Saya tidak menghina profesi itu kok kk, krn kita tidak tau niat/dasar seseorang menjadi PSK apa, cuma menurut saya kesannya seperti ingin membudidayakan PSK aja, jadi saya ga setuju, karena lebih banyak negatifnya drpada positifnya.... Kalau tidak ingin melegalkan PSK, sebaiknya tidak usa dibela2, nanti byk orang berpikir free sex gpp kok, ga melanggar sila, saya profesional lo, pdhal hati seseorang kan gampang berubah... malah menjadi moral yg semakin menurun aja hehe....
[/quote]
IMO, harus dibedakan antara 'membela' dan diskusi 'fakta'.
Kita ambil contoh:
Di bbrp daerah, umat agama mayoritas semakin bersikap keras dan semakin menanamkan idealisme2nya dan juga mulai menekan kegiatan agama minoritas. Di salah satu daerah patung Kwan-Im yg berdiri di depan Vihara dipaksa turunkan. Banyak golongan yg berusaha membela vihara ini, termasuk juga orang mayoritas sendiri yg berpikiran lapang. Tetapi apa kata rekan2 mayoritas nya yg lain: "Kalau tidak ingin membenarkan ajaran agama mereka, tidak usah dibela2, nanti umat kita yg lain berpikir ajaran agama ini benar"
------
Kita sebagai umat Buddhist dituntut untuk selalu melatih 'melihat segala sesuatu sebagaimana adanya'. Umumnya kita melihat segala sesuatu sebagaimana yg kita harapkan, dan penglihatan kita ini terdistorsi oleh pemahaman yg kita genggam sejak kecil, pengaruh lingkungan dan budaya. Terus terang, Buddhisme bisa dibilang banyak kontroversialnya jika dibandingkan dengan pemahaman umum, soal Tuhan contohnya. Namun begitu Buddhisme juga mengajarkan kita untuk bertindak 'bijaksana'. Karena dengan mengetahui segala sesuatu sebagaimana adanya kita juga otomatis tau bahwa suatu sebab akan berakibat.
Pelacur, konotasinya sudah jelek dimata masyarakat, bahkan umat Buddha sendiri sulit untuk melihat pekerjaan mereka ini sebagaimana adanya. Namun begitu bukan berarti umat Buddha menganjurkan pekerjaan menjadi pelacur. Karena umat buddha harusnya juga tau bahwa pekerjaan ini mempunyai akibat/resiko yg tinggi dari segi kesehatan dan resiko dikucilkan masyarakat.
::