Kita akan membahas stanza ke tiga
Nãlãgirim gajavaram atimatta bhutam
Dãvaggi cakka masaniva sudãrunantam
Mettambuseka vidhinã jitavã munindo
Tan tejasã bhavatu te jayamangalãni
Nāḷāgiri gajah mulia menjadi sangat gila
Sangat kejam bagaikan hutan terbakar,
bagai senjata roda atau halilintar;
Raja para Bijaksana menaklukkannya dengan percikan air cinta kasih;
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna.
Seperti dahulu dari stanza ke dua ada benang yang berkaitan dengan stanza ke tiga
Kita bahas lagi dalam mengumpulkan pengetahuan dari dhamma desana, dst kita memberi warna warni dan mengukir beragam bunga bunga dhamma dan ini membutuhkan kesabaran juga dari hari ke hari kita menguncar (reacite or chanting) the sutta atau sutra
Seperti di katakan kita menerima pengaruh pengaruh baik dari luar maupun dari pengalaman pribadi
Sekali lagi kita melihat dari aspect membaca sutta atau sutra (recite dan chanting) yang di lakukan setiap hari
Pengaruh dari luar tersebut membuat kita mabuk dan akhir nya tersimulasi secara emosi
Nalagiri adalah gajah istana yang jinak, patuh dan terhormat (gajah biasa di gambarkan sebagai mempunyai virtue) dalam kejadian ini ada sesorang membuat nya mabuk dan menstimulasi Nalagiri punya emosi hingga menjadi murka (angry) dan melakukan penyerangan.
Seperti manusia juga dapat terjatuh dan mabuk dalam pengetahuan tertentu dan terstimulasi hingga menimbulkan amarah juga tidak sadar menimbulkan kebencian.
Dalam membaca sutta emosi atau perasaan harus terkontrol dengan membasuh diri kita dengan metta
Harus di ingat metta (cinta kasih universal) tidak berdiri sendiri ada kelanjutan nya yaitu karuna, mudita dan upheka.
Sebenarnya dari stanza ke dua kita sudah mulai belajar menerapkan praktek Upheka dengan menerima segala sesuatu nya baik dari segi positif, negatif, netral dst !!! Dalam kertas kosong yang kita punyai tersebut !!!
Ini adalah titik perbedaan antara Menyanyi (Sing) dan menguncar (reciting or Chanting),
menguncar (Reciting or Chanting) tidak membiarkan diri kita untuk terhanyut dan mabuk dalam perasaan (Emosi).
Tergantung kalian bagaimana mengatur atau mengontrol perasaan yang ada.
Ada yang berbicara dengan luapan cinta kasih universal,
Ada yang berbicara dengan tetesan tetesan air cinta kasih,
dalam membaca (reciting or chanting) sutta atau Sutra
Mabuk (drunk) yang tidak tertulis dalam stanza ketiga ini memberitahu kita bahwa manusia sangat mudah terhanyut dan tidak kebal oleh pengaruh dari luar yang ada
Mabuk harta
Mabuk tahta
Mabuk nafsu
Note:
Akan lebih baik mempunyai buku cerita Jayamanggala Gatha
Mengenal "Karuniya metta sutta"
Mengenal "Bhrama Vihara Parana"