//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: [ask] agama Budha  (Read 31137 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Parami

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 43
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • Keep aware....
Re: [ask] agama Budha
« Reply #60 on: 20 November 2008, 11:10:05 AM »

1. Tuhanku mengajar, yang menulis Kitab Suci adalah para muridNya.
2. oke, saya kira ada beberapa macam teknik meditasi.
3. iya, paham, semua orang ber cita2 menjadi Budha, entah harus mengalami reinkarnasi berapa kali. tapi tetap saya nga paham : dari manakah jiwa itu bila bukan Budha yang menciptakan. lalu siapa yang menciptakan Pangeran Sidharta hingga ia bisa menjadi Budha.
apakah ada yang bisa membantu menjelaskan point ke 3 ini?


Saya ingin coba menanggapi point no. 3 di atas...

Saya tahu Anda percaya pada Jiwa / Roh yg ada di setiap manusia, oleh karena itu Anda menanyakan darimana asal mulanya. Kalau benar begitu, maka Anda dan kami para Buddhis berangkat dari pemahaman berbeda. Dan jawaban kami atas pertanyaan no. 3 itu tidak akan memuaskan batin Anda.

Buddhisme memberkan fakta bahwa AKU / ROH / JIWA itu hanyalah sebatas ilusi manusia. Oleh karena itu, tidak ada JIWA yang berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan lain (reinkarnasi). Kelahiran kembali di Buddhisme disebut dengan istilah TUMIMBAL LAHIR, yaitu proses penerusan kehidupan dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya. Coba Anda cermati! Itu hanyalah PROSES.

Sampai di sini, saya harap Anda cukup paham. Lalu Anda bertanya darimana awalnya JIWA (atau maksudnya dalam konteks ini adalah nyawa - mungkin Anda menganggap Roh adalah nyawa bagi manusia). Karena atas pemahaman di paragraf sebelumnya, jelaslah bahwa semua hal di duniawi ini tidak ada yg berupa substansi inti atau kekal sifatnya. Nyawa itu hanyalah paduan unsur2. Kalau Anda bertanya asal-muasal kehidupan, Anda akan berkutat di Konsep Penciptaan Awal yg penuh dengan spekulasi dan khayalan. Dan itu adalah satu hal yg sulit dipahami kalau Anda terpaku pada pendalihan terhadap bukti otentik, sains.

Nambahin nih.... kalo salah ya tolong di koreksi.

Bro Petrus dari penjelasan di atas dan sebelumnya, itu sebenarnya sudah cukup jelas.
Sebab ilmu pengetahuan manusia belum cukup untuk mencapai pembuktian tersebut untuk memberikan label/nama yang ilmiah dan masuk logika.
Contoh yang umum seperti ilmuan Galeleo yang mana pada saat semua manusia di jaman itu percaya bahwa bumi ini datar, dia dianggap gila karena menyatakan bumi ini bulat. Namun karena perkembangan ilmu pengetahuan manusia hal itu terbukti di abad sekarang ini.

Kalo bro Petrus hanya mempertanyakan point (3) pertanyaan bro, saya rasa itu suatu hal yang mustahil dibuktikan, dan saya yakin anda juga tidak dapat membuktikannya secara logika ilmu pengetahuan; jangan mengunakan ayat dari kitab suci.

Jadi hal tersebut akan timbul banyak pertanyaan yang lain seperti:
1. Mana yang duluan ada, telur atau ayam.
2. Mengapa matahari terbit di timur dan tenggelam di barat.
3. dll.

Jadi semua akan menjadi sebuah "lingkaran" pertanyaan yang tidak akan terbukti kebenarannya.
Jadi untuk apa kita mengetahui siapa manusia pertama, siapa penciptanya, apakah dunia akan hancur...dll.

Menurut SB, yang terpenting saat ini dan di kehidupan ini. Apakah kita sudah berbuat kebaikan dengan tidak menyakiti dan menolong "semua mahkluk".

Kalau anda mau lebih berpikir terbuka dengan melepas semua "doktrin-2" yang ada dalam pikiran ada, saya rasa logika anda akan lebih menerima penjelasan rekan2 yang lain.

Mohon maaf kalo ada kekeliruan dalam penjelasan ini.

Semoga bro Petrus dapat lebih paham.

Sabbe satta bhavantu sukhitatta -- semoga semua makhluk berbahagia.
Semoga saya sehat, berbahagia dan terbebas.
Semoga semua mahkluk sehat, berbahagia dan terbebas.

Offline Parami

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 43
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • Keep aware....
Re: [ask] agama Budha
« Reply #61 on: 20 November 2008, 11:13:16 AM »
Sori neh salah buka Bro Petrus... tapi Hope.

Soale kelihatannya kedua orang ini sama..  ;D

 _/\_
Semoga saya sehat, berbahagia dan terbebas.
Semoga semua mahkluk sehat, berbahagia dan terbebas.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: [ask] agama Budha
« Reply #62 on: 20 November 2008, 11:26:31 AM »
 :))

[at] parami..

kalau salah tulis gitu, 'modify' ja..  :)

Offline Parami

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 43
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • Keep aware....
Re: [ask] agama Budha
« Reply #63 on: 20 November 2008, 11:28:30 AM »
Ok thanks Bro Upasaka.

  ;D ;D ;D ;D
Semoga saya sehat, berbahagia dan terbebas.
Semoga semua mahkluk sehat, berbahagia dan terbebas.

Offline fran

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 312
  • Reputasi: 8
  • Omitofo
Re: [ask] agama Budha
« Reply #64 on: 20 November 2008, 11:15:45 PM »
..
di Kitab Suci ada, Tuhanlah yang menciptakan jiwa :
Mat 10:28    Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. 
...

Mana yg lebih hebad : Tuhan atau Pikiran sdr. hope ?


Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

Offline hope

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 10
  • Reputasi: -3
Re: [ask] agama Budha
« Reply #65 on: 21 November 2008, 02:50:03 PM »
ok terima kasih penjelasannya, mungkin memang benar dan baik seorang ibu akan melarang dan mengatakan jangan, karena takut kebakaran, takut si anak kena api, takut si anak luka bakar, dll
tapi si anak tidak akan mengerti mengapa, dia hanya tahu kalau itu dilarang, tanpa diberi kesempatan untuk berpikir lebih kritis mengapa hal itu dilarang, ia hanya tau akibatnya

dalam Buddhis, si anak diajarkan untuk lebih dewasa, berpikir kritis, mandiri
si ibu tidak ingin si anak hanya tahu kalau api itu berbahaya
si ibu akan memberi penjelasan bahwa api itu bisa membakar
dan si anak akan berpikir lebih kritis, apabila api itu bisa membakar, dan bila terkena baju atau tangannya maka ia akan ikut terbakar juga, sekarang, terserah si anak, mau tetap bermain api atau tidak
makanya gak semua orang bisa mengerti walaupun telah dijelaskan
ada yg bisa berpikir kritis sehingga tidak lagi menggunakan api sebagai mainan
ada juga yang tidak mampu sehingga ia akan tetap terluka karenanya

intinya kita tidak ingin selamat karena takut akan ancaman yang akan terjadi
tapi karena pemahaman yang lebih mendalam, yaitu sebab dan akibatnya

Kitab Suci adalah pegangan hidup yang terutama, namun tidak bisa berjalan sendiri. masih ada Tradisi Gereja dan Magisterium (penjabaran Kitab Suci : membahas masalah perkawinan, sikap moral, tata cara ibadah, dll). bila mau lebih dalam bisa membaca ketiganya sebagai satu kesatuan.
alasan2 si ibu bisa dilihat di Tradisi dan Magisterium. jadi bukan ketaatan yang membuta, tapi menimbulkan kesadaran.  :)


1. Tuhanku mengajar, yang menulis Kitab Suci adalah para muridNya.
2. oke, saya kira ada beberapa macam teknik meditasi.
3. iya, paham, semua orang ber cita2 menjadi Budha, entah harus mengalami reinkarnasi berapa kali. tapi tetap saya nga paham : dari manakah jiwa itu bila bukan Budha yang menciptakan. lalu siapa yang menciptakan Pangeran Sidharta hingga ia bisa menjadi Budha.
apakah ada yang bisa membantu menjelaskan point ke 3 ini?


Saya ingin coba menanggapi point no. 3 di atas...

Saya tahu Anda percaya pada Jiwa / Roh yg ada di setiap manusia, oleh karena itu Anda menanyakan darimana asal mulanya. Kalau benar begitu, maka Anda dan kami para Buddhis berangkat dari pemahaman berbeda. Dan jawaban kami atas pertanyaan no. 3 itu tidak akan memuaskan batin Anda.

Buddhisme memberkan fakta bahwa AKU / ROH / JIWA itu hanyalah sebatas ilusi manusia. Oleh karena itu, tidak ada JIWA yang berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan lain (reinkarnasi). Kelahiran kembali di Buddhisme disebut dengan istilah TUMIMBAL LAHIR, yaitu proses penerusan kehidupan dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya. Coba Anda cermati! Itu hanyalah PROSES.

Sampai di sini, saya harap Anda cukup paham. Lalu Anda bertanya darimana awalnya JIWA (atau maksudnya dalam konteks ini adalah nyawa - mungkin Anda menganggap Roh adalah nyawa bagi manusia). Karena atas pemahaman di paragraf sebelumnya, jelaslah bahwa semua hal di duniawi ini tidak ada yg berupa substansi inti atau kekal sifatnya. Nyawa itu hanyalah paduan unsur2. Kalau Anda bertanya asal-muasal kehidupan, Anda akan berkutat di Konsep Penciptaan Awal yg penuh dengan spekulasi dan khayalan. Dan itu adalah satu hal yg sulit dipahami kalau Anda terpaku pada pendalihan terhadap bukti otentik, sains.

terima kasih sebelumnya.
mungkin kita perlu menyamakan persepsi sebelum melanjutkan diskusi, biar nga bingung.
manusia terdiri dari raga (tubuh) dan jiwa (nyawa).
raga tanpa jiwa kan sama saja nga hidup alias nga bernyawa / nga bisa gerak.
nah, kalo mati ya raga ini dikubur / dikremasi di bumi sedangkan jiwa sifatnya adalah kekal nga bisa mati, kembali ke Surga atau masuk Neraka sesuai dengan perbuatannya di dunia selama hidup.

oke, pertanyaan selanjutnya  :
1. kalo di Budha dikatakan aku / roh / jiwa / nyawa adalah ilusi atau nga nyata, lalu apa yang menggerakan raga : bisa napas, bisa makan, bisa jalan, bisa tidur, dll dsb.
2. nyawa adalah paduan unsur2 ... unsur2 apa?? siapa yang memadukan? dari mana? bagaimana bisa masuk ke raga?


Nambahin nih.... kalo salah ya tolong di koreksi.

Bro Petrus dari penjelasan di atas dan sebelumnya, itu sebenarnya sudah cukup jelas.
Sebab ilmu pengetahuan manusia belum cukup untuk mencapai pembuktian tersebut untuk memberikan label/nama yang ilmiah dan masuk logika.
Contoh yang umum seperti ilmuan Galeleo yang mana pada saat semua manusia di jaman itu percaya bahwa bumi ini datar, dia dianggap gila karena menyatakan bumi ini bulat. Namun karena perkembangan ilmu pengetahuan manusia hal itu terbukti di abad sekarang ini.

Kalo bro Petrus hanya mempertanyakan point (3) pertanyaan bro, saya rasa itu suatu hal yang mustahil dibuktikan, dan saya yakin anda juga tidak dapat membuktikannya secara logika ilmu pengetahuan; jangan mengunakan ayat dari kitab suci.

Jadi hal tersebut akan timbul banyak pertanyaan yang lain seperti:
1. Mana yang duluan ada, telur atau ayam.
2. Mengapa matahari terbit di timur dan tenggelam di barat.
3. dll.

Jadi semua akan menjadi sebuah "lingkaran" pertanyaan yang tidak akan terbukti kebenarannya.
Jadi untuk apa kita mengetahui siapa manusia pertama, siapa penciptanya, apakah dunia akan hancur...dll.

Menurut SB, yang terpenting saat ini dan di kehidupan ini. Apakah kita sudah berbuat kebaikan dengan tidak menyakiti dan menolong "semua mahkluk".

Kalau anda mau lebih berpikir terbuka dengan melepas semua "doktrin-2" yang ada dalam pikiran ada, saya rasa logika anda akan lebih menerima penjelasan rekan2 yang lain.

Mohon maaf kalo ada kekeliruan dalam penjelasan ini.

Semoga bro Petrus dapat lebih paham.

Sabbe satta bhavantu sukhitatta -- semoga semua makhluk berbahagia.

pertama, saya bukan bro Petrus. ;D sudah dikoreksi, no big deal.

di agama saya Kitab Suci itu adalah kisah nyata, pribadi2 di dalamnya sungguh pernah hidup di bumi ini. jadi saya percaya kisah Penciptaan yang menurut kamu itu nga logis, tapi buat saya logis. nga ada yang perlu dibuktikan lagi karena itu yang terjadi dan saya imani.
malah dari penjelasan kamu yang mengatakan pertanyaan no.3 saya adalah hal yang sulit dibuktikan ... hmm ... apakah ini bukannya malah jadi kontradiksi di ajaran Budha yang mengatakan ehipassiko (datang dan buktikan sendiri) lalu mana buktinya? katanya juga ajaran Budha ini yang paling logis, lalu kenapa tidak ada jawabannya?

analogi kamu tentang Galileo, telur dan ayam, terbitnya matahari itu nga bisa disamakan dengan asal muasal jiwa. justru dengan saya menanyakan di sini, maka saya berusaha mencerna ajaran Budha yang teman2 sampaikan. apabila pengertian saya kurang benar, mohon bantuan pencerahan.


