//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta  (Read 80693 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #150 on: 28 August 2008, 11:06:16 AM »
Selain khanika samadhi, apakah ada cara lain? Atau setidaknya, apakah Pak Hudoyo percaya ada hal lain selain khanika samadhi yang bisa membawa orang pada pemahaman "anatta" yang bukan konsep?

Saya hanya bisa berspekulasi di sini, karena saya tidak tahu persis pengalaman batin orang lain ... Menurut penuturannya, Bernadette Roberts mencapai lenyapnya aku dan Tuhan begitu saja, secara spontan, ketika tidak berlatih apa-apa, tidak mengharapkan apa-apa. ... Anda sudah pernah baca bukunya? ... Saya punya e-booknya.

Salam,
hudoyo
Pengalaman pribadi seseorang tidak bisa jadi patokan pak, kalau cerita2 gitu juga bisa ditambah2i atau dikurangi khan pak jangan percaya 100% :))
itu khan bisa saja klaim sepihak :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #151 on: 28 August 2008, 11:09:17 AM »
Iya betul tapi 1 resep itupun bisa over dosis tuh pak kalao pemakaiannya berlebihan :))

OOT   :backtotopic:

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #152 on: 28 August 2008, 11:13:52 AM »
:)) satu penyakit hilang,muncul penyakit lainnya apakah resepnya sama?
Misal sakit pilek sembuh, lalu muncul kusta, apakah resepnya sama?
Apakah Pak Hud sudah sembuh total dengan satu resep itu dan tidak akan pernah terjangkiti penyakit lainnya?
 _/\_

Di sini cuma ada satu penyakit, yaitu 'dukkha' dan 'sumber dukkha' ... cuma ternyata resepnyalah yang bermacam-macam ...

Saya sih belum sembuh total, baru "setengah sembuh" ... :) ... Tapi saya yakin, kalau resepnya saya makan terus maka saya akan sembuh total ... Mengapa yakin? ... Karena saya sudah pernah merasakan 'sembuh total' sekalipun cuma sementara. ...

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #153 on: 28 August 2008, 11:19:17 AM »

:)) dan ada yang ambil 1 resep, dianggap bisa menyembuhkan dan resep yang lain dianggap tidak valid :))
Dokter utama khan bikin resep banyak tuh :))

Kalau 1 resep cocok bagi seseorang sampai sembuh, buat apa ia repot-repot dengan semua resep yang lain? ... Resep-resep yang lain mungkin saja valid bagi orang lain (lihat diskusi saya dengan Rekan Sumedho), tapi bagi orang yang sudah sembuh dengan 1 resep, resep-resep yang lain TIDAK RELEVAN. (Ia tidak mempersoalkan valid-tidaknya resep-resep yang lain.)

Sayangnya, banyak umat Buddha merasa bangga dengan banyaknya resep yang diresepkan oleh Sang Buddha, tapi tidak pernah memakan obatnya sedikit pun.

Sayang umat/praktisi MMD belum sadar makan satu resep sembuh tapi muncul penyakit lainnya dan tetap makan resep yg sama, akhirnya beneran sakit berkepanjangan.  ;D

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #154 on: 28 August 2008, 11:22:57 AM »
:)) satu penyakit hilang,muncul penyakit lainnya apakah resepnya sama?
Misal sakit pilek sembuh, lalu muncul kusta, apakah resepnya sama?
Apakah Pak Hud sudah sembuh total dengan satu resep itu dan tidak akan pernah terjangkiti penyakit lainnya?
 _/\_

Di sini cuma ada satu penyakit, yaitu 'dukkha' dan 'sumber dukkha' ... cuma ternyata resepnyalah yang bermacam-macam ...

Saya sih belum sembuh total, baru "setengah sembuh" ... :) ... Tapi saya yakin, kalau resepnya saya makan terus maka saya akan sembuh total ... Mengapa yakin? ... Karena saya sudah pernah merasakan 'sembuh total' sekalipun cuma sementara. ...

