//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)  (Read 16889 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« on: 20 April 2008, 06:59:39 PM »
Sebelumnya saya pernah memposting soal ini di milis samaggiphala. Berikutnya saya meninjau lebih lanjut mengenai masalah ini. Berikut saya babarkan mengenai apakah Pangeran Siddharta memang benar-benar berpoligami atau tidak.

Empat Istri Sang Bodhisatta (Pangeran Siddharta)

Di dalam Mulasarvastivada Vinaya disebutkan Pangeran Siddharta menikahi 2 putri Sakya lainnya yaitu Gopika/Gopa dan Mrgarajamya dan mempunyai 60000 selir (Yasodhara, Gopa dan Mrgaja masing-masing diikuti 20000 selir. Namun tentu, Yasodhara adalah istri utamanya.

Mulasarvastivada Vinaya (Vinaya yang dipakai oleh Vajrayana Tibetan) adalah kitab Vinaya yang terbesar. Mulasarvastivada (Mula=Akar + Sarvastivada) adalah salah satu aliran yang terbentuk (abad ke 3 atau 4 Masehi) paling telat dibandingkan 18 sekte Buddhis awal yang merupakan perkembangan dari aliran Sarvastivada. Shantaraks**ta,
kepala vihara Nalanda dan yang membawa agama Buddha ke Tibet selain Padmasambhava adalah bhiksu yang ditahbiskan menurut Mulasarvastivada Vinaya.
 
Terjemahannya:
“Orang-orang akan berkata bahwa Pangeran Sakyamuni bukanlah seorang pria dan ia meninggalkan keduniawian tanpa memperhatikan Yasodhara, Gopika dan Mrgaja serta 60000 selirnya, [oleh karena itu] sekarang aku akan bercinta dengan Yasodhara” Ia melakukannya dan Yasodhara menjadi hamil.”

Dalam buku The Red Thread: Buddhist Approaches to Sexuality dan The Power of Denial, dikatakan bahwa Pangeran Siddharta juga mempunyai seorang anak dari istrinya yang lain, Gopa dan Mrgaja. Sehingga Pangeran Siddharta mempunyai 3 anak dari 3 istrinya yang bernama Upavana, Rahula dan Sunnakkhatta. Namun tentang 3 anak ini sangat jarang sekali disebutkan dan berasal dari teks-teks yang lebih kemudian, sehingga kebenarannya diragukan. Lagipula dalam kanon Tipitaka Pali, Upavana dan Sunnakkhatta adalah bhikkhu murid Sang Buddha, bukan anak beliau. Sumber yang menyatakan akan adanya 3 anak ini juga tidak jelas.

Selain itu terdapat satu lagi putri yang disebut-sebut juga sebagai selir Pangeran Siddhartha, yaitu bernama Manodhara dan Utpalavarna (Uppalavana).

Ada pula yang mengatakan bahwa 4 istana Musim ditempati oleh masing- masing satu istri dan mempunyai banyak selir di kerajaan-kerajaan dulu bukanlah suatu hal yang aneh atau jarang. Namun tentu saja bagi umat Buddha akan merasa aneh kalau pangeran Siddharta mempunyai selir atau mempunyai 4 istri.

Dalam Mulasarvastivada Vinaya disebutkan juga bagaimana Bodhisattva Gotama memperoleh ketiga istrinya tersebut.
1.   Pangeran Siddharta memilih sendiri Yasodhara di antara para putri Sakya lainnya
2.   Kereta Pangeran siddharta berhenti di bawah teras/balkon Gopa. Ayah Siddharta, Raja Suddhodhana mengambil Gopa dan memberikannya pada Siddharta
3.   Tujuh hari sebelum meninggalkan istana, ketika pangeran Siddharta kembali ke istana setelah melihat 4 penampakan, ia bertemu dengan Mrgaja yang melantukan syair “Nibbuta nuna sa mata” (Nibbuta-pada). Mrgaja tak lain adalah Kisagotami. Pangeran Siddharta menghadiahkan perhiasannya pada Mrgaja (Kisagotami) sebagai tanda terima kasih. Melihat hal itu, Raja Suddhodhana mengambilnya dan memberikannya kepada Pangeran Siddharta.

Jelas bahwa yang dicintai oleh Pangeran Siddharta dan yang dipilih sendiri hanyalah Yasodhara. Ia tetap setia kepada Yasodhara sedari dulu sejak ikrar mereka di depan Buddha Dipamkara. Sedangkan istri lainnya diberikan padanya oleh Raja Suddhodana, ayahnya. Pangeran Siddharta pun tak bisa menolak, karena hal itu merupakan kebiasaan (tradisi) yang harus diikuti seorang pangeran pada masa itu.

Adapun alasan seorang pangeran berpoligami pada masa Siddharta Gotama hidup adalah karena:
1.   Untuk mempertahankan garis keturunan (apabila ada anak yang meninggal atau istri yang tidak dapat punya anak, maka dapat digantikan yang lain)
2.   Untuk dapat memilih lebih dari satu istana sebagai tempat tinggal, masing-masing tinggal seorang istri, sehingga mengurangi kemungkinan sang pangeran diserang oleh musuh.
3.   Untuk mencegah adanya pengaruh yang berlebihan oleh seorang istri terhadap pemerintahan
4.   Untuk menunjukkan ciri dan harga diri seorang bangsawan

Yasodhara Adalah Gopa

Dalam Rahulamatrjataka disebutkan bahwa Bodhisattva sakyamuni mempunyai 2 orang istri, yang pertama adalah Gopa atau Gopika, yang kedua adalah Yasodhara Rahulamata. Gopa tetap perawan (bandhya) dan tidak memiliki anak.

Gopa adalah nama istri pangeran Siddharta dalam kitab Lalitavistara, Hsiu hsing Pen Chi Ching (T 184), Tai tzu jui ying pen chi ching (T 185), I chu pusa pen chi ching (T 188) dan Pu yao ching (t 186).

Yasodhara adalah nama istri pangeran Siddharta dalam Buddhacarita karangan Asvaghosa dan Mahavastu dari tradisi Mahasanghika serta Fa kuang ta chuang yen ching (T 187), Yinkuo ching (T 189), Chinghsu mohoti ching (T 191), Fo pen hsing Chi ching (T 190). Rahulamata (ibu Rahula) dipakai dalam kitab Nidanakatha dan kitab-kitab Pali. Selain itu kitab-kitab Pali juga menggunakan nama Bhaddakaccana.

Sedangkan Gopika disebutkan dalam Sakka Panha Sutta:
“Bhante saya sendiri telah melihat dan menyaksikan hal ini. Demikian pula hal ini, di Kapilavattu ada seorang anak wanita keturunan Sakya bernama Gopika yang yakin dan percaya kepada Buddha, Dhamma dan Sangha, dan melaksanakan Sila. Ia membuang pikiran wanitanya dan mengembangkan pikiran kepriaan, ketika ia meninggal dunia, ia terlahir kembali dalam kehidupan yang menyenangkan di alam surga Tavatimsa sebagai anak kami. Di situ ia dikenal sebagai 'Gopaka devaputto, Gopaka devaputto'.”

