//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Solidaritas untuk Myanmar!  (Read 12821 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #30 on: 03 October 2007, 11:21:45 AM »
stop perdagangan ke negara itu.
There is no place like 127.0.0.1

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #31 on: 04 October 2007, 01:02:47 AM »
thx ko Medho... ;D

skarang kok dah gk ada berita lage yak?

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #32 on: 04 October 2007, 05:37:22 AM »
Ya mudah2an saja embargonya sukses, tapi bagusnya embargo persenjataan militer se. Tapi bila hanya Amerika saja, Junta dkk bisa supply dari China dan Rusia. Tidak tahu sekarang apakah Amerika dan Rusia masih kayak Anjing dan Kucing
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline cowcool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 132
  • Reputasi: 7
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #33 on: 04 October 2007, 09:41:50 AM »
imho embargo militer ga efek buat Junta . merka tidak butuh tank , pesawat , rudal ... yg mereka butuhkan cuma pistol, senapan dan pentungan buat melawan rakyat.
ShoeDistro.com
Depotkantor.com

Offline indavadi

  • Teman
  • **
  • Posts: 74
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #34 on: 04 October 2007, 12:00:05 PM »
Bebaskan "Masyarakat" Burma, en bukan bebaskan Burma, saya jadi bingung apa yang sebenarnya "terjadi" diBurma? apakah berdasar atas keinginan rakyat untuk menggulingkan Junta Militer, atau hanya karena segelintir oknum yang terkekang oleh kondisi Junta? apa yang bisa Burma lakukan ketika mereka telah "free"?. Yang kita inginkan bersama adalah "masyarakat" Burma yang terbebas dan bukan Burma yang "bebas" dari junta dan kemudian masuk dalam "sel" kekuatan asing. Jgn kejadian Thailand kembali terulang, kita sudah seharusnya belajar dari sejarah.
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta

Offline langitbiru

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 547
  • Reputasi: 23
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #35 on: 04 October 2007, 12:11:50 PM »
beli pistol, senapan ama pentungan mesti ada duit. jd embargo emang perlu *btw..emang ada embargo militer? adanya embargo perdagangan klga salah* ;D

indavadi : pd thn 1988, sdh ada pemilihan umum dan dimenangkan oleh Aung San Suk Yi, tp pihak militer tdk menyetujuinya dan kmdn menangkan Aung San Suk Yi dan banyak anak buah Aung San Suk Yi yg dibunuh, sebagian dr mereka melarikan diri ke negara lain dan mendirikan pemerintahan burma *lupa dimana*. jd bukan segelintir oknum, tp militer yg mengkudeta hasil pemilu.
oni... kao titi bobo... gigi...

Offline indavadi

  • Teman
  • **
  • Posts: 74
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #36 on: 04 October 2007, 01:05:29 PM »
bluesky (biar keren dikit lah hehehe), gini toh maksud saya, apa yang dihadapi Burma (Myanmar) saat ini tidaklah semudah yang dibilang bahwa junta militer dalang semuanya, tetapi yang lebih jauh lagi, ada "kekuatan-kekuatan" asing yang ikut berperang didalamnya, saya setuju jika Burma dibebaskan, tetapi bebaskanlah rakyat, dan jangan Burma, karena Burma tidak siap untuk bebas!. Mereka masih belum bisa menerima yang namanya demokrasi, yang ada nantinya malah kepentingan asing yang masuk, itu sangatlah berbahaya bagi rakyat burma itu sendiri dan juga umat Buddhist.
Contoh dari kasus lain adalah ketika Afganistan masih dikuasai oleh sistem kerajaan, saat tersebut selalu dikenal sebagai saat yang aman dan damai, tetapi "antek" demokrasi ikut bermain dan akhirnya kudeta terjadi dan Afganistan sekarang menjadi republik. Tapi apa yang terjadi selanjutnya?
Semua sudah jelas mengenai apa yang terjadi selanjutnya.

