//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ungkap kejujuran malah diusir  (Read 11577 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Ungkap kejujuran malah diusir
« on: 12 June 2011, 09:17:57 PM »
Ny Siami tak pernah membayangkan niat tulus mengajarkan kejujuran kepada anaknya malah menuai petaka. Warga Jl Gadel Sari Barat, Kecamatan Tandes, Surabaya itu diusir ratusan warga setelah ia melaporkan guru SDN Gadel 2 yang memaksa anaknya, Al, memberikan contekan kepada teman-temannya saat Unas pada 10-12 Mei 2011 lalu.
Teriakan “Usir, usir…tak punya hati nurani” trs menggema di Balai RW 02 Kelurahan Gadel, Kecamatan Tandes, Surabaya, Kamis (9/6) sian. Ratusan orang menuntut Ny Siami meninggalkan kampung. Sementara wanita berkerudung biru di depan kerumunan warga itu hanya bisa menangis pilu. Suara permintaan maaf Siami yang diucapkan dengan bantuan pengeras suara nyaris tak terdengar ditengah gemuruh suara massa yang melontarkan hujatan dan caci maki.
Keluarga Siami dituding telah mencemarkan nama baik sekolah dan kampung. Setidaknya empat kali, warga menggelar aksi unjuk rasa, menghujat tindakan Siami. Puncaknya terjadi pada Kamis siang kemarin. Lebihdari 100 warga Kampung Gadel Sari dan wali murid SDN Gadel 2 meminta keluarga penjahit itu enyah dari kampungnya.
Padahal, agenda pertemuan tersebut sebenarnya mediasi antara warga dan wali murid dengan Siami. Namun, rembukan yang difasilitasi Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan Tandes) itu malah berbuah pengusiran.Mediasi itu sendiri digelar untuk menuruti tuntutan warga agar keluarga Siami minta maaf di hadapan warga dan wali murid.
Siami dituding sok pahlawan setelah melaporkan wali kelas anaknya, yang diduga merancang kerjasama contek-mencontek dengan menggunakan anaknya sebagai sumber contekan.
Sebelumnya, Siami mengatakan, dirinyabaru mengetahui kasus itu pada 16 Meilalu atau empat hari setelah Unas selesai. Itu pun karena diberi tahu walimurid lainnya, yang mendapat informasi dari anak-anak mereka bahwa Al, anaknya, diplot memberikan contekan. Al sendiri sebelumnya tidak pernah menceritakan ‘taktik kotor’itu. Namun, akhirnya sambil menangis, Al, mengaku. Ia bercerita sejak tiga bulan sebelum Unas sudah dipaksa gurunya agar mau memberi contekan kepada seluruh siswa kelas 6. Setelah Al akhirnya mau, oknum guru itu diduga menggelar simulasi tentang bagaimana caranya memberikan contekan.
Siami kemudian menemui kepala sekolah. Dalam pertemuan itu, kepala sekolah hanya menyampaikan permohonan maaf. Ini tidak memuaskan Siami. Dia penasaran, apakah skenario contek-mencontek itumemang didesain pihak sekolah, atau hanya dilakukan secara pribadi oleh guru kelas VI.
Setelah itu, dia mengadu pada Komite Sekolah, namun tidak mendapat respons memuaskan, sehingga akhirnya dia melaporkan masalah ini keDinas Pendidikan serta berbicara kepada media, sehingga kasus itu menjadi perhatian publik.
Dan perkembangan selanjutnya, wargadan wali murid malah menyalahkan Siami dan puncaknya adalah aksi pengusiran terhadap Siami pada Kamis kemarin. Situasi panas sebenarnya sudah terasa sehari menjelang pertemuan. Hari Rabu (8/6), warga sudah lebih dulu menggeruduk rumah Siami di Jl Gadel Sari Barat.
Demo itu mendesak Ny Siami meminta maaf secara terbuka. Namun, Siami berjanji menyampaikannya, Kamis.
Pertemuan juga dihadiri Ketua Tim Independen, Prof Daniel M Rosyid, Ketua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dindik Tandes, Dakah Wahyudi, Komite Sekolah, dan sejumlah anggota DPRD Kota Surabaya. Satu jam menjelang mediasi, sudah banyak massa terkonsentrasi di beberapa gang.
