//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - Lily W

Pages: 1 2 3 4 [5] 6 7 8 9 10 11 12 ... 15
61
Kabar gembira:

Setelah memerlukan lebih dari 2 tahun untuk mengundang beliau, maka akhirnya LUANGPOR JUMNEAN CHONSAKHORN bersedia menyediakan waktunya untuk membimbing kita di Indonesia. Tidaklah mudah untuk dapat bertemu beliau di Thailand dikarenakan beliau selalu mengembara ke berbagai penjuru dunia untuk membimbing Dhamma dan Meditasi. Untuk itu inilah saat yang tepat untuk dapat bertemu beliau.

Luangpor Jumnean di Thailand dikenal sebagai bhikkhu yang selalu ceria, yang mempunyai pancaran metta/cinta kasih yang tinggi dan di Thailand beliau juga dikenal sebagai bhikkhu yang "mengagumkan”, tapi beliau selalu mengingatkan murid-muridnya untuk mengajar Dhamma, bukan "kesaktian". Beliau dikenal sebagai bhikkhu yang menjalankan tradisi hutan dimana tidak pernah tidur berbaring selama 30 tahun.

Sejak umur 6 tahun beliau sudah belajar meditasi dan juga berlatih sebagai seorang penyembuh tradisional dan pada umur 20 tahun ditahbiskan sebagai seorang bhikkhu Theravada. Beliau telah mengembara dan menguasai berbagai praktek-praktek meditasi dibawah bimbingan guru-guru terkenal di Thailand dan beliau dikenal sebagai master dalam meditasi samatha dan vipassana.

Tidak masalah teknik meditasi apa yang digunakan, akhirnya beliau akan mengarahkan murid-muridnya kembali berlatih vipassana untuk melihat proses alamiah dari batin dan jasmani dengan kesabaran dan hati yang merdeka

Luangphor Jumnean sudah berumur 73 tahun dan 52 vassa (masa kebhikkhuan). Sekarang ini beliau adalah kepala Wat Tam Sua di Krabi, Thailand. Pada tahun 1996, Jack Kornfield menulis buku “Living Dharma; Teaching of twelve Buddhist Master” dimana beliau merupakan salah satu dari guru besar Buddhis yang dimaksud. Dari wawancaranya dengan beliau, terlihat Luangpor Jumnean mempunyai wawasan yang luas mengenai meditasi dan kebijaksanaan yang tinggi.

Luangpor secara teratur mengajar di California, Chicago, Malaysia, India, Burma, Singapura, Germany, UK. Untuk kunjungan ke Indonesia ini, beliau membatalkan rencananya untuk membimbing di USA.

Acara-acara yang akan diadakan:

Dhamma Talk: “Seeking Happiness in Suffering”
Senin, 8 Juni 2009, jam 18.00 – selesai….
Tempat: Plaza Sentral lantai 11, Jl. Jend. Sudirman kav. 47, sebelum Universitas Atmajaya.

Dana tiket: Rp 30.000,-/orang, pengganti biaya makanan, buku dan untuk kegiatan Luangpor selama di Indonesia.

Tiket dapat diperoleh di Buddhist Fellowship Indonesia, Plasa Sentral Lt 10.

Jl Jenderal Sudirman Kev.47, Jakarta Selatan

Telp 021-529 20 965, Email: buddhist_fellowship_ind [at] yahoo.com

Contact Person

Aris:    0852 1021 1010
Rossi : 0852 8764 1636

Rudy : 0856 110 9984

Atau dapat juga menghubungi Rani:  0815 987 6668 dan charles: 0812 105 0996

Retret Meditasi 9 – 13 Juni 2009
Tempat: Kayagata-sati Meditation Centre – Cibodas

Pendaftaran: charles hardono, 0812 105 0996, vodhamma [at] gmail.com

Retret Meditasi ini tidak dipungut bayaran tertentu, semua berdasarkan atas dana sukarela

Terlampir terjemahan profil dari Ajahn Jumnean yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Silakan anda membacanya untuk lebih mengetahui siapa beliau.

_/\_ :lotus:

62
Sahabat yang baik:
 
 
 
Saya dan beberapa teman hampir 2 tahun belajar Taiji Quan kesehatan, dari seorang guru yang sangat berdedikasi dalam bidang ini. Beliau adalah Ibu Wawa Narwati, pelatih, juara nasional Taiji Quan, dan sudah menelurkan banyak muda-mudi yang menjadi juara² nasional. Beliau rutin menjadi instruktur Taiji di tempat latihan umum; dan berpenghidupan dari jualan perlengkapan olah-raga seperti sepatu, juga kadang ada private Taiji. Sekarang melatih intensiv (terperinci) di Sekolah Suci Hati (Kelenteng Lu Pan), di Jalan Pinangsia 1, setiap Senin, Rabu, dan Jumat ~ mulai 19:00. Beliau juga pernah mengajar di Sekolah Kanisius yang menjadikan Taiji Quan sebagai ekskul tetap.
Sebelumnya Bu Wawa pernah kuliah di STAB Nalanda dan menjadi guru Agama Buddha di Kemurnian (dan beberapa sekolah negeri) selama 11 tahun.
 
Dalam rangka Kejurnas Wushu Taolu Junior Open 2009; Piala Raja Hamengkubuwono X (29 Juni s.d. 02 Juli 2009) di Yogyakarta. Bu Wawa berniat membawa keponakan, anak didik, dan seorang anggota polisi (murid baru) untuk berpartisipasi. Namun karena kekurangan biaya, terlebih beliau juga memang hidup pas-pasan; kami sebagai murid berniat mendukung secara materiil dan moril dengan bantu menggalang dana.
 
Terlampir di bawah adalah surat titipan dari Bu Wawa. Semoga rekan-rekan sekalian berkenan memberikan kontribusi; karena dewasa ini kurang diminati oleh kawula muda. Dedikasi beliau yang sangat dukungan terbatas, sepatutnya kita dukung.
Anumodana atas semua perhatiannya... & apresiasi yang tinggi jika ada yg berkenan forward lagi...
 
 
 
 
Sukhi Hotu,
 
Gun [at] saro


Lampiran:

Jakarta, 29 Mei 2009

Kepada Yth:
Bapak/Ibu, teman-teman
dan para Simpatisan Wawa
Di tempat.


