//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Pages: 1 ... 372 373 374 375 376 377 378 [379]
5671
Meditasi / Re: Jhana dan tingkat kesucian
« on: 13 December 2007, 04:00:19 PM »
Eh, salah lagi, cuma ada tiga macam :

Ahetu-patisandhika : kesadaran kelahiran tidak disertai 3 akar kebajikan, kalau jadi manusia biasanya cacat : buta, tuli, cacat mental, dll.
Dvihetu-patisandhika : alobha dan adosa
Tihetu-patisandhika : cuma ditemui pada manusia dan makhluk2 surgawi

Terus, ada klasifikasi makhluk yang bertemu dengan sasana :
Ugghatitannu : yang bertemu langsung dengan Buddha, dan mampu mencapai ariya setelah diberitahu secara singkat
Vipancitannu : yang bertemu langsung dengan Buddha, dan mampu mencapai ariya setelah dibabarkan agak panjang
Neyya : yang perlu mempelajari ceramah dan pembabaran, dan berlatih 7 hari sampai 60 tahun secara giat dibawah bimbingan guru yang sesuai agar mencapai ariya
Padaparama : yang tidak bisa mencapai ariya dalam kehidupan ini, tapi bisa mencapai ariya pada kehidupan selanjutnya, dengan syarat mati pada saat meditasi samatha atau vipassana, dan terlahir kembali sebagai manusia atau dewa, asal sasana masih ada.

Nah, kalau padaparama ini karena ada karma yang menghalangi maka ia tidak bisa menjadi ariya dalam kehidupan sekarang.

Jaman sekarang cuma ada Neyya dan Padaparama, kalau mau jadi sottapana harus berlatih secara tekun bodhipakkhiya, yang meliputi satipatthana, usaha benar, dll. Padaparama bisa jadi sottapanna dalam kehidupan berikutnya.

5672
Meditasi / Re: Jhana dan tingkat kesucian
« on: 13 December 2007, 03:47:33 PM »
Kalau dari Abbhidhamma, makhluk hidup diklasifikasikan sesuai dengan kesadaran kelahiran (birth conciousness), jadi yang dimaksud adalah orang yang pada saat tumimbal lahir bersekutu dengan ketiga akar kebajikan. Ada yang cuma 2, ada yang 1, dan ada yang kesadaran kelahirannya tidak bersekutu sama sekali dengan 3 akar kebajikan. Kalau menilik Abbhidhamma, hanya yang bersekutu dengan 3 akar kebajikan yang bisa mencapai pencapaian (jhanna atau magga dan phala). Jadi 3 akar lobha dosa moha bukannya tidak ada. Kelihatannya saya salah tulis...

Kalau di Sutta-Sutta Buddha pernah berkata jangan berharap dapat jhanna dalam kehidupan ini, apalagi kehidupan sebagai ariya, contohnya pada cerita saat Buddha berdiam di hutan ditemani gajah, ketika akan meninggalkan hutan Buddha berkata kepada gajah. Kelihatannya sih kalau jhana saja tidak bisa, apalagi jadi ariya.

Kalau deskripsi yang di atas, dari Milindapanha.

5673
Vegetarian / Re: [ASK] Apakah Sang Buddha Mewajibkan kita berVegetarian?
« on: 12 December 2007, 09:59:45 PM »
Setahu saya di Shurangama Sutra, Brahma Sutra, dan Lankavatara Sutra (Mahyana) tidak ada larangan, tapi cuma disarankan. Di Tipitaka juga tidak ada larangan, tapi juga tidak ada anjuran.

Biasanya argumentasi yang muncul :
Buddha makan daging (terjemahan Pali), Buddha tidak makan daging (terjemahan Pali salah), Vegetarian lebih berwelasasih daripada pemakan daging (belum tentu), Pemakan bebas lebih seimbang batinnya dari vegetarian (belum tentu), vegetarian mengurangi pembunuhan tidak langsung (belum tentu), makan daging sama dengan membunuh (salah tidak sama), di Sutra anu ada larangan (di mana? setahu saya cuma saran), di Tipitaka bagi umat awam tidak larangan (memang, tapi tidak ada anjuran juga), vegetarian lebih sehat dari pemakan daging (belum tentu), Bhikkhu tidak boleh makan daging (diajukan oleh Devadatta, ditolak Buddha, kalau Bhikkhu memang tidak boleh makan daging tertentu yaitu daging manusia, kuda, gajah, anjing/serigala dll, dan tidak boleh makan daging yang dilihat, didengar, dan diketahui sengaja dibunuh untuk dimakan Bhikkhu tersebut). Terus ujung-ujungnya bawa-bawa vinaya masing-masing dan akhirnya ribut aliran ini lebih benar dari yang lain.

Kalau saya sih biasanya makan yang ada aja, kalau adanya cuma sayur, makan, kalau adanya daging juga makan. Tapi jeleknya sih kalau ditawarin sayur di Vihara lebih senang beli nasi campur di luar  >:D , ngga tau kenapa ga bisa makan di Vihara, kalau di rumah biasa makan seadanya.

5674
Meditasi / Re: Jhana dan tingkat kesucian
« on: 12 December 2007, 09:09:40 PM »
Quote
Katanya sih tingkat kesucian bisa dicapai siapa saja, yah mungkin hanya yang terendah (sotapana).

