//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Suchamda

Pages: 1 2 3 4 5 [6] 7 8 9 10 11 12 13 ... 38
76
Meditasi / Re: Abhidhamma & vipassana
« on: 02 August 2008, 01:25:23 AM »
Sdr. Suchamda, Hanya itukah komentar anda

Gak.
Saya sedang menunggu jawaban Riky dulu sebelum memberi komentar lebih lanjut.
Yang berimbang donk. Dua belah pihak kita dengar dulu baru. ok?

Anda mulai beralih menjadi hakim sekarang? apa yang akan anda lakukan setelah terbukti siapa yang menang/kalah? bukankah seandainya tindakan itu diperlukan, itu adalah tugas moderator?

Terus terang saya tidak ingin menjadi hakim. Hanya ingin mencari kebenaran saja.
Ingin mencari mengapa diskusi yg seharusnya bisa straight begini cukup sulit utk dilakukan dengan komunikasi yg dewasa di lingkungan buddhist.
Saya perhatikan, sudah terjadi 2 kubu: kubu MMD dan kubu Abhidhammaist.
Dari kubu MMD, pak Hud terutama, sudah memberikan banyak kontribusi masukan yg memiliki isi. Sedangkan dari kubu Abhidhamma, walaupun ada netter2 yg berbobot juga, namun banyak diwarnai oleh junkers2 yang menimbulkan flaming. Menurut saya ini sangat mengganggu diskusi.
Saya tadinya memang cuek aja, dan saya melihat pak Hud juga mencuekin junkers, makanya saya putuskan utk terjun saja sebagai bad guy.

Anda online? Kita chat yuk?

77
Meditasi / Re: Abhidhamma & vipassana
« on: 02 August 2008, 01:21:02 AM »
Eh, nemenin saya melek yah malam ini. Kita ngobrol :D


78
Meditasi / Re: Abhidhamma & vipassana
« on: 02 August 2008, 01:10:13 AM »
Sdr. Suchamda, Hanya itukah komentar anda

Gak.
Saya sedang menunggu jawaban Riky dulu sebelum memberi komentar lebih lanjut.
Yang berimbang donk. Dua belah pihak kita dengar dulu baru. ok?

79
Meditasi / Re: Abhidhamma & vipassana
« on: 02 August 2008, 01:08:47 AM »
Saya menunggu sanggahan itu dari Sdr. Riky, tapi ternyata malah anda yang bereaksi?

benar bahwa itu adalah asumsi saya semata, dan mohon maaf kalau asumsi saya salah.

Enggak kok, .....hehehe......cuman malam ini saya memang rencana tidak tidur karena nanti jam 4 sudah mesti ke airport. Takut ketiduran. Jadi melototin aja posting2 disini untuk belajar menyimak batin masing2 netter.
Terus terang saya sedang membaca ulang posting2 dari depan untuk berusaha menempatkan diri pada pemikiran "lawan" bicara saya. Dan itu sekaligus utk latihan vipassana saya.
Tiba-tiba melihat kembali postingan ttg Riky itu, saya jadi merasa perlunya mem-balance permintaan pembuktian. Ini tujuannya agar anda juga mendapat kesempatan untuk menunjukkan bukti sehingga Riky gak bisa lari menghindar bila memang demikian.

Saya sudah postingkan di atas pernyataan Riky yg menurut saya gegabah. Terimakasih atas kejeliannya. Dari sini saya baru bisa memahami kenapa kok sampai banyak orang meribut-ributkan "tanpa aku".

