//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Authenticity of the Suttas of the Pali Canon  (Read 84027 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Authenticity of the Suttas of the Pali Canon
« Reply #15 on: 15 May 2011, 02:54:05 PM »
Kumpulan Tipitaka Pali misalnya, meski seperti yang diungkap dalam artikel di atas sebagian diragukan otensitasnya, namun secara keseluruhan telah berjasa selama ribuan tahun memberi petunjuk bagi para Thera di Sri Lanka untuk mencapai kearahatan. Terlepas dari kenyataan bahwa ada yang palsu atau asli dalam kumpulan sutta tersebut, kumpulan sutta tersebut telah berjasa selama ribuan tahun untuk memberikan petunjuk bagi Guru2 besar yang akhirnya tercerahkan. Bahkan guru2 besar yang tercerahkan tersebut tidak melakukan suatu tindakan "pembersihan" atas sutta-sutta "palsu." Mereka tetap menghormati dan melestarikan keseluruhan koleksi Tipitaka dalam bentuknya sepertyi sekarang ini. Kenapa demikian? Kalau mau jujur, yang paling bisa membedakan mana sutra asli dan mana sutra palsu adalah Guru yang telah mencapai kearahatan, bukankah demikian? Tapi coba pikir, mengapa Para Guru-guru tersebut sama sekali tidak tertarik melakukan hal demikian?

Demikian juga dalam Mahayana, meski sebagian besar sutranya diragukan keasliannya, namun sutra-sutra itu telah berjasa membantu para Guru2 dalam Mahayana dengan memberikan petunjuk praktik yang membawanya pada pencerahan. Bahkan setelah Para Guru tersebut  mencapai pencerahan, mereka menyarankan agar sutra-sutra tersebut untuk dibaca dan terus diwariskan kepada murid-muridnya. Saya percaya, hal ini dikarenakan bagi Guru2 itu sutra-sutra tersebut, terlepas dari palus atau aslinya, bermanfaat bagi praktik. Mereka tidak menilai sutra-sutra dari nilai originalitasnya belaka, melainkan dari manfaatnya bagi manusia.
   
tahu dari mana sutra palsu yang mencerahkan bukannya sutra asli? soal manfaat, berapa persen manfaat yang diperoleh dari sutra palsu itu?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Authenticity of the Suttas of the Pali Canon
« Reply #16 on: 15 May 2011, 05:13:08 PM »
Daripada ribut soal asli atau palsu sutta2 (ataupun sutra2), pesan dari penulis artikel ini, yaitu Leight Brasington, pantas diperhatikan:

"Read lots of suttas looking for practices the Buddha repeatedly says you should do - and then go do them. Don't worry too much about the stories, contradictions, mythology, etc. Remember the Buddha was only concerned about showing the way to end dukkha - find his instructions concerning this and follow them."

Saya melihat sikap ini dari penulis sangat jujur, berani mengakui bahwa sebagian kitab suci yang dijadikannya sebagai landasan praktik dirinya pribadi, mungkin saja "tidak otentik" alias "palsu". Meski demikian, sepalsu-palsunya sebuah sutta, isi dan pesan yang termaktub di dalamnya tidak selalu langsung dapat dianggap sebagai sesat. Sebagai praktisi, kita perlu langsung melihat pada petunjuk dalam setiap sutta  kemudiannya meggunakannya sebagai tuntunan bagi praktik kita, bukan langsung merendah-rendahkan atau mengabaikan isinya sama sekali.

Oleh karena itu, dalam mendiskusikan mengenai palsu atau tidaknya suatu sutta, hindarilah semangat kolektor barang antik:  mengkoleksi barang asli dan membuang barang palsu semata-mata dilihat dari nilai harganya di pasar, bukan kegunaan riilnya. Meskipun sebuah sutta diragukan keotentikkannya, sebaiknya perhatikan isi pesannya secara keseluruhan. Jika di dalam sutta tersebut banyak mengandung petunjuk yang berguna dalam praktik, sebaiknya sutta tersebut tetap layak untuk  dipertahankan untuk dijadikan petunjuk.   

sutra palsu bisa memberi 'pencerahan'  :o  pencerahan juga palsu donk !  ^-^
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Authenticity of the Suttas of the Pali Canon
« Reply #17 on: 15 May 2011, 09:39:20 PM »
tahu dari mana sutra palsu yang mencerahkan bukannya sutra asli? soal manfaat, berapa persen manfaat yang diperoleh dari sutra palsu itu?

