//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Dhamma Entertainment  (Read 20417 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Dhamma Entertainment
« Reply #15 on: 08 May 2008, 03:13:55 PM »
Suchamda,

Quote
bahkan berkembang ke hal-hal lain yang berkaitan dengan hal2 diluar cakupan bahasan ini (misal : mengungkit dendam lama atas tuduhan Theravada "egois")

Anda kurang lengkap quotenya, seolah saya memang menyulut pertikaian antara Theravada dengan umat lain. Cobalah disertakan kata "Oknum"-nya, yang berarti "SEBAGIAN/SEKELOMPOK", bukan ajaran itu sendiri. Lalu, tidak perlu anda bilang itu 'dendam lama'. Saya rasa tidak perlu ada yang di-dendam-i dalam hal ini. Kemudian itu juga bukan barang lama, baru 2 hari lalu saya terima e-mail macam itu.
Jika anda mengatakan ada OKNUM Theravada menghina Mahayana, maka itu baik2 saja. Tapi kalo anda mengatakan aliran Theravada menghina Mahayana, itu bermasalah.
Jangan sembarangan dalam berbahasa, tolong diperhatikan! Nanti bisa jadi anda yang menyulut pertikaian karena kesalahpahaman anda sendiri.




nyanadhana,

Karena saya sendiri tidak "up to date" dalam pembagian ritual berdasarkan aliran, mungkin lebih baik dibicarakan yang Theravada saja. Juga sepertinya aliran lain akan sensitif sementara tidak berniat untuk menjelaskan.



Untuk aliran lain yang merasa tersinggung dengan posting dari saya, saya minta maaf.


Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Dhamma Entertainment
« Reply #16 on: 08 May 2008, 03:18:55 PM »
 _/\_ berawal dari salah paham aja , dan aku juga minta maaf kalau merasa alirannya dimasukin padahal aku ga bermaksud yang saya tulis adalah trend bukan upacara/ritualnya.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Dhamma Entertainment
« Reply #17 on: 08 May 2008, 03:20:36 PM »
Quote
tidak ada pengkotakan doktrin, saya berbicara mengenai produk Buddhism yang dikomersialkan untuk menjaring umat Buddhism dan saya menunjuk ini sebagai Buddhism secara universal tanpa scope aliran ini dan itu.

Seharusnya anda menuliskannya secara jelas di depan / awal, bahwa yang anda komentari adalah trend komersialisasinya.
Karena ketidakjelasan tulisan anda tersebutlah maka terjadi konflik. Maka ada respon dari aliran lain yang membantah adalah suatu konsekwensi logis.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Dhamma Entertainment
« Reply #18 on: 08 May 2008, 03:23:52 PM »
Quote
Anda kurang lengkap quotenya, seolah saya memang menyulut pertikaian antara Theravada dengan umat lain. Cobalah disertakan kata "Oknum"-nya, yang berarti "SEBAGIAN/SEKELOMPOK", bukan ajaran itu sendiri. Lalu, tidak perlu anda bilang itu 'dendam lama'. Saya rasa tidak perlu ada yang di-dendam-i dalam hal ini. Kemudian itu juga bukan barang lama, baru 2 hari lalu saya terima e-mail macam itu.
Jika anda mengatakan ada OKNUM Theravada menghina Mahayana, maka itu baik2 saja. Tapi kalo anda mengatakan aliran Theravada menghina Mahayana, itu bermasalah.
Jangan sembarangan dalam berbahasa, tolong diperhatikan! Nanti bisa jadi anda yang menyulut pertikaian karena kesalahpahaman anda sendiri.

Maaf bila kata-kata tidak tepat.
Tapi intinya adalah anda membawa alasan yang tidak relevan yang bisa memperuncing masalah.