Tidak juga, mereka yang melakukan minimal salah satu dari 5 karma buruk terberat otomatis tidak bisa, mereka yang melakukan perbuatan buruk terhadap ariya juga tidak bisa (tapi kalau sudah minta maaf bisa), ada juga yang dilahirkan kondisi yang tidak memungkinkan : dilahirkan sebagai binatang, peta, dengan pandangan salah (micchaditthika), seseorang yang mengaku-aku sebagai Bhikkhu/Bhikkhuni tanpa prosedur yang benar, seorang Bhikkhu/Bhikkhuni yang berlindung pada non-Buddhist tanpa melepas jubah terlebih dahulu, seseorang yang telah memperkosa seorang Bhikkhuni, seorang Bhikkhu/Bhikkhuni yang melanggar salah satu dari 13 peraturan Sanghadisesa dan belum dibersihkan dari pelanggarannya, seorang berumur kurang dari 7 tahun, 3 jenis dari 5 jenis pandaka, (yaitu orang yang dikebiri, orang yang lahir tanpa alat kelamin, pandaka pada bulan purnama, kalau gay/lesbian dan tukang intip kelihatannya masih bisa) dan hemaprodit. Mereka yang di atas tidak bisa mencapai Jhana, apalagi mencapai Sottapana.

Jangan salah paham, Buddha tidak mendiskriminasi siapapun, cuma dari sudut pandang Abbhidhamma, kalau orang yang terlahir dengan kecacatan (misalnya buta, dll) ada kemungkinan membawa karma buruk. Mengapa terlahir sebagai hemaprodit dibilang buruk? Di dunia yang patriarkinya besar ini tentu saja dianggap buruk. Kalau terlahir di dunia yang hemaprodit semua sih engga ya... Kenapa orang yang dikebiri tidak bisa, bukankah dia terlahir normal? Pada saat lahir memang normal, tapi ada buah karma yang menghancurkan kenormalannya itu. Tadinya bisa sampai jhana, terus karma buruknya berbuah, jadi tidak bisa mencapai minimal jhana.

Boddhisattva juga tidak bisa menjadi minimal Sottapana karena aspirasi mereka, bukan karena kurang kebijaksanaan. Sebenarnya salah satu syarat menjadi Boddhisattva adalah mampu menjadi Arahat pada saat beraspirasi, cuma karena aspirasinya itu maka kemampuan menjadi Arahat dipatahkan.

Kalau dari Abbhidhamma, hanya orang yang dilahirkan dengan 3 akar kebajikan (ketidakserakahan, ketidakbencian, dan kebijaksanaan) yang bisa mencapai minmal pencapaian jhana, dan mungkin sottapana.

5675
Tolong ! / Re: Peninggalan sejarah kerajaan kapilavastu
« on: 12 December 2007, 03:08:30 PM »
Kalau tulisan sih ya pilar asoka itu. Kalau kapilavastu dan lain-lain tidak ada tulisannya. Kalau dna di relik sih kayaknya susah, kan kalau dna itu mudah terbakar, tapi mungkin ada di relik gigi yang ada di singapur, cuma kelihatannya relik gigi itu palsu, bukan bentuk gigi manusia, tapi jenis canine. Ada yg mau cloning dna Siddharta?

5676
anak dago? kalau anak vg ada ga di sini?

5678
Theravada / Re: Was the Buddha born as a Once Returner?
« on: 11 December 2007, 08:29:18 PM »
Saya rasa masalah sakadagami yang dimaksud adalah masalah pengertian. Sakadagami adalah pencapaian yang ditujukan bagi murid seorang Sammasambuddha.
Sedangkan masalah Buddha bukanlah seorang Sakadagami, karena masalah yang berbeda, jalurnya adalah jalur Boddhisatva. Seorang Sakadagami telah mematahkan beberapa dari 10 kekotoran batin, sedangkan Boddhisatva belum mematahkan kekotoran-kekotoran tersebut, masih berada dalam siklus samsara. Walaupun dikatakan bahwa kelahiran Boddhisatva yang terakhir, beliau pada saat ini masih belum mematahkan beberapa dari kekotoran batin tersebut, yang ada adalah beliau telah mengumpulkan parami yang cukup untuk menjadi seorang Sammasambuddha.
Mengenai masalah Buddha pada kehidupan yang lampau pernah bertemu seorang Buddha, saya kira pemahaman kebenaran yang diterima bukanlah pengertian yang langsung dialami sendiri, melainkan hanya teori saja. Buddha memahami empat kebenaran mulia secara langsung, tanpa bantuan guru manapun.

5679
Theravada / Re: Arahat tanpa niat
« on: 11 December 2007, 08:17:54 PM »
Setahu saya cetana (tergantung terjemahannya, ini bisa dibilang niat/kehendak) yang menemani kiriyacitta seorang arahat tidak menghasilkan kamma lagi. Nah, kalau kiriyacitta ini fungsinya hanya untuk "koodinasi", kalau diumpamakan seperti citta yang timbul ketika mata akan terkena debu. Kenapa masih ada kiriyacitta? Karena ada sisa khanda, selama arahat belum parinibanna, kiriyacitta masih ada. Yang menarik, ternyata kiriyacitta ini dipengaruhi kondisi-kondisi yang ada pada kelahiran terakhir tersebut. Hal ini menjelaskan mengapa ada arahat yang sempurna dalam vinaya, ada yang tidak, ada arahat yang selalu tidur menghadap arah di mana sang Buddha berada, ada yang makannya tidak pernah lewat satu menitpun dari jam 12. Kalau kata romo di vihara, kalau arahatnya orang batak logatnya tidak hilang, meskipun bicaranya jadi lembut.

Pages: 1 ... 372 373 374 375 376 377 378 [379]
anything