//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: M I M P I  (Read 76573 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
M I M P I
« on: 06 September 2007, 11:57:54 AM »
M I M P I
 
            Satu dari masalah terbesar umat manusia yang belum terbongkar ialah misteri mimpi. Sejak dulu kala, manusia telah mencoba menganalisa dan mencoba pula untuk menerangkan mimpi di dalam istilah yang berhubungan dengan ramalan dan psikologi, namun walaupun saat ini telah banyak ukuran keberhasilannya, kita mungkin masih belum dapat secara tepat menjawab pertanyaan: ‘Apakah mimpi itu?’.
            Seorang penyair Inggris, William Wordsworth memiliki sebuah konsep yang mengejutkan: bahwa kehidupan yang kita jalani ini semata-mata sebuah mimpi dan kita akan ‘sadar’ kepada kenyataan yang ‘nyata’ apabila kita mati, jika ‘mimpi’ kita berakhir…. Satu konsep yang mirip digambarkan dalam satu ceritera Buddhis kuno yang sangat menarik yang menceriterakan satu dewa yang sedang bermain-main bersama beberapa dewa lainnya. Dewa tersebut merasa lelah, kemudian berbaring tidur sebentar dan menghilang (meninggal). Ia terlahir di bumi sebagai seorang wanita. Ia menikah, mempunyai beberapa orang anak, dan hidup sampai usia tua. Setelah ia meninggal di bumi ini, ia kembali terlahir sebagai dewa di dalam kelompok para dewa yang baru saja selesai bermain-main tadi.
            Apa yang dapat Buddha Dhamma katakan tentang mimpi? Buddha Dhamma membagi keterbukaan kepada mereka yang menganggap dirinya mahir dalam menafsirkan mimpi. Orang-orang tersebut memperoleh banyak uang memanfaatkan kebodohan pria dan wanita yang percaya bahwa setiap mimpi mempunyai arti ramalan atau arti spiritual.
            Menurut psikologi Buddha Dhamma, mimpi merupakan proses pikiran yang terjadi sebagai aktivitas pikiran. Peristiwa mimpi erat hubungannya dengan peristiwa tidur, dan peristiwa tidur ini dapat dianggap terdiri dari lima tahap:
Tahap mengantuk
Tahap tidur ringan (tidur ayam)
Tahap tidur lelap (pulas)
Tahap tidur ringan (tidur ayam)
Tahap bangun tidur.
Arti dan penyebab mimpi merupakan bahan diskusi yang menarik di dalam buku
terkenal ‘Milinda Panha’ atau ‘Pertanyaan-pertanyaan Raja Milinda’. Bhikkhu Nagasena menjelaskan bahwa penyebab mimpi ada enam macam, tiga di antara yang pertama ialah angin, air empedu dan lendir/dahak. Yang keempat adalah campur tangan kekuatan gaib; yang kelima ialah bangkitnya pengalaman-pengalaman lampau, dan yang keenam adalah pengaruh peristiwa-peristiwa yang akan terjadi (akan datang). Dijelaskan pula bahwa mimpi hanya terjadi pada tahap ‘tidur ringan’, yang disebut sebagai ‘mirip tidurnya kera’. Di antara keenam penyebab yang diterangkan oleh Bhikkhu Nagasena, dengan nyata dijelaskan bahwa jenis mimpi yang terakhir merupakan mimpi yang mengandung ramalan dan paling penting, sedangkan yang lainnya relatif tidak berarti.
            Mimpi adalah gejala yang diciptakan oleh pikiran dan mimpi merupakan kegiatan-kegiatan pikiran. Semua manusia bermimpi, walaupun beberapa di antaranya tidak ingat. Buddha Dhamma mengajarkan bahwa mimpi mempunyai arti psikologi. Enam sebab yang disebutkan di atas dapat di golongkan ke dalam empat cara sebagai berikut :