Pukul 09.00 WIB, tampak Ny Siami ditemani kakak dan suaminya, Widodo dan Saki Edi Purnomo mendatangi BalaiRW. Mereka berjalan kaki karena jarak rumah dengan balai pertemuan ini sekitar 100 meter. Massa yang sudah menyemut di sekitar balai RW langsungmenghujat keluarga Siami.
Mereka langsung mengepung keluarga ini. Beberapa polisi yang sebelumnya memang bersiaga langsung bertindak. Mereka melindungi keluarga ini untuk menuju ruang Balai RW. Warga kian menyemut dan terus memadati balai pertemuan. Ratusan warga terus merangsek. Salah satu ibu nekat menerobos. Namun, karena yang diizinkan masuk adalah perwakilan warga, perempuan ini harus digelandang keluar oleh petugas.
Mediasi diawali dengan mendengarkan pernyataan Kepala UPT Tandes, Dakah Wahyudi. Ia menyatakan bahwa seluruh kelas VI SDN Gadel 2 tidak akankena sanksi mengulang Unas. Ucapan Dakah sedikit membuat warga tenang. Namun, situasi kembali memanas. Apalagi Ny Siami tidak segera diberi kesempatan menyampaikan permintaan maaf secara langsung.
Kemudian warga diminta kembali mendengarkan paparan yang disampaikan Prof Daniel Rosyid. Ketua tim independen pencari fakta bentukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ini berusaha menyejukkan warga dengan menyebut dirinya asli Solo. Dikatakan bahwa Solo, Surabaya adalah juga Indonesia, sehingga setiap warga tidak berhak mengusir warga Indonesia.
Kemudian dia berusaha berdialog santai dengan warga. Ada salah satu warga menyeletuk. “Kalau kita dikatakan menyontek massal. Lantas, kenapa saat menyontek pengawas membiarkannya,” ucap salah satu ibuyang mendapat tepukan meriah wargalain.
Warga juga menyatakan bahwa menyontek sudah terjadi di mana-mana dan wajar dilakukan siswa agar bisa lulus. Mendengar hal ini, Daniel kemudian memperingatkan bahwa perbuatan menyontek adalah budaya buruk. Di masyarakat manapun, perbuatan curang dan tidak jujur ini tidak bisa ditoleransi.
”Menyontek adalah awal dari korupsi.Jika perbuatan curang ini sudah dianggap biasa, maka ini akan membuka perilaku yang lebih menghancurkan masyarakat. Tentu tidak ada yang mau demikian,” sindir Daniel.
Kemudian mediasi dilanjutkan dengan menghadirkan Kepala SDN Gadel 2, Sukatman. Akibat kasus contekan massal di sekolahnya, Sukatman dan dua guru kelas VI dicopot. Sukatman menyampaikan permintaan maaf kepada wali murid.
Namun wali murid menyambut dengan teriakan bahwa Sukatman tidak salah. Yang dianggap salah adalah keluarga Siami karena membesar-besarkan masalah. Warga pun kembali berteriak “usir… usir”. Namun warga mulai tenang karena Sukatman tampak menghampiri Ny Siami dan suaminya. Mantan Kasek ini langsung meraih tangan ibunda Al dan saling meminta maaf. Namun, setelah itu warga kembali riuh rendah.
Setelah Siami diberi kesempatan berbicara, keributan langsung pecah. Suara massa di luar balai RW terus membahana, menghujat keluarga Siami.Padahal saat itu, Siami sedang menyiapkan mental dengan berdiri di hadapan warga.
Meski sudah berusaha tegar, namun ibu dua anak ini mulai lemah. Dia tampak berdiri merunduk sementara kedua matanya sudah mengeluarkan air mata. “Saya minta maaf kepada semua warga…” ucap Siami yang tak sanggup lagi meneruskan kalimatnya.
Namun, sang suami terus membimbing,membuat perempuan ini kembali melanjutkan pernyataan maaf. Namun, suasana kian ricuh karena massa terus berteriak “usir”. Baik petugas polisi dan tokoh masyarakat berusaha menenangkan situasi. Baru kemudian kembali terdengar suara Siami.