Burma harus "bebas", bebas dari kepentingan asing, dan bebas dari rongrongan yang berkedok demokrasi..
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #37 on: 04 October 2007, 11:31:27 PM »
Myanmar Than Shwe, Jenderal yang Percaya Takhayul Junta Myanmar
dianggap sebagai salah satu rezim yang paling diliputi rahasia di dunia. Karena
itu cerita soal tokoh terkuat junta itu, Than Shwe, yang mengetuai Dewan
Perdamaian dan Pembangunan Negara (State Peace and Development Council/SPDC) ,
badan 12 jenderal penguasa negara itu, selalu saja menarik. Lahir Februari 1933
di dekat Mandalay, Myanmar tengah, saat masih dijajah Inggris, Than Shwe bekerja
sebagai seorang pegawai pos sebelum bergabung dengan tentara tahun
1953. Dia seorang perwira militer karier yang berani dan loyal. Giginya sampai
terpotong saat memberantas pemberontakan militer. Dia juga pernah bergabung di
bagian perang psikologis. Loyalitasnya membuatnya meraih 16 bintang kehormatan.
Than Shwe akhirnya menjadi orang tertinggi militer dengan gelar "Jenderal
Senior" tahun 1992. Dia menggantikan Jenderal Saw Maung, yang pensiun karena
kesehatan. "Dia menuntut kesetiaan. Dia sungguh seorang serdadu asli," kata
Razali Ismail, mantan utusan khusus PBB ke Myanmar yang telah bertemu Than Shwe
berkali-kali.
"Dia menganggap dirinya seorang patriot, seorang nasionalis. Dia kerap
berbicara mengenai pengorbanan yang dia dan generasinya telah buat." Dia
kabarnya seorang yang introver dan percaya takhayul, dengan sering meminta
nasihat para ahli nujum. Diplomat Barat yang bertemu Than menggambarkannya
sebagai tak punya rasa humor, kaku, dan cupet. Than Shwe jarang memberi
pernyataan di muka umum kecuali pada Hari Angkatan Bersenjata Myanmar. Tahun
ini, jenderal berusia 74 tahun itu di depan militer memperingatkan bahwa Myanmar
masih menghadapi bahaya dari
"negara-negara kuat" yang mencoba melemahkan militer. "Mereka mencoba
menanamkan bibit-bibit perselisihan dan pertikaian tidak hanya di antara ras-ras
nasional, tetapi juga di dalam masing-masing kelompok etnis di berbagai bidang,
seperti agama, ideologi, dan kelas sosial," kata Than Shwe. Menurut diplomat dan
analis, pada tahun-tahun terakhir, saat kesehatannya menurun, perilakunya kian
aneh. Tahun 2005, nyaris dalam sekejap, ia memindahkan ibu kota Myanmar dari
Yangon ke tempat terpencil 400 kilometer di utara. Ibu kota baru bernama
Naypyidaw (Naypyitaw) alias kediaman para raja. Untuk menyambut Hari Angkatan
Bersenjata pertamanya di sana, dia membangun patung raksasa dari era raja-raja
Burma. "Dia ingin tampak agung," ujar seorang diplomat Barat yang minta tak
disebutkan namanya. Kini, kesehatannya yang memburuk memaksanya untuk lebih
banyak di Naypyidaw. "Dia kini lebih bergantung pada perwira-perwira junior dan
ahli nujumnya sebagai panduan," ujar
Larry Jagan, analis Myanmar. Salah satu perjalanannya ke luar ibu kota adalah
menghadiri pesta perkawinan putrinya tahun lalu di Yangon. Pesta senilai 300.000
dollar AS (sekitar Rp 2,85 miliar) yang membuat marah rakyat. Pasangan itu juga
menerima hadiah perkawinan bernilai 50 juta dollar
AS. Dia menolak memberi kekuasaan ke Liga Nasional untuk Demokrasi pimpinan
Aung San Suu Kyi. Dia sangat tak menyukai Suu Kyi. Than Shwe pernah meninggalkan
acara pertemuan dengan seorang dubes hanya karena nama Suu Kyi disebut.


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com