Author Topic: titik kebosananan... (Read 7980 times)

Hendra Susanto · « **on:** 26 February 2008, 07:07:53 PM »

cth kasus:
ada "orang" br kembali dr pertapaannya, yg dia dpt selama meditasi adalah "titik kebosanan" saat ini "orang" itu sedang menikmati kesadaran yang dia dapat selama pertapaannya, "orang" itu bs menjelaskan dengan baik apa itu kesadaran ketika ditanya "bagaimana anda mengetahui semua itu?" dia menjawab "saya mengetahuinya ketika sampai pada titik kebosanan"
diskusi kita: apa itu titik kebosanan??

bond · « **Reply #1 on:** 26 February 2008, 07:57:40 PM »

Titik kebosanan adalah awal pemahaman 4 kesunyataan mulia dan juga awal masuknya ke jalan menghentikannya samsara. Dan Kalau dalam vipassana,pengetahuan mengenai bosan ini disebut Adinava Nyana.

$_/\_$

Sumedho · « **Reply #2 on:** 26 February 2008, 08:23:26 PM »

ketika sudah bosan dan tidak menikmatinya (kesadaran-nya), maka dia hanya melihat apa yang ada saja (kesadaran tsb), tidak menikmatinya, hanya mengamatinya. Dengan demikian dia justru mengetahui kesadaran dengan baik.

Seperti mendengar sebuah lagu, ketika kita tidak menikmati (yah bisa juga karena bosan), kita jadi bisa memperhatikan ada apa di lagu itu dengan baik.

andry · « **Reply #3 on:** 26 February 2008, 09:07:26 PM »

full sati

Lex Chan · « **Reply #4 on:** 26 February 2008, 09:30:24 PM »

Barangkali sudah melihat dukkha dengan sebenar-benarnya, sehingga seluruh objek indera menjadi membosankan (tidak menarik lagi, tidak ada kemelekatan)..

tesla · « **Reply #5 on:** 27 February 2008, 05:46:31 PM »

Quote from: Hendra Susanto on 26 February 2008, 07:07:53 PM

cth kasus:
ada "orang" br kembali dr pertapaannya, yg dia dpt selama meditasi adalah "titik kebosanan" saat ini "orang" itu sedang menikmati kesadaran yang dia dapat selama pertapaannya, "orang" itu bs menjelaskan dengan baik apa itu kesadaran ketika ditanya "bagaimana anda mengetahui semua itu?" dia menjawab "saya mengetahuinya ketika sampai pada titik kebosanan"
diskusi kita: apa itu titik kebosanan??

sorry telmi neh...

"semua itu" apa?

apakah pertapa tsb udah omniscience?

Sumedho · « **Reply #6 on:** 27 February 2008, 06:11:34 PM »

kalau dari konteksnya sih mengacu pada tentang kesadaran itu.

tesla · « **Reply #7 on:** 27 February 2008, 06:25:15 PM »

Quote from: Hendra Susanto on 26 February 2008, 07:07:53 PM

cth kasus:
ada "orang" br kembali dr pertapaannya,
yg dia dpt selama meditasi adalah "titik kebosanan".
saat ini "orang" itu sedang menikmati kesadaran yang dia dapat selama pertapaannya,

bener2 ga ngerti neh...
kesadaran = yg menyadari
menyadari apa? titk kebosanan

Quote

"orang" itu bs menjelaskan dengan baik apa itu kesadaran

kesadaran apa yg dia jelaskan neh...
dapat membedah "citta chain" pada dirinya?
atau mengetahui bahwa "kesadaran = yg mengalami objek"
atau apa?

Quote

ketika ditanya "bagaimana anda mengetahui semua itu?"
dia menjawab "saya mengetahuinya ketika sampai pada titik kebosanan"
diskusi kita: apa itu titik kebosanan??

kok gua ga ngerti apa yg lagi dibicarakan yah?

Sumedho · « **Reply #8 on:** 27 February 2008, 06:33:57 PM »

bahasa indonesia emang rada njelimet, satu kata bisa banyak arti

Quote

ada "orang" br kembali dr pertapaannya, yg dia dpt selama meditasi adalah "titik kebosanan" saat ini "orang" itu sedang menikmati kesadaran (ketenangan dan menjadi sangat aware/eling/sati) yang dia dapat selama pertapaannya, "orang" itu bs menjelaskan dengan baik apa itu kesadaran ketika ditanya "bagaimana anda mengetahui semua itu (tentang kesadaran/ketenangan/keelingan) ?" dia menjawab "saya mengetahuinya ketika sampai pada titik kebosanan"

kalo gini ?

bond · « **Reply #9 on:** 27 February 2008, 06:42:40 PM »