Dengan tangan gemetar dan ketegaran yang dipaksakan, Siami kembali berucap, “Saya tidak menyangka permasalahan akan sepertiini. Saya hanya ingin kejujuran ada pada anak saya. Saya sebelumnya sudah berusaha menyelesaikan persoalan dengan baik-baik.”
Pernyataan tulus Siami tidak juga membuat massa tenang, sampai akhirnya polisi memutuskan untuk mengevakuasi Siami dan keluarganya. Siami diarahkan ke mobil polisi dengan pengamanan pagar betis. Namun massa tetap berusaha merangsek, ingin meraih tubuh Siami. Sejumlah warga bahkan sempat menarik-narik kerudung Siami hingga hampir terlepas. Siami akhirnya berhasil diamankan ke Mapolsek Tandes.
Baik Ny Siami dan suaminya enggan memberi komentar usai kericuhan. Namun, kakak kandung Siami, Saki, mengakui bahwa adiknya saat ini dalam tekanan yang luar biasa. “Dia tak tahan lagi dengan tekanan warga. Sampai tidak mau makan hari-hari ini. Nanti kami akan merasa tenang jika di Gresik,” kata Saki. Benjeng, Gresik adalah daerah asal Siami. Saat ini Al, anak Siami yang dipaksa memberi contekan, juga diungsikan ke Benjeng setelah rumahnya beberapa kali didemo warga.
Sementara itu, Ny Leni, perwakilan warga menyatakan bahwa pihaknya masih akan terus menuntut agar tiga guru yang dicopot tetap mengajar di SDN Gadel 2 dan menuntut Siami bertanggung jawab.
Prof Daniel M Rosyid yang juga Penasihat Dewan Pendidikan Jatim, menyesalkan tindakan warga Gadel yang berencana mengusir keluarga Siami, ibunda Al. “Tuntutan warga untuk mengusir keluarga Al tidak masuk akal. Itu tidak bisa dituruti,” katanya.
Daniel menilai tuntutan warga tersebut sudah tidak rasional. Perbuatan benar yang dilakukan ibu Al,Siami, dinilai warga justru malah salah. Tindakan menyontek rupanya sudah mengakar dan menjadi kebiasaan bahkan budaya di masyarakat. “Warga ternyata sakit,” katanya.
Lagi pula Kepala Sekolah Sukatman dandua guru kelas VI, Fatkhur Rohman dan Prayitno, sudah legowo dan menerima keputusan sanksi yang diberikan. “Saya kira ini kalau dibiarkan masyarakat akan sakit terus. Orang jujur malah ajur, ini harus kita cegah,” papar Daniel.
Sebelumnya, hasil tim independen pimpinan Daniel Rosyid menyampaikan temuannya bahwa Al, anak Siami, memang diintimidasi guru sehingga mau memberikan contekan. Namun, tim tidak menemukan cukup bukti sehingga Unas di SDN Gadel 2 perlu diulang. Alasannya tim independen tidak menemukan hasil jawaban Unas yang sistemik sama, dan nilai Unas punhasilnya tidak sama. Al ternyata membuat contekan yang diplesetkan. Al tidak seluruhnya memberikan jawaban yang benar. Dan kawannya pun tidak sepenuhnya percaya denganjawaban Al. Sehingga hasil ujian tidak sama.
Selain itu tim juga mempertimbangkan Unas ulang akan memberatkan siswa dan wali murid. Sanksi yang direkomendasikan yakni sanksi administratif dari Pemkot Surabaya kepada guru yang melakukan intimidasi kepada Al.
(sur) Sumber : http://www.fimadani.com/potret-bangs...-malah-hancur/
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Ungkap kejujuran malah diusir
« Reply #1 on: 12 June 2011, 09:30:48 PM »
resiko hidup di kelompok masyarak yang membenarkan segala cara... kasian juga sang ibu, semoga bisa berakhir baik _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Ungkap kejujuran malah diusir
« Reply #2 on: 12 June 2011, 09:53:20 PM »
kekuasaan membenarkan segala hal.
apalagi kelompok yg berkuasa....


