Bro fabian, ini sekedar share aja, Koq sepertinya bro sangat selektif dengan relik Bhante Ashin, relik tersebut adalah berasal dari indonesia, sepertinya relik tersebut tidak banyak berbeda dengan relic yang bro tampilkan di gambar bhikkhu thailand. yang menjadi pertanyaan saya koq bro tidak meragukan relic yang bro tampilkan, relicnya kan berasal dari luar negeri, lagian koq bisa sebanyak gitu relicnya? Bisa sampal satu stupa penuh? bahkan satu kontener baju penuh berisi relic semua?
Bro Pao yang baik, apakah bro Pao pernah melihat relik dari jarak sangat dekat? dengan pembesaran 10 kali seperti yang digunakan ahli permata...?
Melihat relic bhante ashin yang tidak jauh berbeda dengan bhikkhu thailand lainnya, gw tidak merasa ragu, karena tidak berbeda dengan relic bhikkhu lainnya yang hasil relicnya berwarna warni., tapi melihat banyaknya relic bro tampilkan saya malah merasa ragu, relicnya bisa sebanyak gitu kah? lagian koq simpannya di tempat yang kurang terhormat seperti kontener baju. Sedangkan arahat di dunia ini sangat langka, sementara reliknya diurus seperti demikian.
Saya tidak tahu dan tak pernah melihat dari dekat relik Ashin Jinarakkhita, oleh karena itu saya bertanya kepada bro Andry, bolehkah saya melihat dari jarak sangat dekat...? Karena ingin membandingkan dengan relik yang pernah saya lihat. Saya kira bila saya datang jauh-jauh ke Bandung kemudian hanya dapat melihat dari jauh saja tentu sayang sekali, kalau hanya ingin tahu lihat saja foto dari bro NPNG sudah cukup kan...?
Saya berusaha memperlakukan relik dengan hormat, karena tak mau membuat kesalahan walau kecil, dalam memperlakukan relik.
Mengenai pendapat bro Pao yang mengatakan Arahat sangat langka saya tidak setuju. Di dalam Kathavatthu dikatakan bahwa ketika menjelang konsili ke 2 lebih dari 100.000 (kalau tidak salah) Arahat berkumpul, walaupun yang diundang konsili hanya beberapa ratus orang. Di Srilanka pernah pada jaman raja Dutagamani Abhaya (kalau tidak salah) 30.000 Arahat berkumpul. di Jaman Sang Buddha entah ada berapa juta Arahat.
Dan satu hal lagi bro, koq bro bisa dapat relic sang Buddha ? apa begitu mudah mendapatkannya dan sampai bisa berbagi2 ke teman yang lain? Dan bagaimana bro bisa membedakan relic yang asli dan relic yang palsu karena udah berselang 2500 tahun lamanya relic sang buddha dan para arahat. Jika nbro adalah orang yang selektif dengan relic bhante Ashin, pernahkah bro seleksi relic yang lainnya?
Saya dapat relik
yang dikatakan relik Sang Buddha dari Vihara khusus relik di Myanmar, Mereka memiliki relik cukup banyak, tapi yang banyak relik para Arahat (yang sudah tercampur), relik Sang Buddha tidak banyak.
Jika bro ikuti thread ini saya sudah mengatakan bahwa mengenai relik Sang Buddha saya hanya diberitahu oleh Bhikkhu yang ada di Vihara tersebut. Tapi saya ada mendengar sejarah bagaimana Myanmar mendapatkan relik Sang Buddha tersebut.
Pencapaian Bhante Ashin apakah teman2 bisa mengetahuinya? sepertinya ada beberapa teman condong menggunakan bahasa memojokan Bhante Ashin. Apakah ini karena ada bhikkhu sti yang selalu memojokkan Bhante Ashin sehingga pengikutnya menjadi begitu juga? karena dulu saya masuk ke vihara sti, selalu ada golongan tertentu yang ngomong keunggulan pihaknya dan dan memojokkan pihak yang lan. sementara kalo gw masuk ke vihara buddhayana, bhikkhu nya tidak cerita ini itu? apakah ini menunjukkan bhikkhu dari Buddhayana lebih tinggi pencapaiannya dari golongan yang lain.
Wah bro, selama saya bergaul dengan Bhikkhu STI biasanya mereka menghindar berkomentar mengenai Ashin Jinarakkhita. Sementara ketika saya di Palembang ada yang menjelek-jelekkan Theravada.
Sebaiknya kita menganggap itu bukan pendapat golongan, melainkan pendapat pribadi OK...? Janganlah berprasangka.
Gw sangat yakin dari kedua golongan ada satu dua yang tidak taat aturan, itu bukan bearti salah pemimpinnya. Apakah anda yakin golongan yang diagungkan anda didalamnya tidak ada gay?
Saya kadang mendengar ada yang mengatakan dalam STI ada gay, juga dalam SAGIN ada gay.... Saya tidak mau menghiraukan hal ini karena saya anggap rumor, sepanjang saya tidak melihat sendiri. Anda bertanya secara terbuka di forum yang terbuka seperti ini, apakah bro Pao, tahu ada gay dalam STI? Apakah bro Pao mengalami sendiri...? Maukah anda bersaksi....? Bila memang benar kita buat thread baru seperti usulan bro Tono, bagaimana...?
Saya bukan umat Bhikkhu,
saya umat Sang Buddha. Saya pernah mengkultuskan Bhikkhu, sekarang tidak lagi, karena saya menyadari seharusnya saya mengkultuskan Sang Buddha/Tiratana, bukan Bhikkhu. Sekarang saya menilai Bhikkhu dengan kepala dingin: Masih sangat banyak Bhikkhu yang baik, tapi
Bhikkhu bisa salah. Oleh karena itu saya bahkan kritis terhadap Luangta Mahaboowa, tentu kekritisan harus didasarkan fakta, bukan berdasarkan rumor.
Mettacittena,