80
Meditasi / Re: Abhidhamma & vipassana
« on: 02 August 2008, 01:05:13 AM »
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,2355.msg55942.html#msg55942

Quote from: Riky
[at]Wei
Cia you,berhubung kita masih muda...Setelah memasuki arus jangan berbalik lagi...
Teruskan....Good Luck ya...Smiley

Hehehehe....Riky.........you have said that "magic word"......:p

81
Meditasi / Re: Abhidhamma & vipassana
« on: 02 August 2008, 12:58:13 AM »

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,2355.msg55942.html#msg55942

Meskipun saya sungguh tidak mengerti kenapa anda merasa gelisah atas dialog saya dengan Sdr. Riky

Darimana anda bisa menyimpulkan saya gelisah? Apakah tidak ada kemungkinan lain dari maksud tindakan saya itu?:)

Note : please........ :) :) :)... jangan anggap saya sedang flaming anda loh. :)
Tapi cobalah anda simak batin anda sekarang sungguh2, amati saja secara pasif. Tanyakan darimana anda menyimpulkan demikian.  Peace (ini buat latihan perenungan anda malam ini. Saya juga sedang mengerjakan PR saya) :rose:

82
Meditasi / Re: Abhidhamma & vipassana
« on: 02 August 2008, 12:39:07 AM »
"banyak netter yang menggunakan kata2 yang manis yang didalamnya benar2 busuk2 atau lebih tepatnya untuk menutupi kebusukannya dia berlindung didalam kata2/kutipan2 sutta tertentu yang indah dan menyerang orang lain melalui kutipan tersebut"
Apakah sudah jelas AKU siapa yang kuat?^-^

Salam,
Riky
Kata2 manis yang anda maksudkan itu adalah bersumber dari Sutta, jadi ...
dalam hal ini saya tidak tertarik untuk bertukar pikiran(baca: bertukar pandangan salah) dengan anda, tapi demi kenyamanan, ijinkan saya mengkritik gaya bahasa anda. sebagai orang yang sudah TANPA-AKU tentunya anda bisa menerima kritikan bukan?

Saya rasa cuman kesalahpahaman dalam menginterpretasikan susunan kata-kata saja. Memang kalimat Riky bisa diartikan demikian, tapi kalau melihat konteks secara keseluruhan, maka yg dimaksud Riky adalah bukan demikian.
Silakan klarifikasi singkat saja, tapi tak perlu ribut. Pointnya masing2 sudah tersampaikan.

kita tidak hidup sendirian di semesta ini, dan kita tidak bisa berharap dunia di sekeliling kita menuruti keinginan kita, dan lingkungan di sekeliling kita akan menilai dari perbuatan dan ucapan kita, anda boleh menganggap diri anda sudah "memasuki arus" seperti di posting lainnya, atau sudah "sotapanna" tapi banyak orang menilai anda sebaliknya. baiklah, anda mungkin akan menjawab, "ah, itu kan penilaian anda, yang penting I know what I am". that's all up to you

Sembari menunggu klarifikasi dari Riky, dan supaya cek dan crossceknya berimbang demi menghindari fitnah. Mohon sdr Semit menunjukkan kalimat mana (di posting mana, silakan quote) yang menunjukkan bahwa Riky menganggap dirinya sudah memasuki arus?

Sejauh pengamatan saya, Riky menuliskan demikian di posting no.181 :
Quote from: Riky
Jadi hal tersebut tidak relevan jika anda menuliskan bahwa kita harus sebijaksana "Orang Bijaksana",Orang bijaksana sudah menembus NIBBANA,sedangkan kita?Saya menjawab bahwa saya belum menembus NIBBANA,apakah anda dan rekan2 anda sudah? :)

83
Meditasi / Re: Abhidhamma & vipassana
« on: 01 August 2008, 10:11:20 PM »
 [at]  Riky Dave :

Untuk klarifikasi supaya tidak terjadi kesimpangsiuran dan fitnah, ijinkan saya bertanya , mohon dijawab dengan jujur, tegas dan tidak bertele-tele :
1. Riky, apakah kamu memang merasa sudah mencapai realisasi anatta / "tanpa aku" eg. sotapanna,dll? Kalau memang merasa iya, katakan aja juga gak apa.
2. Apakah kamu memang pernah menyatakan diri bahwa kamu sudah "tanpa aku" di forum ini?

Terimakasih.