bagaimana kalau ibu tsb wali kota ?
bagaimana kalau ibu tsb presiden ?


utk ibu tsb gak usah nangis, atau menyesal...
karna Buddha mengatakan org mulia kalau perbuatannya mulia, bukan dari kasta, dst...  (ingat cerita pengangkat tinja?)

« Last Edit: 12 June 2011, 09:58:49 PM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Ungkap kejujuran malah diusir
« Reply #3 on: 12 June 2011, 11:07:52 PM »
Ny Siami tak pernah membayangkan niat tulus mengajarkan kejujuran kepada anaknya malah menuai petaka. Warga Jl Gadel Sari Barat, Kecamatan Tandes, Surabaya itu diusir ratusan warga setelah ia melaporkan guru SDN Gadel 2 yang memaksa anaknya, Al, memberikan contekan kepada teman-temannya saat Unas pada 10-12 Mei 2011 lalu.
Teriakan “Usir, usir…tak punya hati nurani” trs menggema di Balai RW 02 Kelurahan Gadel, Kecamatan Tandes, Surabaya, Kamis (9/6) sian. Ratusan orang menuntut Ny Siami meninggalkan kampung. Sementara wanita berkerudung biru di depan kerumunan warga itu hanya bisa menangis pilu. Suara permintaan maaf Siami yang diucapkan dengan bantuan pengeras suara nyaris tak terdengar ditengah gemuruh suara massa yang melontarkan hujatan dan caci maki.
Keluarga Siami dituding telah mencemarkan nama baik sekolah dan kampung. Setidaknya empat kali, warga menggelar aksi unjuk rasa, menghujat tindakan Siami. Puncaknya terjadi pada Kamis siang kemarin. Lebihdari 100 warga Kampung Gadel Sari dan wali murid SDN Gadel 2 meminta keluarga penjahit itu enyah dari kampungnya.
Padahal, agenda pertemuan tersebut sebenarnya mediasi antara warga dan wali murid dengan Siami. Namun, rembukan yang difasilitasi Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan Tandes) itu malah berbuah pengusiran.Mediasi itu sendiri digelar untuk menuruti tuntutan warga agar keluarga Siami minta maaf di hadapan warga dan wali murid.
Siami dituding sok pahlawan setelah melaporkan wali kelas anaknya, yang diduga merancang kerjasama contek-mencontek dengan menggunakan anaknya sebagai sumber contekan.
Sebelumnya, Siami mengatakan, dirinyabaru mengetahui kasus itu pada 16 Meilalu atau empat hari setelah Unas selesai. Itu pun karena diberi tahu walimurid lainnya, yang mendapat informasi dari anak-anak mereka bahwa Al, anaknya, diplot memberikan contekan. Al sendiri sebelumnya tidak pernah menceritakan ‘taktik kotor’itu. Namun, akhirnya sambil menangis, Al, mengaku. Ia bercerita sejak tiga bulan sebelum Unas sudah dipaksa gurunya agar mau memberi contekan kepada seluruh siswa kelas 6. Setelah Al akhirnya mau, oknum guru itu diduga menggelar simulasi tentang bagaimana caranya memberikan contekan.
Siami kemudian menemui kepala sekolah. Dalam pertemuan itu, kepala sekolah hanya menyampaikan permohonan maaf. Ini tidak memuaskan Siami. Dia penasaran, apakah skenario contek-mencontek itumemang didesain pihak sekolah, atau hanya dilakukan secara pribadi oleh guru kelas VI.
Setelah itu, dia mengadu pada Komite Sekolah, namun tidak mendapat respons memuaskan, sehingga akhirnya dia melaporkan masalah ini keDinas Pendidikan serta berbicara kepada media, sehingga kasus itu menjadi perhatian publik.
Dan perkembangan selanjutnya, wargadan wali murid malah menyalahkan Siami dan puncaknya adalah aksi pengusiran terhadap Siami pada Kamis kemarin. Situasi panas sebenarnya sudah terasa sehari menjelang pertemuan. Hari Rabu (8/6), warga sudah lebih dulu menggeruduk rumah Siami di Jl Gadel Sari Barat.
Demo itu mendesak Ny Siami meminta maaf secara terbuka. Namun, Siami berjanji menyampaikannya, Kamis.
Pertemuan juga dihadiri Ketua Tim Independen, Prof Daniel M Rosyid, Ketua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dindik Tandes, Dakah Wahyudi, Komite Sekolah, dan sejumlah anggota DPRD Kota Surabaya. Satu jam menjelang mediasi, sudah banyak massa terkonsentrasi di beberapa gang.
Pukul 09.00 WIB, tampak Ny Siami ditemani kakak dan suaminya, Widodo dan Saki Edi Purnomo mendatangi BalaiRW. Mereka berjalan kaki karena jarak rumah dengan balai pertemuan ini sekitar 100 meter. Massa yang sudah menyemut di sekitar balai RW langsungmenghujat keluarga Siami.
Mereka langsung mengepung keluarga ini. Beberapa polisi yang sebelumnya memang bersiaga langsung bertindak. Mereka melindungi keluarga ini untuk menuju ruang Balai RW. Warga kian menyemut dan terus memadati balai pertemuan. Ratusan warga terus merangsek. Salah satu ibu nekat menerobos. Namun, karena yang diizinkan masuk adalah perwakilan warga, perempuan ini harus digelandang keluar oleh petugas.
Mediasi diawali dengan mendengarkan pernyataan Kepala UPT Tandes, Dakah Wahyudi. Ia menyatakan bahwa seluruh kelas VI SDN Gadel 2 tidak akankena sanksi mengulang Unas. Ucapan Dakah sedikit membuat warga tenang. Namun, situasi kembali memanas. Apalagi Ny Siami tidak segera diberi kesempatan menyampaikan permintaan maaf secara langsung.
Kemudian warga diminta kembali mendengarkan paparan yang disampaikan Prof Daniel Rosyid. Ketua tim independen pencari fakta bentukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ini berusaha menyejukkan warga dengan menyebut dirinya asli Solo. Dikatakan bahwa Solo, Surabaya adalah juga Indonesia, sehingga setiap warga tidak berhak mengusir warga Indonesia.
