//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Etika Diskusi  (Read 61922 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Rina Hong

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: -2
  • Gender: Female
Re: Etika Diskusi
« Reply #45 on: 16 February 2010, 02:51:21 PM »
Dear Bro Truth,

IMO anda postingan ada tidak ada yang salah kog.
tapi perlu kita ketahui, dimana bumi berpijak disitu langit dijunjung.
tetap semangat yah bro TL...  _/\_
hanya 1 tips dari gw :
disini adalah tempat belajar, jadi anda bisa berdiskusi apa saja, bukan untuk saling menjatuhkan.
bila suatu diskusi tidak membawa manfaat lagi malah sebaliknya memancing suasana kontroversial dan amarah, sebaiknya dihentikan walaupun anda sendiri mungkin merasa belum puas.
orang yang membaca postingan jawaban atas pertanyaan anda sudah pasti bisa menilai sendiri kalau jawaban itu kurang bagus.

mengenai SP yang diberikan saya rasa cukup pantas jika dengan alasan  postingan anda membuahkan kekacauan.

aliran orang lain kalau kita setuju, kita ikuti, kalau tidak setuju di abaikan. asal anda tetap mempunyai keyakinan anda sendiri, maka tidaklah perlu mencampuri keyakinan org lain.

hendaklah postingan
BAIK
BENAR
BIJAK

mangga di cerna doelo

Bila sesuatu perbuatan setelah selesai dilakukan tidak membuat seseorang menyesal, maka perbuatan itu adalah baik. Orang itu akan menerima buah perbuatannya dengan hati gembira dan puas

Dhammapada - V:9 68

seseorang tidak dapat dikatakan bijaksana hanya karena ia banyak bicara tetapi orang yang damai, tanpa rasa benci dan tanpa rasa takut dapat disebut orang bijaksana.
Dhammapada - XIX:2 258

kebenaran itu sendiri adalah sesuai dengan dhamma...  :)

semoga bermanfaat syair yg Rina kutip ini.



The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Etika Diskusi
« Reply #46 on: 16 February 2010, 02:58:49 PM »
Mohon menggunakan bahasa yang sopan, tertib, elegan dan tidak konfrontatif, tidak rasis, tidak menyindir, tidak mencela, tidak diskriminatif.



Saya setuju ini dijadikan salah satu pasal dalam UUDC

Bagus, bagus
Bila prinsip ini dapat ditegakkan,maka DC akan mendapatkan manfaatnya:
1. Mengalami kemajuan, bukan kemunduran
2. Semua orang akan menaruh respek pada DC
3. DC dapat berkembang menjadi website Buddhis yang Buddhistik, bisa diterima secara global, umat agama lain akan memandang DC secara segan , karena anggotanya dapat bersikap baik, bijak dan benar.
4. DC akan dilirik oleh para cendikiawan, rohaniawan, bahkan donatur sebagai rujukan yg dapat dipercaya , kredibel dan bonafit. 
5. Para anggota DC akan tertarik untuk terus aktif memberi kontribusi atas pengembangannya.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Etika Diskusi
« Reply #47 on: 16 February 2010, 03:07:22 PM »
Dhammapada - V:9 68
seseorang tidak dapat dikatakan bijaksana hanya karena ia banyak bicara tetapi orang yang damai, tanpa rasa benci dan tanpa rasa takut dapat disebut orang bijaksana.
Dhammapada - XIX:2 258

Kutipannya bagus, sis  :)

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Etika Diskusi
« Reply #48 on: 16 February 2010, 03:10:24 PM »
Quote
Mohon menggunakan bahasa yang sopan, tertib, elegan dan tidak konfrontatif, tidak rasis, tidak menyindir, tidak mencela, tidak diskriminatif.

Deal bos..

Kalau bisa tambahin sanksinya apa saja...jadi dan jika penyebab muncul bisa diantisipasi terlebih dahulu sebelum meluas. Dan Setiap mod dan glomod harus konsisten dalam menegakkan rule tadi dan tidak tebang pilih. Dan member seyogyanya juga menaati demi ketertiban bersama. _/\_
« Last Edit: 16 February 2010, 03:15:24 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Etika Diskusi
« Reply #49 on: 16 February 2010, 03:21:59 PM »
Silakan dicatat lagi:
Mohon menggunakan bahasa yang sopan, tertib, elegan dan tidak konfrontatif, tidak rasis, tidak menyindir, tidak mencela, tidak diskriminatif. Permintaan yang cukup sederhana , bukan?

Apakah ini berarti gaya bahasa sinisme dan sarkasme tidak boleh digunakan?

Mencela juga patokannya bagaimana? Dari satu perkataan, ada yang "cincai" ga merasa itu sebagai celaan, ada juga yang "sensi" merasa itu adalah "pencelaan-penghinaan".