Namun tentu yang dimaksud Gopika dalam teks-teks riwayat Sang Buddha bukanlah Gopika dalam Sakka Panha Sutta.

Uniknya, nama lain Yasodhara adalah Gopa atau Gopika. Jadi, sebenarnya Yasodhara dan Gopika adalah seorang yang sama. Apalagi Gopa dan Yasodhara disebutkan sama-sama sebagai anak dari Dandapani. Gopa dan Yasodhara juga sama-sama disebut Rahulamata (ibu dari Rahula). Mimpi Gopa dalam Lalitavistara serta Mimpi Yasodhara dalam Mulasarvastivada Vinaya juga sama. Dalam kamus-kamus agama Buddha juga disebutkan bahwa Gopa adalah nama lain dari Yasodhara. Oleh karena itu tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Gopa dan Yasodhara adalah seorang yang sama. Di sini mungkin terlihat kesalahan pencatatan sejarah, mengingat Mulasarvastivada Vinaya ditulis sangat telat.

NB: Dalam kitab Tipitaka Pali disebutkan bahwa Yasodhara (Bimbadevi) adalah anak dari Suppabuddha, bukan Dandapani. Sedangkan Dandapani adalah saudara kandung laki-laki dari Suppabuddha. Sedangkan dalam kitab-kitab Mahayana menyebutkan Yaoshara sebagai anak Dandapani daripada Suppabuddha.

Hubungan Suami-Istri Siddharta dan Gopa (Yasodhara)

Berikut salah satu kutipan dari Mulasarvastivada Vinaya:
"And it occurred to him: `Lest others say that the Prince Sakyamuni was not a man, and that he wandered forth without `paying attention' to Yasodhara, Gopika, Mrgaja, and his other sixty thousand wives, let me now make love to Yasodhara’ He did so, and Yasodhara became pregnant."

Bahkan menurut buku Red Thread juga, disebutkan bahwa ternyata ada anggapan bahwa Pangeran Siddharta mempelajari berbagai metode rahasia Tantrik Seks dari istrinya Gopa (Gopika) atau Yasodhara:
“One, in particular, Gopa, now takes the front seat (or the main bed). Tantric Buddhists argued that the Buddha, before leaving the palace, learnt from her all the secrets of sex, although in this case sex was not aimed at procreation.”

Dan dalam Chandamaharoshana Tantra disebutkan bahwa Pangeran Siddharta dan Gopa (Yasodhara) melakukan hubungan seksual (penyatuan vajra dan teratai) dan mengalami kebahagiaan. (diambil dari buku Courtesans and Tantric Consorts).

Maka dari itu dalam Chandamaroshana Tantra dan Mulasarvastivada Vinaya dikatakan  bahwa Rahula terlahir dari hubungan ayah dan ibunya (Siddharta dan Yasodhara).

Namun tidak demikian dalam Lalitavistara, Pangeran Siddharta menyentuh perut Gopa dan secara ajaib Gopa menjadi hamil.

Dalam Sutra Upaya Kausalya disebutkan:
“Mengapa Bodhisattva [Pangeran Siddharta] memiliki seorang istri dan selir-selir?.... Bodhisattva tidak melakukannya karena nafsu keinginan. Mengapa? Karena ia seorang manusia yang bebas dari nafsu keinginan. Bila ia tidak tampak memiliki seorang istri dan selir-selir pada saat itu, para makhluk mungkin akan berkata, “Bodhisattva bukanlah seorang lelaki”. Bila mereka memiliki perasaan curiga yang demikian, tentu mereka sudah melakukan pelanggaran yang sangat besar. Karena itu, untuk mencegah munculnya kecurigaan mereka, Bodhisattva tampak menikahi seorang wanita dari suku Sakya dan mendapatkan seorang anak bernama Rahula. Bila seseorang mengatakan bahwa Rahula dilahirkan dari hubungan antara ayah dan ibunya, [ia salah;] .... Kenyataannya adalah segera setelah kehidupannya di surga berakhir, Rahula turun dari surga dan masuk ke rahim ibunya. Ia tidak dilahirkan dari hubungan ayah dan ibunya. Lagipula Rahula sebelumnya telah membuat tekad sumpah untuk menjadi seorang anak dari seorang Bodhisattva yang kelak mencapai ke-Buddhaan pada waktu kehidupan itu.”

Mrgaja adalah Kisagotami

Dalam Abhiniskramana Sutra disebutkan bahwa Pangeran Siddharta memiliki 2 istri yaitu Yasodhara dan Gotami. Gotami di sini adalah Kisagotami, yang tak lain adalah Mrgaja.

Dalam naskah Pali disebutkan juga tentang Mrgaja (Kisagotami), namun BUKAN istri Sang Bodhisattva.

Mrgaja /Mrgi adalah nama Sansekerta bagi Kisagotami. Menurut Thervada, Kisagotami ini bukanlah istri Sang Bodhisatta, namun setidaknya memiliki keterkaitan dengan Beliau. Kisagotami ini adalah seorang Putri Khattiya dari Kapilavatthu yang berparas cantik. Ia adalah sepupu Pangeran Siddharta. Pangeran Siddhartha yang begitu mendengar kabar bahwa anaknya telah lahir, segera kembali ke istana. Dari serambi, Kisagotami melihat Pengeran Siddharta dengan tunggangannya tengah berlalu melewati wismanya. Kisagotami terpesona melihat ketampanan dan ketenangan Sang Pangeran, kemudian dengan gembira dan bahagia ia mengutarakan syair "nibbuta-pada". Sang Pangeran gembira ketika mendengar kata “nibbuta” yang berarti pemadaman penderitaan dan tercapainya kedamaian. Sebagai penghargaan, Sang Pangeran memberikan kalung yang sangta indah seharga seratus ribu dari lehernya kepada Kisagotami. Namun tampaknya Kisagotami salah menyangka bahwa Sang Pangeran menyukainya.

Sedangkan menurut Mulasarvastivada, Mrgaja (Kisagotami) juga menyebutkan syair “nibbuta-pada” dan akhirnya dinikahkan oleh Suddhodhana dengan anaknya, pangeran Siddharta.

Jadi, Berapakah Istri Pangeran Siddharta?