Kemudian dia berusaha berdialog santai dengan warga. Ada salah satu warga menyeletuk. “Kalau kita dikatakan menyontek massal. Lantas, kenapa saat menyontek pengawas membiarkannya,” ucap salah satu ibuyang mendapat tepukan meriah wargalain.
Warga juga menyatakan bahwa menyontek sudah terjadi di mana-mana dan wajar dilakukan siswa agar bisa lulus. Mendengar hal ini, Daniel kemudian memperingatkan bahwa perbuatan menyontek adalah budaya buruk. Di masyarakat manapun, perbuatan curang dan tidak jujur ini tidak bisa ditoleransi.
”Menyontek adalah awal dari korupsi.Jika perbuatan curang ini sudah dianggap biasa, maka ini akan membuka perilaku yang lebih menghancurkan masyarakat. Tentu tidak ada yang mau demikian,” sindir Daniel.
Kemudian mediasi dilanjutkan dengan menghadirkan Kepala SDN Gadel 2, Sukatman. Akibat kasus contekan massal di sekolahnya, Sukatman dan dua guru kelas VI dicopot. Sukatman menyampaikan permintaan maaf kepada wali murid.
Namun wali murid menyambut dengan teriakan bahwa Sukatman tidak salah. Yang dianggap salah adalah keluarga Siami karena membesar-besarkan masalah. Warga pun kembali berteriak “usir… usir”. Namun warga mulai tenang karena Sukatman tampak menghampiri Ny Siami dan suaminya. Mantan Kasek ini langsung meraih tangan ibunda Al dan saling meminta maaf. Namun, setelah itu warga kembali riuh rendah.
Setelah Siami diberi kesempatan berbicara, keributan langsung pecah. Suara massa di luar balai RW terus membahana, menghujat keluarga Siami.Padahal saat itu, Siami sedang menyiapkan mental dengan berdiri di hadapan warga.
Meski sudah berusaha tegar, namun ibu dua anak ini mulai lemah. Dia tampak berdiri merunduk sementara kedua matanya sudah mengeluarkan air mata. “Saya minta maaf kepada semua warga…” ucap Siami yang tak sanggup lagi meneruskan kalimatnya.
Namun, sang suami terus membimbing,membuat perempuan ini kembali melanjutkan pernyataan maaf. Namun, suasana kian ricuh karena massa terus berteriak “usir”. Baik petugas polisi dan tokoh masyarakat berusaha menenangkan situasi. Baru kemudian kembali terdengar suara Siami.
Dengan tangan gemetar dan ketegaran yang dipaksakan, Siami kembali berucap, “Saya tidak menyangka permasalahan akan sepertiini. Saya hanya ingin kejujuran ada pada anak saya. Saya sebelumnya sudah berusaha menyelesaikan persoalan dengan baik-baik.”
Pernyataan tulus Siami tidak juga membuat massa tenang, sampai akhirnya polisi memutuskan untuk mengevakuasi Siami dan keluarganya. Siami diarahkan ke mobil polisi dengan pengamanan pagar betis. Namun massa tetap berusaha merangsek, ingin meraih tubuh Siami. Sejumlah warga bahkan sempat menarik-narik kerudung Siami hingga hampir terlepas. Siami akhirnya berhasil diamankan ke Mapolsek Tandes.
Baik Ny Siami dan suaminya enggan memberi komentar usai kericuhan. Namun, kakak kandung Siami, Saki, mengakui bahwa adiknya saat ini dalam tekanan yang luar biasa. “Dia tak tahan lagi dengan tekanan warga. Sampai tidak mau makan hari-hari ini. Nanti kami akan merasa tenang jika di Gresik,” kata Saki. Benjeng, Gresik adalah daerah asal Siami. Saat ini Al, anak Siami yang dipaksa memberi contekan, juga diungsikan ke Benjeng setelah rumahnya beberapa kali didemo warga.
Sementara itu, Ny Leni, perwakilan warga menyatakan bahwa pihaknya masih akan terus menuntut agar tiga guru yang dicopot tetap mengajar di SDN Gadel 2 dan menuntut Siami bertanggung jawab.
Prof Daniel M Rosyid yang juga Penasihat Dewan Pendidikan Jatim, menyesalkan tindakan warga Gadel yang berencana mengusir keluarga Siami, ibunda Al. “Tuntutan warga untuk mengusir keluarga Al tidak masuk akal. Itu tidak bisa dituruti,” katanya.
Daniel menilai tuntutan warga tersebut sudah tidak rasional. Perbuatan benar yang dilakukan ibu Al,Siami, dinilai warga justru malah salah. Tindakan menyontek rupanya sudah mengakar dan menjadi kebiasaan bahkan budaya di masyarakat. “Warga ternyata sakit,” katanya.
Lagi pula Kepala Sekolah Sukatman dandua guru kelas VI, Fatkhur Rohman dan Prayitno, sudah legowo dan menerima keputusan sanksi yang diberikan. “Saya kira ini kalau dibiarkan masyarakat akan sakit terus. Orang jujur malah ajur, ini harus kita cegah,” papar Daniel.
Sebelumnya, hasil tim independen pimpinan Daniel Rosyid menyampaikan temuannya bahwa Al, anak Siami, memang diintimidasi guru sehingga mau memberikan contekan. Namun, tim tidak menemukan cukup bukti sehingga Unas di SDN Gadel 2 perlu diulang. Alasannya tim independen tidak menemukan hasil jawaban Unas yang sistemik sama, dan nilai Unas punhasilnya tidak sama. Al ternyata membuat contekan yang diplesetkan. Al tidak seluruhnya memberikan jawaban yang benar. Dan kawannya pun tidak sepenuhnya percaya denganjawaban Al. Sehingga hasil ujian tidak sama.
Selain itu tim juga mempertimbangkan Unas ulang akan memberatkan siswa dan wali murid. Sanksi yang direkomendasikan yakni sanksi administratif dari Pemkot Surabaya kepada guru yang melakukan intimidasi kepada Al.
(sur) Sumber : http://www.fimadani.com/potret-bangs...-malah-hancur/