Dengan hormat,

Dengan ini saya mohon bantuan dana untuk kebutuhan ikut perlombaan Kejurnas Wushu Taolu Junior Open 2009, Piala Raja Hamengkubuwana X di Yogyakarta (29 Juni ~ 02 Juli); untuk kategori Taiji Quan. Karena keterbatasan dana, dengan segala kerendahan hati saya menggalang dana untuk membawa generasi muda guna berprestasi di ajang tersebut; adapun perincian biayanya sebagai berikut:

1.   Pendaftaran 5 anak dengan 2 macam permainan
   (tangan kosong dan  pedang)   Rp 1,000,0000.-
2.   Tempat penginapan 6 hari + untuk 7 orang   Rp 1,800,000.-
3.   Biaya Transport Pergi Pulang  + untuk 7 orang   Rp 2,800,000.-
4.   Sepatu Wushu 5 pasang  [at]  Rp 100,000.-   Rp 500,000.-
5.   Pedang Wushu 1 buah   Rp 450,000.-
6.   Biaya lain-lain (biaya makan, biaya transport dalam kota dll)   Rp 1,700,000.-
   TOTAL:   Rp 8,250,000.-
   (Delapan juta dua ratus lima puluh ribu rupiah)

Dana bisa di transfer ke:
BCA
Atas nama: Lie Lie
No. Rekening: 586-0153825
Mohon cantumkan angka 1 di belakang jumlah yang akan ditransfer, contoh:
Rp. 100.001,-
Konfirmasi transfer ke nomor HP: 0818.0809.8833 (Lily Warsiti)

Demikianlah surat ini, atas perhatian Bapak/Ibu, teman-teman dan para simpatisan, saya ucapkan terima kasih.



   Hormat saya,




   WAWA
   (Pelatih)

_/\_ :lotus:

63


Tolong di terjemahkan yaah... ^:)^

Thanks... _/\_

:lotus:

64
Keluarga & Teman / Jendral Lotharguard
« on: 28 May 2009, 10:32:19 AM »
Teman-teman...

Semalam Jendral Lothar sms saya dan suruh saya sampaikan ke teman-teman bahwa dia ga bisa online belakangan ini karena dia lagi istirahat di rumah. Katanya Hari Kamis yang lalu...dia terjatuh dari sepeda motor...kaki kanan parah, tangan kiri masih kaku... dia ga leluasa keluar rumah (bawa sepeda motor) dan dia akan berusaha pada hari sabtu ini bisa mulai kejar pembukuan, Jika Teman-teman ada keperluan bisa sms dia.

Btw... kalo ada teman-teman yg dekat rumahnya Jendral...bisa tolong pergi jenguk si Jendral yaah....dan titipkan salam dari saya....semoga Jendral cepat sembuh.... _/\_


:lotus:



65
Theravada / "RITUAL"
« on: 23 May 2009, 12:52:00 PM »
Dear All:

Baru² ada diskusi rekanku di Facebook yg sekalian mengingatkanku pada diskusi thn lalu dgn rekan² di Indofood.
Ada yang melakukan "ritual" saat kerabatnya meninggal, saja...
Ada yang melakukan "ritual" saat nikah & saat kerabat meninggal, saja...
Ada yang melakukan "ritual" tiap tahun saat sin-cia, atau hari besar keagamaan saja...
Ada yang melakukan "ritual" saat che-it & cap-go (tgl 1 & 15 Imlek), saja...
Ada yang melakukan "ritual" sekali seminggu, saja...
Ada yang melakukan "ritual" sekali sehari (umumnya sebelum tidur), saja...
Ada yang melakukan "ritual" sehari 5 kali, saja...
Ada yang melakukan "ritual" sehari 5 kasus yg terkait dgn Pancasila, saja...
Ada yang melakukan "ritual" seminggu atau sebulan penuh saat retreat meditasi, saja...

Lantas "ritual" ideal Buddhis yang bagaimana yah?
Yesus mengajarkan doa kepada Bapa-Nya di surga, demikian juga yang dilakukan umat-Nya...
Muhammad SAW menjalankan sholat 5 waktu & berpuasa; demikian juga praktik yg dijalankan umat-Nya...
Lantas, bagaimana dengan yang kita teladani dari Buddha Gotama? Jelas kita tidak perlu ikutan pindapatta atau sehari cuma tidur ± 1 jam, betul gak?

Dulu ketika diskusi dgn rekan² di Indofood, topik "ritual" ini diangkat karena terinspirasi oleh pertanyaan sederhana dari Madam Nina van Gorkom (pakar/praktisi Abhidhamma, istri mantan dubes Belanda utk Indonesia) saat bergabung di sebuah milis yg beliau bina...
Samvara akan proses keenam indera yang kita miliki ini; yang mengarahkan kepada pengikisan total akan: lobha, dosa, & moha... Tidak sederhana memang; namun Sang Buddha dan para Ariya merupakan teladan kita. Tentu saja kita tidak sekoyong-konyong mampu memiliki perhatian murni (sati) setiap momen akan proses muncul-berlangsung- padam-nya kombinasi nama & rupa; seperti para Beliau. Tapi kita punya peluang itu, dengan dimulai dari yang paling kasar, entah itu ucapan, aksi fisik; yang kemudian beranjak kepada gerak-gerik bathin.

Mentor saya senantiasa mengingatkan, bahwa kita dihadapkan pada tantangan riil setiap hari sejak kita melek mata hingga merem ~ yakni reaksi bathin akan 6 indera yang kita miliki. Mau memberikan reaksi seperti apa? Yang mempertebal lobha, dosa, & moha? Atau yang mengarahkan bathin kepada pengikisannya? Alobha, adosa, & amoha?
Madam Nina bilang, "ritual ideal" (praktiik riil) kita sebagai Buddhis adalah: di dalam tantangan merespon akan kontak 6 indera dengan obyeknya masing², jelas mengarah kepada pengikisan total akan lobha, dosa, & moha...
Suka atau tidak, menolak atau menerima ~ memang kenyataannya kita dihadapkan pada realitas situasi demikian yg tidak bisa dinegosiasikan. Kondisi ini tidak akan menunggu setahun sekali atau beberapa momen dari sehari... Dia menghadapi kita setiap momen sejak kita melek hingga persis sebelum kita merem...
Kelahiran sebagai manusia adalah kelangkaan pertama dari 4 kelangkaan di alam semesta ini; alam di mana kita paling ideal utk mengerti & praktik Buddha Dhamma. Wah, kalo sudah begini saya "malu" jika bertemu dengan teman karib yang sekarang menjadi Bhikkhu; beliau senantiasa mengingatkan saya utk praktik intensif.
Semoga tulisan ini yang justru sebagai media "menempeleng diri sendiri", bisa memotivasi diri ini utk senantiasa samvara...
Sadhu³...

