//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Di Balik Senyuman Sang Buddha  (Read 8110 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Di Balik Senyuman Sang Buddha
« on: 14 March 2010, 05:02:13 PM »
Hari ini saya mencari informasi tentang Agama Sutra (yang dikenal sebagai kumpulan Nikaya dalam kanon Pali) di google dan menemukan artikel yang berjudul "Introduction to Agama Sutra" di http://www.purifymind.com/IntroAgamaSutra.htm. Artikel tersebut berisi tentang sejarah Agama Sutra dan beberapa kutipan isinya. Walaupun umumnya Agama Sutra seperti juga sutta-sutta versi Pali-nya berisi ajaran pokok Sang Buddha yang diterima oleh semua aliran Buddhis awal, terdapat suatu kisah tentang kejadian "kecil" dalam kehidupan Sang Buddha yang cukup menarik:

Quote
Saat itu malam hari yang gelap, hujan rintik-rintik, dengan kilat halilintar. Sang Buddha berkata kepada Ananda: "Kamu bisa keluar dengan sebuah payung di atas sebuah pelita."

Ananda menurutinya, dan berjalan di belakang Sang Buddha, dengan sebuah payung di atas pelita.

Ketika mereka sampai di suatu tempat, Sang Buddha tersenyum.

Ananda berkata: "Buddha tidak tersenyum tanpa suatu alasan. Apakah yang menyebabkan senyum Beliau hari ini?"

Buddha menjawab: "Itu benar! Itu benar! Buddha tidak tersenyum tanpa suatu alasan. Karena kamu mengikuti-Ku dengan sebuah payung di atas pelita. Aku melihat ke sekeliling, dan melihat semua orang melakukan hal yang sama." [S-1150]

Apakah ini menyiratkan selera humor Sang Buddha? Atau yang lain? Silakan nilai sendiri.....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Di Balik Senyuman Sang Buddha
« Reply #1 on: 14 March 2010, 06:02:00 PM »
Seniya,anda kerja apa?waktu anda banyak buanget ...hebat-hebat..salutee.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Di Balik Senyuman Sang Buddha
« Reply #2 on: 14 March 2010, 06:02:56 PM »
um..senyuman itu apa dulu..bingung.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Di Balik Senyuman Sang Buddha
« Reply #3 on: 14 March 2010, 08:34:09 PM »
^

OOT lagi  :outoftopic:

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Di Balik Senyuman Sang Buddha
« Reply #4 on: 17 March 2010, 05:03:35 PM »
Hanya komen dikit aja.. terjemahannya agak beda..

The following passage does not appear to carry any religious message. It is just a vignette of a moment of the Buddha's life.
"It was a dark night, raining lightly, with flashes of lightning. The Buddha said to Ananda: "You can come out with the umbrella over the lamp." Ananda listened, and walked behind the Buddha, with an umbrella over the lamp. When they reached a place, the Buddha smiled. Ananda said: "The Buddha doesn't smile without a reason. What brings the smile today?" The Buddha said: "That's right! That's right! The Buddha doesn't smile without a reason. Now you are following me with an umbrella over a lamp. I look around, and see everyone doing the same thing."" [S-1150]

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Di Balik Senyuman Sang Buddha
« Reply #5 on: 17 March 2010, 08:21:03 PM »
Hanya komen dikit aja.. terjemahannya agak beda..

The following passage does not appear to carry any religious message. It is just a vignette of a moment of the Buddha's life.
"It was a dark night, raining lightly, with flashes of lightning. The Buddha said to Ananda: "You can come out with the umbrella over the lamp." Ananda listened, and walked behind the Buddha, with an umbrella over the lamp. When they reached a place, the Buddha smiled. Ananda said: "The Buddha doesn't smile without a reason. What brings the smile today?" The Buddha said: "That's right! That's right! The Buddha doesn't smile without a reason. Now you are following me with an umbrella over a lamp. I look around, and see everyone doing the same thing."" [S-1150]

Mungkin saya salah terjemahkan, tetapi menurut saya dalam kalimat "Now you are following me with an umbrella over a lamp" kata "now" bukan menunjuk pada keterangan waktu (sekarang), melainkan keteranga sebab (karena, lengkapnya "now that"). Jadi saya anggap kalimatnya menjadi "Now [that] you are following me with an umbrella over a lamp" yang diterjemahkan menjadi "Karena kamu mengikuti-Ku dengan sebuah payung di atas pelita" sehingga maknanya lebih nyambung (terjemahan bebas).

