Login with username, password and session length
0 Members and 1 Guest are viewing this topic.
jika di sti ada bhikkhunya yg homo, maka sehubungan dengan patria saya akan mengatakan "oh, yg bhikkhunya homo itu ya?"
biku yg bermain gitar itu bukan hanya satu, di thread biku bergitar saja minimal sudah terlihat dua, plus yg tidak terlihat entah berapa lagi.
buddhayana merayakan hari besar bersama bukanlah sesuatu hal yg sangat istimewa, pada setiap tgl 17 agustus, bahkan semua agama bisa berkumpul untuk memperingati hari kemerdekaan RI, bukan hanya satu agama berbeda aliran.
yang sepertinya biksu yang bermain gitar itu diidentikkan dengan Buddhayana, jadi kalo bhikkhu yang homo nya itu ada pada sti apa sti di identikkan dengan bhikkhu golongan homo?
Yap kalo gitar kan bisa di tunjukkan tidak bermasalah, kalo homo ditunjukkan di depan umum itu baru bermasalah besar..Ya, tagl 17 agustus semua agama dirayakan koq. Kalo di cina hari kemerdekaan bahkan dirayakan orang2 beragama maupun komunis lagi. yang ingin saya ketahui apakah bro tidak melihat adanya nilai plusnya di Buddhayana?
itu hanya pikiran anda saja yg berproliferasi. faktanya adalah bahwa biku bergitar itu memang dari kelompok buddhayana, apakah anda menyangkal hal ini? dan saya tidak tau ada biku homo di sti, mohon petunjuk anda.
merayakan hari besar suatu agama oleh sejumlah aliran yg beragama sama saya pikir bukanlah suatu nilai plus. karena anda toh setuju bahwa suatu hari besar bahkan bisa dirayakan bersama oleh orang2 dari agama berbeda secara bersama2.tapi tentu saja nilai plus itu memang datang dari si pengamat, bagi anda mungkin saya biku yg bermain gitar adalah suatu nilai plus, tapi bagi saya adalah sebaliknya.
Bro bisa menunjukkan brapa bhiksu/ bhikkhu di buddhayana yang main gitar? jika hanya satu 2 aja, yah gak usah disamakan dalam golongan lah. Saya tidak melarang bro mengkritik yang bersangkutan, malah saya setuju, yang saya tidak setuju itu bahasa bro seolah-olah memvonis golongan ini gak beres semua.Saya tidak mengatakan bhikkhu sti ada yang homo, saya hanya mengandaikan saja. jika kedapatan ada yang demikian bagaimana pula dengan sikap bro indra terhadap orang tsb? hal ini berbeda dengan sekedar main gitar lho.
Tidak ada nilai plus yang gw lihat dalam bermain gitar. hal ini sudah termasuk pelanggaran. Apalagi sikap dan komentar sudah dipostkan oleh bro ryu, omongan biksu ini tidak terkendali. silakan anda atau teman2 lainnya memberikan kritik. Disini saya pun menyarankan umat untuk menjauhi dengan bhikkhu yang senang melanggar vinaya.
jika kita sedang ngobrol sama bule, dan sewaktu kita memperkenalkan diri bahwa kita orang indonesia, dan kemudian dia berkomentar, "oh negara teroris ya?" (karena banyak peristiwa bom, atau "oh yg pantainya indah ya" (karena hanya tau Bali). Apakah kita menjadi marah? komentar demikian adalah wajar, dan seharusnya bisa menjadikan bahan introspeksi bagi kita. mengenai bhikkhu sti yg homo sudah saya ungkapkan bagaimana sikap saya pada postingan lain. dan mengenai orientasi seksual ini juga saya sudah mengemukakan pandangan saya pada postingan saya di thread sebelah yg sedang menunggu jawaban anda.anda bereaksi demikian atas komentar saya itu, tapi apakah anda akan bereaksi sama jika saya berkomentar, "oh yg biku2nya terpelajar dan terkendali itu ya?", kira2 bagaimana tanggapan anda jika saya berkomentar demikian? walaupun pada kenyataannya, komentar saya yg pertama adalah benar dan komentar terakhir ini tidak benar.
Yang benar akan ditanggapi dengan benar dan yang salah akan dibilang salah. Saya melihat bro bahasanya memvonis satu golongan gara-gara satu atau dua bhikkhu, maka saya ikut mengkritik. Karena di dalam golongan ini banyak juga bhikkhu yang berkualitas, karena bahasa bro bisa memojokan juga bhikkhu yang berkualitas.
saya setuju dengan pendapat Mr. pao. Kita tidak bisa memberikan vonis negatif kepada seseorang maupun golongan jika hanya kesalahan dari individu atau seorang bhikku, 1 bhikkhu yang bertingkah laku tidak sesuai ajaran buddha bukan berarti semua bhikku akan bertingkah laku jelek juga. saya ambil contoh sbb, 1 kelas ada 50 siswa , jika ada 5 siswa bodoh atau nakal apakah akan kita anggap 1 kelas atau seluruh siswa itu bodoh dan nakal juga? apa mungkin dari 50 siswa tidak ada yang pintar dan bertingkah laku baik.?
sekali lagi itu hanya persepsi anda, seandainya pun saya menjatuhkan vonis, apakah vonis itu berlku? saya bukan hakim, Bro. saya sudah memberikan perumpamaan dengan dialog bule di atas. saya ulangi lagi, apakah anda menyangkal bahwa biku bergitar itu adalah berasal dari Buddhayana? dan ketika membicarakan topik Buddhayana, apakah tidak wajar jika saya teringat pada tokoh Buddhayana yg satu itu?
dan jika ada orang yg mengatakan, "Oh yg siswanya bodoh dan nakal itu ya?", apakah ini adalah pernyataan yg salah sehubungan dengan kelas tersebut? atas pernyataan tsb, jawaban yg benar menurut saya adalah, "Benar, tapi tidak semuanya begitu." bukan dijawab dengan, "Oh, kelas lain juga bodoh dan nakal."
tidak wajar bro, karena dari pihak Buddhayana telah banyak melakukan kebajikan juga, kecuali dari Buddhayana tidak menyumbangkan sesuatu untuk perkembangan buddhis, itu wajar2 aja kalo bro bilangnya seperti itu. Jasa Bhante Ashin tdak kecil dalam membabarkan agama Buddha di nusantara. Saya hanya ingin bro atau teman lainnya untuk tidak memberikan kesan ke teman yang lain salah persepsi mengenai Buddhayana.Sangat wajar 'kan yang saya komenkan ini?
buat bro indra, sebenarnya ini hanya salah cara meyampaikannya saja, kata "Oh yg siswanya bodoh dan nakal itu ya?" tidak akan semua orang dapat menangkap maksud dan tujuan dari yang ingin bro indra sampaikan. kata siswanya bisa di artikan juga mewakili dari kelas atau sekolah itu, sedangkan jika bro indra menyampaikan dengan kata "oh ada 1 atau 5 siswa disana yang bodoh dan nakal" maka orang dapat melihat itu di tujukan ke individu yang bodoh dan nakal tersebut, tidak mewakili dari universalnya.mohon masukan jika ada yang salah dari cara saya menyampaikan , terima kasih