Istri pangeran Siddharta dalam teks2 Buddhis:
Tipitaka Pali (Theravada): Yasodhara saja (Bhaddakaccana, Rahulamata. Bimbadevi)
Lalitavistara (Sarvastivada) : Gopa (Yasodhara) saja
Mulasarvastivada Vinaya (Mulasarvastivada): Yasodhara, Gopika, Mrgaja
Abhinishkramana Sutra (Mahayana) : Yasodhara dan Gotami (Kisagotami)
Fo pen hsing Chi ching/Buddhacarita (Mahayana): Yasodhara
Mahavastu (Mahasanghika): Yasodhara

Dapat dilihat dari data di atas bahwa sebenarnya ke-4 istri Pangeran Siddharta adalah:
1.   Yasodhara = Gopa (Gopika)
2.   Mrgaja = Kisagotami (Gotami)
3.   Manodhara
4.   Utpalavarna

Manodhara dan Utpalavarna sangat jarang disebutkan sebagai selir Pangeran Siddharta dalam teks-teks Buddhis, bahkan asal usul mereka pun sulit ditelusuri. Bahasa Pali dari Utpalavarna adalah Uppalavanna. Uppalavanna adalah siswi Arahat terkemuka dari Buddha Gotama, jadi tidak ada kaitannya sama sekali dengan menjadi istri Pangeran Siddharta. Oleh karena itu saya menolak bahwa Manodhara dan Utpalavarna adalah istri (selir) Sang Bodhisattva Gotama.

Mengenai Mrgaja atau Kisagotami, sekali lagi saya memakai acuan Tipitaka Pali (sebagai acuan yang paling awal) di mana Kisagotami TIDAK MENIKAH dengan Pangeran Siddharta. Hanya Mulasarvastivada Vinaya, Abhinishkramana maupun Fo pen hsing Chi ching yang mengatakan bahwa Kisagotami adalah selir Pangeran Siddharta dan ketiga teks tersebut semuanya muncul pada berabad-abad setelah munculnya Tipitaka Pali.

Oleh karena itu saya setuju dengan kanon Pali, bahwa Upalavanna dan Kisagotami BUKAN istri sang Bodhisattva.

Jadi, tentu, pernikahan Pangeran Siddharta Gotama adalah MONOGAMI. Baik kanon Pali Theravada maupun kitab Lalitavistara dari tradisi Sarvastivada keduanya setuju bahwa istri Pangeran Siddharta hanyalah 1 orang saja yaitu Yasodhara (Gopa/Gopika).

Bahkan teks2 Buddhis yang menyebutkan bahwa Pangeran Siddharta beristri 2 atau 3 pun selalu mencantumkan nama Yasodhara sebagai salah satu istri Pangeran Siddharta. Dari sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa semua sekte Buddhis setuju bahwa istri pangeran Siddharta adalah Yasodhara. Sedangkan tidak semua sekte Buddhis setuju bahwa pangeran Siddharta beristri 2, 3 atau 4, contohnya yaitu Theravada dan Sarvastivada sepakat bahwa istri pangeran Siddharta hanyalah 1 orang saja.

Karena itu, sudah dapat dipastikan bahwa Pangeran Siddharta dan Yasodhara selalu saling setia bahkan sampai beberapa kali masa perputaran dunia terbentuk dan hancur.

Kesetiaan terhadap 1 orang dan Monogami dapat dilihat dalam kutipan Candakinnara Jataka:
“Kemudian Raja Suddhodana mulai menceritakan kesetiaan putri Yasodhara: "Dengarkanlah, Yang mulia, ia mendengar bahwa anda mengenakan jubah kuning, ia juga ikut mengenakan jubah kuning; rangkaian bunga dan sebagainya tidak lagi dipergunakan, ia pun tidak lagi mengenakan rangkaian bunga; dan sebagainya dan duduk di tanah. Ketika anda memasuki kehidupan non-duniawi ia menjadi janda; dan menolak hadiah dari Raja lain yang menyukainya. Demikian setia hatinya padamu." Demikianlah Raja Suddhodana mengungkapkan kesetiaan putri Yasodhara dalam berbagai cara.
Sang Bhagava menanggapi, "Tidak heran, Maharaja! bahwa dalam kehidupanku yang terakhir Ia mencintai-Ku, dan setianya hanya kepada-Ku saja. Dalam kehidupan yang lampau, ketika terlahir sebagai Kinnara (mahluk yang badannya sebelah atas adalah manusia dan sebelah bawah bagai burung), ia setia hanya kepadaku seorang." Lalu Sang Bhagava, atas permintaan Raja Suddhodana menceritakan kejadian di kehidupan yang lampau.”


Banyak dari 18 sekte Buddhisme Awal menyatakan bahwa istri Pangeran Siddharta adalah Yasodhara saja, di sini termasuk Theravada. Bahkan dalam Mulasarvastivada Vinaya, menurut Profesor Andre Bareau, menunjukkan profil Yasodhara yang lebih lengkap. Kisah kesetiaan dan kasih sayang yang dijalin oleh Sang Bodhisatta dengan Yasodhara satu sama lain malah lebih ditonjolkan di Mulasarvastivada daripada sekte lainnya.

Semua sekte termasuk Mulasarvastivada mengakui kesetiaan yang dipegang teguh oleh Pangeran Siddharta dan Yasodhara. Pangeran Siddharta dan Yasodhara digambarkan saling setia dan mencintai satu sama lain, sejak pertemuan mereka (Sumedha dan Sumitta), berikar di depan Dipankara Buddha untuk saling menyokong satu sama lain dengan cinta kasih.

Bahkan walaupun Pangeran Siddhartha berpoligami, dilihat dari kutipan Vinaya di atas, jelas bahwa Pangeran Siddhartha hanya melakukan (maaf) “hubungan suami-istri” hanya dengan Yasodhara dan anaknya hanya ada 1 yaitu Rahula yang dilahirkan oleh Putri Yasodhara. Dalam Mulasarvastivada Vinayapun disebutkan, walaupun Pangeran Siddharta mempunyai banyak selir, namun yang dipilihnya sendiri tetaplah Yasodhara seorang, sedangkan selir-selir lainnya hanyalah pemberian ayahnya saja untuk mencegah sang Pangeran meninggalkan keduniawian.

Di sini jelas bahwa dalam teks Buddhis yang menunjukkan bahwa Sang Pangeran mempunyai selir, tetap mengakui kesetiaan dan cinta Pangeran Siddharta terhadap Yasodhara, SATU-SATUNYA istri yang dicintai Sang Pangeran, sejak ikrar mereka di hadapan Buddha Dipamkara.

Kalau menurut saya pribadi, kesetiaan yang diajarkan Sang Buddha dalam kisah Nakulamata dan Nakulapita tentunya dijalankan sendiri oleh Sang Buddha sendiri pada masa karir Bodhisattanya di mana beliau menyempurnakan Dasa Parami.

