Apakah Umat Buddha Penyembah Berhala?
Penghormatan Terhadap Objek
Dalam setiap agama pasti terdapat objek-objek atau simbol-simbol yang ditujukan untuk penghormatan. Dalam Buddhisme terdapat tiga objek agama yang utama untuk tujuan tersebut, yaitu:
1. Saririka atau relik-relik jasmani Sang Buddha;
2. Uddesika atau simbol-simbol agama seperti rupang (patung, gambar) Sang Buddha dan cetiya atau pagoda;
3. Paribhogika atau barang-barang pribadi yang pernah digunakan oleh Buddha.
Sudah menjadi hal yang biasa bagi semua umat Buddha di seluruh dunia untuk memberikan penghormatan kepada objek-objek di atas. Dan juga merupakan tradisi umat Buddha untuk membangun rupang Sang Buddha, cetiya atau pagoda pagoda serta menanam pohon Bodhi di setiap Vihara sebagai objek penghormatan keagamaan.
Banyak orang salah paham dan menggangap umat Buddha sebagai penyembah berhala. Kesalahpahaman ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang ajaran Buddha serta adat istiadat dan tradisi Buddhis.
Penyembahan berhala secara umum berarti mendirikan patung dewa-dewi di beberapa agama theistik dalam berbagai bentuk oleh pemeluknya untuk disembah, mencari berkah dan perlindungan serta untuk berkah kemewahan, kesehatan dan kekayaan para pemohon. Beberapa pemohon bahkan memohon kepada patung untuk memenuhi bermacam kekuasaan pribadi walaupun kekuasaan itu diperolehi dengan cara yang salah. Mereka juga berdoa agar dosa mereka diampuni.
Pemujaan terhadap rupang (gambar/patung) Sang Buddha sebenarnya berbeda dengan aspek yang diterangkan diatas. Bahkan istilah "menyembah" ini sendiri tidak sesuai dengan sudut pandang Buddhis. "Memberi penghormatan" merupakan istilah yang lebih tepat. Umat Buddha tidak berdoa kepada patung atau berhala; apa yang mereka lakukan adalah memberi penghormatan kepada seorang guru agama yang agung yang layak diberi penghormatan. Rupang-rupang didirikan sebagai tanda penghormatan dan penghargaan untuk pencapaian tertinggi dari Pencerahan dan kesempurnaan yang dicapai oleh seorang guru agama yang luar biasa. Bagi seseorang Buddhis, rupang (gambar/patung) Sang Buddha hanya merupakan suatu tanda, simbol yang membantunya mengingat Sang Buddha.
Umat Buddha berlutut dan memberi hormat kepada rupang (gambar/patung) sebenarnya memberi hormat kepada apa yang di wakili dari rupang (gambar/patung) itu. Mereka mencari keinginan duniawi dari rupang (gambar/patung) tersebut. Mereka merenung dan bermeditasi untuk mendapatkan inspirasi dari kepribadian mulia Sang Buddha. Mereka berusaha menyamakan kesempurnaanNya dengan mengikuti ajaran-ajaran mulia Sang Buddha.
Umat Buddha menghormati kebajikan dan kesucian guru agamanya yang diwakili oleh rupang (gambar/patung) tersebut. Faktanya semua penganut agama menciptakan rupang (gambar/patung) yang mewakili guru agama mereka baik dalam bentuk visual atau dalam bentuk penggambaran secara pikiran untuk penghormatan. Oleh karena itu, tidak tepat dan tidak adil untuk mengkritik dan menyatakan bahwa umat Buddha adalah penyembah berhala.