Coba dulu baru tahu. Kalau tidak coba, diceritakan pun percuma.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Authenticity of the Suttas of the Pali Canon
« Reply #18 on: 15 May 2011, 10:01:55 PM »
sutra palsu bisa memberi 'pencerahan'  :o  pencerahan juga palsu donk !  ^-^

Mengapa tidak? Bahkan lagu dari penyanyi jalanan saja bisa membantu menyadarkan seorang calon Buddha terhadap kekeliruannya. Sedangkan seekor ular bisa mengajarkan kepada calon Buddha mengenai Metta.  Bahkan khotbah dari seorang Guru tercerahkan masa kini, yang notabene bukan termasuk sutra/sutta Buddha, dapat membantu seseorang mencapai pencerahan. Palsu atau tidaknya sutra hanya soal apakah sutra itu menceritakan suatu kejadian historis atau tidak: Ini murni soal keabsahan sejarah saja. Sedangkan isi sutta/sutra itu sendiri adalah soal ajaran, yang tidak peduli berasal dari manapun, jika selaras dengan Buddhadharma maka akan memberikan petunjuk yang bermanfaat bagi praktik.

Seandainya, demikian: jika ada seseorang yang dengan iseng menulis sebuah "sutta/sutra palsu" berdasarkan ajaran dari khotbah seorang Guru yang tercerahkan atau katakanlah telah mencapai kearahatan yang lalu dibuatnya seolah-olah diucapkan oleh Sang Buddha sendiri. Menurutmu bagaimana, apakah isi sutra/sutta itu sendiri tersebut akan menyesatkan atau tidak? Tentu saja, fakta bahwa sutra itu palsu itu tidak terbantahkan: yaitu tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya. Tapi bagaimana isi sutra/sutta itu sendiri? Kalau isinya ditulis berdasarkan khotbah/ajaran langsung dari Guru yang tercerahkan tersebut, maka tentu saja ajarannya tetap akan membantu orang yang membaca untuk berlatih/berpraktik dengan benar pula. Pencapaian pencerahan Guru yang khotbahnya/ajarannya dikutip tersebut tidak bisa dinisbikan begitu saja oleh fakta bahwa sutra itu dibuat seolah-olah dari langsung dari zaman Sang Buddha. Fakta bahwa sebuah teks tidak berasal dari zaman Sang Buddha (historis) tidak berarti serta merta membuat seluruh isi teks menjadi salah/menyimpang.

Menyimpang atau tidaknya ajaran dalam sebuah sutta/sutra tidak semata-mata ditentukan oleh otentisitas naskah. Kita harus mengukur ajaran itu dan mempraktikkannya dengan tuntunan dari seorang guru Dharma yang kompeten untuk mengetahui salah atau benar isinya. Inilah semangat ehipassiko yang sesuai. Tidak hanya puas dengan membaca atau mendengar ajaran tetapi juga menjalani praktik langsung.   

Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Authenticity of the Suttas of the Pali Canon
« Reply #19 on: 15 May 2011, 10:57:41 PM »
maksudnya pencerahan sepihak ya?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Authenticity of the Suttas of the Pali Canon
« Reply #20 on: 16 May 2011, 07:23:03 AM »
Coba dulu baru tahu. Kalau tidak coba, diceritakan pun percuma.
bahkan dari sutra palsu dan juga asli bisa menciptakan pencerahan palsu sehingga melahirkan badut hidup, bagaimana bisa tau?
Mengapa tidak? Bahkan lagu dari penyanyi jalanan saja bisa membantu menyadarkan seorang calon Buddha terhadap kekeliruannya. Sedangkan seekor ular bisa mengajarkan kepada calon Buddha mengenai Metta.  Bahkan khotbah dari seorang Guru tercerahkan masa kini, yang notabene bukan termasuk sutra/sutta Buddha, dapat membantu seseorang mencapai pencerahan. Palsu atau tidaknya sutra hanya soal apakah sutra itu menceritakan suatu kejadian historis atau tidak: Ini murni soal keabsahan sejarah saja. Sedangkan isi sutta/sutra itu sendiri adalah soal ajaran, yang tidak peduli berasal dari manapun, jika selaras dengan Buddhadharma maka akan memberikan petunjuk yang bermanfaat bagi praktik.