Sukhi Hotu,

Gun [at] saro

_/\_ :lotus:

66
Waroeng Mandarin / Tolong
« on: 19 May 2009, 01:16:15 PM »
Mod-mod warung mandarin yang ganteng dan cantik.... ;D

Di bawah ini adalah soal ulangan pelajaran mandarin anakku (kelas 3)......Tolong donk terjemahkan soal mandarin ini.... ^:)^ ^:)^ ^:)^
terima kasih banyak yaah.... _/\_





:lotus:

67
Studi Sutta/Sutra / Visudhi Magga
« on: 08 May 2009, 01:08:05 PM »
walah bahasa inggris  :'(

dapat buku Visuddhi Magga yg bagus, tapi bhs inggris aja
aku kasih teman .......  ;D

Mau Buku Visuddhi Magga yg bhs Indonesia? Saya barusan titip teman foto copy... ada 4 buku dan biaya foto copy hampir 100rb.

_/\_ :lotus:

68
Theravada / PENGERTIAN BENAR DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
« on: 07 May 2009, 01:50:12 PM »
II. PENGERTIAN BENAR DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Bagaimana pengaruh Buddha Dhamma terhadap tindakan-tindakan manusia? Bagaimana Buddha Dhamma secara efektif membantu setiap orang agar dapat melakukan perbuatan baik? Apakah kita mungkin berbuat kebaikan dengan hanya mendengar perkataan orang seperti demikian, “jangan melekat terhadap segala sesuatu dan berbuatlah kebaikan!”.

Dari pengalaman kita mengetahui bahwa, suatu teladan/contoh hanya bisa membantu sampai pada tahapan tertentu. Dasar perbuatan-perbuatanbaik itu ada dalam diri kita masing-masing. Mentalitas (akal budi) menentukan tindak tanduk kita.

Apabila seseorang ingin berbuat yang terbaik bagi orang lain, terlebih dahulu ia harus memahami dirinya sendiri. Dia harus memahami sebab-sebab yang mendasari perbuatannya. Dengan memahami sebab-sebab yang mendasari perbuatannya.Dengan memahami sebab-sebab yang membuat kita berbuat seperti ini atau itu, maka kita dapat meningkatkan pengertian benar dalam kehidupan kita sehari-hari. Melalui pengertian benar ini, seseorang dapat lebih banyak melakukan perbuatan yang lebih berguna dengan cara yang lebih efektif.

Mentalitas adalah sumber timbulnya perbuatan-perbuatan. Oleh sebab itu, mustahil meningkatkan kebaikan dari perbuatan-perbuatan yang hanya tampak luarnya saja. Banyak tingkatan perbuatan-perbuatan baik, dan ini tergantung dari motivasi mentalnya. Beberapa orang memberi uang kepada orang-orang yang butuh, akan tetapi ini bukan berarti sifat-sifat sombong dan motif keserakahan dari si pemberi tersebut tidak ada. Kemudian yang lain memberi dengan tanpa kesombongan, namun mereka masih melekat; mereka hanya memberi kepada orang yang disukainya saja.
Yang lain lagi, memberi dengan didasari cinta kasih murni, tanpa kemelekatan. Inilah sesunguhnya cara yang lebih baik dalam berdana.

Suatu saat kita mungkin menjadi bingung dan mempertanyakan tentang perlunya mempelajari secara terinci mengenai perbuatan baik. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat bahwa sangat bermanfaat untuk mengetahui bentuk-bentuk Citta yang berbeda dan mengetahui macam Citta yang memotivasi perbagai perbuatan kita. Bila kita mampu memahami bahwa bentuk-bentuk Citta itu berbeda, saling menyusul satu dengan yang lain melalui proses yang demikian cepat, maka kita akan dapat melihat bahwa bentuk Citta yang tidak baik dapat menggantikan Citta yang baik dengan cepatnya.

Kusala kamma dalam pengertian yang lebih luas berarti perbuatan yang tidak menimbulkan kerugian, baik kepada si pembuat maupun kepada orang lain, pada saat perbuatan itu dilakukan atau pada saat yang akan datang. Dalam Bahitika-Sutta, Majjhima Nikaya II, Raja Vagga, dapat kita baca tentang Kusala kamma, yaitu percakapan baik dan pikiran-pikiran baik. Raja Pasenadi bertanya kepada Ananda tentang maksud dari kebaikan atau kemahiran dalam bertingkah laku, sebagai berikut:

“Yang Mulia, apakah yang dimaksud kebaikan atau kemahiran dalam bertingkah laku itu?”
“Segala tindak tanduk yang dilakukan dengan tubuh, yang tidak ternoda”.
“Yang Mulia. Apakah yang dimaksud dengan tidak ternoda?”
“Segala tindak tanduk tubuh yang tidak menyakiti.”
“Yang Mulia, apakah yang dimaksud tindak tanduk tubuh yang tidak menyakiti?”
“Segala tindak tanduk tubuh yang dapat membawa kepada kebahagiaan.”
“Yang Mulia, apakah yang dimaksud dengan tindak tanduk tubuh yang dapat membawa kepada kebahagiaan?”
“Segala yang dilakukan oleh tubuh yang tidak menimbulkan penyiksaan diri dan tidak menimbulkan siksaan bagi orang lain, serta tidak menyiksa kedua-duanya, dimana ketidaktahuan akan berkurang dan kemampuan berbuat baik akan bertambah.”

