Pada era 1980-an, dunia di kejutkan oleh munculnya First Blood yang
mengisahkan tentang tentara veteran perang John Rambo.Dia di
kisahkan mengalami depresi setelah perang vietnam.
Mampu membuka mata publik Amerika tentang nasib kebanyakan
veteran,sosok tersebut belakangan berubah menjadi prajurit sekaligus
mesin perang nomor satu yang mampu mengalahkan satu batalyon musuh
dengan kehebatannya.Sosok Rambo juga yang melejitkan nama Sylvester
Stallone sebagai salah satu aktor laga papan atas Amerika ketika itu
Setelah dua dasawarsa berlalu, Stallone yang juga mempopulerkan
karakter Rocky Balboa kembali beraksi dengan membesut seri ke empat
yang di beri judul John Rambo. Dengan jadwal rilis bulan Januari
2008,syuting di lakukan di perbatasan Thailand dan Myammar.
Bisa di bayangkan ,bagaimana yang di rasakan oleh para kru yang
konon menyaksikan dari dekat keganasan junta militer Myammar yang
belum lama ini menembaki para pengunjuk rasa dan mengakibatkan
banyak nyawa melayang.Bahkan Sly ( panggilan akrab Stallone )
meyakini bahwa jumlah korban sebenarnya jauh lebih besar dari yang
di beritakan.
Hal itu di tuturkan oleh pria kelahiran 1946 tersebut dalam
wawancara dengan sebuah stasiun televisi hiburan terkenal di Amerika
belum lama ini."Tidak bisa di sangkal,Junta militer di Myammar
adalah rezim paling brutal dan tertutup di dunia.Mereka menimbun
kekayaan untuk diri sendiri." ujar Syl seperti di kutip dari
femalefirst.
"Banyak rakyat yang berusaha meloloskan diri dari negara itu dalam
keadaan mengenaskan.Mulai dari luka bekas gigitan binatang
buas,kuping terpotong ,sampai kurang gizi.Hal itulah yang kami lihat
langsung saat syuting film John Rambo," aku Sly.
Sly mengisahkan,ketika sedang syuting di Sungai Salweeen,mendadak
muncul tentara yang memperingatkan supaya syuting di hentikan kalau
tidak ingin di tembak.Tidak cuma itu,mereka juga berulang kali
memberondongkan senjata ke atas dan membuat kru panik.
Tanggal 03 oktober 2007
Sumber : Harian Fajar Makassar