//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi  (Read 11706 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #15 on: 24 October 2011, 11:04:24 PM »
Mohon pencerahannya,

jika seseorang sedang ber-medit ria dan jatuh ke bhavanga, pada saat itu juga dilangsung pindah alam.
kemanakah pindah alam-nya jika si yogi jatuh ke bhavanga ?
Anumodana.
apakah disini yogi = Buddhist yg melakukan meditasi ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #16 on: 25 October 2011, 06:00:07 AM »
beberapa pertanyaan belum dijawab, apakah lagi meditasi ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #17 on: 25 October 2011, 07:21:28 AM »
apakah disini yogi = Buddhist yg melakukan meditasi ?

yogi = meditator, tidak harus Buddhist CMIIW

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #18 on: 25 October 2011, 09:17:23 AM »
 [at] Mas Tidar.

Bila seorang yogi sedang bermeditasi dengan tujuan baik untuk mengembangkan konsentrasi, jhana-magga-phala. Maka usaha dan pikirannya tentu diarahkan pada hal yang baik tersebut. Dan ini disebut Kusala. Dan dalam hal dia terjatuh ke bhavangga ketika bermeditasi dimana seseorang mengalami kedamaian yang luar biasa dan kemudian meninggal. Maka  sangat besar kemungkinan terlahir dialam yang berbahagia-alam dewa.

Mengapa demikian? Meditasi--->Kusala .  Masuk Bhavanga---> Perasaan yang damai -tenang----> kusala maka menjelang kematian cuti citta(kesadaran menjelang kematian) peluang object kusala yang muncul sangat besar sekali. Sehingga dapat disimpulkan peluang besar  terlahir dialam berbahagia atau di alam dewa. Tentunya dialam mana tepatnya dia terlahir tergantung kamma yang dimilikinya.

Untuk referensi bisa buka link http://www.midamericadharma.org/gangessangha/Bhavanga.html---penjelasan menurut abhidhamma.

Nibanassa Paccayo hotu. _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #19 on: 25 October 2011, 08:17:21 PM »
Apakah Keluar dari jhana 4 berarti langsung keluar dari meditasi? 
Benarkah ada orang yang saat mencapai jhana 4 bisa langsung keluar dari meditasi tanpa harus turun ke jhana 3, 2, 1 terlebih dahulu?

kalau mau keluar dr jhana 4, ya langsung saja keluar saja..

kalo yang ditanya, misal dari jhana 4 ke jhana 3, prosesnya spt ini:

jhana 4 --> keluar dari jhana 4 --> upacara samadhi --> (adhittana untuk capai jhana 3 dengan 'membuang' faktor2 yang terdapat di jhana 1 dan 2) --> jhana 3
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #20 on: 25 October 2011, 08:34:21 PM »
wah udah jago2...
Samma Vayama

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #21 on: 25 October 2011, 09:38:13 PM »
To Sdr. Bond:
Anumodana jawabannya, kemungkinan dari jawaban Anda paling masuk akal, kami hanya bisa berpendapat bahwa tidaklah mungkin orang yang mengalami keheningan luar biasa (jatuh ke bhavanga) tanpa melalui tahapan mediatasi.

seperti yang sudah dituliskan oleh Pa Auk Sayadaw (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=21391.msg377218#msg377218), bahwa pada saat "jatuh" ke bhavanga berada pada tahapan "access concentration" jadi kelahiran dialam dewa adalah hal paling memungkinkan (seberapa mulianya dialam dewa tergantung dg parami-nya).

kami pernah membaca di buku visuddhimagga (lagi lagi lupa dibagian mana), bahwa pada saat yogi mengembangkan konsentrasi pada tahapan "access concentration" adalah jaminan terlahir dialam dewa walaupun belum masuk ke samadhi murni (arbsobsi / jhana).




mohon maaf kalau ada member yang tidak suka dengan tulisan kami, yang hanya berdasarkan: katanya si-Anu.
kami sekali lagi mohon maaf dan untuk topik ini sudah terjawab, silakan di-Lock.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #22 on: 26 October 2011, 01:46:22 AM »
Mas Tidar,
Mohon maaf jikalau saya memiliki guideline yang sedikit berbeda dengan yang lain dalam hal menjaga jalannya diskusi pada DhammaCitta.