Bhante Panna gitu lho.... :jempol:
semua orang sebenarnya sakit jiwa, hanya kadarnya berbeda2....

di Jatim budayanya amat keras, cenderung kasar, jadi agak sulit meredam emosi masyarakatnya. apalagi tingkatan grass-root, yang notabene amat mudah sekali disulut. itulah sebabnya yang "melek politik" akan unggul dlm perolehan suara jika mereka berhasil merangkul grass-root, amat mudah dihasut, dikibulin, diiming2in, digosipin, langsung dah mereka segera tersulut dan bergerak...bayangin aja kalo kita sendirian diserbu massa ribuan, mau ga mau kita pasti KALAH. walau kita BENAR tapi dalam jumlah (massa) kita kalah, ga bakalan dah bisa menang.  ;D

satu2nya jalan adalah bagi yg terlibat tetap dikenai sangsi, sedang murid dan orang tuanya sebaiknya pindah saja, keluar dari daerah yg sangat rawan untuk perkembangan pribadi anak dan juga untuk penghidupan keluarga tsb selanjutnya. untuk murid2 yg lain yg terlibat nyontek namun mereka tidak menyontek MUTLAK, mereka tidak sama jawabannya itu menunjukkan mereka juga mengerjakan berdasarkan pikiran mereka sendiri, tentu tidak bisa dijatuhi sangsi, jadi ujian kembali tidak perlu dilakukan krn murid2 tetap mengerjakan sendiri (tidak menyontek mentah2). inilah wajah negeriku tercinta.... ;D
« Last Edit: 12 June 2011, 11:12:34 PM by pannadevi »

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Ungkap kejujuran malah diusir
« Reply #4 on: 12 June 2011, 11:35:30 PM »
kekuasaan membenarkan segala hal.
apalagi kelompok yg berkuasa....


bagaimana kalau ibu tsb wali kota ?
bagaimana kalau ibu tsb presiden ?


utk ibu tsb gak usah nangis, atau menyesal...
karna Buddha mengatakan org mulia kalau perbuatannya mulia, bukan dari kasta, dst...  (ingat cerita pengangkat tinja?)

itulah masyarakat kita bro, jika ibu itu seorang pejabat, mana mungkin mereka berani, paling cuma bisa menjawab,... njih bu... maaf bu... nyuwun sewu bro.. kulo lepat bu.. dll , jika orang yang tidak punya sosial tinggi  maka akan begitu mudah mereka berteriak, mencaci , menghina dan seperti di atas hukum sepihak(hukum rimba di berlakukan. kenapa sang kepala desa tidak dapat berbuat, karena dia takut tidak akan mendapatkan dukungan suara lagi dari masyarakat. ketidak adilan tidak bisa di pungkiri.. sudah menjadi tradisi
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Ungkap kejujuran malah diusir
« Reply #5 on: 13 June 2011, 02:17:26 AM »
Sebelumnya, Siami mengatakan, dirinyabaru mengetahui kasus itu pada 16 Meilalu atau empat hari setelah Unas selesai. Itu pun karena diberi tahu walimurid lainnya, yang mendapat informasi dari anak-anak mereka bahwa Al, anaknya, diplot memberikan contekan. Al sendiri sebelumnya tidak pernah menceritakan ‘taktik kotor’itu. Namun, akhirnya sambil menangis, Al, mengaku. Ia bercerita sejak tiga bulan sebelum Unas sudah dipaksa gurunya agar mau memberi contekan kepada seluruh siswa kelas 6. Setelah Al akhirnya mau, oknum guru itu diduga menggelar simulasi tentang bagaimana caranya memberikan contekan.
Siami kemudian menemui kepala sekolah. Dalam pertemuan itu, kepala sekolah hanya menyampaikan permohonan maaf. Ini tidak memuaskan Siami. Dia penasaran, apakah skenario contek-mencontek itumemang didesain pihak sekolah, atau hanya dilakukan secara pribadi oleh guru kelas VI.

Jika melihat dari berita-nya saja susah juga untuk melihat kebenaran-nya. Tapi si ibu ini tujuannya menunjukkan kejujuran kepada anak-nya atau memuaskan rasa ingin tahu-nya?  Padahal pihak sekolah sudah menerima keluhan-nya dan meminta maaf.


Quote
Setelah itu, dia mengadu pada Komite Sekolah, namun tidak mendapat respons memuaskan, sehingga akhirnya dia melaporkan masalah ini keDinas Pendidikan serta berbicara kepada media, sehingga kasus itu menjadi perhatian publik.
Kenapa harus diperpanjang dan sampai dia merasa harus bicara kepada media? Dengan ngotot begitu, kesan yang didapat seolah-olah seluruh anak yang lulus UNAS itu berhasil karena anak-nya. Sedangkan ibu itu sendiri, juga tidak mengetahui secara pasti kejadian-nya.Berapakah orangkah yang mendapat contekan?

Dan tanpa bukti yang kuat, dia melangkah sejauh itu. Sehingga tuntutan ibu itu menjadi fitnah di mata orang lain.
Tidak semudah itu untuk menyebar contekan di UNAS. Guru yang mengawas bukan guru sendiri. Dan berapa lama waktu yang tersisa setelah anak-nya menyelesaikan mengisi kertas ujian-nya? Dan berapa lama juga butuh waktu untuk membuat contekan dan menyebar-nya tanpa setahu guru.