Quote from: tesla on 27 February 2008, 06:25:15 PM

Quote from: Hendra Susanto on 26 February 2008, 07:07:53 PM
cth kasus:
ada "orang" br kembali dr pertapaannya,
yg dia dpt selama meditasi adalah "titik kebosanan".
saat ini "orang" itu sedang menikmati kesadaran yang dia dapat selama pertapaannya,

bener2 ga ngerti neh...
kesadaran = yg menyadari
menyadari apa? titk kebosanan

menikmati kesadaran yg dia dapat selama pertapaannya= melihat,mengetahui, memahami dan mengalami keseluruhan proses citta/kesadaran

Quote
"orang" itu bs menjelaskan dengan baik apa itu kesadaran
kesadaran apa yg dia jelaskan neh...
dapat membedah "citta chain" pada dirinya?
atau mengetahui bahwa "kesadaran = yg mengalami objek"
atau apa?

Citta chain, entah dia memahami sebagian atau keseluruhan seperti Sang Buddha

Quote
ketika ditanya "bagaimana anda mengetahui semua itu?"
dia menjawab "saya mengetahuinya ketika sampai pada titik kebosanan"
diskusi kita: apa itu titik kebosanan??

kok gua ga ngerti apa yg lagi dibicarakan yah?

Ia melihat hidup adalah duka, berproses berulang-ulang tiada akhir. Bahagia dan sedih silih berganti, seperti roda yg terus berputar. Orang yg melihat ini dengan pemahaman yg mendalam maka dia akan benar2 "BOSAN" . Saat dia "bosan" akan mencari jalan keluar dari samsara itu.Dan disitu pula akan muncul perasaan samvega(keterdesakan) sehingga mendapatkan nyana2, seperti pertapa tadi.

Bisa lihat bagaimana Siddarta Gotama "bosan" melihat kenyataan hidup, sehingga Ia mencari obat untuk mengatasi Lahir,Sakit, Tua, dan Kematian sampai menjadi Sang Buddha.

Jika kita berlatih meditasi dengan rutin, suatu saat akan melihat titik "kebosanan" ini, setelah itu akan didapat upekkha dan ekagata dst.

$_/\_$

Hendra Susanto · « **Reply #10 on:** 27 February 2008, 07:03:14 PM »

maksud ane yang spt bos medho bilang tes

Hendra Susanto · « **Reply #11 on:** 27 February 2008, 07:14:21 PM »

sesuai dengan hasil wawancara ane dengan beliau memang "orang" itu merasa indrianya menjadi semu...
ada dan tiada object menjadi tidak berpengaruh.
sampai dimana pencapaian tingkat batin dr "orang" ini?

Huiono · « **Reply #12 on:** 27 February 2008, 07:22:20 PM »

Hmm..
IMO
Setelah mengalami kebosanan terhadap sesuatu (mungkin objek, kondisi2, faktor2 dsb...) maka ditemukan kesadaran sepenuhnya tentang hakekat segala sesuatu itu. Dengan kata lain, timbul pandangan terang dan sebagainya....

Iya juga sih.. Ketika kita bosan terhadap sesuatu, salah satunya bisa disebabkan karena kita telah terlalu memahami sesuatu itu sehingga mengetahui baik-buruknya, kegunaannya bagi kita dsb... Dan bila sesuatu itu tidak lagi sesuai dengan perkembangan kita yang semakin maju, kita cenderung mencari, menggali sesuatu yang berpotensi membuat diri kita menjadi lebih baik lagi...

Thanks atas topik yg manarik ini, Bro Hendra Susanto..

Huiono · « **Reply #13 on:** 27 February 2008, 07:29:19 PM »

Quote from: Hendra Susanto on 27 February 2008, 07:14:21 PM

sesuai dengan hasil wawancara ane dengan beliau memang "orang" itu merasa indrianya menjadi semu...
ada dan tiada object menjadi tidak berpengaruh.
sampai dimana pencapaian tingkat batin dr "orang" ini?

Soal tingkat batin/kesucian, maka hanay mereka yang sudha sampai tahap ini yang mengerti...

Seperti pepatah yang terkenal: "Bagaimana bisa menjelaskan rasa jeruk kalau tidak makan jeruk?"

Nah, kecuali rekan2 di sini ada yang sudah pernah mencicipi 'Tingkat Kebosanan', maka kita sulit mengetahui tingkat kesucian orang tersebut...

Tapi kalo gak ada, mungkin bisa lewat petikan2 teks, artikel, ceramah atau sutta...

Hendra Susanto · « **Reply #14 on:** 27 February 2008, 07:40:06 PM »

sama2 bos...
setelah sampai pada titik kebosanan, akan timbul batin yang diam segala keinginan menjadi musnah.. ak pernah sampai pada titik ini keinginan menjadi musnah setelah bbrp saat ak kembali menyadari bahwa titik kebosanan yang ak rasakan pada saat itu adalah kekotoran batin...

bond · « **Reply #15 on:** 27 February 2008, 07:47:51 PM »

Kelihatannya harus ditanya, meditasi apa yg si pertapa latih, apakah Samatha pada umumnya atau dia memang tau ttg vipassana.

Karena di dua titik jenis meditasi tadi akan menemukan apa yg disebut "kebosanan"

Kalau Samatha, ketika dia merasakan piti dan sukha, ia akan menganggap kebahagiaan indria adalah tidak permanen dan semu, dibandingkan piti dan sukha. Ini adalah kebosanan tahap awal. Tetapi ketika dia sudah merasakan piti dan sukha , maka dia menyadari kelemahan dan kekotoran dari piti sukha tadi, sehingga ia menjadi bosan sekali, dan tinggalkan itu semua dan muncullah Upekha dan ekagata.Di sini sangat hening dan tenang, kesadaran jernih dan pengamatan jelas.Batin tidak lagi menaruh minat pada hal2 kesenangan indrawi, piti ataupun sukha.

Smoga bermanfaat

$_/\_$

Sumedho · « **Reply #16 on:** 27 February 2008, 08:04:09 PM »

oot nih

keknya ada salah ketik bro bond. ketika ada piti dan sukha (sebagai faktor jhana), tentu sudah ada upekkha dan ekagatta, bukan muncul belakangan utk menggantikan piti dan sukha. *menurut referensi abhidhamma/visuddhimagga*

kalau referensi sutta faktornya agak berbeda

Hendra Susanto · « **Reply #17 on:** 27 February 2008, 09:23:23 PM »

Quote

Kelihatannya harus ditanya, meditasi apa yg si pertapa latih, apakah Samatha pada umumnya atau dia memang tau ttg vipassana.

meditasi tanpa pola

tesla · « **Reply #18 on:** 28 February 2008, 08:27:28 AM »

titik kebosanan...

pengalamanku sih... aku selalu hidup utk mengisi apa yg kurang dalam hidup.

dalam hal intelektual, status sosial, ekonomi, dll...
setelah semua terisi, ada rasa kebahagiaan tetapi cuman sebentar.
selang beberapa lama, semuanya jadi terasa biasa-biasa saja.

ga tau lagi mau ngapain... ga tau lagi apa yg kucari...
apakah ini titik kebosanan?

andry · « **Reply #19 on:** 28 February 2008, 08:46:51 AM »

Quote from: Hendra Susanto on 27 February 2008, 07:40:06 PM

sama2 bos...
setelah sampai pada titik kebosanan, akan timbul batin yang diam segala keinginan menjadi musnah.. ak pernah sampai pada titik ini keinginan menjadi musnah setelah bbrp saat ak kembali menyadari bahwa titik kebosanan yang ak rasakan pada saat itu adalah kekotoran batin...

wah sama neh ko hen, saya juga pernah sampai titik ini, jenuh banget..dan merasa hidup ini aduh..wah..uuh...ihh... ingin rasanya tak menjadi lagi..
untung ne pas meditasi jalan, jadi cepet motongnya..hik.hik

bond · « **Reply #20 on:** 28 February 2008, 09:31:16 AM »

Quote from: Sumedho on 27 February 2008, 08:04:09 PM

oot nih

keknya ada salah ketik bro bond. ketika ada piti dan sukha (sebagai faktor jhana), tentu sudah ada upekkha dan ekagatta, bukan muncul belakangan utk menggantikan piti dan sukha. *menurut referensi abhidhamma/visuddhimagga*

kalau referensi sutta faktornya agak berbeda

Sorry bro kalo OOT

Betul upekha dan ekagatta sudah ada, tetapi tidak dominan sekali pada saat piti dan sukha sebagai faktor yg dominan, ketika kita tau
ada kelemahan dalam piti dan sukha dan meninggalkannya.Oleh karena itu karena mengetahuinya dan memiliki kebosanan, maka di tinggalkan.Makanya saya hanya mengatakan faktor2 dominannya saja dengan kata "muncullah..". Ini cuma share pengalaman meditatif ku aja berhubungan dengan titik kebosanan tadi. $_/\_$

Sumedho · « **Reply #21 on:** 28 February 2008, 10:23:53 AM »

maka it bro, "salah ketik" hmm atau "pemilihan kata" yang kurang pas saja koq. $_/\_$

Riky_dave · « **Reply #22 on:** 09 May 2008, 08:28:45 PM »

Gk ngerti gw

Titik kebosanan=kesadaran??
Bagaimana dengan kiat2 mengatasi kebosanan??
APa sih mskdnya disni bosan???
Apakah titik kebosanan melihat segala sesuatu apa adanya??
Mank ada hubnya??setau gw,kl gw bosan ama something,gw lihat pun kgk mau lagi...
Da bosen si lihatnya....
Seperti dengar lagu,kl da bosen gw gk mau dgr lagi..
Mohon penjelasannya gw gk ngerti

$_/\_$