Topik Buddhisme > Diskusi Umum

Apakah kita harus berbakti kepada orangtua yang tidak baik?

(1/1)

itakhepz:
Saya sekarang berusia 28 tahun. Sejak usia 6 tahun, ayah dan ibu saya bercerai. Saya ikut ibu saya. Sebelum bercerai pun, ayah kandung saya tidak menafkahi saya dan ibu saya dengan benar. Ibu saya bekerja sendiri dan merawat saya dengan baik. Dari umur 7 tahun, ibu saya menikah lagi dan sampai sekarang beliau masih bersama ayah angkat saya. Saya merasa ayah angkat saya lebih berjasa kepada saya sebagai ayah dalam hal materi dan pendidikan keluarga.

Ayah kandung saya juga telah menikah lagi dengan wanita lain dan punya 2 orang anak. Namun ayah kandung saya tidak pernah kasih saya uang dan perhatian yang seharusnya.

Saya ingin bertanya, apakah saya harus berbakti kepada ayah kandung saya sesuai dengan sutra bhakti seorang anak? Saya rasa saya tidak pantas untuk berbakti kepada ayah kandung saya, karena saya tidak merasa dia telah melakukan tugas seorang ayah. Lagipula sekarang dia punya anak lain yang dapat berbakti kepadanya.

Kalau saya hanya ingin berbakti dengan ibu kandung saya dan ayah angkat saya apa boleh? Bagaimana pandangan buddhisme mengenai kasus ini?

Soolee:
Jawabanku sih tetap sokong kebutuhan hidupnya sebatas kemampuan kita, ga perlu mikir & hitung untung rugi, anggap aja lg berdana kalo memang sama skali ga ada rasa hormat di dlm hati gt.... Tokh kepada pengemis atau org lain aja kita bs mengulurkan tangan utk membantu, knp kepada ayah sendiri tdk, anggap saja sprt itu....
Just my opinion 😊✌

Lex Chan:
Kalau saya hanya ingin berbakti dengan ibu kandung saya dan ayah angkat saya apa boleh? Bagaimana pandangan buddhisme mengenai kasus ini?

Saya menjawab dari perspektif saya pribadi (bukan dari Buddhisme).
Jawaban saya yah tentu sangat boleh.

Berbakti atau membalas jasa kebaikan yang telah dilakukan oleh orang lain (guru, teman, kerabat, dst) sangatlah logis.
Kalau kita mau jujur, sejak kecil kita pasti pernah dibantu oleh orang lain. Baik oleh yang kita kenal, yang tidak kita kenal, yang akrab dengan kita, yang tidak akrab dengan kita, yang lebih tua daripada kita, yang lebih muda daripada kita, dst.

Kita berkesempatan bertemu dengan mereka tentu bukan tanpa sebab karena di dalam Buddhisme sebenarnya tidak ada yang namanya KEBETULAN. Mereka berbuat baik kepada kita, dan kita berbuat baik kepada mereka. Biarlah itu menjadi hubungan timbal balik yang tidak berakhir...  _/\_

Navigation

[0] Message Index

Go to full version