84
Meditasi / Re: Abhidhamma & vipassana
« on: 01 August 2008, 05:41:17 PM »
~o) Untung Gw kristien gak ngerti bahas ginian kakakakak

Harusnya di sini ada peraturan, Non-Buddhist dilarang masuk. mau nonton, atau bayar karcis dulu. ;D

Sorry Ryu _/\_

huehuehue mo jadi penonton yang netral ahhh

Pengin sih ikutan.................. :P
Saya rasa penjelasan saya kenapa dan mengapanya sudah cukup spt saya sampaikan di depan.
Mudah-mudahan stimulasi dan simulasi yang saya buat ini bisa membuat kalian lebih feel dan membumi kalau berdiskusi.
Karena saya anggap apa yg saya lakukan sudah dapat dimengerti, maka saya mau menjadi penonton kembali, dan atas korban-korban saya ;D yg telah saya gamparin, saya mohon maaf, silakan balas dendam sepuas-puasnya. Saya akan berusaha (berusaha loh;D) untuk diam dan menikmati saja. :)) :))

Tapi ingat, misi kita adalah untuk memperluas wacana, melihat kelemahan pandangan kita sendiri, dsb dsb, so jangan kebanyakan ngejunk. ^:)^

85
Meditasi / Re: Abhidhamma & vipassana
« on: 01 August 2008, 05:17:35 PM »
Sekarang jelas kenapa diskusi ini kesannya gak nyambung, ternyata ada kesalahpahaman yang fatal di sini.

sebagian besar member mendiskusikan Vipassana dan Abhidhamma, tetapi rekan Suchamda ternyata mendiskusikan Vipassana versi "MMD" dengan Abhidhamma.

Saya dan mungkin sebagian member di sini juga mempraktikkan Vipassana hanya kebetulan bukan MMD. jadi jelas gak nyambung

Maaf nih, jadi OOT.

Ya, judulnya bisa menyesatkan. Saya juga baru nyadar bhw hal ini bisa membingungkan orang yg tidak mengikuti diskusi semenjak awal. Terimakasih.

Btw, thread ini merupakan kelanjutan dari diskusi Pak Hudoyo tentang Apakah 8 Jalan Mulia perlu dalam vipassana, di ruang theravada ini juga :
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3718.0.html

86
Meditasi / Re: Abhidhamma & vipassana
« on: 01 August 2008, 05:03:51 PM »
Apa ada kemungkinan bahwa kita mempelajari buddhisme dengan cara yang salah?

Misalkan (klo tidak salah baca) ada pernyataan dalam buddhisme yang mengatakan:
-Sungguh beruntung terlahir sebagai seorang manusia, karena sulit sekali terlahir sebagai manusia, karenanya hargailah kehidupan
-Tubuh ini sebenarnya menjijikkan, keluar cairan, bau, hanyalah kantong sampah
-Kita sebenarnya hanya terdiri dari 2 hal nama dan rupa: tubuh fisik dan batin.

Klo dilihat secara umum tanpa mempelajari pemahaman buddhisme dangkal maupun mendalam, ketiga pernyataan diatas satu dan yang lainnya bertolak belakang. Namun jika kita mempelajari awal, kemudian semakin mendalam pemahaman kita, bahwa ketiga hal tersebut tidaklah bertolak belakang. Satu mendukung yang lain. Dari keberuntungan lahir sebagai manusia, memahami sifat ketidakkekalan, dan belajar cara untuk melihat apa adanya.

Atau mungkin saya yang salah dalam mengartikan tahapan dalam mempelajari buddhisme seperti yang saya ungkapkan di atas?

Masing-masing obat ada untuk tahapan2an penyakitnya sendiri-sendiri.

Tapi untuk bervipasana, kita tidak memakai antidote utk melawan kecenderungan batin kita; melainkan dengan cara self-liberation (emosi / pikiran negatif itu pudar dengan sendirinya). Termasuk konsep2 yang anda sebutkan diatas. Sampai suatu saat melihat : tidak ada manusia.