..
di Kitab Suci ada, Tuhanlah yang menciptakan jiwa :
Mat 10:28    Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. 
...

Mana yg lebih hebad : Tuhan atau Pikiran sdr. hope ?


yang lebih hebat : Tuhan.
manusia hanya ciptaanNya. pikiran adalah keinginan daging yang harus dimatikan. manusia tidak hidup hanya dari daging tapi dari Firman Tuhan (Roh). sehingga manusia daging perlahan2 akan disempurnakan menjadi manusia roh agar bersatu dengan Tuhan di Surga.

Offline Gunawan

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 374
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
  • Siswa Berbaju Putih
Re: [ask] agama Budha
« Reply #66 on: 21 November 2008, 03:11:39 PM »
 [at] Mas Hope = Saya mau tanya Siapa yang menentukan Hidup Mati Seseorang? Bagaimana dengan Orang yang Bunuh Diri? Katanya Tuhan anda Hebat tapi koq Tidak ada tindakan untuk Menghentikan perbuatan bunuh diri itu.  Seseorang melakukan Bunuh diri bukan karena Tuhan anda tetapi dari Niat dan Pikiran orang yang mau Bunuh Diri.

Jadi Saya Setuju dengan Mas Fran ,,, Bahwa PIKIRAN adalah lebih Hebat daripada Tuhan....

Semoga Bisa di terima Mas Hope.... :-?
Semoga anda berbahagia dengan keyakinan anda Mas Hope.... :)
Semoga Anda dapat Mamahami Perbedaan ini Mas Hope........ :)
Semoga Anda sadar dan menyudahi Misi mengkr****nisasi (Percuma deh)... Mas Hope...... :))

Semoga Semua makhluk Berbahagia.

thanks & best regards
Gunawan S S
« Last Edit: 21 November 2008, 03:36:20 PM by Gunawan »
Yo kho Vakkali dhamma? passati so ma? passati; yo ma? passati so dhamma? passati.
Dhammañhi, vakkali, passanto ma? passati; ma? passanto dhamma? passati"

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: [ask] agama Budha
« Reply #67 on: 21 November 2008, 03:19:11 PM »
dear hope,

Saya melihat bahwa sepertinya sudut pandangnya sudah berbeda, sebaiknya diskusi ini disudahi saja yah...

karena selama masih berpegang pada "jiwa yg kekal", ada Tuhan sebagai pencipta, maka selama itu pula, alur pemikiran secara buddhism yang berpegang pada hukum kamma, Anatta tidak akan pernah "masuk akal"

Jika anda berkenan untuk melepas dahulu konsep jiwa yg kekal dan tuhan yg menciptakan, maka saya akan mengajak anda untuk melihat proses kehidupan seperti air sungai yg mengalir

Air sungai mengalir dengan menggerus dasarnya yg berlumpur
Juga ada masukan2 dari saluran2 air di kiri dan kanannya

Kesemuanya ini membuat air sungai di 1 titik, setiap saat selalu berubah2 komposisinya
Air sungai yg di depan merupakan kelanjutan dari air di belakangnya
Namun air yg di depan, tidaklah sama dengan air di belakangnya.

Demikian juga manusia.
Terdiri dari komposisi batin (citta/pikiran dan cetasika/faktor2 batin) dan fisik (4 unsur utama dan 28 unsur pembentuknya), yang setiap saat selalu berubah-ubah
Markos saat ini merupakan kelanjutan dari Markos 1 menit yg lalu
Markos saat ini, merupakan hasil dari apa yg diperbuat Markos atau mahluk apapun saya di bnyk kehidupan yg lampau

Namun Markos saat ini, tidaklah sama dengan Markos yg lampau karena esensinya sudah berubah semua

Semoga contoh ini bisa dimengerti yah........ _/\_

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: [ask] agama Budha
« Reply #68 on: 21 November 2008, 03:32:30 PM »
Seharusnya, jika seseorang ingin mempelajari Ajaran Buddha denga tulus, ia haruslah mengosongkan air didalam cangkirnya. Mengapa, karena mereka masuk ke forum Buddhist. Lain halnya jika sebaliknya, individu disini masuk ke forum agama lain untuk mempelajarinya, maka individu itu harus mengosongkan air dicangkirnya juga. Dari kenetralan batin dalam melihat objek berupa suatu ajaran tersebut lalu diperbandingkan melalui pengalaman nyata barulah akan bermanfaat. Tetapi bila hanya mempertanyakan tanpa melakukan langkah2 yg sepatutnya agar ajaran Buddha dapat dimengerti, maka hanya buang2 waktu. Yg terjadi adalah argumen yg tidak ada ujungnya.

Saya setuju dengan bro Markos menyudahi diskusi tentang tuhan, roh dsb.

Kalau memang mau membicarakan tuhan, lebih baik membicarakan tuhan yg nyata, tuhan Medho  ^-^
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hope

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 10
  • Reputasi: -3
Re: [ask] agama Budha
« Reply #69 on: 21 November 2008, 04:21:28 PM »
[at] Gunawan, Markosprawira dan bond

sebelumnya saya minta maaf bila Anda semua merasa tersinggung dengan tulisan2 saya mengenai agama ka****k. yah bagaimana ya, kalau ada pertanyaan yang diajukan ke saya misalnya mengenai pikiran dan Tuhan itu hebat mana? ya saya jawab sesuai dengan pengertian saya, dalam hal ini secara agama ka****k.
menurut hemat saya, orang berdiskusi akan memakai dasar pemikiran dan keyakinannya masing2, yang nga akan bisa disisihkan begitu saja. keduanya sudah menyatu.
bila jawaban saya tidak berkenan dan dianggap berusaha mengkr****nkan Anda2 sekalian … I’m so sorry.
tujuan saya adalah untuk berdiskusi, karena dulu saya Budha juga dan banyak hal2 yang nga saya mengerti.

saya akan posting lagi atas pertanyaan2 diskusi teman2, tapi saya maaf nga akan menjawab pertanyaan2 Anda semua karena pasti saya menjawabnya atas dasar agama saya.

[at] Mas Hope = Saya mau tanya Siapa yang menentukan Hidup Mati Seseorang? Bagaimana dengan Orang yang Bunuh Diri? Katanya Tuhan anda Hebat tapi koq Tidak ada tindakan untuk Menghentikan perbuatan bunuh diri itu.  Seseorang melakukan Bunuh diri bukan karena Tuhan anda tetapi dari Niat dan Pikiran orang yang mau Bunuh Diri.

