mungkin saya bisa tambahkan sedikit mengenai citta yg abadi.
IMO, citta tidak abadi. citta tidak tetap, tidak berubah, juga tidak dapat dikendalikan. tanpa citta suatu benda tidak dapat dikatakan makluk hidup. jika seseorang yang menganut paham kekekalan(nihilisme) maka jiwa = citta. namun bagi yg menganut paham kekosongan(eternalisme) maka jiwa != citta.
dan menurut jalan tengah, citta !(jiwa = citta) dan !(jiwa !=citta). citta sama seperti udara dalam ruangan kosong. tidak berubah (krn volume udara dlm suatu ruangan tidak berubah jumlahnya), tidak tetap(krn udara yang masuk dan keluar dari lubang fentilasi dsbnya membuat udara tsb berganti terus menerus), tidak dapat dikendalikan(udara yang masuk dan keluar tidak dapat dipresentasikan seberapa banyak udara yang masuk, dan seberapa banyak udara yang keluar) juga.
CMIIW