Seandainya, demikian: jika ada seseorang yang dengan iseng menulis sebuah "sutta/sutra palsu" berdasarkan ajaran dari khotbah seorang Guru yang tercerahkan atau katakanlah telah mencapai kearahatan yang lalu dibuatnya seolah-olah diucapkan oleh Sang Buddha sendiri. Menurutmu bagaimana, apakah isi sutra/sutta itu sendiri tersebut akan menyesatkan atau tidak? Tentu saja, fakta bahwa sutra itu palsu itu tidak terbantahkan: yaitu tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya. Tapi bagaimana isi sutra/sutta itu sendiri? Kalau isinya ditulis berdasarkan khotbah/ajaran langsung dari Guru yang tercerahkan tersebut, maka tentu saja ajarannya tetap akan membantu orang yang membaca untuk berlatih/berpraktik dengan benar pula. Pencapaian pencerahan Guru yang khotbahnya/ajarannya dikutip tersebut tidak bisa dinisbikan begitu saja oleh fakta bahwa sutra itu dibuat seolah-olah dari langsung dari zaman Sang Buddha. Fakta bahwa sebuah teks tidak berasal dari zaman Sang Buddha (historis) tidak berarti serta merta membuat seluruh isi teks menjadi salah/menyimpang.

Menyimpang atau tidaknya ajaran dalam sebuah sutta/sutra tidak semata-mata ditentukan oleh otentisitas naskah. Kita harus mengukur ajaran itu dan mempraktikkannya dengan tuntunan dari seorang guru Dharma yang kompeten untuk mengetahui salah atau benar isinya. Inilah semangat ehipassiko yang sesuai. Tidak hanya puas dengan membaca atau mendengar ajaran tetapi juga menjalani praktik langsung.   


sekali lagi, sumbernya dari mana ada penyanyi jalanan yang mencerahkan buda?

tahukah anda bahwa sebenarnya ada sumber yang mengatakan bahwa buda itu sebenarnya di ciutao? dan melihat kejadian orang tua, sakit, mati itu sebenernya di atur sama dewa yang sengaja menampakkan dirinya seperti itu agar buda tercerahkan?
dan tahukah anda pemusik juga sama itu sebenarnya dewa yang menyamar sehingga mencerahkan buda?
jadi kalau mau mencerahkan hanya satu2nya jalan yaitu di ciutao.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Authenticity of the Suttas of the Pali Canon
« Reply #21 on: 16 May 2011, 08:31:42 AM »
bahkan dari sutra palsu dan juga asli bisa menciptakan pencerahan palsu sehingga melahirkan badut hidup, bagaimana bisa tau?sekali lagi, sumbernya dari mana ada penyanyi jalanan yang mencerahkan buda?


Saya menggunakan cerita ini hanya sebagai salah satu contoh saja. Kalau Anda tidak setuju dengan cerita yang ini, Anda bisa melewatkannya saja. Kalau contoh yang lain bagaimana? Bagaimana pendapat Anda?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Authenticity of the Suttas of the Pali Canon
« Reply #22 on: 16 May 2011, 09:33:49 AM »
Saya menggunakan cerita ini hanya sebagai salah satu contoh saja. Kalau Anda tidak setuju dengan cerita yang ini, Anda bisa melewatkannya saja. Kalau contoh yang lain bagaimana? Bagaimana pendapat Anda?
saya hanya ingin tahu fungsi pancasila untuk apa?

seorang budis bertekad untuk tidak berbohong, tapi ajarannya dari kebohongan rasanya aneh saja, mending sila ke 4 dihilangkan saja deh kalau begitu.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Authenticity of the Suttas of the Pali Canon
« Reply #23 on: 16 May 2011, 09:43:25 AM »
saya hanya ingin tahu fungsi pancasila untuk apa?

seorang budis bertekad untuk tidak berbohong, tapi ajarannya dari kebohongan rasanya aneh saja, mending sila ke 4 dihilangkan saja deh kalau begitu.