Jadi Saya Setuju dengan Mas Fran ,,, Bahwa PIKIRAN adalah lebih Hebat daripada Tuhan....

Semoga Bisa di terima Mas Hope.... :-?
Semoga anda berbahagia dengan keyakinan anda Mas Hope.... :)
Semoga Anda dapat Mamahami Perbedaan ini Mas Hope........ :)
Semoga Anda sadar dan menyudahi Misi mengkr****nisasi (Percuma deh)... Mas Hope...... :))

Semoga Semua makhluk Berbahagia.

thanks & best regards
Gunawan S S

ini ada kaitannya dengan agama saya, saya nga bisa jawab karena saya menghormati forum ini.

dear hope,

Saya melihat bahwa sepertinya sudut pandangnya sudah berbeda, sebaiknya diskusi ini disudahi saja yah...

karena selama masih berpegang pada "jiwa yg kekal", ada Tuhan sebagai pencipta, maka selama itu pula, alur pemikiran secara buddhism yang berpegang pada hukum kamma, Anatta tidak akan pernah "masuk akal"

Jika anda berkenan untuk melepas dahulu konsep jiwa yg kekal dan tuhan yg menciptakan, maka saya akan mengajak anda untuk melihat proses kehidupan seperti air sungai yg mengalir

Air sungai mengalir dengan menggerus dasarnya yg berlumpur
Juga ada masukan2 dari saluran2 air di kiri dan kanannya

Kesemuanya ini membuat air sungai di 1 titik, setiap saat selalu berubah2 komposisinya
Air sungai yg di depan merupakan kelanjutan dari air di belakangnya
Namun air yg di depan, tidaklah sama dengan air di belakangnya.

Demikian juga manusia.
Terdiri dari komposisi batin (citta/pikiran dan cetasika/faktor2 batin) dan fisik (4 unsur utama dan 28 unsur pembentuknya), yang setiap saat selalu berubah-ubah
Markos saat ini merupakan kelanjutan dari Markos 1 menit yg lalu
Markos saat ini, merupakan hasil dari apa yg diperbuat Markos atau mahluk apapun saya di bnyk kehidupan yg lampau

Namun Markos saat ini, tidaklah sama dengan Markos yg lampau karena esensinya sudah berubah semua

Semoga contoh ini bisa dimengerti yah........ _/\_

dear markosprawira,
oke, saya kesampingkan dulu pemahaman saya.
pertanyaan saya : Annata apakah tidak kontradiktif dengan keunggulan agama Budha sebagai ajaran yang paling logis?
saya bisa pahami analogi air sungai, ya berarti hidup manusia ini adalah proses terus menerus menuju kesempurnaan.

Seharusnya, jika seseorang ingin mempelajari Ajaran Buddha denga tulus, ia haruslah mengosongkan air didalam cangkirnya. Mengapa, karena mereka masuk ke forum Buddhist. Lain halnya jika sebaliknya, individu disini masuk ke forum agama lain untuk mempelajarinya, maka individu itu harus mengosongkan air dicangkirnya juga. Dari kenetralan batin dalam melihat objek berupa suatu ajaran tersebut lalu diperbandingkan melalui pengalaman nyata barulah akan bermanfaat. Tetapi bila hanya mempertanyakan tanpa melakukan langkah2 yg sepatutnya agar ajaran Buddha dapat dimengerti, maka hanya buang2 waktu. Yg terjadi adalah argumen yg tidak ada ujungnya.

Saya setuju dengan bro Markos menyudahi diskusi tentang tuhan, roh dsb.

Kalau memang mau membicarakan tuhan, lebih baik membicarakan tuhan yg nyata, tuhan Medho  ^-^


terima kasih atas masukannya.
terserah teman2 dan Moderator apakah topic ini akan di locked.
terserah bila diskusi ini akan disudahi saja karena Anda semua menilai saya ngotot.

tapi sebelumnya, bila berkenan mohon jawab pertanyaan saya di halaman sebelumnya yang belum terjawab :
1. kalau di Budha, bagaimana mengetahui bahwa orang tsb sudah mencapai Nibbana?
2. nyawa adalah paduan unsur2 ... unsur2 apa?? siapa yang memadukan? dari mana? bagaimana bisa masuk ke raga?

terima kasih.

Offline fran

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 312
  • Reputasi: 8
  • Omitofo
Re: [ask] agama Budha
« Reply #70 on: 21 November 2008, 04:27:57 PM »
...
yang lebih hebat : Tuhan.
manusia hanya ciptaanNya. pikiran adalah keinginan daging yang harus dimatikan. manusia tidak hidup hanya dari daging tapi dari Firman Tuhan (Roh). sehingga manusia daging perlahan2 akan disempurnakan menjadi manusia roh agar bersatu dengan Tuhan di Surga.

Pikiran yg menciptakan "Tuhan", atau, Pikiran yg menciptakan seolah2 "Tuhan" yg menciptakan kita ? hehehe...

Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: [ask] agama Budha
« Reply #71 on: 21 November 2008, 05:03:09 PM »
[at] Gunawan, Markosprawira dan bond

dear hope,

Saya melihat bahwa sepertinya sudut pandangnya sudah berbeda, sebaiknya diskusi ini disudahi saja yah...

karena selama masih berpegang pada "jiwa yg kekal", ada Tuhan sebagai pencipta, maka selama itu pula, alur pemikiran secara buddhism yang berpegang pada hukum kamma, Anatta tidak akan pernah "masuk akal"

Jika anda berkenan untuk melepas dahulu konsep jiwa yg kekal dan tuhan yg menciptakan, maka saya akan mengajak anda untuk melihat proses kehidupan seperti air sungai yg mengalir

Air sungai mengalir dengan menggerus dasarnya yg berlumpur
Juga ada masukan2 dari saluran2 air di kiri dan kanannya

Kesemuanya ini membuat air sungai di 1 titik, setiap saat selalu berubah2 komposisinya
Air sungai yg di depan merupakan kelanjutan dari air di belakangnya
Namun air yg di depan, tidaklah sama dengan air di belakangnya.

Demikian juga manusia.
Terdiri dari komposisi batin (citta/pikiran dan cetasika/faktor2 batin) dan fisik (4 unsur utama dan 28 unsur pembentuknya), yang setiap saat selalu berubah-ubah
Markos saat ini merupakan kelanjutan dari Markos 1 menit yg lalu
Markos saat ini, merupakan hasil dari apa yg diperbuat Markos atau mahluk apapun saya di bnyk kehidupan yg lampau

Namun Markos saat ini, tidaklah sama dengan Markos yg lampau karena esensinya sudah berubah semua

Semoga contoh ini bisa dimengerti yah........ _/\_

dear markosprawira,
oke, saya kesampingkan dulu pemahaman saya.
pertanyaan saya : Annata apakah tidak kontradiktif dengan keunggulan agama Budha sebagai ajaran yang paling logis?
saya bisa pahami analogi air sungai, ya berarti hidup manusia ini adalah proses terus menerus menuju kesempurnaan.