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Etika Diskusi
« Reply #50 on: 16 February 2010, 03:30:00 PM »
Silakan dicatat lagi:
Mohon menggunakan bahasa yang sopan, tertib, elegan dan tidak konfrontatif, tidak rasis, tidak menyindir, tidak mencela, tidak diskriminatif. Permintaan yang cukup sederhana , bukan?

Apakah ini berarti gaya bahasa sinisme dan sarkasme tidak boleh digunakan?

Mencela juga patokannya bagaimana? Dari satu perkataan, ada yang "cincai" ga merasa itu sebagai celaan, ada juga yang "sensi" merasa itu adalah "pencelaan-penghinaan".


nah ini jadi dilematis lagi, makanya sejak awal saya usulkan agar penilaian ini dilakukan oleh lebih dari 1 mod spy lebih obyektif

Offline Rina Hong

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: -2
  • Gender: Female
Re: Etika Diskusi
« Reply #51 on: 16 February 2010, 03:35:41 PM »
kalo emank udah sensitif, sopan juga dianggap menyidir.
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Etika Diskusi
« Reply #52 on: 16 February 2010, 03:47:58 PM »
Silakan dicatat lagi:
Mohon menggunakan bahasa yang sopan, tertib, elegan dan tidak konfrontatif, tidak rasis, tidak menyindir, tidak mencela, tidak diskriminatif. Permintaan yang cukup sederhana , bukan?

Apakah ini berarti gaya bahasa sinisme dan sarkasme tidak boleh digunakan?

Mencela juga patokannya bagaimana? Dari satu perkataan, ada yang "cincai" ga merasa itu sebagai celaan, ada juga yang "sensi" merasa itu adalah "pencelaan-penghinaan".


nah ini jadi dilematis lagi, makanya sejak awal saya usulkan agar penilaian ini dilakukan oleh lebih dari 1 mod spy lebih obyektif

berarti apakah penghapusan postingan, memindahkan dan sebagainya yg dianggap tidak layak diperlukan banyaknya pendapat dalam memberi penilaian baru action atau dalam kapasitas tertentu baru diadakan voting?. Setau saya Voting/penilaian bersama baru mengambil keputusan sudah ada aturan mainnya. Dan ada  kebijakan moderator or glomod yg menangani masalah tanpa voting sesuai dengan job desk masing2. Memang dilematis sih  ;D. Tuhan malah anteng dalam kediamannya  ^-^

IMO pendapat bro Chingik sudah baik.. tinggal dilihat eskalasi postingannya berapa banyak dan efeknya yg dapat memicu point2 kekacauan. Kalau baru satu postingan lsg di berikan penilaian juga kurang bijak. Ini sekaligus menjadi evaluasi dari masukan bro kainyn.
« Last Edit: 16 February 2010, 03:54:12 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
Re: Etika Diskusi
« Reply #53 on: 16 February 2010, 03:57:21 PM »
Silakan dicatat lagi:
Mohon menggunakan bahasa yang sopan, tertib, elegan dan tidak konfrontatif, tidak rasis, tidak menyindir, tidak mencela, tidak diskriminatif. Permintaan yang cukup sederhana , bukan?
Apakah ini berarti gaya bahasa sinisme dan sarkasme tidak boleh digunakan?
Mencela juga patokannya bagaimana? Dari satu perkataan, ada yang "cincai" ga merasa itu sebagai celaan, ada juga yang "sensi" merasa itu adalah "pencelaan-penghinaan".

betul tuh ! setuju abang Kayin
relatif sekali !

kalau udah namanya forum, pasti ada sindiran dan kritikan !
yang penting kata2 sindirian atau kritikan haruslah sopan, janganlah memakai kata2 kasar.
kalau tidak ada kata2 sindirian dan kritikan bukan 'nama forum' tapi melihat dan mendengar news/berita :))
kam sia ya

« Last Edit: 16 February 2010, 03:58:53 PM by sukuhong »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Etika Diskusi
« Reply #54 on: 16 February 2010, 03:57:58 PM »
sejujurnya saya kesulitan dalam mendefinisikan bagaimana yg disebut sopan, tertib,  tidak menyindir, tidak mencela, dsb. apa yg menurut seseorang menyindir, etc bagi orang lain mungkin bukan, jadi penilaian siapa yg menjadi patokan?

kalau seorang moderator menghapus, etc suatu postingan, dengan penilaiannya bahwa postingan menyindir, sementara orang lain tidak sependapat, tentu akan berakibat munculnya kembali thread spt ini.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Etika Diskusi
« Reply #55 on: 16 February 2010, 04:01:01 PM »
Silakan dicatat lagi:
Mohon menggunakan bahasa yang sopan, tertib, elegan dan tidak konfrontatif, tidak rasis, tidak menyindir, tidak mencela, tidak diskriminatif. Permintaan yang cukup sederhana , bukan?

Apakah ini berarti gaya bahasa sinisme dan sarkasme tidak boleh digunakan?

Mencela juga patokannya bagaimana? Dari satu perkataan, ada yang "cincai" ga merasa itu sebagai celaan, ada juga yang "sensi" merasa itu adalah "pencelaan-penghinaan".