Begitu pula halnya dengan ucapan dan pikiran yang baik (perbuatan melalui ucapan dan pikiran). Percakapan di atas menunjukkan makna Kusala kamma dalam pengertian yang lebih luas. Banyak intensitas dari Kusala kamma. Ada Kusala kamma yang tingkatnya lebih tinggi daripada sekedar mneghindari perbuatan jahat, dengan tanpa merugikan diri sendiri atau orang lain. Dengan meningkatkan pengertian benar atau kebijaksanaan, seseorang dapat lebih banyak berbuat kebaikan.

Kebijaksanaan merupakan terjemahan dari Bahasa Pali “Panna”, Panna bukan berarti pengetahuan yang di dapat dengan mempelajari buku-buku, Panna adalah melihat ke dalam dan juga melihat kenyataan-kenyataan yang terjadi sehari-hari sebagaimana adanya. Oleh sebab itu, Panna dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tingkatan kebaikan bergantung pada tingkatan Panna yang mendampingi Citta yang baik. Banyak tingkatan kebijaksanaan, dan tiap tingkatan membuahkan hasil yang sepadan dengan perbuatan yang dilakukan. Inilah ciri khas Buddhis dalam menghadapi kehidupan, yakni dengan menyelidikinya dan sadar akan perbedaan gejala-gejala mental dan fisik yang dialami melalui mata, telinga, hidung, lidah, sentuhan badan, dan pikiran.

Jika seseorang tidak terbiasa dengan hal-hal tersebut di atas, maka orang itu akan merasa bingung pada awalnya. Akan tetapi, setelah orang itu mempelajari lebih banyak tentang gejala-gejala mental dan fisik ini, maka ia akan mengerti bahwa hanya melalui cara demikian, perilaku dirinya dan perilaku orang lain yang berbeda-beda itu dapat di pahami.

Tidak ada artinya membicarakan secara samara-samar tentang istilah-istilah umum mengenai kenyataan, karena pengertian benar dalam kehidupan tidak akan dapat ditingkatkan melalui cara demikian. Seseorang memberitahukan kepada saya, bahwa ada seorang Bhikkhu yang berceramah dengan cara yang khas dan isi ceramahnya tersebut sangat berguna bagi umat dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika saya tanyakan, materi apa yang diceramahkan oleh Bhikkhu itu; jawabnya adalah, bahwa Bhikkhu itu berceramah mengenai “Citcai”. “Citcai” merupakan kata dalam bahasa thai yang sepadan dengan Citta dalam bahasa Pali. Bhikkhu itu mengajarkan cara menghadapi hidup ini dengan tepat.

Seseorang harus mengikuti teladan Sang Buddha. Seseorang jangan bisa menganjurkan orang lain untuk berbuat kebaikan, akan tetapi seharusnya ia juga mengajarkan cara untuk berbuat kebaikan tersebut. Untuk mengetahui cara berbuat kebaikan, kita harus melihat kembali kepada asal mula/sumber-sumber kebaikan itu sendiri, yaitu Citta. Bila kita telah banyak belajar tentang Citta, kita akan dapat memahami bahwa tidak ada Citta yang diam, walaupun hanya untuk sejenak.
Tiap Citta timbul, segera disusul oleh Citta yang lain dengan cepatnya. Citta menentukan kehidupan seseorang dan kehidupan orang lain. Citta juga mempengaruhi tindak tanduk dan penampilan seseorang dalam hidupnya.

Banyak orang yang tidak terbiasa dengan cara pendekatan seperti ini. Mereka terbiasa melihat penampakan luar saja. Para ilmuwan sudah sangat maju dalam mempelajari ruang angkasa, namun mereka sangat sedikit mengetahui tentang hal-hal yang berkenaan dengan bathin manusia. Banyak orang terbiasa memperhatikan segala sesuatu yang dilihat dan didengar, tetapi mereka tidak terbiasa memperhatikan kesadaran melihat dan kesadaran mendengar. Mereka tidak pernah berpikir tentang fungsi Citta dalam hal melihat dan mendengar.

Kesadaran melihat dan mendengar merupakan kenyataan yang sangat penting untuk diketahui dan diperhatikan. Mengenai pentingnya hal ini, dapat dibaca dalam naskah-naskah Buddhis yang menganalisa dan menerangkan gejala-gejala fisik dan mental secara terinci dalam Abhidhamma. Abhidhamma berhubungan dengan segala sesuatu yang nyata, dan dapat merubah pandangan hidup seseorang.

Orang-orang Thai banyak mendengarkan kuliah-kuliah tentang Abhidhamma, bukan hanya terbatas pada mereka yang telah duduk di perguruan tinggi, tetapi juga mereka yang belum pernah duduk di perguruan tinggi. Umumnya mereka menyadari, bahwa dengan mempelajari bentuk-bentuk Citta yang berbeda, dapat membantu seseorang untuk menjalankan kehidupannya secara lebih baik. Pada awalnya, mungkin seseorang cenderung mempunyai perasaan balas dendam kepada orang lain, namun melalui pemahaman terhadap makna perasaan yang sesungguh-sungguhnya, maka secara bertahap seseorang dapat mengatasi perasaan tersebut. Banyak orang Thai mengetahui tentang kenyataan-kenyataan yang diajarkan dalam Abhidhamma, dan mereka juga mengerti cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Orang-orang asing biasanya belum pernah mendengar mengenai hal ini, sebab mereka (orang Thai) tidak pernah membicarakannya dengan orang-orang asing.

Akusala Citta dan Kusala Citta merupakan kenyataan hidup sehari-hari. Agar kita dapat memahami tentang kenyataan-kenyataan ini, terlebih dahulu kita seharusnya mencoba memahami diri sendiri. Apabila kita belum dapat memahami diri sendiri, maka kita akan sulit untuk dapat menolong orang lain. Hal ini bukan berarti, bahwa kita harus menunggu seumur hidup untuk mengerti diri sendiri, sebelum mulai menolong orang lain; akan tetapi, mereka yang baru mulai mengerti pun tentang segala sesuatu sebagaimana adanya., telah dapat menolong orang lain untuk memperoleh pengertian benar.

