Silakan dicatat lagi:
Mohon menggunakan bahasa yang sopan, tertib, elegan dan tidak konfrontatif, tidak rasis, tidak menyindir, tidak mencela, tidak diskriminatif. Permintaan yang cukup sederhana , bukan?
Apakah ini berarti gaya bahasa sinisme dan sarkasme tidak boleh digunakan?
Mencela juga patokannya bagaimana? Dari satu perkataan, ada yang "cincai" ga merasa itu sebagai celaan, ada juga yang "sensi" merasa itu adalah "pencelaan-penghinaan".
Saya mau ikut berpendapat. Untuk kesekian kalinya, saya pikir tata-cara melontarkan argumen (komentar) yang perlu dilarang adalah komentar yang masuk dalam kategori
abusive ad hominem.
Argumentum ad hominem => melontarkan argumen, komentar, pendapat, pernyataan, maupun pertanyaan yang sifatnya adalah meyinggung, mendesak, dan dalam skala lebih berat adalah menyerang pribadi lawan diskusi.
Ada 3 jenis argumentum ad hominem, yaitu:
1) Abusive ad hominem
Adalah argumen yang dilontarkan untuk menyerang lawan diskusi secara frontal, dan kandungan argumen itu tidak berhubungan dengan pembahasan diskusi.
Misalnya => "Dasar kau
orang tolol dan jelek!"
=> "Lucu sekali. Rupanya dia
hanya tahu soal hal mesum."
2) Circumstantial ad hominem
Adalah argumen yang dilontarkan untuk menyerang lawan diskusi dengan cara menunjukkan kontradiksi yang tidak berhubungan antara lawan diskusi dengan argumennya.
Misalnya => "Komentar dan referensi Anda
tidak valid, karena Anda sendiri
bukan dari Aliran X"
=> "Postingan dia
tidak berbobot, sebab dari kemarin dia hanya
berusaha menjatuhkan kami"
3) Tu quoque ad hominem
Adalah argumen yang dilontarkan untuk menyerang lawan diskusi dengan cara menunjukkan kontradiksi yang berhubungan antara lawan diskusi dengan argumennya.
Misalnya => "Penjelasan Anda
kontradiktif, sebab tempo hari Anda
tidak menyatakan hal itu"
=> "Memang demikian. Tapi kemarin ada teman kita yang menyatakan kalau dia
sudah menjadi 'buddha' di DC"
Menurut saya, yang perlu dilarang penggunaannya di Forum DhammaCitta adalah abusive ad hominem. Jika ada penggunaan argumen ini, maka pihak Moderator berhak untuk mengubah penggunaan kata-kata, mensensor, menghapus, atau melempar topik ke Karantina.