4.    'Jika seseorang telah terbebas,' kata Sang Buddha, 'dari semua kesenangan indera dan tidak bergantung pada apa pun, dia terbebas dalam kebebasan tertinggi dari persepsi. Dia akan tinggal di sana dan tidak kembali lagi.'

5.    'Yang Mulia, Engkau memiliki mata yang melihat segalanya,' kata Upasiva. 'Jika orang ini tinggal bertahun-tahun di dalam keadaan ini tanpa kembali, apakah dia akan menjadi dingin dan terbebas di sana sendiri? Katakanlah, apakah kesadaran masih ada bagi orang seperti ini.'    

6.    'Ini bagaikan lidah api yang tiba-tiba diterpa hembusan angin,' kata Sang Buddha. Dalam sekejap ia lenyap dan tidak ada lagi yang diketahui tentangnya. Sama halnya dengan orang bijaksana yang terbebas dari keberadaan mental: dalam sekejap dia telah pergi dan tidak ada yang dapat diketahui tentang dia.'

7.    'Tolong terangkanlah hal ini secara jelas, Tuan,' kata Upasiva, 'Engkau manusia bijaksana yang tahu secara tepat cara hal-hal bekerja: apakah orang itu telah lenyap, apakah dia hanya sekadar tidak ada, ataukah dia ada dalam kesejahteraan yang abadi?

8.    Jika seseorang telah pergi, maka tidak ada apa pun yang dapat dipakai untuk mengukurnya. Sesuatu yang dapat dipakai untuk membicarakannya tidak lagi ada baginya; kamu tidak dapat mengatakan bahwa dia tidak ada. Bila semua cara untuk ada sudah hilang, berarti seluruh fenomena hilang, maka seluruh cara menjelaskannya juga lenyap.'
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1366 on: 02 June 2009, 10:06:23 PM »
BAB V
TENTANG JALAN MENUJU
PANTAI SEBERANG

3. PERTANYAAN PUNNAKA

 
Siswa brahmana Punnaka adalah penanya berikutnya:

1.    'Saya datang,' katanya, 'untuk mengajukan pertanyaan mengenai orang yang tanpa nafsu, orang yang, memiliki penglihatan yang berakar dalam. Yang Mulia, saya mohon penjelasan, mengapa para bijaksana di dunia, para brahmana, para penguasa dan lain-lain, selalu memberikan persembahan kepada para dewa?'

2.    'Orang-orang itu,' kata Sang Buddha, 'selalu memberikan persembahan kepada para dewa, karena sementara bertambah tua mereka ingin mempertahankan kehidupan mereka seperti dahulu.'

3.    'Tetapi, Yang Mulia,' kata Punnaka, 'dengan melakukan semua persembahan yang khidmat ini, apakah mereka akan pernah melampaui usia tua dan kelahiran?'

4.    'Doa-doa mereka,' kata Sang Buddha, 'puji-pujian, persembahan dan aspirasi mereka semuanya dibuat atas dasar ingin memiliki, ingin ganjaran: Mereka merindukan kenikmatan sensual. Orang-orang, para ahli dalam persembahan ini, bersuka ria di dalam nafsu untuk dumadi (menjadi). Orang-orang ini tidak dapat melampaui usia tua dan kelahiran.'

5.    'Engkau harus menjelaskan hal ini, Yang Mulia,' kata Punnaka. Jika semua persembahan yang diberikan para ahli itu tidak dapat membawa mereka menyeberangi usia tua dan kelahiran, siapakah di antara manusia, di antara para dewa yang telah pernah berhasil melampauinya?'    

6.    'Ketika seseorang telah memeriksa dunia dari atas sampai bawah,' jawab Sang Buddha, jika tidak ada apa pun di dunia ini yang menimbulkan percikan gejolak, maka dia telah menjadi manusia yang bebas dari asap, getaran dan kelaparan nafsu. Dia telah menjadi tenang. Dia telah melampaui usia tua; dia telah melampaui kelahiran.'