Seharusnya, jika seseorang ingin mempelajari Ajaran Buddha denga tulus, ia haruslah mengosongkan air didalam cangkirnya. Mengapa, karena mereka masuk ke forum Buddhist. Lain halnya jika sebaliknya, individu disini masuk ke forum agama lain untuk mempelajarinya, maka individu itu harus mengosongkan air dicangkirnya juga. Dari kenetralan batin dalam melihat objek berupa suatu ajaran tersebut lalu diperbandingkan melalui pengalaman nyata barulah akan bermanfaat. Tetapi bila hanya mempertanyakan tanpa melakukan langkah2 yg sepatutnya agar ajaran Buddha dapat dimengerti, maka hanya buang2 waktu. Yg terjadi adalah argumen yg tidak ada ujungnya.

Saya setuju dengan bro Markos menyudahi diskusi tentang tuhan, roh dsb.

Kalau memang mau membicarakan tuhan, lebih baik membicarakan tuhan yg nyata, tuhan Medho  ^-^


terima kasih atas masukannya.
terserah teman2 dan Moderator apakah topic ini akan di locked.
terserah bila diskusi ini akan disudahi saja karena Anda semua menilai saya ngotot.

tapi sebelumnya, bila berkenan mohon jawab pertanyaan saya di halaman sebelumnya yang belum terjawab :
1. kalau di Budha, bagaimana mengetahui bahwa orang tsb sudah mencapai Nibbana?
2. nyawa adalah paduan unsur2 ... unsur2 apa?? siapa yang memadukan? dari mana? bagaimana bisa masuk ke raga?

terima kasih.

dear hope,

jika Anda sudah berkata paham mengenai aliran sungai itu, semestinya pertanyaan anda tidak akan muncul lagi

tapi biar ga penasaran, mari kita jawab secara tipitaka:

1. di Visuddhimagga XVIII, 36 dikatakan bhw batin dan fisik itu seperti org dan perahu
Batin tidak bisa berdiri sendiri tanpa ada fisik
Fisik juga tidak bisa berdiri sendiri tanpa batin
Seperti orang dan perahu, yang saling membantu untuk mengarungi samudera

2. Pencapaian nibbana terjadi secara batin...... nah bagaimana jika itu bisa dilihat jika kita masih berasumsi ROH itu kekal?
Pun Nibbana disebut sebagai accinteya, alias tidak terjangkau oleh pikiran manusia biasa

Mungkin ini akan menjadi alasan bhw Buddhism tidaklah logis.... memberitahu sesuatu yg tidak bisa dibuktikan

Karena itulah, Buddha memberitahu bahwa ada Jalan utk mencapai Nibbana yaitu dengan menjalankan Jalan Mulia berunsur 8
Nah selanjutnya, apakah kita sudah menjalankannya?

3. Mengenai nyawa : kembali muncul "harus ada yg menyatukan" dan unsur2 itu sendiri dianggap sebagai hal2 yg eksis.
Itulah kenapa dalam Buddhism dikenal yg disebut Niyama.
Niyama adalah hukum kesesuaian.
Semua hal yg terjadi adalah kesesuaian.
Suhu global meningkat karena hasil dari prilaku manusia.....
Longsor terjadi karena hutan ditebangi, dan "pas" pada waktu itu, hujan lebat turun terus

Saya lahir di dunia ini, adalah sesuai dengan citta/pikiran saya pd wkt kehidupan lampau, yg pada waktu meninggal lalu menjadi pikiran pada waktu lahir, ditambah dengan janaka kamma (kamma pendorong kelahiran)
Pas pada waktu itu juga, bercampurlah unsur2 dimana dihidupkan oleh 1 unsur yg disebut Jivitindriya, yang "menghidupkan" fisik (rupa jivitindriya) dan batin (nama jivitindriya)

namun jgn jivitindriya dianggap sebagai "ROH" atau "JIWA" karena sesungguhnya tanpa unsur2 batin dan rupa lainnya, jivitndirya pun tidak akan berfungsi....

itu sebabnya kita kembali ke Visuddhimagga XVIII, 36 dimana dikatakan bhw batin dan fisik itu seperti org dan perahu dimana mereka saling membantu untuk mengarungi samudera (baca : kehidupan)

semoga konsep yg terlihat nyeleneh untuk paham anda, bisa sedikit menjelaskan betapa sebenarnya selalu ada kesesuaian dalam hidup kita
dan KITA-lah yg membuat kesesuaian itu...... berbuat kusala, langsung terjadi kesesuaian baru
berbuat akusala, langsung ada kesesuaian lagi....

demikianlah hukum kesesuaian / niyama bekerja......

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua........

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: [ask] agama Budha
« Reply #72 on: 21 November 2008, 05:21:35 PM »

Quote
tapi sebelumnya, bila berkenan mohon jawab pertanyaan saya di halaman sebelumnya yang belum terjawab :
1. kalau di Budha, bagaimana mengetahui bahwa orang tsb sudah mencapai Nibbana?
2. nyawa adalah paduan unsur2 ... unsur2 apa?? siapa yang memadukan? dari mana? bagaimana bisa masuk ke raga?

terima kasih.

1. Kita akan tahu secara langsung melalui praktek, yaitu dengan cara bervipasana(meditasi pandangan terang) , bahasa sederhananya olah batin dengan cara yg diajarkan Sang Buddha. Ciri2 yg mendasar adalah lenyapnya semua kekotoran batin. Jadi nibbana berarti padamnya/lenyapnya kekotoran batin yg merupakan akar dari semua penderitaan. Dan dengan bervipasanna inilah kita akan tau secara langsung, yg mana semua ciri dan karakteristik mereka yg telah mencapai nibbana sudah dijelaskan dalam TIPITAKA dan juga oleh mereka yg telah mencapainya saat ini juga. Dan sampai sekarang pun ada yg telah mencapai nibbana seperti yg diajarkan Sang BUDDHA. Jadi kalau Anda memang ingin benar mengetahuinya bukan hanya sekedar tau melalui teori, karena ini menyangkut pengalaman langsung.

2. nyawa bisa dianalogikan sebagai batin dalam Bahasa buddhist , yg terdiri dari kesadaran dan faktor2 batin lainnya (perasaan, persepsi, pikiran dsb). Untuk mengenai detilnya Anda jika memiliki keterbukaan hati bisa mempelajari Abhidhamma.