Panna adalah lawan dari kebodohan (Moha), dan kebodohan (Moha) ini adalah akar dari segala kekotoran dan penderitaan bathin (Dukkha). Panna sangat penting untuk pembentukan Kusala Citta. Kita dapat berbuat kebaikan tanpa didasari dengan Panna, namun jika kita ingin memperoleh kemajuan dalam melakukan perbuatan baik, Panna harus kita kembangkan. Melalui pengertian yang sebenarnya tentang Kusala dan Akusala dan hasil dari Kusala dan Akusala tersebut, seseorang akan dapat menjalani kehidupannya dengan lebih baik.

Terdapat berbagai tingkatan Panna. Apabila seorang guru menerangkan kepada para muridnya, bahwa Kusala Citta yang dilandasi oleh perasaan berterima kasih atau ketulusan akan menghasilkan Kusala Vipaka, dan sebaliknya, Akusala Citta yang dilandasi oleh keserakahan dan angkara murka akan menghasilkan Akusala Vipaka, maka penjelasan guru tersebut akan memberikan kondisi bagi para muridnya untuk meningkatkan Pannanya.

Tingkatan Panna yang lebih tinggi akan diperoleh jika seseorang dapat menyadari ketidakkekalan dari segala sesuatu yang mereka nikmati dalam kehidupan ini. Bila orang dapat melihat bahwa kehidupan di dunia ini demikian singkatnya, maka mereka akan berusaha untuk tidak terlalu melekat terhadap segala sesuatu yang mneyenangkan dalam hidupnya. Pengertian ini akan mendorong mereka untuk lebih banyak melepas dan senantiasa siap untuk menolong orang lain. Rasa keakuan pada diri mereka secara bertahap akan menipis.

Beberapa orang yang telah mencapai tingkatan Panna, mungkin dapat mengubah cara hidupnya dan merasa puas dengan kehidupan yang sederhana. Yang lainnya mungkin mengambil keputusan utnuk menjadi Bhikkhu. Kita mengerti bahwa kehidupan seorang Bhikkhu bukanlah merupakan kehidupan yang ringan, karena seorang Bhikkhu harus hidup tanpa keluarga dan harus puas dengan sedikit. Dalam Chabbisodana Sutta, Majjhima Nikaya III, Anupada Vagga, kita dapat membaca tentang seorang Bhikkhu yang melepaskan keduniawian :

“Yang Ariya, setelah saya beberapa waktu melepaskan seluruh kekayaan, maka saya memutuskan hubungan kekeluargaan, mencukur rambut dan jenggot, memakai jubah kuning, dan meninggalkan kehidupan berumah tangga.”

Sang Buddha menjelaskan, bahwa banyak orang yang terikat pada kesan-kesan indria melalui mata, telinga, hidung, lidah dan sentuhan badan. Sang Buddha juga menjelaskan tentang kemelekatan terhadap kelima khandha (Pancakhandha). Dalam Subha Sutta, Majjhima Nikaya II, Brahmana Vagga, Sang Buddha berbicara kepada Subha tentang kemelekatan kelima khandha, sebagai berikut :

“……. Kelima khandha ini, Brahmana muda, adalah kemelekatan terhadap kelima indria. Apakah kelima indria itu? Bentuk materi yang diserap mata; diterima; disenangi; disukai; merangsang; dan yang berhubungan dengan kesenangan indria. Suara-suara diserap melalui telinga, bau-bauan diserap melalui hidung, rasa diserap melalui lidah, sentuhan diserap melalui badan/tubuh; diterima, disenangi, disukai, merangsang, dan yang berhubungan dengan kesenangan indria. Inilah, Brahmana muda, yang disebut dengan kemelekatan kelima khandha (Pancakhandha). Brahmana muda, Brahmana Pokkharasati dari suku Upamanna dari hutan Subhaga, diperbudak dan terikat oleh kelima kegemaran itu, diperbudak dan melekat kepadanya, dan memuaskannya, tanpa melihat bahayanya, tanpa mengetahui cara melepaskannya”.

Bersambung...

:lotus:

69
KURSUS GRATIS
“INTISARI BUDDHA ABHIDHAMMA”
Pengajar : DR. Mehm Tin Mon
Saddhamma Jotikadhama, Ph.D.

[Professor, International Theravada Buddhist Missionary University]

President of the Central Buddhist Association of Universities and Institutes in Yangon.

Sebuah kesempatan untuk mengerti ajaran maha besar “Buddha Abhidhamma” langsung oleh penulis buku “The Essence of Buddha Abhidhamma”, salah satu buku panduan Abhidhamma di berbagai negara.

Dr. Mehm Tin Mon adalah seorang Ph.D dibidang Chemistry dari University of Illinois.(USA). Beliau seorang guru Dhamma terkemuka dan Profesor di International Theravada Buddhist Missionary University. Saat ini beliau menjabat Asisten Pendidikan Menteri Agama Myanmar. Dengan pengetahuan Dhamma yang mendalam, beliau dapat menyampaikan ajaran Abhidhamma ini dengan lugas dan penuh makna sehingga mudah dimengerti semua orang.

Dr. Mon berkata, ”Jangan ragu dan semua orang akan dengan cepat mengerti akan ajaran Abhidhamma ini.”

Buddha Abhidhamma merupakan ajaran terkemuka dan psikologi dari Sang Buddha.

Seperti yang Dr. Mon katakan, “Abhidhamma merupakan pengetahuan yang sangat dalam, lengkap dan ilmiah dari Sang Buddha.  Menjelaskan semua ajaran Buddha dengan sangat jelas akan kenyataan mutlak yang ada. Sebenarnya, kita semua dapat mengerti semua ajaran Buddha dengan sangat dalam dan jelas, hanya ketika kita dapat mengerti secara mendalam akan intisari Buddha Abhidhamma.  Mengerti secara mendalam akan ajaran Buddha adalah hal yang paling beharga dalam hidup kita.”  Beliau menyebutkan pengatahuan akan Abhidhamma merupakan pengetahuan yang tak ternilai dalam hidup ini.

Jadwal:
11 - 21 Mei 2009 di Vihara Sakyamuni, Denpasar, Bali
yg mau ikut sms ke Pak Sudiarta 0811 398 180

22 Mei - 2 Jun di STAB Medan
yg mau ikut sms ke Pak Harkiman 0813 6150 7866

_/\_ :lotus:

70
Theravada / Bagaimana batin itu bekerja bila tidak ada fisik?
« on: 27 April 2009, 10:55:33 PM »
baru aja berdialog sama temen

ada potongan diskusi yg menurut i menarik.....

