pernah kita bahas soal 'bisa karena biasa'... misalkan, seseorang melihat jam tangan cantik, ia tertarik, ingin memilikinya.... ia ingin mengambilnya, tapi krn belum pernah mencuri.. ia ragu2 untuk melakukannya.. ambil, tidak, ambil, tidak... butuh banyak pertimbangan dan dorongan yg sangat kuat agar ia mengambil jam tsb... akhirnya 'setttt' sikat jam itu.
Untuk kegiatan pencurian pertama ini, setelahnya orang tsb PASTI akan ketakutan, gelisah dan kuatir. Batinnya tidak tenang... Takut dituduh dan tertangkap. Setelah beberapa saat kondisi aman, ia akan mulai tenang dan pada akhirnya ia tidak was2 lagi...
Di kedua kalinya, ia melihat jam tangan bagus lagi, timbul niat untuk memiliki, ia melihat sekeliling, lalu.. settttt! Tidak butuh banyak pertimbangan lagi.. Demikian untuk ketiga kalinya nanti.. dstnya... ia akan menjadi biasa saja, setelah mencuri, perasaan yg timbul adalah 'puas' dan 'senang'.
Kondisi ini berlaku untuk setiap perbuatan2 buruk... bisa karena biasa (dan juga perbuatan baik, tentunya...) makanya Sang Buddha menganjurkan kita untuk 'membiasakan' diri berbuat baik, agar menjadi kebiasaan bagi kita.
----
Kembali ke topik kita... bila sudah melakukan suatu perbuatan merugikan dan kita menjadi was2 / kuatir, kita semua setuju bahwa hasil dari kamma kita terima saat itu juga...
Namun, bagaimana kalau kasusnya, setelah melakukan perbuatan merugikan tsb, kita justru "puas" dan "senang"? Apakah ini bisa disebut menerima hasil kamma saat ini juga? Jawabannya adalah Iya. Dan ini lebih buruk lagi. Bila dikasus pertama kita dengan jelas melihat hasil yg negatif (was-was, kuatir, takut), maka di kasus kedua hasil negatifnya sedikit menipu, sangat halus. Perasaan puas dan senang tsb justru lebih berbahaya dibanding was2 dan ketakutan, karena perasaan 'puas' dan 'senang' setelah melakukan perbuatan merugikan akan meminta 'pengulangan'. Perasaan puas dan senang yg dimotivasi ke'aku'an / kemelekatan membutuhkan eksistensi lagi.
Perasaan puas dan senang tsb dengan kokoh membentuk trend batin kita bahwa apa yg kita lakukan tsb (perbuatan negatif tsb) memang benar (dan enak), kita dapat melakukannya, dan tidak ada imbas negatifnya... itu pemikiran kita. Dan kita tidak ragu2 untuk mengulanginya dimasa yg akan datang, kapan perlu, kita yg akan mengkondisikan agar perbuatan tsb bisa terulang lagi.... Ini sangat berbahaya bagi pengembangan batin.
Jadi, hasil dari suatu kamma (perbuatan) akan langsung diterima saat itu juga, yakni dalam bentuk 'trend batin' kita yg baru...
Ini menurut sy sangat perlu kita pahami agar kita dapat berhati2 untuk melangkah, bahkan untuk suatu perbuatan buruk yg kecil...
::