Itu namanya obat/resepnya yg dimakan ngak cespleng Pak :))

Ok kita back to topik lagi, biar ngak OOT :)) ;D
« Last Edit: 28 August 2008, 11:25:36 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #155 on: 28 August 2008, 11:24:32 AM »
OK, terima kasih atas penjelasannya!  :)
Bernadette Roberts pernah disinggung dalam thread2 lain, jadi saya pernah baca sedikit. Kalo boleh, jika ada yang menurut Pak Hudoyo menarik atau bisa memberikan masukan, mungkin Pak Hudoyo bisa post di forum?

 _/\_  Kalau ada informasi yang menarik mengenai kesadaran  & meditasi tentu akan saya bagi di thread MMD.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #156 on: 28 August 2008, 11:25:09 AM »
dah ah cukup cukup :))
:backtotopic:
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #157 on: 28 August 2008, 11:28:17 AM »
Pengalaman pribadi seseorang tidak bisa jadi patokan pak, kalau cerita2 gitu juga bisa ditambah2i atau dikurangi khan pak jangan percaya 100% :))
itu khan bisa saja klaim sepihak :)

Saya tidak berpatokan pada pengalaman Bernadette Roberts kok. ...
Tentang membaca pengalaman orang lain, saya selalu bersikap kritis, baik terhadap buku Bernadette Roberts maupun terhadap Tipitaka, karena saya tahu Tipitaka baru ditulis EMPAT RATUS TAHUN setelah Sang Buddha wafat.
« Last Edit: 28 August 2008, 11:32:20 AM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #158 on: 28 August 2008, 11:30:10 AM »
Sayang umat/praktisi MMD belum sadar makan satu resep sembuh tapi muncul penyakit lainnya dan tetap makan resep yg sama, akhirnya beneran sakit berkepanjangan.  ;D

Saya sudah bilang, penyakitnya cuma satu, yaitu 'dukkha' dan 'sebab dukkha'. ...
Bagi saya, obatnya cuma satu ... dan minum sampai sembuh.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #159 on: 28 August 2008, 11:31:37 AM »

:)) dan ada yang ambil 1 resep, dianggap bisa menyembuhkan dan resep yang lain dianggap tidak valid :))
Dokter utama khan bikin resep banyak tuh :))

Kalau 1 resep cocok bagi seseorang sampai sembuh, buat apa ia repot-repot dengan semua resep yang lain? ... Resep-resep yang lain mungkin saja valid bagi orang lain (lihat diskusi saya dengan Rekan Sumedho), tapi bagi orang yang sudah sembuh dengan 1 resep, resep-resep yang lain TIDAK RELEVAN. (Ia tidak mempersoalkan valid-tidaknya resep-resep yang lain.)

Sayangnya, banyak umat Buddha merasa bangga dengan banyaknya resep yang diresepkan oleh Sang Buddha, tapi tidak pernah memakan obatnya sedikit pun.

Sayang umat/praktisi MMD belum sadar makan satu resep sembuh tapi muncul penyakit lainnya dan tetap makan resep yg sama, akhirnya beneran sakit berkepanjangan.  ;D



Hm... sebetulnya bukan masalah resep dan penyakit juga. Yang utama adalah "diagnosa" penyakit dulu. Kalau orang tidak tahu apa sakit yang dideritanya, maka asal2an coba resep juga bisa "gawat". Jaman dulu, seorang Buddha bisa mendiagonosa secara tepat penyakit orang lain dan merumuskan resep yang tepat. Jaman sekarang tidak ada lagi yang seperti itu, jadi mau tidak mau kita harus "mendiagnosa" diri sendiri (karena tidak mungkin orang lain mengetahui 'penyakit' kita), mencari resep yang kira2 cocok dan makan obatnya.

Kalau saya pribadi, tidak mengatakan "penyakit" ini umum di Buddhis/non-Buddhis, Praktisi MMD/bukan, karena kebanyakan baca sutta/kitab suci atau malpraktek. Saya percaya penyakit apapun ada di manapun. Yang terbaik adalah "mendiagnosa" diri sendiri (karena hal itu yang paling mungkin).