Sutta diatas bagaimana menurut mahayanis? soalnya mahayanis dewanya banyak khan ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1367 on: 02 June 2009, 10:31:12 PM »
Saya harap mas Gandalf mengerti, saya memiliki hak menjawab kepada orang yang saya inginkan.
Dan pertanyaan ini bukan ditujukan kepada mas Gandalf. Jadi tak perlu penasaran bila tidak saya jawab.

Metta,

Ya anda memang punya hak menjawab, tapi tentu jangan digunakan dengan semena-mena.

Saya sebagai moderator di sini juga punya hak untuk mengawasi jalannya diskusi.

Tidak ada kaitannya dengan penasaran atau tidak, yang saya masalahkan adalah bagaimana cara anda berdiskusi.

Jangan hanya sekedar menantang saja tanpa pembuktian, yang ada hanya akan jadi debat gak ada juntrungannya.

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1368 on: 02 June 2009, 11:34:45 PM »
RYU:

Sutta diatas bagaimana menurut mahayanis? soalnya mahayanis dewanya banyak khan

TAN:

Di non Mahayanis apa tidak ada dewa2? Kalau begitu untuk apa baca Atananiya Sutta. Untuk apa baca Araddhanang devata?
Kalau dari segi berlindung atau tidak. Maka Mahayana juga sama2 mengajarkan kita untuk tidak berlindung pada para dewa.
Mahayana juga mengajarkan berbagai bentuk meditasi. Jika benar Mahayana hanya semata2 mengajarkan berlindung atau minta tolong pada dewa2. Untuk apa susah2 diajarkan meditasi?
Kedua, minta tolong pada dewa atau memberikan persembahan itu tidak bergantung apakah dia Mahayanis atau non Mahayanis. Penganut kedua aliran itu sama2 melakukannya.
Saya bisa tunjukkan orang non Mahayanis yang masih sembahyang dewa2.
Biasanya orang sembahyang pada dewa saat kepepet dan sudah bingung ga tahu mau minta tolong ke siapa. Sebagai umat Buddha yang baik kita hendaknya toleran dan dapat memahami serta memaklumi kondisi batin tiap insan
Saya sendiri tak akan mempermasalahkan apakah seseorang mau bersembahyang pada dewa, pohon, guci, hewan, relik, atau apapun juga.

Amiduofo,

Tan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1369 on: 02 June 2009, 11:37:08 PM »
RYU:

Sutta diatas bagaimana menurut mahayanis? soalnya mahayanis dewanya banyak khan

TAN:

Di non Mahayanis apa tidak ada dewa2? Kalau begitu untuk apa baca Atananiya Sutta. Untuk apa baca Araddhanang devata?
Kalau dari segi berlindung atau tidak. Maka Mahayana juga sama2 mengajarkan kita untuk tidak berlindung pada para dewa.
Mahayana juga mengajarkan berbagai bentuk meditasi. Jika benar Mahayana hanya semata2 mengajarkan berlindung atau minta tolong pada dewa2. Untuk apa susah2 diajarkan meditasi?
Kedua, minta tolong pada dewa atau memberikan persembahan itu tidak bergantung apakah dia Mahayanis atau non Mahayanis. Penganut kedua aliran itu sama2 melakukannya.
Saya bisa tunjukkan orang non Mahayanis yang masih sembahyang dewa2.
Biasanya orang sembahyang pada dewa saat kepepet dan sudah bingung ga tahu mau minta tolong ke siapa. Sebagai umat Buddha yang baik kita hendaknya toleran dan dapat memahami serta memaklumi kondisi batin tiap insan
Saya sendiri tak akan mempermasalahkan apakah seseorang mau bersembahyang pada dewa, pohon, guci, hewan, relik, atau apapun juga.

Amiduofo,

Tan
bukankah itu nanti akan berkembang ke pandangan salah?
Apakah tidak apa2?
Kenapa di biarkan?
Apakah karena ada toleransi maka hal2 seperti ini di bolehkan dan patut di lestarikan?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1370 on: 02 June 2009, 11:41:35 PM »
RYU:

bukankah itu nanti akan berkembang ke pandangan salah?
Apakah tidak apa2?
Kenapa di biarkan?
Apakah karena ada toleransi maka hal2 seperti ini di bolehkan dan patut di lestarikan?