Seperti yang sudah diketahui sebagian dari pada rekan-rekan yang lain,
Saya masih terlalu awam dalam buddhism.

Bagi saya, Praktik Buddhisme adalah JMB8,
dan tiga point dari JMB8 sedang anda "sarankan" untuk tidak dijalankan oleh umat-awam/newbie/yogi pemula.

Tiga point yang mana?
Samädhi
6. Daya-upaya Benar (sammä-väyäma) Right effort
7. Perhatian Benar (sammä-sati) Right mindfulness
8. Konsentrasi Benar (sammä-samädhi) Right concentration


Mohon maaf,
Jikalau dalam proses dan kemudahan anda berdiskusi saya harus memberikan sedikit filter,

Yang mana supaya pertanyaan anda tidak memiliki bermakna yang secara langsung maupun tidak mengakibatkan para umat-awam nan lugu seperti saya menjadi ragu menjalankan praktik JMB8

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #23 on: 06 June 2012, 11:46:16 AM »
Mohon maaf sebelumnya karena menghidupkan lagi thread lama

 [at] Mas Tidar

Apakah Mas Tidar masih mengalami hal demikian, jatuh ke dalam bhavanga?

Ada tipsnya gak untuk menghadapi hal ini?
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #24 on: 06 June 2012, 10:08:52 PM »
ndak perlu maaf2an, kita2 ini bukan produk tetangga :>-
thread ini sepanjang masa selama masi mau meditasi, tak lekang oleh waktu terbukti ada pertanyaan muncul setelah sekian kurun waktu  _/\_


Apakah Mas Tidar masih mengalami hal demikian, jatuh ke dalam bhavanga?
==>> kadang2 masih terjadi ;D

Ada tipsnya gak untuk menghadapi hal ini?
==>> secara praktis, jaga kekuatan tubuh untuk sadar. Jatuhnya ini biasanya diikuti oleh kurang fit tubuh kita (kecapaian, ngantuk, sakit, banyak pikiran shg ngalamun atau yg lain).
kondisi tubuh & pikiran yang segar (fresh) bisa memperkecil/mengeliminir jatuh ke bhavanga


secara teknis dijelaskan dibawah ini,
Mindfulness of Breathing and 4 Elements Meditation by Ven. Pa Auk Sayadaw: ShowHide


Untuk menghindari jatuh ke bhavañga dan untuk mengembangkan lebih jauh, Anda perlu mengetahui bagaimana mengendalikan lima keahlian: keyakinan (saddhā), usaha (vīriya), perhatian (Sati), konsentrasi (samadhi) dan kebijaksanaan (pañña) untuk mengarahkan pikiran pada paṭibhāga-nimitta, Anda memerlukan usaha agar pikiran Anda mengetahui paṭibhāga-nimitta lagi dan lagi, perhatian untuk tidak lupa tentang paṭibhāga-nimitta dan pemahaman untuk mengetahui paṭibhāga-nimitta.


Menyeimbangkan 5 Faktor Keahlian
Lima faktor keahlian adalah lima kekuatan yang mengendalikan pikiran dan tetap menjaganya dari penyimpangan jalur Samatha (ketenangan) dan  Vipassanā  (pandangan terang) yang mengarah ke Nibbāna.

Dari kelimanya, yang pertama adalah keyakinan, dalam 'apa' seseorang sebaiknya memiliki keyakinan, keyakinan dalam hal Tiga Permata, atau kamma dan hasilnya. Adalah penting untuk percaya tentang pencerahan Sang Buddha karena jika seseorang tidak memiliki keyakinan seperti ini, dia akan mundur dari meditasinya. Adalah juga penting untuk memiliki keyakinan dalam pengajaran Sang Buddha, seperti halnya: Empat Kebenaran Mulia, empat pencapaian (magga & phala), Nibbāna, dan ajaranNya. Ajaran Sang Buddha menunjukkan kita bagaimana bermeditasi, jadi pada tahapan ini adalah penting untuk memiliki keyakinan didalam pengajaranNya.