I.                    Jenis Pertama. Setiap satu pemikiran yang muncul ikut terkesan di dalam pikiran bawah sadar dan beberapa di antaranya dengan kuat mempengaruhi pikiran, tergantung keinginan kita. Ketika kita sedang tidur, beberapa pemikiran ini terangsang dan muncul sebagai ‘gambar-gambar’ yang bergerak di hadapan kita. Hal ini terjadi karena selama tidur: kelima indria yang merupakan penghubung kontak kita dengan dunia luar, tertahan sementara. Lalu kesan bawah sadar bebas untuk menjadi dominant dan mengulangi pemikiran-pemikiran yang tertimbun. Mungkin jenis mimpi ini bermanfaat bagi para ahli penyakit jiwa, namun tak dapat digolongkan ke dalam mimpi yang mengandung ramalan. Mimpi-mimpi ini semata-mata cerminan pikiran pada saat kita sedang beristirahat.
II.                 Jenis Kedua. Mimpi jenis ini disebabkan oleh gangguan luar (eksternal) dan gangguan dalam (internal) yang menimbulkan sebuah ‘rangkaian pemikiran yang dapat dilihat’, yang ‘dilihat’ oleh pikiran ketika kita sedang istirahat. Faktor-faktor internal adalah faktor yang menganggu tubuh (misalnya sebuah makanan berat yang menyebabkan seseorang tidak dapat tidur enak atau tak seimbang dan gesekan antara unsur-unsur pembentuk tubuh). Gangguan  eksternal adalah terganggunya pikiran (walaupun orang yang tidur mungkin tidak menyadarinya) oleh gejala-gejala alamiah seperti cuaca, angin, rasa dingin, hujan, gemerisik dedaunan, bunyi berderaknya jendela. Pikiran bawah sadar bereaksi terhadap gangguan tersebut dan menciptakan gambar-gambar untuk ‘menghilangkan’ gangguan tersebut. Pikiran tampaknya menyesuaikan diri terhadap gangguan tersebut melalui suatu cara tertentu sehingga orang yang bermimpi (pemimpi) dapat meneruskan tidurnya dengan enak (tak terganggu). Juga… mimpi-mimpi jenis ini tidak penting dan tak perlu ditafsirkan.
III.               Jenis Ketiga. Mimpi yang penting adalah mimpi yang mengandung ramalan. Mimpi ini  jarang di alami, dan terjadi apabila terdapat peristiwa mendatang yang sangat berkaitan dengan orang yang bermmpi. Buddha Dhamma mengajarkan bahwa di samping dunia nyata yang dapat kita alami , juga terdapat para dewa yang berdiam di alam lain, atau juga para hantu yang terikat pada bumi ini, kita tidak dapat melihatnya. Mereka mungkin saja kerabat atau sahabat-sahabat kita yang telah meninggal dunia dan telah dilahirkan kembali sebagai makhluk-makhluk tersebut. Mereka memelihara hubungan batinnya yang lampau dan melekat kepada kita. Apabila umat Buddha melimpahkan jasa kepada para dewa atau orang-orang yang telah meninggal dunia, ia ingat dan mengundang makhluk-makhluk tersebut untuk turut merasa gembira di dalam kebaikan atau jasa tersebut. Jadi ia menumbuhkan satu hubungan batin kepada mereka yang telah meninggal dunia. Sebagai akibatnya para dewa merasa gembira dan mereka tetap memperhatikan kita , mereka menunjukkan sesuatu melalui mimpi andaikata kita menghadapi suatu masalah besar dan mereka mencoba melindungi kita dari bahaya. Dengan demikian, apabila terdapat sesuatu yang penting yang akan terjadi dalam kehidupan kita, mereka menggerakkan energi batin tertentu ke dalam pikiran-pikiran kita, yang terlihat sebagai mimpi. Mimpi-mimpi ini dapat memperingatkan kita dari bahaya yang