TAN:

Pertanyaan yang sangat menarik. Menurut Anda bagaimana caranya mencegah agar tidak berkembang ke pandangan salah? Apakah kita harus meniru cara-cara K dengan menghardik, menghancurkan, atau membakar patung, guci, relik, pohon keramat, dan semua "berhala" lainnya? Mohon pencerahannya.

Amiduofo,

Tan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1371 on: 02 June 2009, 11:45:33 PM »
Oh iya, jangan selalu berkata Non Mahayana juga melakukan hal yang sama, karena itu pembenaran dan itu merupakan lari dari pertanyaan karena saya ini mahayana ;D

RYU:

bukankah itu nanti akan berkembang ke pandangan salah?
Apakah tidak apa2?
Kenapa di biarkan?
Apakah karena ada toleransi maka hal2 seperti ini di bolehkan dan patut di lestarikan?

TAN:

Pertanyaan yang sangat menarik. Menurut Anda bagaimana caranya mencegah agar tidak berkembang ke pandangan salah? Apakah kita harus meniru cara-cara K dengan menghardik, menghancurkan, atau membakar patung, guci, relik, pohon keramat, dan semua "berhala" lainnya? Mohon pencerahannya.

Amiduofo,

Tan
Kenapa tidak lari ke Sutta? IMO inilah kelemahan Buddhis, karena pemahaman sutta tidak di berikan sedari kecil sehingga pemahaman yang benar dari ajaran Buddha pun dikaburkan oleh Tradisi dll
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1372 on: 02 June 2009, 11:55:03 PM »
RYU:
Oh iya, jangan selalu berkata Non Mahayana juga melakukan hal yang sama, karena itu pembenaran dan itu merupakan lari dari pertanyaan karena saya ini mahayana
Kenapa tidak lari ke Sutta? IMO inilah kelemahan Buddhis, karena pemahaman sutta tidak di berikan sedari kecil sehingga pemahaman yang benar dari ajaran Buddha pun dikaburkan oleh Tradisi dll

TAN:

Kalo Mahayana jangan pakai istilah Sutta tapi Sutra donk huehuehue :))
Bagaimana dengan yang sudah telanjur "menyembah berhala"? Kita khotbahin dan datengin rumahnya dengan membawa Sutta? Hmm jadi inget ama cara-cara agama ...... ya?
Bagaimana kalau kita buat organisasi Buddhis Garis Keras? Btw saya saja sudah meninggalkan "garis keras." hehehehehe

Amiduofo,

Tan

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1373 on: 02 June 2009, 11:58:19 PM »
Tambahan untuk Ryu:

Kalau you mau pakai cara2 seperti itu ya jalankan saja. Kalau Anda anggap cara2 itu Buddhistik ya silakan saja. Saya tidak ambil pusing kok.

Amiduofo,

Tan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1374 on: 02 June 2009, 11:59:08 PM »
RYU:
Oh iya, jangan selalu berkata Non Mahayana juga melakukan hal yang sama, karena itu pembenaran dan itu merupakan lari dari pertanyaan karena saya ini mahayana
Kenapa tidak lari ke Sutta? IMO inilah kelemahan Buddhis, karena pemahaman sutta tidak di berikan sedari kecil sehingga pemahaman yang benar dari ajaran Buddha pun dikaburkan oleh Tradisi dll

TAN:

Kalo Mahayana jangan pakai istilah Sutta tapi Sutra donk huehuehue :))
Bagaimana dengan yang sudah telanjur "menyembah berhala"? Kita khotbahin dan datengin rumahnya dengan membawa Sutta? Hmm jadi inget ama cara-cara agama ...... ya?
Bagaimana kalau kita buat organisasi Buddhis Garis Keras? Btw saya saja sudah meninggalkan "garis keras." hehehehehe

Amiduofo,

Tan
saya tidak melihat Buddha mengajarkan garis keras, dan apakah Buddha tidak mengajarkan cara membabarkan dhamma dengan benar?