Mari kita katakan meditator berpikir, 'Dapatkah jhāna dicapai hanya dengan memperhatikan nafas masuk dan nafas keluar? Apakah yang telah dikatakan tentang uggaha-nimitta seperti katun wol dan patibhāga-nimitta seperti es atau gelas yang jernih, adalah benar?' Jika hal - hal seperti ini muncul maka akan menghasilkan pandangan seperti, jhāna  tidak dapat dicapai saat ini,' dan karena pandangan tersebut maka meditator akan menyangkal keyakinan pada pengajaranNya dan akan selalu menyerah dalam mengembangkan meditasi Samatha.

Jadi seseorang yang sedang mengembangkan konsetrasi dengan sebuah subjek seperti perhatian terhadapa nafas perlu memiliki keyakianan yang mantap. Dia sebaiknya mengembangkan perhatian terhadap nafas tanpa adanya keragu-raguan. Dia sebaiknya berpikir, 'Jhāna dapat dicapai jika saya mengikuti instruksi dari petunjuk Sang Buddha secara sistematis.'

Jika, bagaimanapun, seseorang memiliki keyakinan berkenaan dengan objek meditasi menjadi berlebihan, dan disini kita sedang membicarakan subjek meditasi dari perhatian terhadap nafas (Ānāpānasati), kemudian karena fungsi dari keyakinan untuk menentukan sebuah objek dalam kondisi berlebihan, maka faktor kebijaksanaan menjadi tidak jelas dan faktor yang lain seperti usaha, perhatian dan konsentrasi menjadi melemah.

Pada saat itu faktor usaha tidak dapat menunjukan fungsinya untuk meningkatkan formasi mental[2] berkaitan dengan patibhāga-nimitta, dan menjaga pikiran tetap disana.

Faktor perhatian juga tidak dapat menunjukan fungsinya untuk membangun pengetahuan tentang patibhāga-nimitta.
Faktor perhatian tidak dapat menunjukan kemampuaannya untuk melindungi berkeliarannya pikiran dari objek utama yaitu patibhāga-nimitta.

Faktor kebijaksanaan tidak dapat menunjukan fungsinya untuk melihat penembusan patibhāga-nimitta karena ketidakmampuan kebijaksanaan untuk memahami patibhāga-nimitta dan dukungan dari faktor keyakinan berkurang.

Jika usaha yang dilakukan terlalu berlebihan, keyakinan, perhatian, konsentrasi dan kebijaksanaan tidak akan dapat melakukan fungsinya secara bersamaan untuk mengambil keputusan, menetapkan, menghindari gangguan dan ketajaman pada saat penembusan. Usaha yang berlebihan menyebabkan tidak tenangnya pikiran pada patibhāga-nimitta, dan ini berarti faktor pencerahan dari ketenangan, konsentrasi dan keseimbangan batin tidak muncul dengan kekuatan yang cukup. 

Dengan cara yang sama, seseorang sebaiknya mengetahui kapan konsentrasi dan kebijaksanaan sedang berlebihan, yang akan menimbulkan efek yang merugikan.

Keseimbangan antara keyakinan dengan kebijaksanaan, dan konsentrasi dengan usaha, dipuji oleh Sang Bijaksana. Jika, sebagai contoh, memiliki keyakinan yang kuat dan kebijaksanaan yang lemah maka seseorang akan memiliki keyakinan terlalu dalam, dan menghormati objek meditasi tanpa adanya tujuan. Sebagai contoh, mereka mengembangkan keyakinan dan menghormati objek yang dihormati oleh agama - agama diluar agama Buddha ortodoks. Sebagai contoh, keyakinan dan penghormatan dalam roh pelindung atau dewa pelindung.

Jika, dilain hal, kebijaksanaan berlebihan dan keyakinan melemah, seseorang akan menjadi seseorang yang licik. Tanpa bermeditasi, mereka akan menghabiskan waktunya dengan memberikan penilaian dan membuat evaluasi. Ini sulit untuk di atasi dikarenakan kelebihan obat.

Jika, bagaimanapun, keyakinan dan kebijaksanaan seimbang, seseorang akan memiliki keyakinan pada objek yang harus dia miliki. Dia akan memiliki keyakinan pada Tiga Permata, hukum karma dan akhibatnya. Dia akan memiliki kepercayaan bahwa jika dia bermeditasi, menurut instruksi dari Sang Buddha, dia akan dapat mencapai patibhāga-nimitta dan jhāna. Jika dia bermeditasi keyakinan seperti ini dan dapat mengamati patibhāga-nimitta dengan kebijaksanaan, keyakinan dan kebijaksanaannya akan seimbang.

Lagi, jika konsentrasi kuat dan usaha melemah, kemudian karena kecenderungan dari konsentrasi untuk menghasilkan kemalasan, kemalasan akan menguasai pikiran. Jika usaha kuat, dan konsentrasi lemah, kemudian karena kecenderungan dari usaha untuk menghasilkan kegelisahan, kegelisahan dapat menguasai pikiran. Jadi ketika konsentrasi dan usaha seimbang, pikiran tidak akan jatuh pada kemalasan ataupun jatuh pada kegelisahan dan akan dapat mencapai jhāna.

Ketika seseorang menginginkan menumbuhkan subjek meditasi Samatha, sebaiknya memiliki keyakinan yang kuat. Jika seseorang berpikir, 'Saya pasti akan mencapai jhāna jika saya mengembangkan konsentrasi berdasarkan pada patibhāga-nimitta, kemudian kekuatan keyakinan dan berkonsentrasi pada patthibhaga-nimitta, dia pasti akan mencapai konsentrasi jhāna. Hal ini terjadi karena jhāna berdasarkan pada konsentrasi.

Untuk seseorang yang sedang mengembangkan Vipassanā adalah baik memiliki kebijaksanaan yang kuat, karena ketika kebijaksanaanya kuat, dia akan dapat melihat penembusan tiga karakteristik dan memperoleh pengetahuan realisasi tiga karakteristik dari ketidakkekalan, penderitaan dan tanpa diri.

Ketika konsentrasi dan kebijaksanaan seimbang, jhāna duniawi (lokiya jhāna ) dapat muncul. Karena Sang Buddha mengajarkan untuk mengembangkan Samatha dan Vipassanā bersamaan, jhāna  adi duniawi (lokuttara jhāna ) dapat juga muncul hanya ketika konsentrasi dan kebijaksanaan seimbang.

Konsentrasi selalu diperlukan untuk menyeimbangkan keyakinan dan kebijaksanaan, dan konsentrasi dengan usaha, dan konsentrasi dengan kebijaksanaan. Perhatian sangat diperlukan disegala kondisi karena perhatian melindungi pikiran dari kegelisahan pada saat Anda memiliki keyakinan, usaha dan kebijaksanaan secara berlebihan. Perhatian juga melindungi pikiran dari kelamasan karena Anda memiliki konsentrasi yang berlebih.

Jadi perhatian adalah perlu dalam segala kondisi seperti bumbu dari garam dalam segala jenis saus, seperti perdana menteri pada setiap urusan raja. Oleh karena itu dalam komentar kuno Sang Buddha berkata, 'Perhatian selalu diperlukan dalam setiap subjek meditasi.' Mengapa demikian? Ini karena perhatian adalah sebuah tempat berlindung dan perlindungan untuk pikiran yang bermeditasi.

Perhatian adalah tempat perlindungan karena membantu pikiran tiba pada tahapan khusus dan lebih tinggi yang belum pernah dicapai ataupun belum pernah diketahui sebelumnya. Tanpa perhatian, pikiran tidak akan mampu mencapai pencapaian khusus dan tahap luar biasa. Perhatian melindungi pikiran dan menjaga objek mediasi dari tersesat.

Itulah mengapa untuk mengamatinya, dengan pengetahuan kedalam, perhatian muncul sebagai pelindung objek meditasi, juga pelindung pikiran meditator. Tanpa perhatian, seseorang tidak dapat mengangkat pikiran atau menahan pikiran. Itulah mengapa Sang Buddha telah mengatakannya bahwa perhatian berguna dalam semua hal. (lihat Vsm Ch. IV, para. 49. Mahāṭīkā 1, 150-154)


Menyeimbangkan Tujuh Faktor Pencerahan
Jika seseorang berusaha mencapai jhāna menggunakan perhatian terhadap nafas, penting pula untuk menyeimbangkan Tujuh Faktor Pencerahan. Diantaranya adalah :
  • Faktor Pencerahan dari Perhatian (sati), yang merupakan kesadaran untuk mengingat patibhāga-nimitta dan melihat patibhāga-nimitta lagi dan lagi.
  • Faktor Pencerahan dari Penyelidikan terhadap Fenomena (dhammavicaya), yang merupakan penembusan pemahaman terhadap patibhāga-nimitta.
  • Faktor Pencerahan dari Semangat (vīriya), yang merupakan semangat untuk membawa faktor - faktor pencerahan bersama dan menyeimbangkannya pada patibhāga-nimitta; terutama semangat untuk memperkuat lebih jauh faktor penyelidikan fenomena dan faktor semangat itu sendiri.
  • Faktor Pencerahan dari Kegiuran (pīti), yang merupakan kegembiraan pikiran ketika mengalami patibhāga-nimitta.
  • Faktor Pencerahan dari Ketenangan (passaddhi), yang merupakan ketenangan dari pikiran dan mental secara bersamaan dengan patibhāga-nimitta  sebagai objeknya.
  • Faktor Pencerahan dari Konsentrasi (samādhi), yang merupakan penyatuan pikiran pada patibhāga-nimitta.
  • Faktor Pencerahan dari Keseimbangan (upekkhā), yang merupakan keseimbangan pikiran tidak menjadi antusias ataupun tertarik pada patibhāga-nimitta.

Seorang meditator harus mengembangkan dan menyeimbangkan semua tujuh faktor pencerahan. Bagaimanapun, kurangnya semangat, pikiran meditator akan menjauhi objek meditasi, dalam hal ini patibhāga-nimitta. Kemudian seorang meditator seyogyanya tidak mengembangkan tiga faktor pencerahan dari ketenangan, konsentrasi dan keseimbangan melainkan mengembangkan tiga faktor pencerahan yang lain, yaitu: penyelidikan terhadap fenomena, usaha dan kegembiraan. Dalam hal ini pikiran akan kembali bangkit.

Demikian juga, ketika Anda terlalu banyak usaha pikiran akan menjadi gelisah dan terganggu. Kemudian seseorang sebaiknya tidak mengembangkan tiga faktor pencerahan dalam hal penyelidikan terhadap fenomena, usaha dan kegembiraan tetapi seyogyanya mengembangkan tiga hal faktor pencerahan, yaitu: ketenangan, konsentrasi dan keseimbangan. Dengan cara ini kegelisahan dan gangguan pikiran akan kembali menjadi terkendali dan tenang.
Inilah cara bagaimana lima faktor keahlian dan tujuh faktor pencerahan menjadi seimbang.


Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #25 on: 06 June 2012, 10:31:28 PM »
Satu lagi mas, kalau kondisi mas apakah seperti ini, "Badan rasanya seperti tertidur,  tetapi pikiran bersih, tenang, hening dan masih sadar akan lingkungan sekitar?"   Jadi kalau ada orang disekitar yang bergerak ataupun melakukan sesuatu, masih bisa tahu, dan kadang2 apa yang sedang dibicarakan seseorang bisa dengan jelas teringat seandainya nanti setelah selesai meditasi ditanya.


Kalau membaca dari penjelasan oleh Pa Auk Sayadaw sepertinya ada banyak faktor yang mempengaruhi.

Kayaknya harus betul2 harus ketemu guru deh untuk menyelesaikan masalah ini, tidak bisa menerka2.


Thanks atas jawabannya sebelumnya.
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #26 on: 07 June 2012, 07:48:45 AM »

kalau bhavanga versi kami, pada saat jatuh ke bhavanga kondisi-nya tenang, suara dari luar (distorsi) sdh tdk menganggu lagi dan pada saat keluar dari bhavanga rasanya "ringan" & bahagia. Padahal tidak melakukan konsentrasi sama sekali pada saat jatuh dibhavanga.
alangkah baiknya kalau dikonsultasikan ke kamathana acariya.

Satu lagi mas, kalau kondisi mas apakah seperti ini, "Badan rasanya seperti tertidur,  tetapi pikiran bersih, tenang, hening dan masih sadar akan lingkungan sekitar?"   Jadi kalau ada orang disekitar yang bergerak ataupun melakukan sesuatu, masih bisa tahu, dan kadang2 apa yang sedang dibicarakan seseorang bisa dengan jelas teringat seandainya nanti setelah selesai meditasi ditanya.


