HATRED:
sudah saya edit biar jelas pertanyaannya, agar tidak ada prasangka yg lain....
TAN:
Baik akan saya jawab. Begini, Bodhisattva itu menurut Mahayana adalah suatu konsep ideal yang berdasarkan maitri karuna dalam menciptakan kemaslahatan bagi makhluk lain. Tentu saja masih ada pengertian Bodhisattva lainnya dalam Mahayana. Tetapi tidak akan kita bahas. Agar tidak OOT.
Nah lanjut.... dalam menciptakan kemaslahatan itu, tentunya secara ideal adalah tidak dicemati oleh "ego" atau sifat mementingkan diri sendiri. Baru dengan demikian, dapat disebut sebagai ideal Bodhisattva.
Untuk jelasnya, silakan mengacu pada Bodhicaryavatara karya Santideva.
Nah, sekarang kembali pada pertanyaan Anda:
"Saya berbuat baik sama pacar saya, namun saya suka membunuh dengan dasar kebencian kepada manusia lain selain pacar saya. nah.. saya disebut bodhisatva gak? kenapa iya dan kenapa tidak?"
Nah pertanyaannya: Apakah Anda berbuat baik pada pacar Anda itu dilandasi maitri karuna tanpa bias kepentingan diri? Pertanyaan ini hanya Anda yang dapat menjawabnya. Tetapi hati-hati jawaban bisa menipu. Jangan-jangan apa yang Anda anggap sebagai maitri karuna itu sebenarnya hanya nafsu semata.
Lanjut lagi. Oleh karena itu, maitri karuna juga harus diimbangi oleh prajna. Jadi seorang Bodhisattva menurut Mahayana juga perlu menyeimbangkan antara prajna dan maitri karuna.
Karena itu, para Bodhisattva seperti Manjushri dan Akasagarbha memegang pedang. Pedang itu bukan alat untuk memecahkan kepala orang menjadi tujuh seperti biji arjaka, melainkan sebagai lambang prajna yang memotong moha.
Maitri karuna yang diliputi moha, loba, dan dvesha bukan maitri karuna sejati. Itulah sebabnya prajna diperlukan.
Balik ke kemungkinan jawaban Anda. Asumsikan Anda menjawab: "Saya bermaitri karuna tanpa bias kepentingan diri." Nah, jika Anda sudah sanggup melaksanakannya, tidak mungkin atau kecil sekali kemungkinan Anda membunuh orang lain dengan semena-mena.
Nah. Semoga penjelasan saya sudah cukup jelas.
Amiduofo,
Tan