"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Dhamma Entertainment
« Reply #19 on: 08 May 2008, 03:29:36 PM »
Zaman sekarang mungkin kita sering melihat Dhamma yang digabungkan dengan sistem Entertainment yang ditujukan untuk menjaring umat sebanyak-banyaknya dan menarik minat sebagai contoh
1. Trend Api Homa
2. Trend Pemujaan Jambala untuk Kekayaan
3. Tari-tarian yang semakin eksotis dan pembuatan lagu Buddhist yang memacu nafsu(rasa senang bukan rasa tenang, rasa semangat bukan rasa syahdu/hikmat,bermain emosi)
4. Abhiseka
5. Ceramah Motivasi
6. Zen and Power of Mind
7. munculnya aliran Buddhis menyimpang dengan membawa motif tertentu.
8. masih banyak lagi

Kita melihat apakah tujuan mengenal Dhamma sebenarnya adalah mengikis Lobha Dosa Moha,sekaligus melatih batin agar tidak melekat namun apa yang terjadi saat ini? Apakah kita melupakan tujuan kita belajar Dhamma? apakah sekarang ini kita menganggap diri kita lebih hebat daripada Ajaran Sammasambuddha yang dikatakan telah ketinggalan zaman? Apa yang akan kita lakukan untuk mengembalikan itu semua?


mari baca ulang pernyataan saya,saya sudah merujuk komersialisasi pada awal dengan menulis Dhamma digabung Entertainment selanjutnya tujuan dimulai dengan menjaring umat ( ini adalah fakta jalanan yang kita semua tutup sebelah mata ) dan menarik minat(tentu saja ,setiap org memiliki minat)
Lalu masuk ke contoh,saya menulis Trend bukan Ritual/Upacara,bukankah sudah jelas saya merujuk pada sebuah produk yang dikemas dan diheboh-hebohkan.
 Lihat lagi contoh yang saya tulis, saya tidak asal berbicara, semua orang juga pasti tahu trend seperti ini sedang marak terutama di Jakarta, balik lagi tujuan apa, saya ingat selentingan Biksu Xing Yun(Bintang Awan) di Taiwan mengenai komersialisme upacara yang terjadi. Beliau berkata :"hahaha,zaman sekarang,Biksu kalo tidak pandai berinovasi mau makan apa,mana ada umatnya lagi" saya ingat ini betul sebagai kritikan keras beliau kepada biksu disana karena mulai mengadakan tim biksu karaoke,tim biksu drama semuanya dengan kilahan agar umat tertarik.

Balik lagi,disini, awalnya yang menyulut salah pengertian siapa?tiba-tiba dhuarr merasa panas. maaf kalo merasa tersinggung. thread ini tidak membahas aliran tapi Trend / Komersialisme dilihat dari kacamat Vinaya dan tentunya Vinaya adalah sama di semua aliran Buddhist,betul?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Dhamma Entertainment
« Reply #20 on: 08 May 2008, 03:52:28 PM »
Suchamda,

Quote
Maaf bila kata-kata tidak tepat.
Tapi intinya adalah anda membawa alasan yang tidak relevan yang bisa memperuncing masalah.

Quote
Tentu anda juga tahu bahwa oknum Mahayana/Tantrayana menyebut Theravada sebagai "egois" dan sebagainya karena ketidaktahuan, ataupun karena mencampur aduk ajaran.

Relavansinya adalah, karena ketidaktahuan dan mencampur aduk ajaran, maka muncullah oknum. Oknum itu sendiri bukan hanya dari Theravada saja, tetapi juga ada di aliran lain dan saya berikan satu contohnya. Oleh karena itu, cobalah untuk menjelaskan pada orang yang kurang jelas (karena di sini cetera_zhang mengatakan nyanadhana keliru) supaya ketidaktahuan dan pencampuradukkan ajaran bisa dihilangkan, sehingga oknum bisa dihilangkan.
Mengapa anda sensitif untuk hal2 yang tidak perlu tapi tidak sensitif dalam menemukan relevansinya, malah berpikir tentang ribut antar aliran? Anda bisa bayangkan apa yang terjadi dengan sikap itu jika ada orang yang memang sengaja memecah belah aliran?