Tetapi yang anda katakan mungkin benar juga, sehingga kisah di atas diterjemahkan secara tepat (bukan terjemahan bebas) menjadi:

Quote
Saat itu malam hari yang gelap, hujan rintik-rintik, dengan kilat halilintar. Sang Buddha berkata kepada Ananda: "Kamu bisa keluar dengan sebuah payung di atas sebuah pelita."

Ananda menurutinya, dan berjalan di belakang Sang Buddha, dengan sebuah payung di atas pelita.

Ketika mereka sampai di suatu tempat, Sang Buddha tersenyum.

Ananda berkata: "Buddha tidak tersenyum tanpa suatu alasan. Apakah yang menyebabkan senyum Beliau hari ini?"

Buddha menjawab: "Itu benar! Itu benar! Buddha tidak tersenyum tanpa suatu alasan. Sekarang kamu mengikuti-Ku dengan sebuah payung di atas pelita. Aku melihat ke sekeliling, dan melihat semua orang melakukan hal yang sama." [S-1150]

Thx atas koreksinya.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Mahadeva

  • Sebelumnya: raynoism
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 602
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
Re: Di Balik Senyuman Sang Buddha
« Reply #6 on: 13 December 2010, 12:00:22 PM »
Hari ini saya mencari informasi tentang Agama Sutra (yang dikenal sebagai kumpulan Nikaya dalam kanon Pali) di google dan menemukan artikel yang berjudul "Introduction to Agama Sutra" di http://www.purifymind.com/IntroAgamaSutra.htm. Artikel tersebut berisi tentang sejarah Agama Sutra dan beberapa kutipan isinya. Walaupun umumnya Agama Sutra seperti juga sutta-sutta versi Pali-nya berisi ajaran pokok Sang Buddha yang diterima oleh semua aliran Buddhis awal, terdapat suatu kisah tentang kejadian "kecil" dalam kehidupan Sang Buddha yang cukup menarik:

Apakah ini menyiratkan selera humor Sang Buddha? Atau yang lain? Silakan nilai sendiri.....

keren nih, kalau menurut bro seniya, selera humor Buddha dalam hal ini penjelasannya?

Offline willian

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 104
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Lakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati.
Re: Di Balik Senyuman Sang Buddha
« Reply #7 on: 13 December 2010, 03:07:55 PM »
Masih kurang jelas jga.hhaa
Apapun yang sedan kamu lakukan, lakukanlah dengan sepenuh hati. Sebab apapun yang sedang kamu lakukan sekarang, itulah yang akan menentukan masa depanmu. Kita hidup untuk hari ini, bukan dari masa lalu dan bukan untuk masa depan..

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Di Balik Senyuman Sang Buddha
« Reply #8 on: 13 December 2010, 07:34:22 PM »
keren nih, kalau menurut bro seniya, selera humor Buddha dalam hal ini penjelasannya?

Gak tahu jg, karena Buddha adalah orang yang telah tercerahkan, apakah mungkin masih bisa merasakan selera humor? Kita tidak akan pernah tahu, kecuali dengan merealisasi pencerahan itu sendiri.

Dalam kisah di atas, saya menilai bahwa Sang Buddha tersenyum karena merasa "lucu" sebab perbuatan Ananda membawa payung di atas pelita di belakang Sang Buddha ditiru oleh orang-orang (mungkin dianggap "cara" baru menghormati Sang Buddha).

Mungkin bagi orang lain, maknanya lain lagi. Misalnya Sang Buddha tersenyum karena perbuatan yang Beliau anjurkan ternyata bermanfaat dan dilakukan oleh orang banyak. Well, itulah sebabnya, saya mengatakan "Silakan nilai sendiri....."
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Di Balik Senyuman Sang Buddha
« Reply #9 on: 13 December 2010, 07:47:03 PM »
Ada beberapa sutta lain misalnya MN 81 Ghatikara Sutta dan MN 83 Makhadeva Sutta yang diawali dengan Sang Buddha tersenyum, kemudian Ananda menanyakan arti senyuman itu dan dilanjutkan dengan Sang Buddha menceritakan kisah suatu hal kepada Ananda. senyuman tidak selalu diakibatkan karena sesuatu yg lucu. yg saya tidak mengerti adalah apa masalahnya dengan senyum?