Oh kalau Sutra inget nya ke kamasutra sih =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1375 on: 03 June 2009, 12:01:32 AM »
Tambahan untuk Ryu:

Kalau you mau pakai cara2 seperti itu ya jalankan saja. Kalau Anda anggap cara2 itu Buddhistik ya silakan saja. Saya tidak ambil pusing kok.

Amiduofo,

Tan
Ya kalau tidak mau ambil pusing ya udah deh, berarti memang cara melestarikan ajaran Buddha yaitu dengan memberikan pandangan salah pada umat, OK deh :(
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1376 on: 03 June 2009, 12:01:47 AM »
RYU:

saya tidak melihat Buddha mengajarkan garis keras, dan apakah Buddha tidak mengajarkan cara membabarkan dhamma dengan benar?

Oh kalau Sutra inget nya ke kamasutra sih

TAN:

Ouw. kalau gitu silakan saja babarkan Dhamma dengan cara yang benar menurut Buddha. Semoga bukan cuma digembar gemborkan di milis. Berjuanglah Nak! Nibanna menantimu hehehehehe.
Kalo Sutta saya juga cuma ingetnya Kamasutta sih wakakakakaka

Tan


Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1377 on: 03 June 2009, 12:03:31 AM »
RYU:

Ya kalau tidak mau ambil pusing ya udah deh, berarti memang cara melestarikan ajaran Buddha yaitu dengan memberikan pandangan salah pada umat, OK deh

TAN:

Apa itu benar.. apa itu salah? Benar salah itu sangat subyektif. Salah seorang teman saya dari agama lain mengatakan bahwa kitab sucinya paling benar. Nah, siapa sekarang yang paling benar?

Amiduofo,

Tan

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1378 on: 03 June 2009, 12:06:46 AM »
Tambahan untuk Ryu:

Kalau Anda peduli dengan orang lain yang berpandangan salah. Apakah Anda sendiri sudah menghapuskan pandangan salah dalam diri Anda?

Tan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1379 on: 03 June 2009, 12:13:57 AM »
RYU:

saya tidak melihat Buddha mengajarkan garis keras, dan apakah Buddha tidak mengajarkan cara membabarkan dhamma dengan benar?

Oh kalau Sutra inget nya ke kamasutra sih

TAN:

Ouw. kalau gitu silakan saja babarkan Dhamma dengan cara yang benar menurut Buddha. Semoga bukan cuma digembar gemborkan di milis. Berjuanglah Nak! Nibanna menantimu hehehehehe.
Kalo Sutta saya juga cuma ingetnya Kamasutta sih wakakakakaka

Tan


Berarti begitu ya, sayangnya saya belum punya potensi kearah situ, saya masih tersesat, dalam kebaktian di vihara pun hanya membaca mantra bertahun2 tanpa mengerti makna karena tidak ada sama sekali ceramah2, bahkan saya mengetahui saya mahayanis pun ketika tau baca mantra2 itu dari mahayana.

RYU:

Ya kalau tidak mau ambil pusing ya udah deh, berarti memang cara melestarikan ajaran Buddha yaitu dengan memberikan pandangan salah pada umat, OK deh

TAN:

Apa itu benar.. apa itu salah? Benar salah itu sangat subyektif. Salah seorang teman saya dari agama lain mengatakan bahwa kitab sucinya paling benar. Nah, siapa sekarang yang paling benar?

Amiduofo,

Tan
Berarti menurut Ko Tan Pandangan salah dalam ajaran Buddha tidak valid?

Tambahan untuk Ryu:

Kalau Anda peduli dengan orang lain yang berpandangan salah. Apakah Anda sendiri sudah menghapuskan pandangan salah dalam diri Anda?

Tan
saya tidak mau umat Buddhis seperti saya Ko, makanya saya nanya kenapa ko mahayana seperti itu (ada dewa2) =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

 

anything