Tidak ada yg memadukan , semuanya bekerja sebab akibat, tidak dari mana2 tetapi energi terlihat "selalu ada" yg bekerja sesuai dengan hukum sebab akibat  dan keberadaan energi itu bersifat muncul dan lenyap. Inilah yg dikatakan adanya roh dalam tataran pandangan duniawi atau relatif, tetapi kenyataannya hanyalah ilusi. kenapa ilusi, karena ia tidak konstant tapi muncul dan lenyap dalam kecepatan tinggi yg kemunculan dan lenyapnya karena adanya sebab akibat. Karena kecepatan tinggi inilah maka terlihat konstan yg sesungguhnya tidak demikian. Jika Anda tau cahaya lampu, kita pertama akan berpikir nyala lampu itu adalah konstan, sesungguhnya tidak. Inilah pengertian Anata.
Energi lama menyebabkan energi baru demikian seterusnya.

Bagaimana masuk ke raga? sebelum saya menjawab pertanyaan ini. Anda harus memahami 3 hal yg mendasar dari kehidupan ini,  jika tidak, maka Anda akan terjebak pada konsep roh.

3 hal tersebut, hidup ini adalah penuh dengan ketidakpuasan, selalu berubah, dan tidak ada roh ,inti, atau jiwa.
Untuk mengerti anatta (tidak ada inti,atau roh) Anda harus menembus 2 hal pertama terlebih dahulu.

Saya yakin ada beberapa uraian saya mebingungkan Anda dan akan semakin banyak pertanyaan. Tetapi permasalahnnya jika Anda berdiskusi dengan membandingkan dengan iman Anda, maka tidak akan pernah ketemu.

Mengapa? suatu konsep yg didasarkan iman/percaya saja sangat berbeda dengan pengalaman dan pembuktian langsung.

Saya ambil contoh. Jika saya mengatakan wah Gedung Putih di USA sangat hebat arsitekturnya dan ANDA MEMPERCAYAINYA. tetapi akan SANGAT BERBEDA dengan Anda Sendiri telah MELIHAT dan MASUK ke dalam GEDUNG PUTIH itu.

Analogi berikutnya misal Anda sudah percaya di gedung putih ada 80 pintu, tetapi Anda HANYA percaya dan tidak pernah kesana. Kemudian Ada yg mengatakan dan sudah pernah kesana, bahwa ternyata ada 90 pintu yg sebenarnya. Dan Anda mempertahankan argumen 80 pintu. Apakah bisa ketemu? Apakah Anda bisa maju?
Apa yg Anda harus lakukan cuma satu, sisihkan sementara apa yg Anda PERCAYAI dan DATANG,LIHAT DAN ALAMI gedung putih tersebut ada berapa pintu? Dengan demikian Anda bisa maju. Jika ANDA hanya berdiri pada apa yg ANda percayai, tanpa membuktikannya MAka yg terjadi hanya perdebatan sia-sia.

Maka saya hanya bisa berpesan ajaran Buddha tidak dapat dimengerti hanya dengan perbandingan2 konsep ataupun teori2. Tetapi HARUS dipahami dengan praktek langsung. TETAPI jika hanya sekedar untuk pengetahuan agama di sekolah2 atau pengetahuan akademis yg hanya menyatakan perbedaan dan kesamaan konsep, saya rasa  itu sah2 saja sepanjang memelihara toleransi antar umat beragama



Smoga dapat dimengerti.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline pujianto

  • Teman
  • **
  • Posts: 76
  • Reputasi: 6
  • Buka pintu hati, emang ada pintunya?
Re: [ask] agama Budha
« Reply #73 on: 21 November 2008, 06:31:34 PM »
Quote
terima kasih atas masukannya.
terserah teman2 dan Moderator apakah topic ini akan di locked.
terserah bila diskusi ini akan disudahi saja karena Anda semua menilai saya ngotot.

tapi sebelumnya, bila berkenan mohon jawab pertanyaan saya di halaman sebelumnya yang belum terjawab :
1. kalau di Budha, bagaimana mengetahui bahwa orang tsb sudah mencapai Nibbana?
2. nyawa adalah paduan unsur2 ... unsur2 apa?? siapa yang memadukan? dari mana? bagaimana bisa masuk ke raga?

terima kasih.

1. u musti tanya kepada mereka yang sudah mencapai nibbana.
2. terdiri dari unsur batin, siapa yang memadukan? bukan siapa-siapa, siapa yang memadukan H + O2 > H2O?, dari mana? tidak dari mana-mana, H2O dari mana?. Bagaimana bisa masuk dalam raga, bagaimana H masuk dalam O2

untuk memuaskan bro Hope, semua diciptakan Tuhan, selesai deh
Semoga semua makhluk berbahagia

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: [ask] agama Budha
« Reply #74 on: 21 November 2008, 08:53:43 PM »
ok terima kasih penjelasannya, mungkin memang benar dan baik seorang ibu akan melarang dan mengatakan jangan, karena takut kebakaran, takut si anak kena api, takut si anak luka bakar, dll
tapi si anak tidak akan mengerti mengapa, dia hanya tahu kalau itu dilarang, tanpa diberi kesempatan untuk berpikir lebih kritis mengapa hal itu dilarang, ia hanya tau akibatnya

dalam Buddhis, si anak diajarkan untuk lebih dewasa, berpikir kritis, mandiri
si ibu tidak ingin si anak hanya tahu kalau api itu berbahaya
si ibu akan memberi penjelasan bahwa api itu bisa membakar
dan si anak akan berpikir lebih kritis, apabila api itu bisa membakar, dan bila terkena baju atau tangannya maka ia akan ikut terbakar juga, sekarang, terserah si anak, mau tetap bermain api atau tidak
makanya gak semua orang bisa mengerti walaupun telah dijelaskan
ada yg bisa berpikir kritis sehingga tidak lagi menggunakan api sebagai mainan
ada juga yang tidak mampu sehingga ia akan tetap terluka karenanya

intinya kita tidak ingin selamat karena takut akan ancaman yang akan terjadi
tapi karena pemahaman yang lebih mendalam, yaitu sebab dan akibatnya

Kitab Suci adalah pegangan hidup yang terutama, namun tidak bisa berjalan sendiri. masih ada Tradisi Gereja dan Magisterium (penjabaran Kitab Suci : membahas masalah perkawinan, sikap moral, tata cara ibadah, dll). bila mau lebih dalam bisa membaca ketiganya sebagai satu kesatuan.
alasan2 si ibu bisa dilihat di Tradisi dan Magisterium. jadi bukan ketaatan yang membuta, tapi menimbulkan kesadaran.  :)


1. Tuhanku mengajar, yang menulis Kitab Suci adalah para muridNya.
2. oke, saya kira ada beberapa macam teknik meditasi.
3. iya, paham, semua orang ber cita2 menjadi Budha, entah harus mengalami reinkarnasi berapa kali. tapi tetap saya nga paham : dari manakah jiwa itu bila bukan Budha yang menciptakan. lalu siapa yang menciptakan Pangeran Sidharta hingga ia bisa menjadi Budha.
apakah ada yang bisa membantu menjelaskan point ke 3 ini?