Jadi intinya apakah ada yang mau menjelaskan soal upacara2 ini?

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Dhamma Entertainment
« Reply #21 on: 08 May 2008, 04:46:05 PM »
mau donk jambala omm jambala biar cepet kuaya... $-) $-) $-)
coba saja tanya ke Samanera Nyanabadra
kalem mas..
Samma Vayama

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Dhamma Entertainment
« Reply #22 on: 08 May 2008, 05:20:57 PM »
mau donk jambala omm jambala biar cepet kuaya... $-) $-) $-)
coba saja tanya ke Samanera Nyanabadra
kalem mas..

mo cepet kuaya apa bro andry? ???
kuaya monyet?  ^-^
kuaya buaya?  :P
kuaya macan ompong??  ;D
kuaya margasatva laen...  :))

menanggapi hal ini, saya sedikit komentar...
lihat ke dalam diri masing2, jgn langsung esmosi dalam menanggapi komentar yg lain.
tarik nafas dalam2, hitung sampe 10, hembuskan perlahan dgn 10 hitungan... ulangi 3-5 x.
dan susun kalimat yg pas, agar tidak menimbulkan salah paham dgn yg lain.
_/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Dhamma Entertainment
« Reply #23 on: 08 May 2008, 05:46:32 PM »
Seorang, 10, 20, 40 orang kuat membawa pedang, tidak akan dapat menghancurkan kota besar seperti Nalanda. Tetapi seorang yang menyebarkan kebencian dapat menghancurkan 1, 10, 20, bahkan 40 kota besar seperti Nalanda.

Begitu juga 1, 10, 20, 40 orang tidak dapat menghancurkan Buddha Dhamma dengan kekerasan, tetapi dengan menyebarkan kebencian, 1, 10, 20, 40 aliran Buddha Dhamma pun akan hancur berantakan.

Ehipassiko. Begitulah adanya!  _/\_ 

BTT: Jadi ada atau tidak ada yang bersedia menjelaskan upacara2 ini?

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Dhamma Entertainment
« Reply #24 on: 08 May 2008, 07:04:43 PM »
Quote
Seorang, 10, 20, 40 orang kuat membawa pedang, tidak akan dapat menghancurkan kota besar seperti Nalanda. Tetapi seorang yang menyebarkan kebencian dapat menghancurkan 1, 10, 20, bahkan 40 kota besar seperti Nalanda.

Begitu juga 1, 10, 20, 40 orang tidak dapat menghancurkan Buddha Dhamma dengan kekerasan, tetapi dengan menyebarkan kebencian, 1, 10, 20, 40 aliran Buddha Dhamma pun akan hancur berantakan.

Ehipassiko. Begitulah adanya!  Namaste

Saya kok kurang jelas dengan maksud tulisan anda ini. Bisa dijelaskan secara blak-blakan? Siapa yang dimaksud? Maaf, saya tidak paham.

Quote
BTT: Jadi ada atau tidak ada yang bersedia menjelaskan upacara2 ini?

Loh, katanya thread ini membahas tentang Dharmatainment? kok malah upacara2 spesifik yang diperpanjang kasusnya?
OOT donk.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline andyjkt

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 28
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Dhamma Entertainment
« Reply #25 on: 08 May 2008, 09:46:11 PM »
Bingung nich. ~X(

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
DHARMA ENTERTAINMENT
« Reply #26 on: 08 May 2008, 09:57:44 PM »
Istilah Dharma Entertainment (Dharmatainment [?]) pertama kali saya dengar dari istilah yang dilontarkan oleh Bp.Dr.Hudoyo Hupudio dalam salah satu postingnya yg mengistilahkan langkah Ajahn Brahm untuk mereformulasikan 4 kesunyataan mulia agar bisa lebih diterima/ dicerna oleh masyarakat Barat.