Saya mau ikut berpendapat. Untuk kesekian kalinya, saya pikir tata-cara melontarkan argumen (komentar) yang perlu dilarang adalah komentar yang masuk dalam kategori abusive ad hominem.

Argumentum ad hominem => melontarkan argumen, komentar, pendapat, pernyataan, maupun pertanyaan yang sifatnya adalah meyinggung, mendesak, dan dalam skala lebih berat adalah menyerang pribadi lawan diskusi.

Ada 3 jenis argumentum ad hominem, yaitu:
1) Abusive ad hominem
Adalah argumen yang dilontarkan untuk menyerang lawan diskusi secara frontal, dan kandungan argumen itu tidak berhubungan dengan pembahasan diskusi.
Misalnya => "Dasar kau orang tolol dan jelek!"
            => "Lucu sekali. Rupanya dia hanya tahu soal hal mesum."

2) Circumstantial ad hominem
Adalah argumen yang dilontarkan untuk menyerang lawan diskusi dengan cara menunjukkan kontradiksi yang tidak berhubungan antara lawan diskusi dengan argumennya.
Misalnya => "Komentar dan referensi Anda tidak valid, karena Anda sendiri bukan dari Aliran X"
            => "Postingan dia tidak berbobot, sebab dari kemarin dia hanya berusaha menjatuhkan kami"

3) Tu quoque ad hominem
Adalah argumen yang dilontarkan untuk menyerang lawan diskusi dengan cara menunjukkan kontradiksi yang berhubungan antara lawan diskusi dengan argumennya.
Misalnya => "Penjelasan Anda kontradiktif, sebab tempo hari Anda tidak menyatakan hal itu"
            => "Memang demikian. Tapi kemarin ada teman kita yang menyatakan kalau dia sudah menjadi 'buddha' di DC"


Menurut saya, yang perlu dilarang penggunaannya di Forum DhammaCitta adalah abusive ad hominem. Jika ada penggunaan argumen ini, maka pihak Moderator berhak untuk mengubah penggunaan kata-kata, mensensor, menghapus, atau melempar topik ke Karantina.

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Etika Diskusi
« Reply #56 on: 16 February 2010, 04:08:13 PM »
kalo emank udah sensitif, sopan juga dianggap menyidir.

Selain itu juga dilarang mengumbar umbar RAYUAN2, kata manis yg terus menerus pada member yg berlain jenis maupun sejenis!...

ini juga bakal kena tilang!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
Re: Etika Diskusi
« Reply #57 on: 16 February 2010, 04:09:00 PM »
dari bang Upasaka boleh jadi referensi tuh !
kam sia ya

Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
Re: Etika Diskusi
« Reply #58 on: 16 February 2010, 04:10:30 PM »
kalo emank udah sensitif, sopan juga dianggap menyidir.

nah ini non Rina, betul sekali kau !
kam sia ya

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Etika Diskusi
« Reply #59 on: 16 February 2010, 04:18:38 PM »
nah ini jadi dilematis lagi, makanya sejak awal saya usulkan agar penilaian ini dilakukan oleh lebih dari 1 mod spy lebih obyektif

Banyak-sedikitnya mod yang menilai juga tidak menjamin objektifitas. Sebaiknya memang mod yang bersangkutan yang mengambil tindakan yang dianggap perlu. Bukankah memang seseorang dipilih jadi moderator karena dipercaya penilaiannya?
Nanti baru mod/member lain memberikan masukan karena memang semua orang juga pasti masih bisa keliru mengambil keputusan. Kalau hanya edit-hapus perlu persetujuan ramai-ramai, terlalu berbelit-belit.


kalo emank udah sensitif, sopan juga dianggap menyidir.
Betul, karena itulah saya bilang susah menentukan batasan "mencela".

Mengenai menyindir, dulu pernah ada umat lain mengolok jalan petapa sebagai "menyia-nyiakan kesenangan". Saya bercerita begini:
'seseorang yang berada di penjara, ketika ia melekat pada kenikmatan penjara yang sarat kekerasan, pelecehan seksual, melihat kehidupan penjara sebagai menyenangkan. Jika hidup di masyarakat, kejahatan dilakukan diam-diam, kalau di sana, benar-benar "feels like home". Ketika orang sudah tidak melekat lagi pada kehidupan penjara tersebut, dia tidak melihat kehidupan di penjara sebagai menyenangkan. Ketika waktunya dia keluar penjara, maka teman-teman penjaranya itu mungkin berpikir, "orang itu sungguh bodoh menyia-nyiakan kesempatan bersenang-senang di sini" tapi apakah orang itu sendiri merasa menyia-nyiakan kesenangan?'

Tentu saja semua orang juga menangkap dari cerita itu, saya menyindir lawan bicara saya sebagai "penghuni penjara" yang melekat pada penjara. Tapi apakah kira-kira itu berlawanan dengan etika?