Massa membelah diri memberikan jalan untuk Megha (Sumedha – kelahiran lampau Siddharta) dan gadis (Sumitta -  kelahiran lampau Yasidhara) itu. Megha mengandeng tangan Sang Gadis. Bersama mereka membungkuk hormat di hadapan Guru (Buddha) Dipankara. Sang Guru menatap Megha lalu berkata ,’Aku memahami ketulusan hatimu, dapat kulihat engkau memiliki keteguhan hati yang besar untuk menelusuri jalur spritual guna mencapai penerangan sempurna dan menyelamatkan semua mahkluk. Berbahagialah, suatu hari dalam kehidupan mendatang engkau akan mencapai sumpahmu.
“ Setelah itu Guru Dipankara memandang gadis yang sedang berlutut di sisi Megha dan berkata kepadanya,’ Engkau akan menjadi sahabat terdekat Megha dalam kehidupan ini maupun banyak kehidupan mendatang. Ingatlah untuk menepati janjimu. Engkau akan membantu suamimu merealisasikan sumpahnya.’

(Jalur Tua Awan Putih – Sumpah Teratai)

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 23 April 2008, 03:46:33 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #1 on: 20 April 2008, 07:37:00 PM »
Anumodana atas postingannya..
itu sebelum beliau mencapai seorang sammasambuddha
dan hal itu wajar bila dilihat pada jamannya..
Samma Vayama

Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #2 on: 20 April 2008, 08:06:25 PM »
Yah namanya juga belom tercerahkan... Kalo udah jadi Buddha berpoligami baru kita ributin  ;D

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #3 on: 21 April 2008, 07:49:50 AM »
 _/\_ Emang di Sutta Theravada juga tertulis seperti ini atau hanya ada di Tibetan ?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #4 on: 21 April 2008, 09:27:44 AM »
ini lah hebatnya guru kita
walau pun beliau punya banyak istri sekalipun
tapi beliau mengajarkan....melepaskan...karna akan ada penderitaan...
di dalam kemelekatan itu....

beda ama tetangga...malah nyontoh...bosnya....untuk punya istri lebih dari satu :)

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #5 on: 21 April 2008, 09:39:35 AM »
 :)) daripada ke diskotik ya lebih enak poligami kata Gus Dur...gitu aja kok repot....
But sejak teks ini hanya berada pada tibetan, untuk sementara menghindari pandangan salah,aku hanya akan menganggap ada Pangeran Siddhatta dan Yasodhara saja.
Karena mengingat setelah Rahula lahir,Pangeran Siddhata telah meninggalkan kerajaan.jadi jenjang waktu agar Pangeran berpoligami adalah tidak logis.bisa saja iya bisa juga tidak. dan saya tidak akan menggunakan teks itu untuk pembahasan lanjut. toh pengertian ini dilakukan oleh Padmasambhava agar punya 5 consort wanita untuk menemaninya berlatih Dhamma(unlogical expression). dan yang paling saya khawatirkan adalah pemikiran bahwa oh ternyata punya banyak istri boleh toh asal batinnya tidak melekat bahkan bisa dijadikan parameter saya melatih sejauh mana Dhamma saya berkembang.
« Last Edit: 21 April 2008, 10:14:30 AM by nyanadhana »
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #6 on: 21 April 2008, 11:24:40 AM »
beda ama tetangga...malah nyontoh...bosnya....untuk punya istri lebih dari satu :)

 :))  :))  :))

Memang benar juga kata orang, pandai2lah memilih Guru....
Seorang Guru tidak dinilai dari teori2 nya yg super hebat, tapi dari tingkah kesehariannya.

Apakah Guru tsb telah menerapkan apa yg diajarkannya dalam kehidupannya? Hanya sedikit sekali dijumpai seorang Guru yg hidupnya sesuai dengan ajarannya.


::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #7 on: 21 April 2008, 11:41:08 AM »
Seperti kata peribahasa :

Guru kencing berdiri, murid kencing berlari... ;D

 _/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #8 on: 21 April 2008, 11:49:52 AM »
Guru kencing berdiri, murid kencing berlari... :)), kalo guru gw kencing berdiri,muridnya lari semua....masa gurunya freak gitu...oops OOT
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #9 on: 21 April 2008, 04:04:02 PM »
_/\_ Emang di Sutta Theravada juga tertulis seperti ini atau hanya ada di Tibetan ?

Wew, bro belom baca tulisan saya ya?

Di sana saya sebutkan, bahwa dalam Tipitaka Pali dari sekte Theravada dan Lalitavistara dari sekte Sarvastivada, keduanya hanya mengakui bahwa Pangeran Siddharta memiliki 1 orang istri saja, yaitu Yasodhara (Gopa/Gopika).

Sekte Mulasarvastivada adalah perkebangan dari Sarvastivada, jadi tidaklah 100% tepat apabila dikatakan "Tibetan", karena Mulasarvastivada sendiri berasal dari India dan kalau tidak salah, ada terjemahan bahasa Tionghoanya juga.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #10 on: 21 April 2008, 04:15:31 PM »
 _/\_ baru ngeh aja kok...thanks buat postingannya...
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #11 on: 21 April 2008, 09:50:18 PM »
Guru kencing berdiri, murid kencing berlari... :)), kalo guru gw kencing berdiri,muridnya lari semua....masa gurunya freak gitu...oops OOT

Yah Buddha kalo kencing berdiri napa freak? iya gw malah serem kalo Sang Buddha kencingnya gak berdiri...  :|

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #12 on: 21 April 2008, 10:35:55 PM »
lah kog jadi ngebahas kencing yah???

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #13 on: 21 April 2008, 11:26:26 PM »
Tibetan Buddhism kok dipercaya..-_-"

aye mah gk percaya..~~

eniwei..

dalam Vajrayana disebutkan kalo Boddhisatva level tinggi itu tingkat batinnya setaraf dengan seorang Sammsambuddha..

so, kenapa sang Buddha bisa ada banyak selir?  :))

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #14 on: 22 April 2008, 04:45:22 AM »
Tibetan Buddhism kok dipercaya..-_-"

aye mah gk percaya..~~

eniwei..

dalam Vajrayana disebutkan kalo Boddhisatva level tinggi itu tingkat batinnya setaraf dengan seorang Sammsambuddha..

so, kenapa sang Buddha bisa ada banyak selir?  :))

Sekali lagi, Mulasarvastivada Vinaya lain dengan Vajrayana. Hanya saja, Vajrayana Tibetan memakai Mulasarvastivada Vinaya.

Sama halnya dengan Mahayana yang memakai Vinaya Dharmaguptaka, padahal jelas-jelas bahwa Dharmaguptaka beda dengan Mahayana.

Baik Dharmaguptaka dan Mulasarvastivada bisa dikatakan masih satu kelompok dalam Sthaviravada (The Elders). Sedangkan Mahayana dan Vajrayana lain lagi. Walaupun nantinya akan ada pengaruh Dharmagupta dan Mulasarvastivada dalam Mahayana / Vajrayana, ataupun sebaliknya.