Kita perlu mempertanyakan, apakah istilah Dharmatainment ini perlu diadakan dan dijadikan suatu penanda untuk fenomena ini?
Kalau jawabannya adalah "Ya", lalu apakah definisi dan batasan dari suatu hal dapat disebut sebagai Dharmatainment?

Apakah Dharmatainment itu hanya terjadi pada aliran-aliran tertentu saja, ataukah fenomena ini bisa terjadi di semua aliran Buddhism tanpa kecuali?

Apakah memang benar, hal ini merupakan kecenderungan / trend yang terjadi sekarang ini?

Ada beberapa kasus, yang bisa disinyalir sebagai Dharmatainment yang terjadi di berbagai aliran :
- Theravada : Show-show Bhante Uttamo.
- Mahayana / Zen: Seminar-seminar bertemakan kesuksesan di hotel-hotel mewah dengan tarian dan lagu2. Yang mana dikemas bagaikan 'pesta', dsb.
- Vajrayana : Puja-puja di hotel mewah yang bertemakan mendapatkan kekayaan; puja api homa, dsb
Pertanyaannya : apakah hal-hal diatas bisa dikategorikan sebagai Dharmatainment? apakah semua kasus di atas itu sama merupakan dharmatainment?

Apa sesungguhnya Dharmatainment itu? Apakah perlu? Mengapa perlu?
Apakah efeknya dari perubahan2 ini? Apakah tidak akan merusak Dharma? Apa efek kejiwaannya terhadap umat? Apakah implikasinya terhadap tatanan Buddhism tradisional?

Mari kita diskusikan disini dengan terbuka dan saling menghargai untuk membahas Dharmatainment ini.

Silakan.

Catatan :
- Demi ketertiban dan etika, maka sekiranya netter hendak mengomentari contoh kasus tertentu, hendaklah mengambil contoh kasus dari alirannya sendiri.
- Rekan2 dari tiap aliran, boleh mengemukakan argumentasinya dengan dalil-dalilnya sendiri tapi hendaknya menghargai pula dalil-dalil yang dikemukakan oleh netter dari aliran lain.
Biarlah berbagai macam wacana kita kumpulkan terlebih dahulu, untuk mendapat pemandangan luas dari berbagai macam sudut pandang.
« Last Edit: 08 May 2008, 10:14:18 PM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Dhamma Entertainment
« Reply #27 on: 08 May 2008, 10:05:54 PM »
Sdr. Moderator.
Tadi topik ini di lock, tapi sekarang di buka lagi.
Saya telanjur membuka topik baru untuk membahas Dharmatainment tanpa bias aliran dan prasangka yang judgmental. Saya sekedar mengarahkan kalau masih mau membahas topik ini secara sehat.

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,2599.msg37597/topicseen.html#msg37597 [ Topic akan di Merge ]

* Salam ko Suchamda, Topic sebelumnya memang telah di lock. Kemarin setelah berdiskusi dengan suhu benz, kami memutuskan untuk membuka kembali topic ini, karena diskusi ini masih layak untuk di lanjutkan kembali ... Terima kasih atas perhatiannya ...

_/\_
« Last Edit: 09 May 2008, 08:20:46 AM by Felix Thioris »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Dhamma Entertainment
« Reply #28 on: 08 May 2008, 10:23:33 PM »
Dapet dari buku lu sheng yen  :