Yang berbohong adalah penulisnya, tapi isinya tidak berbohong. Seseorang bisa menganjurkan seseorang untuk tidak berbohong namun bersamaan dengan itu dia sendiri berbohong. Tentu saja perilaku berbohong orang tersebut tidak bisa dibenarkan, tetapi anjurannya untuk tidak berbohong tetap harus diterima. Bedakan keduanya. Kita harus bisa memilah hal demikian dengan bijak. Ingatlah pepatah Inggris, jangan membuang air bekas mandi bayi bersama-sama dengan bayinya.
« Last Edit: 16 May 2011, 09:45:48 AM by sobat-dharma »
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Authenticity of the Suttas of the Pali Canon
« Reply #24 on: 16 May 2011, 09:52:58 AM »
Coba bayangkanlah demikian: Dalam sebuah teater atau film tentang Sang Buddha misalnya, seorang aktor bertingkah seolah-olah ia adalah Sang Buddha sendiri. Dalam hal ini, ia sedang "berbohong." Semua pemain lain yang memperlakukan ia seperti layaknya Sang Buddha itu sendiri juga sedang "berbohong". Lantas ketika si "Sang Buddha" sedang "membabarkan Dharma" yang kutipannya diambil dari sumber-sumber buku Buddhis, apakah nilai Dharma yang disampaikan menjadi berkurang? Apakah "kebohongan"-nya dengan berpura-pura menjadi Sang Buddha telah mengurangi nilai Dharma yang disampaikan?
« Last Edit: 16 May 2011, 09:59:17 AM by sobat-dharma »
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Authenticity of the Suttas of the Pali Canon
« Reply #25 on: 16 May 2011, 09:53:43 AM »
Yang berbohong adalah penulisnya, tapi isinya tidak berbohong. Seseorang bisa menganjurkan seseorang untuk tidak berbohong namun bersamaan dengan itu dia sendiri berbohong. Tentu saja perilaku berbohong orang tersebut tidak bisa dibenarkan, tetapi anjurannya untuk tidak berbohong tetap harus diterima. Bedakan keduanya. Kita harus bisa memilah hal demikian dengan bijak. Ingatlah pepatah Inggris, jangan membuang air bekas mandi bayi bersama-sama dengan bayinya.
khan namanya juga sutra palsu? pastinya isinya juga berbohong khan? seperti anjuran untuk menyebarkan buku, mencetak sebanyak2nya sutra itu khan anjuran untuk menyebarkan kebohongan?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Authenticity of the Suttas of the Pali Canon
« Reply #26 on: 16 May 2011, 09:55:50 AM »
Mengapa tidak? Bahkan lagu dari penyanyi jalanan saja bisa membantu menyadarkan seorang calon Buddha terhadap kekeliruannya.

CMIIW, seperti-nya cerita tentang penyanyi jalanan yang berdendang soal tali senar itu tidak ada di dalam referensi valid tipitaka...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Authenticity of the Suttas of the Pali Canon
« Reply #27 on: 16 May 2011, 09:56:58 AM »
Yang berbohong adalah penulisnya, tapi isinya tidak berbohong. Seseorang bisa menganjurkan seseorang untuk tidak berbohong namun bersamaan dengan itu dia sendiri berbohong. Tentu saja perilaku berbohong orang tersebut tidak bisa dibenarkan, tetapi anjurannya untuk tidak berbohong tetap harus diterima. Bedakan keduanya. Kita harus bisa memilah hal demikian dengan bijak. Ingatlah pepatah Inggris, jangan membuang air bekas mandi bayi bersama-sama dengan bayinya.

Siapa saja boleh membuat buku, membuat ajaran, tetapi jika membuat ajaran sendiri dan menyatakan seolah-olah itu ajaran orang lain ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Authenticity of the Suttas of the Pali Canon
« Reply #28 on: 16 May 2011, 09:58:21 AM »
CMIIW, seperti-nya cerita tentang penyanyi jalanan yang berdendang soal tali senar itu tidak ada di dalam referensi valid tipitaka...
menurut cerita maitreya sih itu dewa yang menyamar untuk mencerahkan buda, buda harus di ciutao baru bisa mencapai pencerahan =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Authenticity of the Suttas of the Pali Canon
« Reply #29 on: 16 May 2011, 10:04:32 AM »
khan namanya juga sutra palsu? pastinya isinya juga berbohong khan? seperti anjuran untuk menyebarkan buku, mencetak sebanyak2nya sutra itu khan anjuran untuk menyebarkan kebohongan?

Bagaimana kalau isi buku yang dicetak dan disebarkan justru berisi: Jangan berbohong! Berartikan ia justru menganjurkan yang sebaliknya.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek