Maksud saya yang ini: Perbuatan mencari atau tidak, ditentukan oleh moral, bukannya moral tergantung pada mencari/tidak.
Mau menilai moral saya (yang sehubungan dengan topik bahasan PSK) tentu-nya adalah menilai dari saya ada atau tidak mencari PSK atau apapun untuk hubungan seksual.
Betul. Jika moral bagus, walaupun tidak puas, tetap tidak mencari.
Mungkin maksud bro dilbert, 'penilaian atas moral seseorang (bagus atau tidak) bisa kita lihat dari ada/tidaknya dia mencari PSK'?
dalam bahasan moral yang sehubungan dengan ESEK-ESEK, jawabannya IYA ... seorang suami yang moral-nya (sehubungan dengan urusan syahwat) di katakan baik / alim, tentu-nya di-nilai dari ada tidaknya sang suami itu "jajan" di luar dengan PSK ataupun ada selingkuh dengan TTM atau ONS (one nite stand) dengan perempuan lain selain istrinya. itu donk patokannya.
Memang tidak semua, namun keterkondisian orang berbeda. Kalau bro dilbert mengatakan di jaman kebebasan seperti ini pasti adalah pilihan, bukan keterpaksaan, apakah tepat juga kalau dikatakan, "di jaman kebebasan seperti ini, menjadi miskin adalah pilihan, bukan keterpaksaan"?
Lahir menjadi miskin itu adalah Bukan Pilihan, tetapi menjalani Hidup adalah PILIHAN. Ada juga kan yang dipaksa untuk melacur (misalnya pada jaman Peperangan atau jaman Jahiliyah) lebih memilih untuk bunuh diri daripada di-paksa melacur. Dan itu semua adalah pilihan.
Untuk konteks perempuan yang dipaksa melacur/menjadi budak seks para penguasa atau penjahat, itu masih dapat saya "maklumi" sebagai bagian yang sangat "terpaksa" karena menyangkut nyawa. TETAPI kalau sudah namanya PROFESI, berarti perbuatan itu dilakukan dengan penuh KESADARAN dan penuh KEMAUAN untuk mencapai tujuan tertentu (yang mungkins aja bukan karena masalah nyawa, tetapi masalah mau banyak duit, mau hidup mewah, mau nyekolahan anak setinggi-tinggi-nya dan bla bla bla).