"Bagaimana batin itu bekerja bila tidak ada fisik?"

so.... bagaimana pendapat yg laen?


Bagi Makhluk yang mempunyai Pancakhandha... batin dan fisik(RUPA) itu saling berhubungan...RUPA itu terdiri dari 28 RUPA.....ada 6 landasan (ayatana) yg merupakan tempat-tempat dimana kesadaran berpangkal, timbul, berkembang atau tempatnya mengadakan hubungan. Dan juga ada Rupa yang di timbulkan oleh batin (Citta).
 
~Ketika masa tumimbal lahir... ada RUPA 8 yang tidak dapat timbul pada saat uppadakkhana dari Patisandhi citta (Kesadaran tumimbal lahir)....Selain dari ke 8 RUPA tersebut, yaitu ada RUPA 20 dapat timbul sewaktu tumimbal lahir, tetapi tentunya menurut keadaan dari makhluk-makhluk tersebut.

~Masa kehidupan (setelah tumimbal lahir)....RUPA28 semuanya dapat timbul menurut keadaan.

~Masa Kematian... ada Rupa yang tidak dapat timbul dan ada Rupa yg dapat timbul.

Sori yaah...agak dikit OOT... ^:)^

_/\_ :lotus:




71
Kafe Jongkok / Jeritan Para Lelaki
« on: 22 April 2009, 12:04:21 PM »
Temen2 yg baik…
Setau saya, biasanya kaum wanita yg suka menjerit…
Ehm.. gak taunya para pejantan yg katanya tangguh bisa menjerit jg yah…..

Ini dia jeritannya….

1. Tidak Semua cowok seperti Dedy Cobuzer.
Jadi jangan harap kami bisa membaca isi pikiranmu disaat kamu manyun tanpa suara. Apa susahnya sih bilang : "Aku Laper, Aku minta dibeliin pakaian, Tolong Rayu Aku...!!"

2. Hari Minggu itu waktunya istirahat setelah 6 hari bekerja, jadi jangan harap kami mau menemani seharian jalan2 ke mall.

3. Berbelanja BUKAN olahraga. Dan kami gak akan berpikir ke arah situ.

Bagi kami belanja ya belanja, kalau sudah pas ya beli saja, perbedaan harga toko A dan B
cuma 1,000 perak jadi nggak usah keliling kota untuk cari yang paling murah, buang2 bensin aja.

4. Menangis merupakan suatu pemerasan.

Lebih baik kami mendengar suara petir, guntur , bom meledak daripada suara tangisanmu yang membuat kami tidak bisa berbuat apa2.

5. Tanya apa yang kamu mau. Cobalah untuk sepaham tentang hal ini.

Sindiran halus tidak akan dimengerti.
Sindiran kasar tak akan dimengerti
Terang2an menyindir juga kita gak ngerti!

Ngomong langsung kenapa!?

6. Ya dan Tidak adalah jawaban yang paling dapat diterima hampir semua pertanyaan. It's Simple.!!

7. Cerita ke kami kalo mau masalah kamu diselesaikan. Karena itu yang kami lakukan. Pengen dapet simpati doang sih, cerita aja ke temen2 cewekmu.

8. Sakit kepala selama 17 bulan adalah penyakit. Pergi ke dokter sana !

9. Semua yang kami katakan 6 bulan lalu gak bisa dipertimbangkan dalam suatu argumen. Sebenernya, semua komentar jadi gak berlaku dan batal setelah 7 hari.
Janji kami untuk menyebrangi lautan dan mendaki gunung itu hanyalah klise, jangan dianggap serius.

10. Kalo kamu gak mau pake baju kayak model2 pakaian dalam, jangan harap kita seperti artis sinetron dong.

11. Kalo kamu pikir kamu gendut, mungkin aja. Jangan tanya kami dong.

Cermin lebih jujur daripada Lelaki.

12. Kamu boleh meminta kami untuk melakukan sesuatu atau menyuruh kami menyelesaikannya dengan cara kamu. Tapi jangan dua2nya dong. Kalo kamu pikir bisa melakukannya lebih baik, kerjain aja sendiri.

13. Kalau bisa, ngomongin apa yang harus kamu omongin pas iklan aja.

Ingat, jangan sekali2 ngomong apalagi pas saat tendangan pinalty.

14. Kami bukan anak kecil lagi, jadi tak perlu mengingatkan jangan lupa makan, selamat tidur, dll.
Menurut kami itu hanyalah pemborosan pulsa saja.

15. Kalo gatel kan bisa digaruk sendiri. Kami juga kok.

16. Kalo kami nanya ada apa dan kamu jawab gak ada apa2, kami akan berpikir memang gak ada apa2. Ingat, seperti no.1 kami bukanlah pembaca
pikiran. Ngomong baby...ngomong. ...!!

17. Kalo kita berdua harus pergi ke suatu tempat, pakaian apapun yang kamu pakai, pantes aja kok. Bener. Jadi tidak ada alasan gak mau pergi ke pesta karena tidak ada baju.

18. Jangan tanya apa yang kami pikir tentang sesuatu kecuali kamu memang mau diskusi tentang bola, game, billyard, memancing atau mungkin juga ttg teknik mereparasi mobil.

19. Kami malas berdebat secara hati dan perasaan, ingat!! kami hanya pakai logika.

20. Terima kasih sudah mau baca ini. Iya, aku akan tidur di sofa nanti malam.
 
Salam Sukses Mulia !

_/\_ :lotus:

72
Frens...

Pada hari Minggu, tanggal 19 April 2009, jam 09.00 Wiba di Mahasathi (tempat : Gedung Serba Guna Vihara Dhammacakka Sunter) akan di isi oleh Bapak Selamat Rodjali yang akan membahas tentang "TUMIMBAL LAHIR".

Anumodana... _/\_

:lotus:

73
Kafe Jongkok / Siapa yang susah dibuat Bahagia? Wanita ato laki2?
« on: 06 April 2009, 12:06:45 PM »
WANITA MEMANG SUSAH  DIBUAT "BAHAGIA" !! ( Ini pandangan dari  sisi Boyz ) 
Jika dikatakan cantik dikira menggoda , jika  dibilang jelek di sangka menghina.. Bila dibilang lemah dia protes , bila dibilang  perkasa dia nangis .   Maunya emansipasi, tapi disuruh benerin genteng,  nolak (sambil ngomel masa disamakan dengan cowok) Maunya emansipasi, tapi disuruh berdiri di bis malah  cemberut (sambil ngomel,Egois  amat sih cowok ini tidak punya perasaan) Jika di tanyakan siapa yang paling di banggakan, kebanyakan  bilang Ibunya , tapi kenapa ya ...... lebih  bangga jadi wanita karir, padahal ibunya adalah ibu rumah tangga   Bila kesalahannya diingatkankan ,  mukanya merah.. bila di ajari mukanya merah , bila  di sanjung mukanya merah jika
marah mukanya merah ,  kok sama semua ? bingung !!   Di tanya ya atau tidak, jawabnya diam ; ditanya tidak  atau ya, jawabnya diam ; ditanya ya atau ya, jawabnya : diam, ditanya tidak  atau tidak, jawabnya ; diam , ketika didiamkan malah marah (repot kita disuruh jadi dukun yang bisa nebak  jawabannya).   Di bilang ceriwis marah , dibilang  berisik ngambek , dibilang banyak mulut tersinggung ,  tapi kalau dibilang S u p e l wadow  seneng banget...padahal sama saja maksudnya.   Dibilang gemuk engga senang padahal maksud kita sehat gitu lho dibilang kurus malah senang padahal maksud kita "kenapa elho jadi begini  !!!" Itulah WANITA makin kita bingung makin senang DIA ! ---------------------------------------------------------------------------- 

 Pria itu memang susah... :(    Jika kamu memperlakukannya dengan baik, dia pikir kamu    jatuh cinta padanya.Jika tidak, kamu akan  dibilang sombong.    Jika kamu berpakaian bagus, dia pikir kamu sedang
mencoba    untuk menggodanya.Jika tidak, dia bilang  kamu kampungan.    Jika kamu berdebat dengannya, dia bilang kamu keras    kepala. Jika kamu tetap diam, dia bilang  kamu nggak punya otak.    Jika kamu lebih pintar dari pada dia, dia akan kehilangan    muka. Jika dia yang lebih pintar, dia  bilang dia paling hebat.    Jika kamu tidak cinta padanya, dia akan mencoba    mendapatkanmu. Jika kamu mencintainya, dia akan  mencoba untuk meninggalkanmu.    Jika kamu beritahu dia masalah mu, dia bilang kamu    menyusahkan. Jika tidak, dia bilang kamu tidak  mempercayai mereka.    Jika kamu cerewet pada dia, kamu dibilang seperti seorang    pengasuh baginya. Tapi jika dia yang cerewet ke  kamu, itu karena dia perhatian.    Jika kamu langgar janji kamu, kamu tidak bisa    dipercaya. Jika dia yang ingkari janjinya,  dia melakukannya karena terpaksa.    Jika kamu merokok, kamu adalah cewek liar    ! Tapi kalo dia yang merokok, dia  adalah seorang gentleman,
wuiihh..!    Jika kamu menyakitinya, kamu dibilang perempuan    kejam.. Tapi jika dia yang menyakitimu,  itu karena kamu terlalu sensitif dan terlalu sulit untuk dibuat bahagia  !!!!!    Jika kamu mengirimkan ini pada cowok-cowok, mereka pasti    bersumpah kalau ini tidak benar. Tapi jika kamu tidak mengirimkan  ini pada mereka, mereka akan bilang kamu egois.   Jadi..... kirimkan ini pada semua teman lelakimu diluar sana  dan juga pada semua teman cewekmu untuk berbagi  tawa bersama.. ;) hwahwahwa....   Well... it's true..!!!!

_/\_ :lotus:

74
Theravada / AVIJJA
« on: 03 April 2009, 05:59:34 PM »
AVIJJA


Avijjā adalah kebodohan mental tentang 4 Kesunyataan Mulia:
  • Tentang Penderitaan,
  • Penyebabnya,
  • Akhir dari Penderitaan, dan
  • Jalan menuju Berakhirnya Penderitaan.


Orang yang tidak mengerti Kebenaran tentang Penderitaan mempunyai pandangan yang optimis akan hidup ini, walaupun hal itu penuh dengan penderitaan baik mental maupun jasmani.

Adalah suatu kesalahan untuk mencari Kebenaran tentang Penderitaan di dalam buku, karena sebanarnya hal itu ada di tiap mental dan jasmani.

Melihat, mendengar, dan semua fenomena mental dan jasmani yang muncul dari 6 pintu indera adalah penderitaan (ketidakpuasan) karena mereka tidaklah kekal (anicca), tidak dapat diandalkan (aniyata), dan tidak menuruti harapan kita (anattā).

Hidup ini dapat berakhir setiap saat dan juga penuh dengan penderitaan baik mental maupun jasmani. Namun demikian, penderitaan ini (dukkha) tidak dapat dimengerti oleh orang yang menganggap bahwa hidup ini sebagai kebahagiaan dan memuaskan.

Usaha mereka untuk mempertahankan apa yang mereka anggap sebagai objek indera yang menyenangkan, seperti: pemandangan yang indah, suara-suara yang merdu, makanan yang lezat, dst., dikarenakan khayalan mereka tentang hidup.

Kebodohan mental ini bagaikan kacamata hijau (membuat rumput terlihat segar) yang mengakibatkan kuda memakan rumput kering. Orang buta dapat dengan mudah ditipu oleh penipu yang penuh percaya diri, yang menawarkan pakaian tak berharga sebagai pakaian yang mahal. Orang buta itu akan percaya padanya dan akan menyukai pakaian tersebut.

Namun demikian, bila dia dapat sembuh dari kebutaannya, dia akan kecewa dan langsung membuang pakaian tersebut. Dengan cara yang sama, orang yang diliputi oleh avijjā menikmati hidup selama tidak menyadari ketidakkekalan (anicca), penderitaan (dukkha), dan tanpa diri (anattā).

Tetapi, dia akan kecewa ketika pandangan terang (vipassanā ñāna) membuka sifat alami dari kehidupan yang menjijikkan.

Dikutip dari:
A discourse on Dependent Origination (Paticcasamuppāda)
Agga Mahāpandita Venerable Mahāsi Sayādaw

_/\_ :lotus:







Quote from: markosprawira
edit dikit biar rapian yah, ci  _/\_

75
Theravada / Bhikkhu yg wajib melaksanakannya
« on: 01 April 2009, 04:20:52 PM »
No. 333  AVASIKADHAMMA 5 (5 harta mulia kepunyaan Kepala Vihara (Bhikkhu) atau sangha nayaka, yaitu :
 
1. Silava :  Mempunyai kesucian sila, melaksanakan vinaya/sila secara tekun dlm kehidupan sehari2
2. Bahusuta : Berpengetahuan, mempunyai pengertian dhamma vinaya secara baik
3. Kalyanavaca : berbicara lemah lembut, mengenal cara bicara & berbincang2 & menghasilkan kebaikan
4. Jhanalabhi : Berusaha melatih diri melaksanakan samatha bhavana sehingga memperoleh jhana
5. Anasava-cetovimutti-pannavimutti : Berusaha mencapai cetovimutti & pannavimutti atau arahat

(Anguttaranikaya III 262)

No. 455  METHUNASANYOGA 7 ( 7 macam bayangan nafsu ) yaitu :

Ada beberapa pertapa atau bhikkhu yg meskipun mempraktekkan hidup suci, tidak pernah  mengadakan suatu hubungan sex dengan seorang wanita, masih bersenang-senang, menikmati dan asyik di dalam beberapa dari tujuh praktek2 berikut, yg disebut bayangan-bayangan nafsu :
1. Mereka bergembira dengan dibelai-belai, dirawat, dimandikan dan dipijat oleh para wanita-wanita asyik di dalam perbuatan-perbuatan demikian
2. Dalam beberapa hal mungkin tidak demikian, tetapi mereka masih senang tertawa-tawa dan bersenda gurau dengan para wanita - merasa asyik di dalam perbuatan-perbuatan demikian.
3. Dalam beberapa hal mungkin tidak demikian, tetapi mereka masih senang menatap dalam-dalam ke arah mata para wanita - mereka asyik di dalam perbuatan-perbuatan demikian.
4. Dalam beberapa hal mungkin tidak demikian, tetapi mereka masih senang mendengarkan suara-suara para wanita yg sedang bercakap-cakap, menyanyi, tertawa atau menanggis di sebelah laur dinding (kamarnya) - merasa asyik di dalam perbuatan-perbuatan demikian
5. Dalam beberapa hal mungkin tidak demikian, tetapi mereka masih senang mengingat kembali apa yg mereka biasa ucapkan, dan tertawakan dengan para wanita - merasa asyik di dalam perbuatan-perbuatan demikian.
6. Dalam beberapa hal mungkin tidak demikian, tetapi mereka masih senang melihat para umat awam, tua dan muda, yg menikmati kesenangan-kesenangan indria - merasa asyik di dlm perbuatan2 demikian
7. Dalam beberapa hal mungkin tidak demikian, tetapi mereka masih menjalankan kehidupan suci dengan harapan untuk dilahirkan kembali di dalam alam-alam ke devaan, dan merasa asyik di dlm perbuatan2 demikian.

Kehidupan suci dari para Bhikkhu atau para petapa yg demikian pasti akan cepat berakhir, terhenti, ternoda, tercela. Kehidupan sucinya menjadi tergoda dan dirusakkan dengan bayangan-bayangan nafsu ini, ia tidak mempunyai harapan untuk dapat membebaskan dirinya dari penderitaan.

(Anguttaranikaya IV 54)

No. 538  THERA DHAMMA 10 ( 10 macam dhamma kepunyaan Bhikkhu Thera/bhiksu Sthavira yg wajib dilaksanakan dalam kehidupannya sehari-hari) yaitu :

1. Thero Rattannu : Bhikkhu/bhiksu tua, telah sepuluh tahun menjalankan hidup kebhikkhuan, banyak pengalaman dan perlu mawas diri
2. Silava : Patuh dengan sila untuk mengendalikan sad indera
3. Bahussuto : banyak mempelajari Dhamma Vinaya
4. Svagatapatimokkho : mengetahui secara baik tentang patimokkha
5. Adhikaranasamuppadavupasamakusalo : Pandai menjawab seketika pertanyaan yg timbul
6. Dhammakamo : senang dengan pengetahuan, senang dengan kebenaran, pandai menjadi pendengar dan berbicara menimbulkan kesenangan hati bagi pendengar, senang berbincang2 dhamma vinaya
7. Santuttho : merasa puas hati dengan empat macam keperluan (paccaya 4) yg di peroleh
8. Pasadiko : kemana pergi dan dimana sampai mempunyai tingkah perangai yg simpati dan disenangi orang
9. Jhanalabhi : wajib memiliki Rupajhana 4 dalam kehidupan sekarang ini.
10. Anasavacetovimuttipannavimutti : Wajib mencapai ceto vimutti dan Panna Vimutti sehinga terbebas dari asava (kekotoran batin).
Keterangan :
Nomor 10 di atas, yaitu :
1. Ceto Vimutti : kebebasan melalui kekuatan batin. Dimaksudkan arahat yg memiliki Vijja 3 dan abhinna 6. disebut Samathayanika Arahatta
2. Panna Vimutti : Kebebasan melalui kekuatan kebijaksanaan. Diamksudkan Arahat hanya mencapai kebebasan dari cengkeraman kilesa (kekotoran batin) saja, tanpa mencapai suatu hasil sampingan apapun. di sebut Sukkhavipassaka Arahatta.
Menurut Atthakatha :
1. Ceto Vimutti adalah Phalasamadhi atau Arahatta-Phalasamadhi atau Arahattaphalacitta
2. Panna Vimutti adalah Phalanana atau phalapanna atau Arahattaphalanana atau Arahattaphalapanna.

(Anguttaranikaya V 201)

Sumber : Kamus Umum Buddha Dhamma (Panjika)

 _/\_ :lotus:



Pages: 1 2 3 4 [5] 6 7 8 9 10 11 12 ... 15