Sudah disebutkan di atas, bahwa dalam Mulasarvastivada Vinaya disebutkan bahwa Sang Pangeran memiliki selir karena selir-selir tersebut diberi oleh ayahnya dan semata-mata untuk memenuhi kewajibannya sebagai seorang pangeran, jadi bukan karena kesenangan indriya semata. Saya kutipkan lagi postingan saya sebelumnya:

Quote
Dalam Mulasarvastivada Vinaya disebutkan juga bagaimana Bodhisattva Gotama memperoleh ketiga istrinya tersebut.
1.   Pangeran Siddharta memilih sendiri Yasodhara di antara para putri Sakya lainnya
2.   Kereta Pangeran siddharta berhenti di bawah teras/balkon Gopa. Ayah Siddharta, Raja Suddhodhana mengambil Gopa dan memberikannya pada Siddharta
3.   Tujuh hari sebelum meninggalkan istana, ketika pangeran Siddharta kembali ke istana setelah melihat 4 penampakan, ia bertemu dengan Mrgaja yang melantukan syair “Nibbuta nuna sa mata” (Nibbuta-pada). Mrgaja tak lain adalah Kisagotami. Pangeran Siddharta menghadiahkan perhiasannya pada Mrgaja (Kisagotami) sebagai tanda terima kasih. Melihat hal itu, Raja Suddhodhana mengambilnya dan memberikannya kepada Pangeran Siddharta.

Jelas bahwa yang dicintai oleh Pangeran Siddharta dan yang dipilih sendiri hanyalah Yasodhara. Ia tetap setia kepada Yasodhara sedari dulu sejak ikrar mereka di depan Buddha Dipamkara. Sedangkan istri lainnya diberikan padanya oleh Raja Suddhodana, ayahnya. Pangeran Siddharta pun tak bisa menolak, karena hal itu merupakan kebiasaan (tradisi) yang harus diikuti seorang pangeran pada masa itu.

Adapun alasan seorang pangeran berpoligami pada masa Siddharta Gotama hidup adalah karena:
1.   Untuk mempertahankan garis keturunan (apabila ada anak yang meninggal atau istri yang tidak dapat punya anak, maka dapat digantikan yang lain)
2.   Untuk dapat memilih lebih dari satu istana sebagai tempat tinggal, masing-masing tinggal seorang istri, sehingga mengurangi kemungkinan sang pangeran diserang oleh musuh.
3.   Untuk mencegah adanya pengaruh yang berlebihan oleh seorang istri terhadap pemerintahan
4.   Untuk menunjukkan ciri dan harga diri seorang bangsawan

Bahkan walaupun Pangeran Siddhartha berpoligami, dilihat dari kutipan Vinaya di atas, jelas bahwa Pangeran Siddhartha hanya melakukan (maaf) “hubungan suami-istri” hanya dengan Yasodhara dan anaknya hanya ada 1 yaitu Rahula yang dilahirkan oleh Putri Yasodhara. Dalam Mulasarvastivada Vinayapun disebutkan, walaupun Pangeran Siddharta mempunyai banyak selir, namun yang dipilihnya sendiri tetaplah Yasodhara seorang, sedangkan selir-selir lainnya hanyalah pemberian ayahnya saja untuk mencegah sang Pangeran meninggalkan keduniawian.

Di sini jelas bahwa dalam teks Buddhis yang menunjukkan bahwa Sang Pangeran mempunyai selir, tetap mengakui kesetiaan dan cinta Pangeran Siddharta terhadap Yasodhara, SATU-SATUNYA istri yang dicintai Sang Pangeran, sejak ikrar mereka di hadapan Buddha Dipamkara.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 22 April 2008, 04:53:08 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #15 on: 22 April 2008, 08:25:41 AM »
Menarik. Seingat saya di Theravada (kalo gak salah Therigatha?) juga ada Gopa/Gopika, tetapi disebutkan Sakyan Maiden, dan Gopa/Gopika bermeditasi dengan tujuan berubah kelamin menjadi laki-laki. Berarti Yasodhara tidak sama dengan Gopa/Gopika?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #16 on: 22 April 2008, 08:28:28 AM »
haaaaaaaaa... bisa yah berubah ::)

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #17 on: 22 April 2008, 08:50:52 AM »
Menarik. Seingat saya di Theravada (kalo gak salah Therigatha?) juga ada Gopa/Gopika, tetapi disebutkan Sakyan Maiden, dan Gopa/Gopika bermeditasi dengan tujuan berubah kelamin menjadi laki-laki. Berarti Yasodhara tidak sama dengan Gopa/Gopika?

maksudnya apa ini?banci?kasim?kaum kebiri?sai baba? uhuk uhuk......
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #18 on: 22 April 2008, 09:08:27 AM »
Konon tidak aneh kalo manusia bisa berubah kelamin.
Ada pria yang melihat Arahat (Theri) terus karena berpikiran buruk berubah menjadi wanita... Kemudian dia juga jadi Theri.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #19 on: 22 April 2008, 09:14:58 AM »
kayak sai baba aja
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #20 on: 22 April 2008, 07:12:47 PM »
Menarik. Seingat saya di Theravada (kalo gak salah Therigatha?) juga ada Gopa/Gopika, tetapi disebutkan Sakyan Maiden, dan Gopa/Gopika bermeditasi dengan tujuan berubah kelamin menjadi laki-laki. Berarti Yasodhara tidak sama dengan Gopa/Gopika?

Sedangkan Gopika disebutkan dalam Sakka Panha Sutta:
“Bhante saya sendiri telah melihat dan menyaksikan hal ini. Demikian pula hal ini, di Kapilavattu ada seorang anak wanita keturunan Sakya bernama Gopika yang yakin dan percaya kepada Buddha, Dhamma dan Sangha, dan melaksanakan Sila. Ia membuang pikiran wanitanya dan mengembangkan pikiran kepriaan, ketika ia meninggal dunia, ia terlahir kembali dalam kehidupan yang menyenangkan di alam surga Tavatimsa sebagai anak kami. Di situ ia dikenal sebagai 'Gopaka devaputto, Gopaka devaputto'.”

Jadi Gopa/ Gopika di sini menjadi laki-laki ketika terlahir di alam Tavatimsa, bukan ketika ia masih menjadi seorang manusia.

Memang ada putri Sakya yang bernama Gopa di Theravada dan lain dengan Yasodhara.

Tetapi jelas yang dimaksud dalam Lalitavistara sebagai Gopa adalah Yasodhara. Dan memang Yasodhara dikenal dengan nama Gopa juga. Oleh karena itu ada 2 alternatif apabila kita melihat dari Mulasarvastivada Vinaya, Lalitavistara dan Yasodhara sekaligus:

1. Yasodhara adalah Gopa. Hal ini menyimpulkan bahwa  dalam teks2 yang lebih kemudian ada kesalahan pencatatan
2. Yasodhara lain dengan Gopa . Di mana Gopa ini diserahkan kepada Sang Pangeran oleh Raja Suddhodhana untuk mencegah agar Sang Pangeran tidak meninggalkan keduniawian (Mulasarvastivada Vinaya). Gopa inilah yang disebutkan dalam Sakka Panha Sutta.