Sewaktu saya sekolah dulu, kertas buram hanya ada waktu ujian hitungan. Diluar dari ujian hitungan, tidak dibenarkan ada kertas lain selain kertas ujian.


PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Ungkap kejujuran malah diusir
« Reply #6 on: 13 June 2011, 04:42:45 AM »
Quote
Itu pun karena diberi tahu walimurid lainnya, yang mendapat informasi dari anak-anak mereka bahwa Al, anaknya, diplot memberikan contekan. Al sendiri sebelumnya tidak pernah menceritakan ‘taktik kotor’itu. Namun, akhirnya sambil menangis, Al, mengaku. Ia bercerita sejak tiga bulan sebelum Unas sudah dipaksa gurunya agar mau memberi contekan kepada seluruh siswa kelas 6. Setelah Al akhirnya mau, oknum guru itu diduga menggelar simulasi tentang bagaimana caranya memberikan contekan.
Siami kemudian menemui kepala sekolah. Dalam pertemuan itu, kepala sekolah hanya menyampaikan permohonan maaf. Ini tidak memuaskan Siami. Dia penasaran, apakah skenario contek-mencontek itumemang didesain pihak sekolah, atau hanya dilakukan secara pribadi oleh guru kelas VI.
Setelah itu, dia mengadu pada Komite Sekolah, namun tidak mendapat respons memuaskan, sehingga akhirnya dia melaporkan masalah ini ke Dinas Pendidikan serta berbicara kepada media, sehingga kasus itu menjadi perhatian publik.

maaf sis, kelihatannya , rasa kesal si ibu cukup beralasan, dilihat dari cerita di atas
1. si anak di paksa gurunya untuk memberi contekan, hal ini cukup meresahkan bagi orang tua jika anak mereka di paksa memberikan contekan (ada kemungkinan dengan ancaman) dan hal itu di lakukan 3 bulan sebelum Unas, kenapa tidak gurunya saja yang memberikan pelajaran tambahan?
bagi saya pribadi jika anak saya di paksa memberikan contekan kepada anak lain oleh gurunya , sudah pasti saya tidak setuju.
 
2. dengan mudahnya pihak sekolah meminta maaf atas kejadian diatas seakan hal seperti itu permasalahan yang sangat sepele, jika hal ini di biasakan pihak sekolah dengan mudahnya hanya meminta maaf jika melakukan kesalahan2 apalagi pihak komite sekolahpun berkesan tidak peduli.

kebanyakan sekolah menggunakan berbagai cara agar anak didiknya lulus semua, karena hal ini akan menaikan pamor dari sekolah itu, tapi hal ini tidak di iringi dengan memperbaiki kurikulum pendidikan sekolah itu sendiri, entah memberi pelajaran extra, atau meminta bantuan pihak orang tua mengawasi murid untuk belajar jika di rumah. peran serta orang tua pun sebenarnya mempengaruhi kelulusan atau kenaikan putra putri mereka di sekolah karena jika hanya mengandalkan pihak sekolah belum tentu memberi hasil yang maximal.
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Ungkap kejujuran malah diusir
« Reply #7 on: 13 June 2011, 11:14:27 AM »
maaf sis, kelihatannya , rasa kesal si ibu cukup beralasan, dilihat dari cerita di atas
1. si anak di paksa gurunya untuk memberi contekan, hal ini cukup meresahkan bagi orang tua jika anak mereka di paksa memberikan contekan (ada kemungkinan dengan ancaman) dan hal itu di lakukan 3 bulan sebelum Unas, kenapa tidak gurunya saja yang memberikan pelajaran tambahan?
bagi saya pribadi jika anak saya di paksa memberikan contekan kepada anak lain oleh gurunya , sudah pasti saya tidak setuju.
 
2. dengan mudahnya pihak sekolah meminta maaf atas kejadian diatas seakan hal seperti itu permasalahan yang sangat sepele, jika hal ini di biasakan pihak sekolah dengan mudahnya hanya meminta maaf jika melakukan kesalahan2 apalagi pihak komite sekolahpun berkesan tidak peduli.

kebanyakan sekolah menggunakan berbagai cara agar anak didiknya lulus semua, karena hal ini akan menaikan pamor  dari sekolah itu, tapi hal ini tidak di iringi dengan memperbaiki kurikulum pendidikan sekolah itu sendiri, entah memberi pelajaran extra, atau meminta bantuan pihak orang tua mengawasi murid untuk belajar jika di rumah. peran serta orang tua pun sebenarnya mempengaruhi kelulusan atau kenaikan putra putri mereka di sekolah karena jika hanya mengandalkan pihak sekolah belum tentu memberi hasil yang maximal.
Betul, tapi apakah itu sudah terbukti memang terjadi paksaan seperti itu? Yang kita baca dari berita ini hanya keterangan sepihak. Kalau saya pribadi sih tidak yakin terjadi-nya persis seperti yang diucapkan sang ibu.