Offline Aryacetana

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 44
  • Reputasi: 3
  • Gender: Male
  • Buddhist KTP (Kritis, To-the-Point)
Re: Di Balik Senyuman Sang Buddha
« Reply #10 on: 15 December 2010, 12:11:58 PM »
Seniya, sorry OOT dikit


Sita = senyuman tidak terlihat gigi dari seorang Buddha _/\_
Hasita = senyuman terlihat gigi, yang mungkin dialami oleh Arahat, Anagami, Sakadagami, Sotapana dan mahluk awam  ;D ;D
Vihasita = tertawa dengan suara perlahan dari Anagami, Sakadagami, Sotapana dan mahluk awam.  :) :)
Atihasita = tertawa dengan suara besar dari Sakadagami, Sotapana dan mahluk awam. :)) :))
Apahasita = tertawa sampai badan berguncang dari mahluk awam.  =)) =))
Upahasita = tertawa sampai mengeluarkan air mata dari mahluk awam.

yang terakhir gw ga ketemu emoticon-nya

:back to topic:

i'm a non-god-ly human being _/\_
it means if gods (of any religions) try to play 'GOD' on me, i will 'HUMAN-ize' them :))

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Di Balik Senyuman Sang Buddha
« Reply #11 on: 15 December 2010, 01:22:36 PM »
apakah ada jaminan bahwa yg di sutta2 itu otentik dan asli ke absahannya dan ke originalitasannya. 100%.
tanpa adanya distorsi kata2 dan makna, sekecil apapun.?
Samma Vayama

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Di Balik Senyuman Sang Buddha
« Reply #12 on: 15 December 2010, 01:28:53 PM »
apakah ada jaminan bahwa yg di sutta2 itu otentik dan asli ke absahannya dan ke originalitasannya. 100%.
tanpa adanya distorsi kata2 dan makna, sekecil apapun.?

OOT

Offline Mahadeva

  • Sebelumnya: raynoism
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 602
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
Re: Di Balik Senyuman Sang Buddha
« Reply #13 on: 15 December 2010, 01:56:36 PM »
Seniya, sorry OOT dikit


Sita = senyuman tidak terlihat gigi dari seorang Buddha _/\_
Hasita = senyuman terlihat gigi, yang mungkin dialami oleh Arahat, Anagami, Sakadagami, Sotapana dan mahluk awam  ;D ;D
Vihasita = tertawa dengan suara perlahan dari Anagami, Sakadagami, Sotapana dan mahluk awam.  :) :)
Atihasita = tertawa dengan suara besar dari Sakadagami, Sotapana dan mahluk awam. :)) :))
Apahasita = tertawa sampai badan berguncang dari mahluk awam.  =)) =))
Upahasita = tertawa sampai mengeluarkan air mata dari mahluk awam.

yang terakhir gw ga ketemu emoticon-nya

:back to topic:



ooo...jadi Buddha emang sudah nda tertawa lagi ya? hmm...penyebabnya kira2 apa? dan mengapa arahat masih bisa tersenyum terlihat gigi sedang Buddha tanpa terlihat gigi2?

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Di Balik Senyuman Sang Buddha
« Reply #14 on: 15 December 2010, 02:15:21 PM »
koq nda dapet yah tentang arahant buddha dkk nya

Quote
The Compendium of Philosophy states: "There are six classes of laughter recognized in Buddhist works: (1) sita: - a smile manifesting itself in expression and countenance; (2) hasita: - a smile consisting in the slight movements of the lips just enough to reveal the tips of the teeth; (3) vihasita: - laughter giving out a light sound; (4) upahasita: - laughter accompanied by the movement of the head, shoulders, and arms; (5) apahasita: - laughter accompanied by the shedding of tears; and (6) atihasita: - an outburst of laughter accompanied by the forward and backward movements of the entire body from head to foot. Laughter is thus a form of bodily expression (kāya-viññatti), which may or may not be accompanied by vocal expression (vacī-viññatti). Of these, the first two classes are indulged in by cultured persons, the next two by the average man, and the last two by the lower classes of being.
There is no place like 127.0.0.1