Namun saya cenderung lebih setuju kepada alternatif pertama. Kenapa?

Karena:
1. Mayoritas teks Buddhis menyebutkan bahwa Pangeran Siddharta beristri satu, dengan nama Yasodhara atau Gopa.
2. Gopa dan Yasodhara disebutkan sama-sama sebagai anak dari Dandapani. Gopa dan Yasodhara juga sama-sama disebut Rahulamata (ibu dari Rahula). Mimpi Gopa dalam Lalitavistara serta Mimpi Yasodhara dalam Mulasarvastivada Vinaya juga sama.
3. Dalam kamus-kamus agama Buddha juga disebutkan bahwa Gopa adalah nama lain dari Yasodhara.
4. Buku Jalur Tua Awan Putih karya Bhiksu Thich Nhat Hanh juga menceritakan bahwa Gopa sama dengan yasodhara
5. Setelah saya cross check lagi, ternyata baik dalam Buddhacarita maupun Mahavastu hanya menyebutkan 1 orang istri saja, yaitu Yasodhara.
6. Teks-teks Buddhis dari zaman abad ke- 2 SM sampai 2 M, menyebutkan bahwa Pangeran Siddharta beristri 1. Sedangkan teks-teks Buddhis yang kemudian menyebutkan istri Pangeran Siddharta lebih dari satu.
7. Teks-teks Buddhis awal tersebut merupakan sumber-sumber yang kompeten: Tipitaka Pali, Lalitavistara, Mahavastu, dan Buddhacarita.

Demikian juga dengan Mrgaja dan Gotami, keduanya adalah nama lain dari Kisagotami. Dan kita tahu pada teks-teks Buddhis awal, Kisagotami bukanlah istri atau selir dari Sang Pangeran.

Kalau kita lihat lagi, ada suatu keunikan di mana murid-murid Sang Buddha diklaim sebagai anak dan istri Pangeran Siddharta.

Contohnya yaitu Kisagotami dan Utpalavarna (Uppalavanna), mereka berdua adalah Bhikkhuni siswa Sang Bhagava, namun dalam teks yang lebih kemudian, diklaim sebagai selir Sang Bodhisatta.

Yang lainnya adalah Sunnakkhatta dan Upavana, dalam teks awal mereka disebutan sebagai Bhikkhu siswa Sang Bhagava, namun dalam teks yang lebih kemudian disebutkan bahwa mereka adalah anak Sang Bodhisatta.

Tampaknya ada yang aneh di sini? 8)

Lagipula saya juga bingung, kalau memang Mahavastu dan Buddhacarita menyebutkan bahwa Pangeran Siddharta hanya mempunyai satu istri saja, lantas sumber yang menyebutkan bahwa Pangeran Siddharta memiliki selir bernama Manodhara dan Utpalavarna itu dapat dari mana ya? Oleh karena itu Manodhara dan Utpalavarna ini masih kurang jelas, bagaimana kok bisa disebut sebagai selir Sang Bodhisatta.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 22 April 2008, 07:25:42 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #21 on: 22 April 2008, 07:21:36 PM »
membuang 'pikiran wanita' dan mengembangkan 'pikiran pria' maksudnya gimana
mohon petunjuk nya ni

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #22 on: 22 April 2008, 07:35:45 PM »
membuang 'pikiran wanita' dan mengembangkan 'pikiran pria' maksudnya gimana
mohon petunjuk nya ni

"Pikiran wanita" dan "pikiran pria" itu cuma simbolik saja. "Pikiran wanita" di sini berarti "kelemahan, hati yang tidak teguh, dsb" dan "pikiran pria" berarti "keberanian, hati yang teguh, dsb". Keduanya berlaku baik bagi pria maupun wanita.

Tapi di sini BUKAN berarti bahwa wanita itu selalu mempunyai hati yang tidak teguh atau selalu lemah. Karena Sang Buddha juga mengajarkan dan mengakui potensi wanita dalam mencapai pencerahan. Apakah para Bhikkhuni Arahat mempunyai pikiran yang lemah? Tentu tidak bukan?

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #23 on: 22 April 2008, 07:42:51 PM »
oh begitu
anumodana atas dhammanya
semoga dengan pengertian benar ini kita semua berbahagia

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #24 on: 22 April 2008, 09:45:41 PM »
Untuk no. 2, apakah itu disebutkan dalam Tipitaka Pali dan komentar yang diakui Mahavihara? (Lalitavistara tidak dihitung)

Untuk no. 3, apakah ada dalam kamus pali atau pali dictionary of proper names? Sepengetahuan saya dan sudah saya cek, tidak ada.

Kalau tidak ada, saya akan mengambil kesimpulan ke 3.

Yasodhara lain dengan Gopa. Hal ini menyimpulkan bahwa  dalam teks2 yang lebih kemudian ada kesalahan pencatatan.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #25 on: 22 April 2008, 10:55:45 PM »
ih aneh..

gk jelas banget..

gk ada referensi..gk percaya ah..

Offline Huiono

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 492
  • Reputasi: 32
  • Gender: Male
  • Hmm...
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #26 on: 22 April 2008, 11:14:46 PM »
Benar atau gak sepertinya masih sulit dipastikan...
Tapi, dari saya masih bocah hingga sekarang, baru kali ini saya mendengar Pangeran Siddharta berpoligami...
Dan referensinya asing di telinga...

Saya mau tanya, Raja Sudhodana mempunyai berapa istri? Dan berapa selir???
"During times of universal deceit, telling the truth becomes a revolutionary act"
                                                                                                   -George Orwell

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #27 on: 22 April 2008, 11:16:38 PM »
 [at] atas
bener2...

aneh banget..

referensinya gk jelas juga...belum tentu beneran..aye juga bisa buat Vinaya dan Sutta...

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #28 on: 23 April 2008, 06:21:22 AM »
ih aneh..

gk jelas banget..

gk ada referensi..gk percaya ah..