87
Meditasi / Re: Abhidhamma & vipassana
« on: 01 August 2008, 04:55:30 PM »
Quote
Rekan Suchamda,

Dalam bervipassana, menurut ajaran guru-guru meditasi seperti YM Mahasi Sayadaw, bahwa seorang yogI diinstruksikan untuk mengamati nama dan rupa, nama dan rupa ini jelas adalah abhidhamma, mungkin dalam tingkat yang sangat mendasar.
Saya tidak mengatakan bahwa praktik vipasana anda keliru, tapi mereka yang menyelaraskan vipassana dengan abhidhamma juga tidak bisa disalahkan, ini adalah cara berlatih masing-masing individu. Dan menurut saya apapun cara yang ditempuh, itu adalah hal sangat pribadi dan tidak untuk diperdebatkan.

Saya tidak melarang orang untuk melatih dengan metode masing2.
Tapi disini kan kita mau berdiskusi. Nah, untuk berdiskusi , orang perlu mengemukakan pendapatnya, alasannya, logikanya, reasoningnya.
Saya sudah melakukannya tanpa paksaan apapun ke pihak yg lainnya. Dan pihak yg lainnya pun punya hak yang sama untuk menjawabnya dengan argumentasi yang baik.

Kalau tidak melarang orang dengan metode masing2 dan disini untuk berdiskusi, ngak usah jadi satpam atau preman kesiangan yak.... disini uda ada moderator om. 8)



Saya memang tidak melarang orang dengan metode masing2. Dimanakah saya melarang?

Kalau saya nyindir, itu tiada lain adalah untuk merespon netter2 yang lebih dahulu bersikap nyindir, alih-alih memberikan tanggapan dengan argumentasi yang reasonable.
Kedua, saya ingin meng-eksplisitkan serangan-serangan yang bersembunyi dibalik kata-kata manis dan imposing (menyiratkan). Tujuan diskusi disini saya rasa salah satunya adalah untuk memperlihatkan perbedaan antara meditasi vipassana berbasiskan Abhidhamma dan meditasi vipassana MMD yang tidak berbasiskan teori apapun.
Oleh karena itu, saya berusaha menunjukkan bahwa sikap2 netter yang berteori itu pada akhirnya kontradiksi dengan teorinya sendiri. Ego yang halus itu susah disadari oleh ybs, jadi disini saya cuman menjadi fasilitator untuk membesarkan ego (kemarahan) mereka agar mereka sendiri lebih mudah mengamatinya. Bukankah ini vipassana? ;D

Banyak netter yang mengutip ayat2 indah penuh kelembutan, tapi dilontarkan semata-mata karena sikap reaktif. Hal ini terbukti dengan tidak relevannya artikel yg dia sampaikan dengan alur diskusi yang terjadi.
Ada juga netter yang menutup kemarahannya dengan kata-kata manis berbunga-bunga, bahkan tidak menyadarinya bahwa itu adalah kemarahan.
Saya juga cuman berupaya menunjukkan betapa melekatnya mereka dengan teori yang mereka rasa tidak dimelekatinya.

Itulah sebenarnya mengapa disini saya bersikap demikian. Semata-mata saya ingin mengajak kalian melihat sendiri bahwa teori bisa sedemikian rupa mengelabui persepsi masing2 akan dirinya sendiri.

Tetapi spt rekan Willibordus, yang bersikeras untuk melatih dengan caranya sendiri dan dia mengemukakan argumentasinya dengan teratur dan berisi. Walaupun berbeda dengan pendapat saya, toh saya tidak mengutak-atiknya, bukan?

Disamping itu, kalau mau mempelajari benar2 vipasana, sudah resikonya untuk siap disinggung egonya. Belajar vipassana bukan dengan dharma yang manis-manis / sejuk-sejuk. Setau saya, guru vipasana yang saya anggap baik, akan mampu menekan satu tombol dimana kemarahan saya kontan meledak. Disitu saya langsung bisa mengamati titik lemah simpul batin saya. Semakin besar emosinya, semakin jelas pengamatannya. Dengan cara disadari demikian, baru ada harapan utk terurai.

88
Meditasi / Re: Abhidhamma & vipassana
« on: 01 August 2008, 04:01:55 PM »
Quote
Rekan Suchamda,

Dalam bervipassana, menurut ajaran guru-guru meditasi seperti YM Mahasi Sayadaw, bahwa seorang yogI diinstruksikan untuk mengamati nama dan rupa, nama dan rupa ini jelas adalah abhidhamma, mungkin dalam tingkat yang sangat mendasar.
Saya tidak mengatakan bahwa praktik vipasana anda keliru, tapi mereka yang menyelaraskan vipassana dengan abhidhamma juga tidak bisa disalahkan, ini adalah cara berlatih masing-masing individu. Dan menurut saya apapun cara yang ditempuh, itu adalah hal sangat pribadi dan tidak untuk diperdebatkan.

Saya tidak melarang orang untuk melatih dengan metode masing2.
Tapi disini kan kita mau berdiskusi. Nah, untuk berdiskusi , orang perlu mengemukakan pendapatnya, alasannya, logikanya, reasoningnya.
Saya sudah melakukannya tanpa paksaan apapun ke pihak yg lainnya. Dan pihak yg lainnya pun punya hak yang sama untuk menjawabnya dengan argumentasi yang baik.

Pernyataan anda itu muncul karena anda terkonsep bahwa diskusi itu untuk "kalah vs menang".
Saya tidak memiliki intensi kesitu sama sekali.

Quote
Pernahkah anda membaca mengenai kisah Sang Buddha membabarkan Abhidhamma di tavatimsa? di sela-sela kunjungan Sang Buddha ke tavatimsa, Beliau masih menyempatkan diri untuk turun ke alam manusia dan menyampaikan apa yang Beliau ajarkan kepada YM Sariputta, kemudian oleh YM Sariputta diteruskan kepada para siswanya. jadi menurut saya, anda terlalu sembrono kalau menimpulkan bahwa Abhidhamma bukan berasal dari Sang Buddha. pada masa itu memang mungkin saja istilahnya bukan abhidhamma, tapi esensi ajarannya adalah Abhidhamma, dan sebenarnya abhidhamma ini juga sudah termasuk dalam sutta pitaka juga.

Yah itu kan mitos. Terus terang saya tidak mempercayainya. Apalagi abhidhamma baru ada beberapa ratus tahun setelah sang Buddha parinibbana.
Bukti arkeologis abhidhamma purba pun menunjukkan sistematika yg beda (kalau gak salah disebut Matika).
Kalau mau lebih dalam debat soal ini, silakan dengan pak Hudoyo saja.
Saya saat ini memang sedang mencegah terlalu banyak terlibat dalam diskusi konseptual.

Quote
kalau kita melihat dari sudut pandang paramattha/pannati maka jelas abhidhamma jelas adalah paramattha. hanya saja mungkin anda tidak mengartikan dengan benar makna dari paramattha itu.

Itu kan pendapatnya orang Theravada.
Kalau orang Madhyamaka akan bilang bahwa yang paramatha itu adalah Shunyata (emptiness).
Orang Sautrantika,lain lagi. Swatantrika Yogacarin, juga lain lagi.
Coba anda pelajari dulu filosofi Madhyamaka, dll. Lihatlah keluasan filosofi Buddhism. Jangan menjadi katak dalam tempurung mengatakan "inilah yg ultimate".
Menurut saya, semuanya itu tiada lain adalah konsep semata. Jari penunjuk bulan tapi bukan bulan itu sendiri.

Quote
Saya melihat bahwa anda menolak abhidhamma tenpa mengetahui apa abhidhamma itu. silahkan anda mempelajari abhidhamma dulu bukan untuk menambah kemelekatan anda, tapi seperti ada pepatah mengatakan "Kenalilah musuh anda"

Saya mempelajari Abhidhamma sudah semenjak lama. Bahkan pernah masuk di milisnya Nina von Gorkom, kalau gak salah Dhamma Study Club. Bahkan Nina mengirimkan saya buku karangannya. Juga saya pernah bbrp kali ikut kelasnya bp.Selamat Rodjali.


89
Meditasi / Re: Abhidhamma & vipassana
« on: 01 August 2008, 03:48:27 PM »
Kalau si penanya di atas menanyakan yang dibold kepada saya, jelas akan saya jawab: Tidak. ... Untuk bisa bervipassana tidak perlu teori apa pun. Malah segala macam teori akan menghalangi vipassana. ... Dan ini sudah saya buktikan dengan mengajar MMD kepada orang-orang non-Buddhis. Banyak di antara teman-teman non-Buddhis berhasil menerapkan vipassana dengan sangat baik, bahkan sering kali lebih baik daripada teman-teman Buddhis yang pikirannya sarat dengan teori.

Maaf Pak, mungkin in hanya perbedaan pemahaman (lagi)...

Kalau tidak ada teori, apa yg mau dilakukan Pak?
Ketika para peserta datang, kita bilang: "Silahkan vipassana...."
Lantas orang2 akan bingung, gimana caranya Pak?

Pasti kita akan bilang, "Silahkan duduk di bantal masing-masing, sadarilah segala reaksi batin yg timbul, jangan berusaha dikontrol, lepaskan saja, sadari saja...."

Dan segala macam peraturan lain yg kita tetapkan selama itu (misal menutup patung2 Buddha yg ada diruangan tsb, tidak usah membungkuk2kan badan ke pembimbing, dsbnya."

IMO, segala instruksi ini adalah 'Teori' Pak....

_/\_

::





Bro, perlu dibedakan antara instruksi dan teori.
Kita butuh teori  untuk memahami agama Buddha.
Tapi untuk mencapai pembebasan kita tidak butuh teori.
Yang dibutuhkan untuk mencapai pembebasan adalah instruksi (bagaimana melakukannya).

Butuh "How to" bukan butuh "What is".

90
Meditasi / Superimposing
« on: 01 August 2008, 03:41:34 PM »
SUPERIMPOSING

Sejauh saya melihat kamus, artinya adalah "meletakkan di atas", seperti meletakkan peta diatas sebuah kertas.

Sehubungan dengan topik disini, saya ingin menjelaskan bahwa vipassana bukan menjadi vipassana lagi apabila kita masih men-superimposisi-kan teori ke dalam praktek meditasi.

Sebagai penjelasan tentang makna superimposisi, silakan simak analogi sbb:

Apakah anda pernah melihat pasir di pantai, atau awan2 di langit, atau corak2 bebatuan atau kekayuan?
Semuanya bercorak acak bukan?
Tapi apa jadinya bila anda diberitahu oleh seorang lain bahwa dalam pola acak itu dapat ditemukan gambar muka kelinci, atau kucing, ataupun ada raksasa, dsb?
Serta merta, pikiran anda akan melihatnya. Dan semenjak saat itu, maka setiap kali melihat pola acak tersebut, selalu muncul gambar seperti yang diberitahukan tadi. Itu namanya bahwa pikiran telah terkonsep.
Dan untuk membiarkan pikiran anda kembali polos untuk tidak melihat pola apapun dalam pasir acak tersebut, itu merupakan hal yang tidak mudah.

Meditasi vipassana , pada hakikatnya adalah berupaya untuk membebaskan pikiran kita dari konsep-konsep.
Segala macam dukkha dalam alam samsara ini disebabkan oleh karena pikiran kita telah terkonsep dalam pola-pola yang menyebabkan kita melihat sesuatu itu sebatas konsep yg kita miliki. Konsep2 yang terbentuk sedemikian rupa inilah yg disebut karma.
Manusia melihat air adalah air, karena itu adalah karma kita. Ada konsep2 tertentu dalam batin manusia-manusia yang memiliki karma yang serupa sehingga air terlihat sebagai air.
Bagi mahluk preta, maka air --katanya-- adalah bagaikan darah basi.
Bagi mahluk neraka, maka air -- katanya -- adalah bagaikan lava membara.
Jadi, intinya, segala sesuatu yang memunculkan dukkha itu adalah karena batin manusia sudah terkonsep.
Untuk membebaskan pikiran dari konsep2 itulah maka kita berlatih meditasi vipassana.

Tapi apa jadinya bila suatu teori telah men-superimposisi-kan meditasi vipassana kita?
Tentu saja kita cuman akan melihat superimposisi konsep itu dalam meditasi kita, sama sekali bukan 'yang apa adanya'. Kecuali bila kita bisa melihat / menembusi konsep yg mensuperimposisi pengamatan kita itu.
Contoh :
Karena kita percaya / terdoktrin teori bahwa adanya akusala citta dan kusala citta, maka dalam pengamatan selanjutnya kita akan benar2 melihat bahwa citta itu ada yang kusala , akusala, dsb derivatifnya.
Padahal, sebenarnya 'kusala' maupun 'akusala' itupun juga adalah konsep!
Demikian juga karena kita begitu terdoktrin untuk berbuat pada hal2 yg secara konseptual baik2, maka kita secara tanpa disadari mensuperimposisikan konsep kebajikan pada perbuatan2 dengan pola itu  padahal belum tentu sebenarnya 'baik'. (Motive value deeds). Ini bisa sangat bias!
Makanya tak heran bila banyak buddhist yg terjebak dalam kemunafikan atau kepura-puraan hidup belaka!
Citta ya hanya ada citta, awareness, dan itupun bukan suatu substansi melainkan kekosongan belaka (emptiness).
Bagaimana kita bisa melihat sesuatu diluar pola-pola yg sudah terbentuk berkalpa-kalpa dengan menggunakan konsep atau pola-pola yang lainnya lagi?
Bila yang didapat cuman hanya karma baik belaka, maka tiada lain latihan spt itu hanyalah menghasilkan suatu kelahiran hidup di alam surgawi belaka, tapi sama sekali bukan pembebasan.

Abhidhamma hanyalah sebuah teori yang muncul dari ortodoksi para bhikkhu setelah jaman sang Buddha. Menurut para ahli sejarah buddhism, bukanlah perkataan Sang Buddha sendiri. Silakan melakukan study terpisah ataupun searching di internet utk hal ini.
Terlalu tidak mendasar kalau mengatakan Abhidhamma adalah paramatha sacca (kebenaran absolut), karena banyak teori2 buddhism lainnya yang telah berhasil membantahnya. Silakan baca filosofi Madhyamaka misalnya.
Dan dari pengalaman saya sendiri selama mencari teknik vipassana yang tepat, memang ternyata bahwa segala macam teori itu pada akhirnya harus dibuang, bila dan hanya bila kita mau melihat seperti apa adanya.
Jangankan teori. Konsep2 dasariah seperti "Oh, itu manusia", "itu pohon" dsb harus disadari keilusiannya!
Pada saat itu, tiada lagi dikotomi antara "oh itu Nama (batin)", "oh itu Rupa (fisik)". Dikotomi Nama-Rupa itu sendiri menunjukkan bahwa itu masih terlibat dalam wilayah konseptual. Kala pikiran berhenti, maka runtuhlah semua pembedaan.
Teori2 spt Abhidhamma, Madhyamaka dsb itu hanya berguna bila anda ingin menjadi scribe (ahli kitab) atau guru agama Buddha atau peneliti filsafat Buddhism.

Nah, kembali ke masalah superimposisi.
Apabila anda mempercayai adanya "gambar kucing" di atas gelaran pasir tersebut, maka pikiran anda akan mempercayai adanya kucing itu. Anda tidak sadar bahwa "kucing" itu adalah ciptaan pikiran anda belaka.
Demikian pula dalam meditasi vipassana. Sudah seharusnya kita menyadari segala macam keterkondisian kita dengan teori. Barulah kita bisa bebas.
Oleh karena itu, janganlah heran bila ada orang yang percaya Tuhan atau didoktrin tentang Tuhan, maka ia akan melihat Tuhan dimana-mana. Ini adalah masalah superimposisi!

Mudah2an dapat bermanfaat.

Pages: 1 2 3 4 5 [6] 7 8 9 10 11 12 13 ... 38
anything