Kekacauan dan kebingungan awam karena ikatan/cekatan diri yang palsu (atta anicca anatta).
yang di bumi (belum pernah ke bulan) menceritakan bulan, tetap saja yang diperkatakannya itu tentang bulan meskipun membilang gambaran bulan tak berkondisi bumi, adalah kondisi bumi. Tetapi yang telah menjejakan di bulan, membilang kondisi bulan memang menceritakan kenyataan keberadaan, keadaan bulan.
Apa yang dijelaskan oleh guru Buddha itu merujuk kepada personal god menurut ukuran awam. Oleh karena kebijaksanaan guru Buddha melihat kecenderungan awam kepada melekatnya awam kepada yang diukur menurut ukuran duniawi/materi/jasmani (khayal (diri) dan atau takhayul (bergantung kepada benda/makhluk duniawi (diluar diri)) karena kemelekatan/ikatan/cekatan pada atta palsu makanya diberi petunjuk hanya sebatas pada Udanna VIII.3. Meskipun demikian itupun kenyataan prakteknya sekarang adalah mengarah seperti itu.
Udana VIII.3 itu merujuk pada Nibbana.
sang Buddha sudah tahu konsep tentang personal GOD, Maha Brahma sendiri menganggap dirinya Personal GOD.
karena di Indonesia sila 1 pancasila adalah ketuhanan yang maha esa, maka dipakai konsep impersonal GOD (udana VIII.3) agar Buddhis bisa exist.
memang sebelum konsep ini, bhante Ashin menyatakan konsep ketuhanan buddhist adalah Sanghyang Adhi Buddha.
bro coedabgf terus terang tulisan anda cukup njelimet, bikin saya sulit nangkep maksudnya. mungkin lain kali bisa lebih disederhanakan bahasa tingkat tingginya, agar orang2 seperti saya mudah mengerti.