Anda bicara referensinya, maka saya akan dengan senang hati memberikannya:
1. The Red Thread: Buddhist Approaches to Sexuality dan The Power of Denial
2. Courtesans and Tantric Consorts: Sexualities in Buddhist Narrative, Iconography, and Ritual
3. Suramgamasamadhisutra Oleh Kumarajiva, Etienne Lamotte, Sara Boin-Webb, Buddhist Society
4. Buddhism : Being A Sketch of the Life and Teachings of Gautama, The Buddha
5. The Buddha and His Religion
6. A Dictionary of Chinese Buddhist Terms
7. www.buddha-kyra.com/wife.htm
8. www.palikanon.com/
9. http://www.vidyaonline.org/arvindgupta/ddkindopartone.pdf
10. Jalur Tua Awan Putih (Old Path White Clouds)

Dan silakan baca sendiri Tipitaka Pali (abad 1 SM), Lalitavistara (abad 3 SM - abad 2 M), Buddhacarita (abad 2 M) ataupun Mahavastu (abad 2 SM). Untuk Lalitavistara, untuk lebih mudahnya, dapat anda lihat di relief Borobudur.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #29 on: 23 April 2008, 07:56:42 AM »
apakah dengan membahas ini kita menjadi bijaksana?? atau malah makin blo-on

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #30 on: 23 April 2008, 08:25:01 AM »
Quote
Benar atau gak sepertinya masih sulit dipastikan...
Tapi, dari saya masih bocah hingga sekarang, baru kali ini saya mendengar Pangeran Siddharta berpoligami...
Dan referensinya asing di telinga...

Saya mau tanya, Raja Sudhodana mempunyai berapa istri? Dan berapa selir???

Memang agak aneh terdengar di telinga, tetapi bukan berarti tidak ada di teks-teks kuno.

Ada pernah dengar kalau Siddharta meninggalkan istana setelah jijik melihat gaya tidur pelayan-pelayan (yang lesbian?)

Ada pernah dengar kalau Siddharta selama menyiksa diri bertapa di hutan makannya adalah biji ganja?

Quote
apakah dengan membahas ini kita menjadi bijaksana?? atau malah makin blo-on
saya kira kalau mau dihubung-hubungkan ada kebijaksanaannya.
menurut saya pendekatan tentang Guru Agung tidak bisa disimpulkan melalui pendekatan adhamma (cuma menilik dari teks-teks), melainkan hanya bisa didekati 100% melalui pendekatan Dhamma.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #31 on: 23 April 2008, 08:47:01 AM »
Untuk no. 2, apakah itu disebutkan dalam Tipitaka Pali dan komentar yang diakui Mahavihara? (Lalitavistara tidak dihitung)

Untuk no. 3, apakah ada dalam kamus pali atau pali dictionary of proper names? Sepengetahuan saya dan sudah saya cek, tidak ada.

Kalau tidak ada, saya akan mengambil kesimpulan ke 3.

Yasodhara lain dengan Gopa. Hal ini menyimpulkan bahwa  dalam teks2 yang lebih kemudian ada kesalahan pencatatan.

Setahu saya, memang Tipitaka Pali tidak pernah menggunakan nama "Gopa" untuk Yasodhara.Tapi apakah tidak mungkin bahwa Yasodhara disebut juga dengan nama Gopa? Apakah putri sakya yang bernama Gopa memang cuma 1 orang saja? Belum tentu bukan?

Bahkan dalam Pali Dictionary disebutkan bahwa nama Sansekrta Kisagotami adalah Mrgi / Mrgaja. Namun Mrgi/Mrgaja tidak pernah digunakan di naskah Pali. Tapi hal ini tidak menunjukkan bahwa Mrgi dan Kisagotami adalah orang yang berbeda bukan? Baik Pali Dictionarypun mengakui bahwa mereka adalah seorang yang sama, apalagi kisah Mrgi dan Kisagotami juga sama (ingat syair Nibbuta-pada?)

Berikut saya kutip dari Pali Dictionary:
She is also called Bhaddakaccā,* and, in later texts, Yasodharā (BuA., p.245; Dvy.253), Bimbādevī (J.ii.392f.; DA.ii.422) and, probably, Bimbāsundarī (J.vi.478 [12]).
* E.g., Bu.xxvi.15; Mhv.ii.24 calls her Bhaddakaccānā; but see Thomas, op. cit., 49; she is also called Subhaddakā, this being probably a variant of Bhaddakaccānā.
The Northern texts seem to favour the name of Yasodharā, but they call her the daughter of Dandapānī. (See also Rockhill, op. cit., where various other names are given as well). It is probable that the name of Gotama's wife was Bimbā, and that Bhaddakaccā, Subhaddakā, Yosadhāri and the others, were descriptive epithets applied to her, which later became regarded as, additional names. It is also possible that in Gotama's court there was also a Yasodharā, daughter of Dandapānī, and that there was a later confusion of names. The Commentarial explanation (E.g., AA.i.204), that she was called Bhaddakaccānā because her body was the colour of burnished gold, is probably correct. To suggest (E.g., Thomas, op. cit., 49) that the name bears any reference to the Kaccānagotta seems to be wrong, because the Kaccāna was a brahmin gotta and the Sākiyans were not brahmins.
In the Therī Apadāna (Ap.ii.584ff ) an account is found of a Therī, Yasodharā by name, who is evidently to be identified with Rāhulamātā, because she speaks of herself (vvs. 10, 11) as the Buddha's pajāpatī before he left the household (agāra), and says that she was the chief (pāmokkhā sabbaissarā) of ninety thousand women.


Teks Pali lebih sering menggunakan Rahulamata dan Bhadakaccana sebagai nama dari istri Sang Pangeran Bodhisatta. Namun dalam teks Pali yang lebih kemudian yang tercakup dalam Khuddaka Nikaya seperti Buddhavamsa maupun Theri Apadana, menyebutkan bahwa nama lain dari Rahulamata adalah Yasodhara.

"The Northern Texts" di sini saya kurang jelas merujuk pada teks apa. Tapi saya rasa "Northern Texts" merujuk pada teks-teks Mahayana atau Mahasanghika, seperti Buddhacarita dan Mahavastu, karena penyebaran Mahayana dan Mahasanghika terutama di bagian India utara, sedangkan Theravada di selatan India tepatnya Srilanka.

Oleh karena teks-teks Utara menyebutkan bahwa Yasodhara adalah anak dari Dandapani, demikian juga dengan Lalitavistara yang menyebutkan Gopa sebagai anak dari Dandapani.

Dalam Riwayat Para Buddha (saya ambil dari web samaggiphala):
Agama Buddha aliran Utara lebih menyukai nama Yasodhara, tetapi sering juga menyebutnya sebagai Bimba, Bhaddakacca dan Subhaddaka, dan dianggap sebagai Putri dari Dandapani.

Gopa dalam Lalitavistara juga disebutkan sebagai ibu Rahula. Mimpi Yasodhara dan Gopa juga sama, kisah kehidupan Gopa dalam Lalitavistara juga mirip dengan Rahulamata dalam teks Pali. Dalam Mulasarvastivada Vinaya dikatakan bahwa Pangeran Siddharta "berhubungan" dengan Yasodhara dan hamillah Yasodhara, sedangkan dalam Chandamaharoshana Tantra disebutkan bahwa Pangeran Siddharta "berhubungan" dengan Gopa. Pangeran Siddharta juga diceritakan menunjukkan kebolehannya dalam bidang olahraga sebelum meminang Yasodhara, demikian juga dengan kisah Gopa.
Begitu miripnya bahkan dibilang hampir persis kisah kehidupan Gopa dengan Yasodhara.

Dalam A Dictionary of Chinese Buddhist Terms:
1. 耶輸陀羅 (耶輸陀); 耶輸多羅. 耶戍達羅 Yaśodharā; the wife of Śākyamuni, mother of Rāhula, who became a nun five years after her husband's enlightenment. She is to become the Buddha Raśmi-śata-sahasra-paripūrṇa-dhvaja; v. Lotus Sutra. Her name was also Gopā, 瞿波; 劬毘那 is perhaps Gopī.

2. 瞿夷 Gopā; Gopikā, a name of Yaśodharā, wife of Gautama and mother of Rāhula

Dan kalau anda search di google atau cari-cari di berbagai buku, maka anda akan menemukan bahwa mayoritas buku atau tulisan akan menyebutkan Gopa sebagai nama lain dari Yasodhara. Dalam buku Jalur Tua Awan Putih, kalau tidak salah disebutkan bahwa Gopa adalah panggilan sayang bagi Yasodhara oleh Sang Pangeran.

Belum lagi kalau anda lihat, teks-teks Buddhis yang menunjukkan bahwa pernikahan Pangeran Siddharta adalah Monogami, selalu menggunakan nama Yasodhara atau Gopa sebagai nama istrinya. Sekelompok teks menyebutkan 1 istri itu dengan nama Yasodhara dan sekelompok lainnya menyebutkannya dengan nama Gopa.

Sudah cukup banyak kaitan erat antara Yasodhara dan Gopa sehingga banyak orang akan dengan mudah menyimpulkan bahwa Yasodhara dan Gopa adalah seorang yang sama.

Barusan saja saya menemukan bahwa dalam teks-teks Avadana, menyebutkan kisah cinta antara Pangeran Sudhana dan Kinnari bernama Manohara (Manodhara). Sang Buddha membabarkan cerita tersebut ketika Beliau kemabli ke Kapilavastu. Beliau menyebutkan bahwa pangeran Sudhana adalah kehidupan lampau Beliau dan Manohara adalah kehidupan lampau Yasodhara.

Oleh karena itulah, mungkin dari kisah ini, muncul anggapan bahwa Pangeran Siddharta memiliki selir bernama Manodhara (Manohara). Padahal jelas dalam kisah Avadana disebutkan bahwa Manohara adalah kelahiran lampau Yasodhara. Anda dapat melihat kisah ini tergambar pada relief Borobudur.

Disebutkan dalam sebuah teks Buddhis bahwa ayah dari putri bernama Gopa yang lainnya bernama Kinkinisvara, bukan Dandapani. Di sini kita dapat menyimpulkan ada 2 putri bernama Gopa:
1. Gopa anak Dandapani (Yasodhara)
2. Gopa anak Kinkinisvara (mungkin sama dengan putri Sakya Gopa adalam sakka Panha Sutta)

Saya juga barusan saja menemukan buku refrensi mengenai Manodhara dan Utpalavarna, di mana sumber kebingungan berasal:

Di sana disebutkan bahwa dalam sumber Tiongkok (tidak jelas teks apa), Pangeran Siddharta memiliki 3 istri bernama Yasodhara, Gotami dan Manohara. Yang menarik di sini, Gotami disebut sebagai anak Dandapani. Foucaux juga menyebutkan bahwa Mrgaja mempunyai nama lain yaitu Gopa. Selir Pangeran Siddhata bernama Utpalavarna disebut-sebut oleh Alexander Csoma, sejarawan Buddhisme Tibet. Sumber lain mengatakan bahwa Utpalavarna adalah Mrgaja, Yasodhara adalah Gopa.

Referensi yang saya maksud adalah Buddhism: Being a Sketch of the Life and Teachings of Gautama, the Buddha.

Di buku itu disebutkan bahwa dalam teks-teks Buddhis awal semuanya setuju bahwa Pangeran Siddharta hanya memiliki 1 orang istri. Dan dalam teks-teks Utara, apabila kita teliti lebih dalam lagi, maka kita akan menemukan benang merah bahwa Gotami-Gopa-Mrgaja-Utpalavarna-Manohara-Yasodhara adalah seorang yang sama. Namun kok bisa terpecah jadi tiga istri atau yang lainnya. Ini menunjukkan varian yang muncul belakangan. Apalagi dengan fakta yang menujukkan bahwa Mrgaja adalah Kisagotami. Hal ini lebih-lebih membingungkan lagi. Tampaknya timbul kebingungan akan nama-nama dalam teks yang lebih kemudian.

Namun yang pasti, dalam teks Buddhis awal seperti Tipitaka Pali, Mahavastu, Buddhacarita dan Lalitavistara, semuanya setuju bahwa istri Sang Pangeran Bodhisatta hanya 1 orang saja (Yasodhara / Gopa).

Dalam Buddhism: Being a Sketch of the Life and Teachings of Gautama, the Buddha:
The Older accounts agree in giving Gautama only one wife, whom they call “the mother of Rahula”. As the legends grew she was surrounded with every virtue and grace, and was spoken of as Lotus-coloured, the Attractive, the Illustrious, and so on. Still later, these epithets were supposed to refer to different individuals, but the curious confusions in Northern accounts in which they are mentioned, show that they can be traced back to the one wife of the older story.

Hal ini mengingatkan saya pada satu sumber yang pernah saya baca, di mana selir-selir Pangeran Siddharta itu menyimbolkan sifat-sifat dari Yasodhara sendiri. Jadi selir2 itu hanya simbolik saja.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 23 April 2008, 08:54:26 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #32 on: 24 April 2008, 11:14:05 PM »
apakah dengan membahas ini kita menjadi bijaksana?? atau malah makin blo-on
tipe orang yg blind faith..

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #33 on: 02 May 2008, 08:40:05 PM »
Wah...Untuk GandalfTheElder  yg ngepost...
Memang hampir semua posting u luar biasa...
Btw gw ble tau gk bUtuh Brp Lama lu mEncari Sumber itu????
_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #34 on: 12 May 2008, 08:40:27 AM »
Wah...Untuk GandalfTheElder  yg ngepost...
Memang hampir semua posting u luar biasa...
Btw gw ble tau gk bUtuh Brp Lama lu mEncari Sumber itu????
_/\_

Terima kasih kalau anda senang dengan artikel saya :)

Yah... mencari sumber sih bervariasi ya... bisa 1 - 3 bulan untuk nglengkapin data-data. Kadang juga lebih.

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah Pangeran Siddharta Berpoligami? (Tinjauan Lanjut)
« Reply #35 on: 13 May 2008, 08:52:41 PM »
_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

 

anything