Iya saya jg ga setuju & ga tega, tp tmn saya itu (pdhal Dokter gigi lho) terpengaruh adat Jawa (dia Chinese Jawa), katanya di keluarganya emang udah tradisi, sunat anak cowok sedari kecil (kalo dah gede takut anaknya ga mau katanya)....Tp ntar penjelasan Bro Sanjiva ini tetap saya sampaikan deh ke dia, siapa tau mau berubah pikiran.
Iya Bro Forte, katanya tradisi di keluarganya (Chinese Jawa) anak cowok tuh disunat sedari kecil (kalo dah gede takut anaknya ga mau), pdhal dia beragama K cukup taat tp rupanya tradisi lbh kuat hehehe......
Sayang sekali mereka menganut pandangan salah (micchaditthi wkwkwk) tentang sunat.
Sebetulnya sunat lebih banyak negatifnya ketimbang positifnya, bahkan boleh dikata positifnya itu (katanya bersih) sebetulnya kalau mandi teratur tiap hari ya sama saja sunat atau tidak sunat. Tapi untuk kondisi padang pasir yang sulit air mungkin lain.
Sayang sekali di DC tidak memungkinkan posting foto2 alat kelamin, kalau tidak mungkin bisa gw perlihatkan sedikit contoh bagaimana rusaknya alat kelamin pria akibat sunat. Yang jelas kulit kulup itu berfungsi melembabkan kepala (glans) p3nis, dan menjaganya dari kekeringan, gesekan, dan lecet2. Belum lagi syaraf2 erogenous (benar gak nulisnya?) yang memberi kenikmatan dalam hubungan sex. Kalau dibuang maka rasa nikmat itu akan berkurang banyak juga bagi wanita pasangannya. Kepala p3nis menjadi keras, kering, bahkan bisa timbul semacam jembatan dari kulit bekas sunat yang malah rentan kuman dan bakteri bersarang di bawahnya.
Terakhir, kalau ditanya, mana peradaban yang terkenal dengan tradisi pengobatannya, maka pastilah pengobatan Tiongkok dan India. Nah kedua bangsa ini juga tidak pernah menyebut atau menganjurkan sunat. padahal kalau benar2 ada manfaatnya, pastilah mereka akan menyinggung tentang ini.