akan terjadi atau bahkan agar kita bersiap-siap menghadapi kabar baik yang sangat besar. Pesan ini diberikan dalam bentuk simbol (kebanyakan seperti film negatif) dan harus ditafsirkan dengan menggunakan kecerdasan (intelegensia). Sungguh patut disayangkan, bahwa kebanyakan orang salah anggapan terhadap dua jenis mimpi pertama dengan jenis mimpi ketiga ini, dan akhirnya memboroskan waktu dan uang, berkonsultasi kepada para penafsir mimpi dan para dukun palsu. Sang Buddha menyadari bahwa hal ini dapat dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi, oleh karena itu Beliau memperingatkan para Bhikkhu agar nama Buddha Dhamma jangan dipergunakan untuk melakukan praktek-praktek menujum, meramal dan menafsirkan mimpi-mimpi. 
IV.               Jenis Keempat. Pikiran kita merupakan gudang dari semua energi perbuatan (kamma) yang tertumpuk semenjak masa lampau. Kadang-kadang apabila sebuah perbuatan akan masak, pikiran yang sedang istirahat selama tidur, dapat menciptakan ‘gambar’ apa yang akan terjadi. Yang lain lagi, perbuatan-perbuatan yang akan datang menjadi sangat penting dan akan terkesan dengan kuat, lalu pikiran ‘melepaskan’ tenaga ekstra dalam bentuk sebuah mimpi yang hidup. Cuma, mimpi ini munculnya jarang dan hanya pada orang tertentu yang batinnya terlatih. Simbol-simbol dari hasil kamma-kamma tertentu juga muncul dalam pikiran-pikiran kita pada saat-saat terakhir ketika kita akan  meninggalkan dunia ini.
Mimpi dapat muncul apabila dua orang manusia mengirimkan pesan atau kabar satu sama lain melalui telepati batin yang kuat. Apabila seseorang mempunyai hasrat yang kuat untuk berkomunikasi dengan orang lain, ia berkonsentrasi dengan kuat kepada pesan dan kepada orang yang diharapkan untuk dihubungi. Pikiran yang sedang istirahat merupakan kondisi ideal untuk menerima pesan-pesan tersebut, yang dapat dilihat sebagai mimpi. Biasanya mimpi ini hanya muncul  dengan kuat dalam satu saat dan pikiran manusia tidak cukup kuat untuk menahan kabar demikian di atas periode waktu yang panjang.
            Semua yang terikat kepada keduniawian adalah orang-orang yang bermimpi, dan mereka melihat sesuatu yang tidak kekal sebagai sesuatu yang kekal. Mereka tidak melihat bahwa yang muda akan berakhir dalam usia tua, kecantikan akan menjadi kejelekan, kesehatan dapat berubah menjadi kesakitan, kehidupan itu sendiri akan berkahir dalam kematian. Di dalam dunia mimpi ini sesungguhnya tiada inti yang kekal. Bermimpi selama tidur merupakan dimensi lain dari dunia mimpi. Hanya para Buddha dan Arahatlah yang sadar, karena mereka telah melihat kesunyataan.
            Para Buddha dan Arahat tidak pernah bermimpi. Tiga jenis mimpi pertama tidak akan pernah muncul di dalam pikiran mereka, karena pikiran mereka telah tenang dan tak dapat dirangsang untuk bermimpi. Jenis mimpi keempat tak akan terjadi pada mereka karena mereka telah mneghancurkan tenaga keserakahan dengan sempurna, dan tak ada lagi tenaga kebencian yang tersisa, juga tak ada lagi hasrat yang tak terpuasi yang dapat merangsang pikiran untuk bermimpi. Buddha dikenal juga sebagai ‘Orang Yang Sadar’ karena cara Beliau ‘mengendurkan’ badan fisiknya tidaklah sama dengan cara kita tidur yang menghasilkan mimpi.
 
Bahan :
Dhammananda, K.S. 1987. What Buddhists Believe (Expanded and Revised Edition). Buddhist Missionary Society, Kuala Lumpur , 328p.
 
DHAMMA STUDY GROUP, BOGOR
 
Matahari bersinar di waktu siang. Bulan bercahaya di waktu malam. Ksatria gemerlapan dengan seragam perangnya. Brahmana bersinar terang dalam Samadhi. Tetapi, Sang Buddha (Beliau yang telah mencapai Penerangan Sempurna) bersinar dengan penuh kemuliaan sepanjang siang dan malam. (Dhammapada 387)
 
 
 
Semoga bermanfaat....
Salam Metta
Lily W   _/\_   :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: M I M P I
« Reply #1 on: 02 June 2009, 05:25:03 PM »
c'Lily...

Thanks info nya..
Kenapa ya Elin sering banget tuh mimpi...
Hampir setiap hari deh..

Dari mulai yg aneh, sedih, seram, tegang, bahagia, takut, dll
Apa itu berarti krn Citta (pikiran) yang amat banyak variasinya di dlm diri Elin?

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: M I M P I
« Reply #2 on: 02 June 2009, 06:17:08 PM »
Yang susah itu mimpu nomor kuda pacuan SINGAPOR ya!...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: M I M P I
« Reply #3 on: 02 June 2009, 06:31:54 PM »
c'Lily...

Thanks info nya..
Kenapa ya Elin sering banget tuh mimpi...
Hampir setiap hari deh..

Dari mulai yg aneh, sedih, seram, tegang, bahagia, takut, dll
Apa itu berarti krn Citta (pikiran) yang amat banyak variasinya di dlm diri Elin?

citta pada makhluk-makhluk timbul dan lenyap sangat cepat, lebih cepat dari cahaya, dan banyak variasinya.
gak cuma elin aja.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: M I M P I
« Reply #4 on: 02 June 2009, 08:21:06 PM »
Wew, menarik banget neh...

Anjing gw juga sering mimpi, malah ngigau bersuara... :hammer:

Btw, kalo mimpi (maaf) basah gimana?
Gw ga tau ni cuma gw yang ngalamin doank ato pria2 laen juga, kalo mimpi basah, mimpinya juga pasti yang 'enggak2'. Dan pas di mimpinya 'keluar', maka di dunia nyata pun 'keluar'. :hammer:

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: M I M P I
« Reply #5 on: 02 June 2009, 08:23:48 PM »
^

  =))  makanya jangan disiksa anjingnya........ sampe kebawa mimpi.. =)) gak dikasih makan kaleee =))

duh..... lucu dah ngebayangin anjing ngigo =))
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: M I M P I
« Reply #6 on: 02 June 2009, 08:34:38 PM »
Siksa sih ngga, tapi kadang2 kalo lagi nyebelin pasti dimarahin abis2an, bahkan gw tabok kalo kelewat bandel...  >:D

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: M I M P I
« Reply #7 on: 02 June 2009, 09:01:14 PM »
Pernah gw....bro/sis sewaktu mimpi dan tau
  kalau itu dalam mimpi....
  terus bisa bermain/berkhayal didalam mimpi tsb?

mohon sharing nya..
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: M I M P I
« Reply #8 on: 02 June 2009, 09:17:50 PM »
Mimpi? keknya dah ga pernah deh, ato langsung lupa pas bangun jadi ga tau mimpi ato engga ;D

