//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MONSTER-MONSTER LAUTAN KEPUASAN DAN LATIHAN SILA  (Read 2249 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
MONSTER-MONSTER LAUTAN KEPUASAN DAN LATIHAN SILA
« on: 29 October 2007, 11:35:00 AM »
[
b]MONSTER-MONSTER LAUTAN KEPUASAN DAN LATIHAN SILA[/b]

Suatu pagi yang cerah, ketika kita menyusuri pinggiran kota, di kiri kanan jalan terbentang hamparan sawah nan luas. Suatu kontras terlihat di sebuah sudut pandang, di antara tanaman padi nan hijau, terpancang beberapa varietas tanaman jeruk keprok yang ditanam secara teratur. Memang tanaman jeruk keprok tersebut tidak begitu nyata terlihat perbedaan, karena ketika itu kendaraan yang ditumpangi berjalan dengan cukup cepat. Di samping itu, kondisi tumbuh tanaman jeruk keprok tersebut sangat memadai (optimum).
Tidaklah tertutup kemungkinan bahwa pemandangan tersebut akan menjadi kondisi bagi seseorang sehingga ingatan (memori) akan materi pelajarannya di sekolah muncul dalam benak kesadarannya.
Suatu materi pelajaran ilmu alam antara lain mengupas tentang sifat potensial (sifat tak terlihat) dari beberapa jenis tanaman yang sama (misalnya beberapa jenis tanaman jeruk keprok) dalam hubungannya dengan lingkungan tumbuh tanaman tersebut. Tanaman jeruk akan tumbuh dan menghasilkan buah yang baik apabila faktor-faktor produksinya memadai (optimum). Hal ini bukan berarti tidak ada tanaman jeruk yang tumbuh cukup baik dalam keadaan di bawah optimum (suboptimum).   
   Perilaku lingkungan kimia fisik dan organisme di sekitar tanaman jeruk keprok tersebut sangat besar peranannya dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman jeruk.
   Dalam kondisi suboptimum, beberapa varietas jeruk keprok akan memberikan respon (tanggapan) yang negative sedangkan yang lainnya biasa saja. Beberapa varietas mungkin tahan terhadap kondisi tanah masam, lainnya tidak begitu tahan. Beberapa varietas jeruk keprok yang lain mungkin tahan kering, sedang yang lainnya kurang tahan. Ada juga jeruk keprok yang tahan panas, ada juga yang tidak tahan panas. Demikian pula terhadap unsur makanan, ada jeruk keprok yang cukup memerlukan sedikit kalsium dan kalium, sedangkan jeruk keprok lainnya akan memberikan buah yang “GAMBOS”. Jeruk keprok yang tahan gangguan hama penyakitnya dapat dijumpai.
   Jeruk keprok tidak dapat berteriak minta tolong untuk mengatasi kondisi suboptimum tersebut. Paling banter……dalam waktu yang cukup lama….mereka akan teradaptasi. Mungkin karena terpaksa atau mungkin karena sifat bawaannya (kecenderungan sejak dulu kala).
   Nah !!! andaikata keadaan suboptimum ini menerpa manusia, bagaimana respon yang diberikannya???
   Misalnya, seseorang yang hidup serba cukup, sehat selalu, enak selalu; mereka tidak mengetahui keserakahan atau kebencian yang bekerja dalam dirinya. Kekotoran batin tersebut tidak muncul ke permukaan karena lautan kepuasan yang harus ditembusnya cukup dalam. Namun, andaikata orang tadi ditempatkan di sebuah gubuk, makanan sederhana sekali sehari dan sebuah disiplin ketat mengatur segala tindak tanduknya; lihat! Apa yang terjadi?
   Monster-monster dari kedalaman laut kepuasan akan muncul kepermukaan dan berteriak-teriak minta air supaya mereka tenggelam kembali dalam lautan kepuasan yang selalu dialami sebelumnya. Keadaan seperti ini sering kali dijumpai dalam pengalaman hidup seseorang yang selalu terpenuhi segala keinginannya. Apabila ia berada di suatu tempat yang jauh dari keadaan yang biasa dialaminya, maka monster-monster keserakahan dan kebencian akan muncul makin kuat dan jelas. Apabila ia tidak memiliki usaha (viriya), perhatian (sati), konsentrasi dan pengertian yang benar, maka monster-monster tersebut akan menampakkan dirinya dengan lebih jelas dalam bentuk pikiran, ucapan dan perbuatan jasmani majikannya. Ini suatu gejala aneh yang tidak aneh.
   Lingkungan suboptimum memberi kondisi yang tepat untuk munculnya segala macam buah (vipaka) dari kecenderungan dan tumpukan perbuatan (karma) yang lampau. Vipaka ini akan ditanggapi oleh seseorang putthujana yang mengalaminya. Ternyata, respon tersebut sangat bervariasi. Sifat egois (keakuan) tampak semakin jelas pada sebagian orang (yang dalam kondisi optimum mungkin ia dikenal tidak egois). Ibarat tanaman yang pupuknya dikurangi; tanaman ini akan menyedot unsur pupuk dari dalam tanah sehingga tanaman sekitarnya kalah dan merana.
   Sementara itu sebagian orang lainnya menunjukkan cirri kemelekatannya kepada suatu jenis barang. Ibarat tanaman yang tidak mendapatkan unsur mikro magnesium, ia akan menguning dan merana. Namun, tidak dapat disangkal bahwa ada juga yang cukup memaklumi keadaan yang sedang dialaminya.
   Sikap adaptasi manusia terhadap kondisi suboptimum ini ada yang berupa keterpaksaan (Selanjutnya membuat batin tertekan), ada pula yang dikarenakan latihan dan pengertian yang telah dipupuknya dalam waktu yang lama.
   Pengendalian diri tidak akan muncul dengan baik apabila tidak pernah dilatih secara bertahap. Karena latihan bertahap akan memberi kecenderungan (trend), dan akumulasi serta kecenderungan ini akan menentukan sikap seseorang  dalam menghadapi suatu masalah.
   Kekotoran-kekotoran batin dapat di kendalikan dengan baik apabila mereka dapat dilihat dan diketahui dengan jelas. Makin kuat munculnya, makin jelas terlihat. Tidaklah mungkin seseorang mengendalikan kekotoran batin tersebut apabila kekotoran batin ini tidak nyata.
   Pelaksanaan delapan latihan sila akan memberikan kondisi kepada pelaksanaannya untuk melihat lebih jelas kekotoran batin yang muncul dalam dirinya selama melakukan latihan tersebut. Musuh yang tidak dikenal dan tak terlihat sangat sulit ditaklukkan, tetapi musuh yang dikenal dengan baik, tidak ada harapan untuk menang apabila diserang dengan usaha benar, perhatian benar dan konsentrasi benar.
   Sila patut dilatih dan dilaksanakan, dan pengendalian diri terhadap kekotoran batin yang muncul selama melakukan latihan sila tersebut merupakan sisi yang unik, yang hanya dapat diselami oleh mereka yang mempraktekkannya dengan sungguh- sungguh…..!
   Dengan melaksanakan sila berakibat terlahir di dalam bahagia
   Dengan melaksanakan sila berakibat memperoleh kekayaan (dunia dan Dhamma)
   Dengan melaksanakan sila, memberi kondisi untuk terealisasinya Nibbana
   Sebab itu, marilah kita melaksanakan sila dengan sempurna.

Pustaka Acuan Utama :
Lay Buddhist Practice by Phra Khantipalo

DHAMMA STUDY GROUP, BOGOR
9 Juni 1988

 _/\_   :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are