Saya ingin coba menanggapi point no. 3 di atas...

Saya tahu Anda percaya pada Jiwa / Roh yg ada di setiap manusia, oleh karena itu Anda menanyakan darimana asal mulanya. Kalau benar begitu, maka Anda dan kami para Buddhis berangkat dari pemahaman berbeda. Dan jawaban kami atas pertanyaan no. 3 itu tidak akan memuaskan batin Anda.

Buddhisme memberkan fakta bahwa AKU / ROH / JIWA itu hanyalah sebatas ilusi manusia. Oleh karena itu, tidak ada JIWA yang berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan lain (reinkarnasi). Kelahiran kembali di Buddhisme disebut dengan istilah TUMIMBAL LAHIR, yaitu proses penerusan kehidupan dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya. Coba Anda cermati! Itu hanyalah PROSES.

Sampai di sini, saya harap Anda cukup paham. Lalu Anda bertanya darimana awalnya JIWA (atau maksudnya dalam konteks ini adalah nyawa - mungkin Anda menganggap Roh adalah nyawa bagi manusia). Karena atas pemahaman di paragraf sebelumnya, jelaslah bahwa semua hal di duniawi ini tidak ada yg berupa substansi inti atau kekal sifatnya. Nyawa itu hanyalah paduan unsur2. Kalau Anda bertanya asal-muasal kehidupan, Anda akan berkutat di Konsep Penciptaan Awal yg penuh dengan spekulasi dan khayalan. Dan itu adalah satu hal yg sulit dipahami kalau Anda terpaku pada pendalihan terhadap bukti otentik, sains.

terima kasih sebelumnya.
mungkin kita perlu menyamakan persepsi sebelum melanjutkan diskusi, biar nga bingung.
manusia terdiri dari raga (tubuh) dan jiwa (nyawa).
raga tanpa jiwa kan sama saja nga hidup alias nga bernyawa / nga bisa gerak.
nah, kalo mati ya raga ini dikubur / dikremasi di bumi sedangkan jiwa sifatnya adalah kekal nga bisa mati, kembali ke Surga atau masuk Neraka sesuai dengan perbuatannya di dunia selama hidup.

oke, pertanyaan selanjutnya  :
1. kalo di Budha dikatakan aku / roh / jiwa / nyawa adalah ilusi atau nga nyata, lalu apa yang menggerakan raga : bisa napas, bisa makan, bisa jalan, bisa tidur, dll dsb.
2. nyawa adalah paduan unsur2 ... unsur2 apa?? siapa yang memadukan? dari mana? bagaimana bisa masuk ke raga?


Nambahin nih.... kalo salah ya tolong di koreksi.

Bro Petrus dari penjelasan di atas dan sebelumnya, itu sebenarnya sudah cukup jelas.
Sebab ilmu pengetahuan manusia belum cukup untuk mencapai pembuktian tersebut untuk memberikan label/nama yang ilmiah dan masuk logika.
Contoh yang umum seperti ilmuan Galeleo yang mana pada saat semua manusia di jaman itu percaya bahwa bumi ini datar, dia dianggap gila karena menyatakan bumi ini bulat. Namun karena perkembangan ilmu pengetahuan manusia hal itu terbukti di abad sekarang ini.

Kalo bro Petrus hanya mempertanyakan point (3) pertanyaan bro, saya rasa itu suatu hal yang mustahil dibuktikan, dan saya yakin anda juga tidak dapat membuktikannya secara logika ilmu pengetahuan; jangan mengunakan ayat dari kitab suci.

Jadi hal tersebut akan timbul banyak pertanyaan yang lain seperti:
1. Mana yang duluan ada, telur atau ayam.
2. Mengapa matahari terbit di timur dan tenggelam di barat.
3. dll.

Jadi semua akan menjadi sebuah "lingkaran" pertanyaan yang tidak akan terbukti kebenarannya.
Jadi untuk apa kita mengetahui siapa manusia pertama, siapa penciptanya, apakah dunia akan hancur...dll.

Menurut SB, yang terpenting saat ini dan di kehidupan ini. Apakah kita sudah berbuat kebaikan dengan tidak menyakiti dan menolong "semua mahkluk".

Kalau anda mau lebih berpikir terbuka dengan melepas semua "doktrin-2" yang ada dalam pikiran ada, saya rasa logika anda akan lebih menerima penjelasan rekan2 yang lain.

Mohon maaf kalo ada kekeliruan dalam penjelasan ini.

Semoga bro Petrus dapat lebih paham.

Sabbe satta bhavantu sukhitatta -- semoga semua makhluk berbahagia.

pertama, saya bukan bro Petrus. ;D sudah dikoreksi, no big deal.

di agama saya Kitab Suci itu adalah kisah nyata, pribadi2 di dalamnya sungguh pernah hidup di bumi ini. jadi saya percaya kisah Penciptaan yang menurut kamu itu nga logis, tapi buat saya logis. nga ada yang perlu dibuktikan lagi karena itu yang terjadi dan saya imani.
malah dari penjelasan kamu yang mengatakan pertanyaan no.3 saya adalah hal yang sulit dibuktikan ... hmm ... apakah ini bukannya malah jadi kontradiksi di ajaran Budha yang mengatakan ehipassiko (datang dan buktikan sendiri) lalu mana buktinya? katanya juga ajaran Budha ini yang paling logis, lalu kenapa tidak ada jawabannya?

analogi kamu tentang Galileo, telur dan ayam, terbitnya matahari itu nga bisa disamakan dengan asal muasal jiwa. justru dengan saya menanyakan di sini, maka saya berusaha mencerna ajaran Budha yang teman2 sampaikan. apabila pengertian saya kurang benar, mohon bantuan pencerahan.


..
di Kitab Suci ada, Tuhanlah yang menciptakan jiwa :
Mat 10:28    Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. 
...

Mana yg lebih hebad : Tuhan atau Pikiran sdr. hope ?


yang lebih hebat : Tuhan.
manusia hanya ciptaanNya. pikiran adalah keinginan daging yang harus dimatikan. manusia tidak hidup hanya dari daging tapi dari Firman Tuhan (Roh). sehingga manusia daging perlahan2 akan disempurnakan menjadi manusia roh agar bersatu dengan Tuhan di Surga.

Sdr. Hope yg baik, saya akan menanggapi postingan Anda di atas...

Sabbe Dhamma Anatta

Artinya adalah semua Dhamma adalah tanpa Aku - Substansi Inti (Jiwa atau Roh).

   Istilah “Dhamma” mempunyai arti yang sangat luas. Tidak terdapat istilah dalam tata-kata Buddhis yang mempunyai artian lebih luas dari Dhamma. Dhamma tidak hanya mencakup benda / keadaan yang saling bergantung, tetapi juga pada yang tidak saling bergantung, misalnya Yang Mutlak, yaitu Nibbana. Tidak ada sesuatu 'di dalam' Alam Semesta ini maupun 'di luar' Alam Semesta ini yang tidak tercakup dalam istilah ini. Oleh karena itu, dengan penggunaan istilah Dhamma ini, merujuk bahwa memang tidak ada sesuatu benda atau keadaan apa pun yang mempunyai Roh atau Jiwa atau Aku.

Sang Buddha bersabda :
   “Terimalah satu “teori tentang Roh, Jiwa atau Aku yang kekal abadi” (Attavada), apabila dengan menerimanya maka tidak akan lagi timbul kekecewaan, ratap-tangis, penderitaan, kesedihan dan kemalangan.”

   Mungkin Anda perlu merenungkannya sendiri. Kalau sekiranya memang ada Teori Attavada, maka Beliau sudah tentu menerangkannya atau bahkan menyuruh semua pengikut-Nya untuk menjalankan teori tersebut guna menghentikan dukkha. Namun ternyata memang tidak ada teori seperti itu. Teori Attavada bagaimanapun juga coraknya dan bagaimanapun halus dan sempurna pembabarannya, adalah palsu dan merupakan khayalan belaka yang akan menciptakan berbagai macam persoalan, serta membawa serta penderitaan, ratap-tangis, kesedihan dan berbagai kesulitan lainnya.

Sang Buddha bersabda :
   “Banyak orang yang menganggap Roh atau Jiwa atau Aku (Atta, dalam Bahasa Pali) adalah sama dengan “batin”, "pikiran" atau “kesadaran”.  Namun lebih baik mereka menganggap badan jasmani itu sebagai Roh atau Jiwa atau Aku. Sebab badan jasmani itu padat, dapat dilihat dan disentuh, sedangkan batin, pikiran dan kesadaran (ctta, mano, vinnana) terus-menerus berubah dan dalam tempo yang lebih cepat dari perubahan yang terjadi pada badan jasmani.”

   Jika kita ingin sedikit membuktikan akan keberadaan dari Atta (Aku atau Roh atau Jiwa), kita dapat mempraktekannya sekarang juga. Kita memiliki badan jasmani yang memang dapat bergerak sesuai dengan yang kita kehendaki. Dan begitu pula pada batin kita, kita dapat menggerakkan pikiran kita. Namun apakah kita dapat menggerakkan “Roh” kita? Ternyata tidak bisa, dan karena memang tidak ada Roh atau Jiwa atau Aku (Atta) yang ada. Mungkin ada pendapat yang mengatakan bahwa Roh itu berada di luar kita (badan jasmani dan batin), dan dialah yang menggerakkan “kita”. Sekali lagi kita dapat membuktikan bahwa hal itu salah. Jika memang begitu keadaannya, berarti pendapat itu mengatakan bahwa pikiran itu dikendalikan oleh Roh. Namun darimana Roh itu dapat berpikir? Jika memang Roh itu adalah pribadi yang berbeda dari kita (badan jasmani dan batin), maka siapakah Roh dan siapakah kita (badan jasmani dan batin)? Apakah keduanya berbeda? Jika memang berbeda, mengapa kita (badan jasmani dan batin) tidak bisa merasakan Roh? Apakah Roh dapat merasakan kita (badan jasmani dan batin)? Kalau begitu berarti Roh-lah yang bertanggungjawab atas semua perbuatan kita, karena semua kehendak berasal darinya. Lalu mengapa kita (badan jasmani dan batin) yang berbahagia dan yang menderita ketika sesuatu hal atau keadaan terjadi pada kita? Apa yang dirasakan Roh? Sebenarnya masih banyak lagi pertanyaan yang dapat memojokkan tentang Teori Attavada (Teori Adanya Roh atau Aku yang Kekal). Namun kita tidaklah perlu berbelat-belit dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Kita dapat mengurungkan niat kita untuk berargumen tentang pertanyaan-pertanyaan itu, dengan kembali menengok tentang makna dari Sabbe Sankhara Anicca (Artinya adalah segala sesuatu yang terdiri dari paduan unsur-unsur adalah tidak kekal.). Jelaslah konyol jika kita menganggap ada sesuatu yang kekal di dalam yang tidak kekal.

   Menurut Sang Buddha, berpegangan kepada anggapan bahwa “aku tidak mempunyai Atta” (teori pemusnahan diri), atau memegang anggapan tentang “aku mempunyai Atta” (teori kelangsungan abadi) adalah kesalahan. Karena keduanya timbul dari ide yang menyesatkan tentang adanya “Sang Aku” itu. Pendirian yang benar mengenai Doktrin Anatta (Tanpa Aku) adalah jangan memegang anggapan atau pandangan apa pun juga, melainkan melihat benda-benda secara objektif dan menurut keadaan yang sebenarnya; tanpa proyeksi-proyeksi mental melihat apa yang dinamakan “Aku” atau “makhluk” sebagai paduan dari unsur-unsur fisik dan mental, yang bekerjasama dan saling bergantungan dan satu arus dari perubahan-perubahan dari saat ke saat di dalam hukum sebab-akibat; tidak ada sesuatu yang kekal, berlangsung terus, dan segala sesuatunya pasti berubah.

   Namun dari pandangan ini, mungkin akan ada pertanyaan siapa yang akan menerima hasil kamma. Tidak ada “siapa” yang akan menerimanya. Namun hasil perbuatan atau kamma (act, dalam Bahasa Inggris) yang dilakukan oleh sesuatu atau makhluk (yang merupakan paduan berbagai unsur), akan memberi dampak yang berakibat pada paduan unsur tersebut kelak. Doktrin Anatta (Tanpa Aku) ini janganlah dilihat sebagai pandangan negatif atau pesimis. Namun hal ini adalah kenyataan yang sesungguhnya, dan tidak dibuat-buat atau ditutup-tutupi. Dengan kebijaksanaan seharusnya kita dapat memahaminya, bahwa memang begitulah hakekat kehidupan. Ajaran pesimis dan ajaran optimis hanya akan merusak kebijaksanaan. Orang yang memegang ajaran tersebut adalah orang yang membutakan jalan kehidupannya dalam meraih kebenaran. Oleh karena itu, Anatta merupakan satu fakta (Nairatmyastita).

 

anything