NETRAL !
Sebenarnya kita semua berdiskusi dengan keterbatasan kemampuan kita ( parami yang belum mencukupi) , karena kita belum mencapai pencerahan seperti Sang Guru. Untuk saat ini kita hanya sebatas pengetahuan intelektual untuk membedah HUKUM KARMA ( Hukum Universal ) = Hukum Alam. Apapun hasil diskusi selalu tidak memuaskan. Karena kita seperti sedang membahas cara kerja planet Bumi untuk menjelaskan Seluruh Alam Semesta. Hal yang tidak mungkin dilakukan untuk saat ini. Ibaratkan KETERBATASAN MENCARI KETIDAKBATASAN.
IMO,
Namun KETIDAKBATASAN sebenarnya telah tertuang dalam DHAMMA, jadi hanya PROSES yang harus kita jalani untuk mencapai ketidakbatasan.
Tetapi jika mau melihat dari sudut pandang ASAS MANFAAT, maka kita tidak pernah akan meragukan keberadaan Hukum Kamma, Siapa yang punya keberanian untuk mengatakan bahwa Hukum Kamma tidak terbukti.
Contoh :
Saat keyakinan terhadap bekerjanya hukum kamma adalah kokoh, maka pada saat mengalami kegagalan atau masalah, maka secara otomatis kita akan BERUSAHA untuk memperbaiki kearah yang lebih baik, karena kita menyadari bahwa diri sendiri adalah pelakunya.
Pada saat kita tidak menpunyai keyakinan terhadap hukum kamma, maka kita lakukan adalah cari KAMBING HITAM setiap masalah ( karena menganggap ini adalah cobaan adikuasa ), sehingga yang dilakukan BUKAN BERUSAHA, tetapi menjadi penjilat dan pengemis untuk meminta belas kasihan agar terbebas dari masalah.
Inilah salah satu asas manfaat yang terbukti. Perbedaan yang sangat signifikan antara yang punya keyakinan terhadap manfaat dari hukum kamma dengan yang tidak menyakininya.
Untuk ini saya sajikan beberapa artikel motivasi mengenai sebab akibat atau tabur tuai, namun sebelumnya saya posting pariwara / iklan yang mau lewat.
LIHATLAH KE DALAM DIRI KITA
Alkisah dicerita hujan sedang membasahi sebuah kota sunyi di pinggiran ibukota. Angin kencang serta gemuruh kilat yang menyambar, membuat suasana kian mencekam. Tidak lama setelah hujan turun dengan deras, terlihat butiran-butiran air hujan mulai mengenangi selokan dan tumpah sedikit demi sedikit ke jalanan. Kian lama kian banyak air hujan yang tumpah ke jalan tersebut sehingga genangan-genangan air pun mulai tampak di setiap sisi jalan di kota itu. Dan banjir pun telah menghampiri kota tersebut.
Setelah kejadian di kota sunyi tersebut, diatas sana terlihat awan dan angin sedang berdiskusi hebat. Mereka saling menyalahkan atas kejadian banjir yang terjadi pada kota sunyi tersebut kemarin.
"Wahai awan yang congkak, coba kau lihat hasil perbuatan mu, karena ke congkakan mu lah engkau menghasilkan air yang begitu banyak sehingga mengakibatkan banjir di kota sunyi tersebut, apakah kau tidak malu atas perbuatan mu?" kata angin kepada awan
"Bukan kah engkau, yang mendorong butiran - butiran air di badan ku, sehingga butiran-butiran air tersebut menyirami kota tersebut" kata awan dengan lantangnya
Mereka masih berdebat dan mempertahankan pendapatnya masing-masing. Tak jauh dari mereka terlihat burung elang yang melihat percakapan mereka dan menghampirinya.
"Wahai angin dan awan, ada masalah apakah sehingga begitu tegangnya wajah kalian jika ku lihat?" tanya sang elang
Mereka pun menjelaskan pokok masalah nya kepada elang, dan dengan tersenyum elang pun menjawab dengan bijaknya
"Masalah yang kalian hadapi hanya masalah kecil saja, namun ego kalian lah yang membuatnya menjadi besar" Kata elang menjelaskan
"Dengarkan lah wahai saudaraku, sebelum kalian saling menyalahkan, kenapa kalian tidak melihat kedalam diri anda terlebih dahulu, bukan saling menyalahkan? " Lanjut sang elang " Yang kalian lakukan hanya sebuah proses yang saling berkaitan, dan tidak ada salahnya atas perbuatan kalian berdua, angin mendorong awan untuk membuat hujan, dan awan menurunkan butiran-butiran air ke bumi, sehingga harusnya kalian saling mensyukuri atas karunia tersebut, bukan saling menyalahkan, apakah kalian mengerti maksud ku " jelas sang elang dengan lugasnya
Awan dan angin pun terdiam dan menyadari kesalahan mereka.
---
Kadang kala kita terlalu sibuk untuk menyalahkan orang lain, tanpa pernah berintropeksi terhadap perbuatan kita sendiri. Sehingga kita lupa bahwa yang telah di kerjakan orang lain ke kita adalah anugerah yang besar buat kita, karena kita terbiasa untuk memanjakan ego kita, dan memaksa orang lain untuk menuruti kemauan kita, walaupun tanpa kita sadari yang telah kita lakukan adalah kesalahan. Mari mulai saat ini, sebelum menyalahkan orang lain, ada baiknya kita mengintropeksi diri kita, apakah perbuatan kita telah benar dan tidak merugikan orang lain, karena seyogyanya insan bijak harus berani mengkritik diri sendiri sebelum di kritik orang lain.
Semoga Bermanfaat