jangan2

M I M P I
 
            Satu dari masalah terbesar umat manusia yang belum terbongkar ialah misteri mimpi. Sejak dulu kala, manusia telah mencoba menganalisa dan mencoba pula untuk menerangkan mimpi di dalam istilah yang berhubungan dengan ramalan dan psikologi, namun walaupun saat ini telah banyak ukuran keberhasilannya, kita mungkin masih belum dapat secara tepat menjawab pertanyaan: ‘Apakah mimpi itu?’.
            Seorang penyair Inggris, William Wordsworth memiliki sebuah konsep yang mengejutkan: bahwa kehidupan yang kita jalani ini semata-mata sebuah mimpi dan kita akan ‘sadar’ kepada kenyataan yang ‘nyata’ apabila kita mati, jika ‘mimpi’ kita berakhir…. Satu konsep yang mirip digambarkan dalam satu ceritera Buddhis kuno yang sangat menarik yang menceriterakan satu dewa yang sedang bermain-main bersama beberapa dewa lainnya. Dewa tersebut merasa lelah, kemudian berbaring tidur sebentar dan menghilang (meninggal). Ia terlahir di bumi sebagai seorang wanita. Ia menikah, mempunyai beberapa orang anak, dan hidup sampai usia tua. Setelah ia meninggal di bumi ini, ia kembali terlahir sebagai dewa di dalam kelompok para dewa yang baru saja selesai bermain-main tadi.
            Apa yang dapat Buddha Dhamma katakan tentang mimpi? Buddha Dhamma membagi keterbukaan kepada mereka yang menganggap dirinya mahir dalam menafsirkan mimpi. Orang-orang tersebut memperoleh banyak uang memanfaatkan kebodohan pria dan wanita yang percaya bahwa setiap mimpi mempunyai arti ramalan atau arti spiritual.
            Menurut psikologi Buddha Dhamma, mimpi merupakan proses pikiran yang terjadi sebagai aktivitas pikiran. Peristiwa mimpi erat hubungannya dengan peristiwa tidur, dan peristiwa tidur ini dapat dianggap terdiri dari lima tahap:
Tahap mengantuk
Tahap tidur ringan (tidur ayam)
Tahap tidur lelap (pulas)
Tahap tidur ringan (tidur ayam)
Tahap bangun tidur.
Arti dan penyebab mimpi merupakan bahan diskusi yang menarik di dalam buku
terkenal ‘Milinda Panha’ atau ‘Pertanyaan-pertanyaan Raja Milinda’. Bhikkhu Nagasena menjelaskan bahwa penyebab mimpi ada enam macam, tiga di antara yang pertama ialah angin, air empedu dan lendir/dahak. Yang keempat adalah campur tangan kekuatan gaib; yang kelima ialah bangkitnya pengalaman-pengalaman lampau, dan yang keenam adalah pengaruh peristiwa-peristiwa yang akan terjadi (akan datang). Dijelaskan pula bahwa mimpi hanya terjadi pada tahap ‘tidur ringan’, yang disebut sebagai ‘mirip tidurnya kera’. Di antara keenam penyebab yang diterangkan oleh Bhikkhu Nagasena, dengan nyata dijelaskan bahwa jenis mimpi yang terakhir merupakan mimpi yang mengandung ramalan dan paling penting, sedangkan yang lainnya relatif tidak berarti.
            Mimpi adalah gejala yang diciptakan oleh pikiran dan mimpi merupakan kegiatan-kegiatan pikiran. Semua manusia bermimpi, walaupun beberapa di antaranya tidak ingat. Buddha Dhamma mengajarkan bahwa mimpi mempunyai arti psikologi. Enam sebab yang disebutkan di atas dapat di golongkan ke dalam empat cara sebagai berikut :
I.                    Jenis Pertama. Setiap satu pemikiran yang muncul ikut terkesan di dalam pikiran bawah sadar dan beberapa di antaranya dengan kuat mempengaruhi pikiran, tergantung keinginan kita. Ketika kita sedang tidur, beberapa pemikiran ini terangsang dan muncul sebagai ‘gambar-gambar’ yang bergerak di hadapan kita. Hal ini terjadi karena selama tidur: kelima indria yang merupakan penghubung kontak kita dengan dunia luar, tertahan sementara. Lalu kesan bawah sadar bebas untuk menjadi dominant dan mengulangi pemikiran-pemikiran yang tertimbun. Mungkin jenis mimpi ini bermanfaat bagi para ahli penyakit jiwa, namun tak dapat digolongkan ke dalam mimpi yang mengandung ramalan. Mimpi-mimpi ini semata-mata cerminan pikiran pada saat kita sedang beristirahat.
II.                 Jenis Kedua. Mimpi jenis ini disebabkan oleh gangguan luar (eksternal) dan gangguan dalam (internal) yang menimbulkan sebuah ‘rangkaian pemikiran yang dapat dilihat’, yang ‘dilihat’ oleh pikiran ketika kita sedang istirahat. Faktor-faktor internal adalah faktor yang menganggu tubuh (misalnya sebuah makanan berat yang menyebabkan seseorang tidak dapat tidur enak atau tak seimbang dan gesekan antara unsur-unsur pembentuk tubuh). Gangguan  eksternal adalah terganggunya pikiran (walaupun orang yang tidur mungkin tidak menyadarinya) oleh gejala-gejala alamiah seperti cuaca, angin, rasa dingin, hujan, gemerisik dedaunan, bunyi berderaknya jendela. Pikiran bawah sadar bereaksi terhadap gangguan tersebut dan menciptakan gambar-gambar untuk ‘menghilangkan’ gangguan tersebut. Pikiran tampaknya menyesuaikan diri terhadap gangguan tersebut melalui suatu cara tertentu sehingga orang yang bermimpi (pemimpi) dapat meneruskan tidurnya dengan enak (tak terganggu). Juga… mimpi-mimpi jenis ini tidak penting dan tak perlu ditafsirkan.
III.               Jenis Ketiga. Mimpi yang penting adalah mimpi yang mengandung ramalan. Mimpi ini  jarang di alami, dan terjadi apabila terdapat peristiwa mendatang yang sangat berkaitan dengan orang yang bermmpi. Buddha Dhamma mengajarkan bahwa di samping dunia nyata yang dapat kita alami , juga terdapat para dewa yang berdiam di alam lain, atau juga para hantu yang terikat pada bumi ini, kita tidak dapat melihatnya. Mereka mungkin saja kerabat atau sahabat-sahabat kita yang telah meninggal dunia dan telah dilahirkan kembali sebagai makhluk-makhluk tersebut. Mereka memelihara hubungan batinnya yang lampau dan melekat kepada kita. Apabila umat Buddha melimpahkan jasa kepada para dewa atau orang-orang yang telah meninggal dunia, ia ingat dan mengundang makhluk-makhluk tersebut untuk turut merasa gembira di dalam kebaikan atau jasa tersebut. Jadi ia menumbuhkan satu hubungan batin kepada mereka yang telah meninggal dunia. Sebagai akibatnya para dewa merasa gembira dan mereka tetap memperhatikan kita , mereka menunjukkan sesuatu melalui mimpi andaikata kita menghadapi suatu masalah besar dan mereka mencoba melindungi kita dari bahaya. Dengan demikian, apabila terdapat sesuatu yang penting yang akan terjadi dalam kehidupan kita, mereka menggerakkan energi batin tertentu ke dalam pikiran-pikiran kita, yang terlihat sebagai mimpi. Mimpi-mimpi ini dapat memperingatkan kita dari bahaya yang akan terjadi atau bahkan agar kita bersiap-siap menghadapi kabar baik yang sangat besar. Pesan ini diberikan dalam bentuk simbol (kebanyakan seperti film negatif) dan harus ditafsirkan dengan menggunakan kecerdasan (intelegensia). Sungguh patut disayangkan, bahwa kebanyakan orang salah anggapan terhadap dua jenis mimpi pertama dengan jenis mimpi ketiga ini, dan akhirnya memboroskan waktu dan uang, berkonsultasi kepada para penafsir mimpi dan para dukun palsu. Sang Buddha menyadari bahwa hal ini dapat dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi, oleh karena itu Beliau memperingatkan para Bhikkhu agar nama Buddha Dhamma jangan dipergunakan untuk melakukan praktek-praktek menujum, meramal dan menafsirkan mimpi-mimpi. 
IV.               Jenis Keempat. Pikiran kita merupakan gudang dari semua energi perbuatan (kamma) yang tertumpuk semenjak masa lampau. Kadang-kadang apabila sebuah perbuatan akan masak, pikiran yang sedang istirahat selama tidur, dapat menciptakan ‘gambar’ apa yang akan terjadi. Yang lain lagi, perbuatan-perbuatan yang akan datang menjadi sangat penting dan akan terkesan dengan kuat, lalu pikiran ‘melepaskan’ tenaga ekstra dalam bentuk sebuah mimpi yang hidup. Cuma, mimpi ini munculnya jarang dan hanya pada orang tertentu yang batinnya terlatih. Simbol-simbol dari hasil kamma-kamma tertentu juga muncul dalam pikiran-pikiran kita pada saat-saat terakhir ketika kita akan  meninggalkan dunia ini.
Mimpi dapat muncul apabila dua orang manusia mengirimkan pesan atau kabar satu sama lain melalui telepati batin yang kuat. Apabila seseorang mempunyai hasrat yang kuat untuk berkomunikasi dengan orang lain, ia berkonsentrasi dengan kuat kepada pesan dan kepada orang yang diharapkan untuk dihubungi. Pikiran yang sedang istirahat merupakan kondisi ideal untuk menerima pesan-pesan tersebut, yang dapat dilihat sebagai mimpi. Biasanya mimpi ini hanya muncul  dengan kuat dalam satu saat dan pikiran manusia tidak cukup kuat untuk menahan kabar demikian di atas periode waktu yang panjang.
            Semua yang terikat kepada keduniawian adalah orang-orang yang bermimpi, dan mereka melihat sesuatu yang tidak kekal sebagai sesuatu yang kekal. Mereka tidak melihat bahwa yang muda akan berakhir dalam usia tua, kecantikan akan menjadi kejelekan, kesehatan dapat berubah menjadi kesakitan, kehidupan itu sendiri akan berkahir dalam kematian. Di dalam dunia mimpi ini sesungguhnya tiada inti yang kekal. Bermimpi selama tidur merupakan dimensi lain dari dunia mimpi. Hanya para Buddha dan Arahatlah yang sadar, karena mereka telah melihat kesunyataan.
            Para Buddha dan Arahat tidak pernah bermimpi. Tiga jenis mimpi pertama tidak akan pernah muncul di dalam pikiran mereka, karena pikiran mereka telah tenang dan tak dapat dirangsang untuk bermimpi. Jenis mimpi keempat tak akan terjadi pada mereka karena mereka telah mneghancurkan tenaga keserakahan dengan sempurna, dan tak ada lagi tenaga kebencian yang tersisa, juga tak ada lagi hasrat yang tak terpuasi yang dapat merangsang pikiran untuk bermimpi. Buddha dikenal juga sebagai ‘Orang Yang Sadar’ karena cara Beliau ‘mengendurkan’ badan fisiknya tidaklah sama dengan cara kita tidur yang menghasilkan mimpi.
 
Bahan :
Dhammananda, K.S. 1987. What Buddhists Believe (Expanded and Revised Edition). Buddhist Missionary Society, Kuala Lumpur , 328p.
 
DHAMMA STUDY GROUP, BOGOR
 
Matahari bersinar di waktu siang. Bulan bercahaya di waktu malam. Ksatria gemerlapan dengan seragam perangnya. Brahmana bersinar terang dalam Samadhi. Tetapi, Sang Buddha (Beliau yang telah mencapai Penerangan Sempurna) bersinar dengan penuh kemuliaan sepanjang siang dan malam. (Dhammapada 387)
 
 
 
Semoga bermanfaat....
Salam Metta
Lily W   _/\_   :lotus:

« Last Edit: 02 June 2009, 09:23:44 PM by ryu »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: M I M P I
« Reply #9 on: 02 June 2009, 09:32:52 PM »
Mimpi gigi copot..artinya bencana di akan datang..itu gw alamin sendiri lho...

Tapi dulu waktu semangat2nya meditasi sebelum tidur..(hampir tiap hari meditasi)
ga pernah yg namanya mimpi buruk..mimpi juga jarang..
Itu gw sadarin lho..hampir 3 minggu gw perhatiin ga pernah mimpi yg aneh2...

Tapi karena sekarang semangat meditasi udah down,alhasil sering mimpi yg aneh2 setiap malam...

Apakah para praktisi meditasi handal,juga mengalami mimpi2??
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: M I M P I
« Reply #10 on: 02 June 2009, 10:10:17 PM »
Pernah gw....bro/sis sewaktu mimpi dan tau
  kalau itu dalam mimpi....
  terus bisa bermain/berkhayal didalam mimpi tsb?

mohon sharing nya..

Bisa!
Ni paling asik... Hahaha...
Bisa ngelakuin apapun yang kita mau. Tapi jarang2 bisa nyadar gini...
Gw seumur2 baru beberapa kali...

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: M I M P I
« Reply #11 on: 03 June 2009, 12:06:34 AM »
Mimpi yg serem-serem udah jarang .....
sebelum bobo doa dulu donk .......  Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata 

[at] Kokuzo
kalo anjingnya lagi ngigau ..... videoin aja kereennn tuch  :))
mimpi basah maaah wajar bagi pria lajang  ;D .... kalo udah penuh, otomatis keluar lewat mimpi  ::)
Yang aneh tuch ...... pria udah married masih bisa mimpi basah, mungkin kelebihan hormon ato gak dpt jatah dari pasangannya  :P ;)

[at] Mr. Jhonz
Meditasinya terusin dunk, ..... mungkin waktu sering meditasi makhluk2 disekitar mendapatkan aura ketenangan dan kebahagian, begitu gak meditasi .... u di mimpiin  ::)
 :hammer: gw sendiri gak pernah meditasi, ketika mao bobo ..... ngajarin orang lagi  :hammer:
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: M I M P I
« Reply #12 on: 03 June 2009, 02:25:55 AM »
 [at] Virya
Bukan maksudnya proses mimpi basah secara biologisnya...
Tapi isi mimpinya. Kalo gw mimpi basah tuh mimpinya biasanya 'sedang melakukan', dan waktu di mimpi gw 'keluar', maka di dunia nyata jadi basah dan gw kudu ke WC :hammer:

Nah yang laen gitu juga nggak?
Kalo secara pikiran ini gimana?

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: M I M P I
« Reply #13 on: 03 June 2009, 05:40:06 AM »
 [at] kokuzo
wajar dunk..secara kita masih di liputi LMD...yg penting kalo udah basah di cuci aja.. ;D jangan dibiarin ampe besok.. :hammer:
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: M I M P I
« Reply #14 on: 03 June 2009, 05:49:41 AM »
[at] Virya
Bukan maksudnya proses mimpi basah secara biologisnya...
Tapi isi mimpinya. Kalo gw mimpi basah tuh mimpinya biasanya 'sedang melakukan', dan waktu di mimpi gw 'keluar', maka di dunia nyata jadi basah dan gw kudu ke WC :hammer:

Nah yang laen gitu juga nggak?
Kalo secara pikiran ini gimana?

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,376.0.html

menurut film diatas, yg telah lulus meditasi (serorang melatih diri)
   nyatanya bisa juga MIMPI BASAH...  :'(

utk jelasnya mungkin bisa tanya yg udah nonton film tsb..

Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

 

anything