Namun, bila anda telah menerima suatu abhiseka tertentu (misalnya
Padmasambhava Yidam Yoga atau abhiseka lainnya) dari Maha Acarya Lian Shen
sendiri, maka sewaktu anda kembali ke negara asal anda, anda tidak dibenarkan untuk
menerima abhiseka jenis yang sama dari Acarya Acarya lainnya (yang merupakan
murid dari Maha Acarya Lian Shen). Karena anda telah menerima abhiseka dari tingkat
tertinggi (yaitu dari Maha Acarya langsung), maka anda seharusnya tidak mengulang
penerimaan abhiseka yang sama dari Acarya yang berada di tingkat yang lebih rendah
dari Maha Acarya Lian Shen.
Saya berikan sebuah contoh lain. Misalnya, anda telah menerima abhiseka
"Dewa Rejeki 5 Penjuru" dari Maha Acarya sendiri, lalu anda diabhiseka "Dewa Rejeki 5
Penjuru" lagi dari Acarya lain di Hongkong. Ini tentu saja salah karena peraturan
menyatakan bahwa abhiseka hanya boleh dari tingkat bawah menuju tingkat tinggi.
Begitu Maha Acarya Lian Shen memberikan suatu jenis abhiseka kepadamu, maka
anda harus berhenti menerima abhiseka jenis yang sama dari Acarya lainnya. Ini
karena abhiseka "Dewa Rejeki 5 Penjuru" (yang telah anda terima langsung dari Maha
Acarya) akan kehilangan kekuatannya begitu anda mengulang penerimaan abhiseka
jenis yang sama dari Acarya lain di tingkat yang lebih rendah. Kemanjuran abhiseka
yang anda terima menjadi turun tingkatnya ke tingkat Acarya yang lebih rendah. Tak
apa apa naik dari tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Tapi tidak sebaliknya.
Banyak siswa melanggar peraturan ini sewaktu menerima berbagai jenis abhiseka dari
berbagai Acarya.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Dhamma Entertainment
« Reply #29 on: 08 May 2008, 10:44:00 PM »
Quote
Namun, bila anda telah menerima suatu abhiseka tertentu (misalnya
Padmasambhava Yidam Yoga atau abhiseka lainnya) dari Maha Acarya Lian Shen
sendiri, maka sewaktu anda kembali ke negara asal anda, anda tidak dibenarkan untuk
menerima abhiseka jenis yang sama dari Acarya Acarya lainnya (yang merupakan
murid dari Maha Acarya Lian Shen). Karena anda telah menerima abhiseka dari tingkat
tertinggi (yaitu dari Maha Acarya langsung), maka anda seharusnya tidak mengulang
penerimaan abhiseka yang sama dari Acarya yang berada di tingkat yang lebih rendah
dari Maha Acarya Lian Shen.
Saya berikan sebuah contoh lain. Misalnya, anda telah menerima abhiseka
"Dewa Rejeki 5 Penjuru" dari Maha Acarya sendiri, lalu anda diabhiseka "Dewa Rejeki 5
Penjuru" lagi dari Acarya lain di Hongkong. Ini tentu saja salah karena peraturan
menyatakan bahwa abhiseka hanya boleh dari tingkat bawah menuju tingkat tinggi.
Begitu Maha Acarya Lian Shen memberikan suatu jenis abhiseka kepadamu, maka
anda harus berhenti menerima abhiseka jenis yang sama dari Acarya lainnya. Ini
karena abhiseka "Dewa Rejeki 5 Penjuru" (yang telah anda terima langsung dari Maha
Acarya) akan kehilangan kekuatannya begitu anda mengulang penerimaan abhiseka
jenis yang sama dari Acarya lain di tingkat yang lebih rendah. Kemanjuran abhiseka
yang anda terima menjadi turun tingkatnya ke tingkat Acarya yang lebih rendah. Tak
apa apa naik dari tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Tapi tidak sebaliknya.
Banyak siswa melanggar peraturan ini sewaktu menerima berbagai jenis abhiseka dari
berbagai Acarya.

Apakah aliran Lu Sheng Yen bisa dikatakan mewakili Vajrayana Buddhism?
Apakah definisi abhiseka itu seperti yang diuraikan di atas?
Coba setelah mengerti apa itu sebenarnya abhiseka, coba kamu kemukakan alasan kamu menggolongkan itu sebagai dharmatainment?
Lebih baik sebelum membahas panjang lebar, kemukakan dulu apa itu definisi dan batasan dharmatainment menurut anda? (saya rasa ini tugas dari pembuka topik, daripada nanti salah paham lagi)
« Last Edit: 08 May 2008, 10:45:58 PM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho