dlm Buddhism, kan diajarkan ehipasiko (teliti sebelum membeli),
nah selain Buddhist, agama2 lainnya (5 agama di Indonesia), juga
memiliki kitabnya masing2. dalam kitabpun terdpt ucapan dari "pendiri" agama tsb.
yg biasanya menjanjikan, mengatakan bahwa ajaran/sistemnya lah yg paling benar, dan satu2nya jalan utk mencapai hasil.
Bila bertolak dari ehipasiko,
Bagaimana seorang pemula melihat/meneliti ajaran2 dlm kitab Buddhist?
Apakah sebaiknya dalam posisi netral (bukan dimulai dari iman maupun percaya dulu?)
Kalau menurut Buddha, pencapaian pencerahan, kira2 ada berapa cara ya ? Adakah cara2 lain yg mungkin lebih inovatif yg belum ditemukan ?
trims sebelumnya.
sangat jelas sekali yg dimaksud oleh bro upasaka
kalau saya boleh tambahkan, bro... sesungguhnya dalam dhammanussati, hendaknya jgn dilihat ehipassiko-nya aja, tapi juga sifat2 dhamma yg lainnya yaitu :
- telah sempurna dibabarkan : ga perlu tambahan dari luar, ga perlu revisi apapun, buddha dhamma sudah cukup utk membimbing kita menuju kesucian
- nyata dalam kehidupan : bisa diimplementasikan dalam hidup keseharian kita. JAdi kalau ada ajaran yg ga bisa dipake dalam hidup keseharian, berarti jelas dong artinya?
- tak lapuk oleh waktu : ga kaya di paham laen yg pake revisi, tafsir2an yg berubah2 terus
- mengundang untuk dibuktikan : mempersilahkan untuk dibuktikan
- menuntun ke dalam batin : bisa memberitahu mengenai bagaimana kondisi sesungguhnya batin kita
- dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin masing2 : ini berarti dhamma yg diajarkan oleh buddha, selaras dengan apa yg didapat oleh para bijaksana