 _/\_

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #160 on: 28 August 2008, 11:33:25 AM »
_/\_

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #161 on: 28 August 2008, 11:34:06 AM »
Pengalaman pribadi seseorang tidak bisa jadi patokan pak, kalau cerita2 gitu juga bisa ditambah2i atau dikurangi khan pak jangan percaya 100% :))
itu khan bisa saja klaim sepihak :)

Saya tidak berpatokan pada pengalaman Bernadette Roberts kok. ...
Tentang membaca pengalaman orang lain, saya selalu bersikap kritis, baik terhadap buku Bernadette Roberts maupun terhadap Tipitaka, karena saya tahun Tipitaka baru ditulis EMPAT RATUS TAHUN setelah Sang Buddha wafat.
ya kritis boleh sih pak ;D kalo bagi aye sutta itu mo dikritis in apanya itu hanyalah sebuah kitab dan ajaran sang Buddha, itu saja toh tidak lain , bukan untuk di tafsir2 kan dan di kritis2 segala, apa untungnya :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #162 on: 28 August 2008, 11:36:06 AM »
jd kesimpulannya perlu "BELAJAR" kan pak hud?
gmn caranya memberi nasehat/resep ke orang lain, kalo ga ada yg "dipelajari"?

Di sini, 'belajar' itu sekaligus 'menerapkan'. ... Tidak perlu belajar teori apa-apa. ... Apa yang diterapkan? ... Amati pikiran dan gerak-gerik aku-mu.

yg saya bold ini kayaknya teori juga ya, pak hud. :)

Quote
Quote
menurut saya, tergantung penyakitnya ya pak..
kalo sakit cacar, yg dipake resep obat batuk..
buat apa diminum pak?
toh ga sembuh dr penyakit cacarnya..

Maap, ini sudah OOT.

setahu saya, masih nyambung ama topik koq pak hud.
penyakit2 batin, itu banyak macem loh pak..
ada kebencian, ada keserakahan, ada kebodohan, ada iri hati, ada kesombongan, ada tidak peduli, dll..
Sang Buddha, sebagai dokter ahli meresepkan berbagai obat utk mengatasi setiap penyakit yang ada, karena Beliau memahami bahwa setiap orang memiliki penyakit yang berbeda-beda.
tujuannya sama, agar mereka yg mempelajari dan mempraktekkannya bebas dari 'Dukkha' dan sebab 'Dukkha'.
 _/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #163 on: 28 August 2008, 11:37:46 AM »
ya kritis boleh sih pak ;D kalo bagi aye sutta itu mo dikritis in apanya itu hanyalah sebuah kitab dan ajaran sang Buddha, itu saja toh tidak lain , bukan untuk di tafsir2 kan dan di kritis2 segala, apa untungnya :))

Kalau Anda mengidentikkan Tipitaka dengan "ajaran Buddha", silakan saja.
Di situ saya bersikap kritis ... bagi saya, tidak semua yang ada Tipitaka "ajaran Buddha".
« Last Edit: 28 August 2008, 11:46:45 AM by hudoyo »

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #164 on: 28 August 2008, 11:42:01 AM »
ya kritis boleh sih pak ;D kalo bagi aye sutta itu mo dikritis in apanya itu hanyalah sebuah kitab dan ajaran sang Buddha, itu saja toh tidak lain , bukan untuk di tafsir2 kan dan di kritis2 segala, apa untungnya :))

Kalau Anda mengidentikkan Tipitaka dengan "ajaran Buddha", silakan saja.
Di situ saya bersikap kritis ... bagi saya, tidak semua yang ada Tipitaka "ajaran Buddha".

kalau itu pendapat pribadi, pak hudoyo.
bagi saya silahkan saja.
sah2 saja utk berargumen ttg isi Tipitaka.
jd inget bro morpheus. :)


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

 

anything