Siswa kelas 6 SD lagi, sejauh apa baru kecerdikan mereka untuk melakoni hal seperti itu.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Ungkap kejujuran malah diusir
« Reply #8 on: 13 June 2011, 11:17:36 AM »
Betul, tapi apakah itu sudah terbukti memang terjadi paksaan seperti itu? Yang kita baca dari berita ini hanya keterangan sepihak. Kalau saya pribadi sih tidak yakin terjadi-nya persis seperti yang diucapkan sang ibu.

Siswa kelas 6 SD lagi, sejauh apa baru kecerdikan mereka untuk melakoni hal seperti itu.
memang sih sis, hal tersebut sulit dibuktikan, tapi dengan permintaan maaf sang guru itu sudah menjadi bukti, jika memang tidak pernah menyuruh atau tidak pernah berbuat salah pasti dia akan tetap pada pendirian dan tidak akan mengakui. sedang sifat anak kelas 6 lebih cenderung tertutup, tidak berani mengadu dan masih takut dengan ancaman.
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Ungkap kejujuran malah diusir
« Reply #9 on: 13 June 2011, 11:23:39 AM »
memang sih sis, hal tersebut sulit dibuktikan, tapi dengan permintaan maaf sang guru itu sudah menjadi bukti, jika memang tidak pernah menyuruh atau tidak pernah berbuat salah pasti dia akan tetap pada pendirian dan tidak akan mengakui. sedang sifat anak kelas 6 lebih cenderung tertutup, tidak berani mengadu dan masih takut dengan ancaman.
Seperti apakah pihak sekolah itu meminta maaf?? Kalau yang saya perkirakan paling sebatas formalitas jika ada yang datang komplain. Dan itu tidak bisa dijadikan patokan.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Ungkap kejujuran malah diusir
« Reply #10 on: 13 June 2011, 11:35:50 AM »
dudut, betul-betul dudut . . . . . .

Pihak yang benar malah harus minta maaf pada yang salah, pada keluarga yang menyontek.

Benar2 sudah terbalik dunia ini.
Mungkin ini lah yang disebut kebodohan oleh guru buddha, menganggap yang salah sebagai benar dan menganggap yang benar sebagai salah, sehingga menyebabkan kelak seseorang terlahir kembali dengan IQ jongkok.
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Ungkap kejujuran malah diusir
« Reply #11 on: 13 June 2011, 11:54:22 AM »
Seperti apakah pihak sekolah itu meminta maaf?? Kalau yang saya perkirakan paling sebatas formalitas jika ada yang datang komplain. Dan itu tidak bisa dijadikan patokan.

kalau melihat keseluruhan dari cerita diatas kata maaf yang di sampaikan kepala sekolah bukan formalitas belaka sis, tapi memang kesulitannya kita tidak bisa mendapatkan cerita dari pihak sekolah maupun furu yang bersangkutan.
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Ungkap kejujuran malah diusir
« Reply #12 on: 13 June 2011, 12:05:35 PM »
kalau melihat keseluruhan dari cerita diatas kata maaf yang di sampaikan kepala sekolah bukan formalitas belaka sis, tapi memang kesulitannya kita tidak bisa mendapatkan cerita dari pihak sekolah maupun furu yang bersangkutan.
Kalau perminta-maafan yang digelar itu, sudah jelas untuk meredakan warga dan mencari perdamaian. Kedua-nya diminta untuk saling meminta maaf. Jika pihak sekolah tidak ikut melakukan, maka posisi si ibu akan menjadi lebih parah di mata warga.

Dan karena kita tidak bisa mendapat cerita lengkap-nya jadi kita tidak bisa langsung menuding yang mana benar dan salah.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Ungkap kejujuran malah diusir
« Reply #13 on: 13 June 2011, 12:15:38 PM »
Kalau perminta-maafan yang digelar itu, sudah jelas untuk meredakan warga dan mencari perdamaian. Kedua-nya diminta untuk saling meminta maaf. Jika pihak sekolah tidak ikut melakukan, maka posisi si ibu akan menjadi lebih parah di mata warga.

Dan karena kita tidak bisa mendapat cerita lengkap-nya jadi kita tidak bisa langsung menuding yang mana benar dan salah.

betul sis, kalau permintaan maaf yang di gelar warga hanya sebagai formalitas, tapi berbeda dengan yang ini
Quote
Siami kemudian menemui kepala sekolah. Dalam pertemuan itu, kepala sekolah hanya menyampaikan permohonan maaf.

bukan langsung menuding sis, pihak yang berwenang adalah depdiknas , mereka tidak akan mungkin memberhentikan guru jika tidak ada bukti atau pengakuan dari guru tersebut.
Quote
Akibat kasus contekan massal di sekolahnya, Sukatman dan dua guru kelas VI dicopot
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Ungkap kejujuran malah diusir
« Reply #14 on: 13 June 2011, 02:33:09 PM »
Buruk muka cermin dibelah... orang tua murid lainnya "MALU" karena anak-nya contek, terus menyalah-kan orang lain... itulah demokrasi dominasi mayoritas terhadap minoritas...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

 

anything