Kalau membaca dari penjelasan oleh Pa Auk Sayadaw sepertinya ada banyak faktor yang mempengaruhi.

Kayaknya harus betul2 harus ketemu guru deh untuk menyelesaikan masalah ini, tidak bisa menerka2.


Quote

...
Tekun melaksanakan Dhamma
Itulah Berkah Utama

...
Mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai
Itulah Berkah Utama

...
Mengunjungi para pertapa
Membahas Dhamma pada saat yang sesuai
Itulah Berkah Utama


~Mangala Sutta


Thanks atas jawabannya sebelumnya.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #27 on: 12 August 2012, 09:33:08 PM »


kami pernah membaca di buku visuddhimagga (lagi lagi lupa dibagian mana), bahwa pada saat yogi mengembangkan konsentrasi pada tahapan "access concentration" adalah jaminan terlahir dialam dewa walaupun belum masuk ke samadhi murni (arbsobsi / jhana).



baru hari ini referensi-nya ketemu:

123.  Ketika orang biasa tidak kehilangan jhana mereka, dan mereka menginginkan terlahir kembali di alam  Brahma, sbb: 'Biarlah kami terlahir kembali di alam Brahma', atau meskipun mereka tidak membuat aspirasi, selanjutnya mengembangkan konsentrasi-penyerapan memberikan mereka keuntungan dengan peningkatan dari  keberadaan yang sekarang, karena hal itu menjamin mereka. Karena itu, Sang Buddha berkata: 'Dimanakah mereka muncul kembali sesudah mengembangkan jhana pertama yang terbatas? Mereka muncul kembali di dalam kelompok 'Rombongan Dewa Brahma' (Vbh. 424), dan sebagainya. Dan bahkan pengembangan dari konsentrasi akses menjamin peningkatan ke kelahiran di alam-alam kebahagiaan pada alam kenafsuan (kama-loka).

ref: Visuddhi Maggga, Bab 5, hal 123- 124.
Mutiara Dhamma, BAli
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Brahmanews

  • Teman
  • **
  • Posts: 94
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #28 on: 12 August 2012, 11:22:46 PM »

baru hari ini referensi-nya ketemu:

123.  Ketika orang biasa tidak kehilangan jhana mereka, dan mereka menginginkan terlahir kembali di alam  Brahma, sbb: 'Biarlah kami terlahir kembali di alam Brahma', atau meskipun mereka tidak membuat aspirasi, selanjutnya mengembangkan konsentrasi-penyerapan memberikan mereka keuntungan dengan peningkatan dari  keberadaan yang sekarang, karena hal itu menjamin mereka. Karena itu, Sang Buddha berkata: 'Dimanakah mereka muncul kembali sesudah mengembangkan jhana pertama yang terbatas? Mereka muncul kembali di dalam kelompok 'Rombongan Dewa Brahma' (Vbh. 424), dan sebagainya. Dan bahkan pengembangan dari konsentrasi akses menjamin peningkatan ke kelahiran di alam-alam kebahagiaan pada alam kenafsuan (kama-loka).

ref: Visuddhi Maggga, Bab 5, hal 123- 124.
Mutiara Dhamma, BAli

terlahir kembali di alam deva, di alam brahmana, atau di alam manusia menjadi manusia yang kaya harta dan tampan, apakah ada gunanya, bila masa lalu tidak dapat diingat?

bukankah itu seperti seorang manusia yang miskin, namun ia memiliki pula banyak kenangan yang indah. tapi tiba-tiba ia lupa ingatan, tak sedikitpun dapat mengenang masa lalunya? kendatipun setelah itu ia menjadi manusia yang kaya raya, seperti tak ada hubungannya sama sekali dengan masa lalu, seakan ia benar-bnar manusia baru, makhluk baru. apakah maknanya bagi person?

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Mungkinkah terjebak sewaktu meditasi
« Reply #29 on: 12 August 2012, 11:48:17 PM »
terlahir kembali di alam deva, di alam brahmana, atau di alam manusia menjadi manusia yang kaya harta dan tampan, apakah ada gunanya, bila masa lalu tidak dapat diingat?

bukankah itu seperti seorang manusia yang miskin, namun ia memiliki pula banyak kenangan yang indah. tapi tiba-tiba ia lupa ingatan, tak sedikitpun dapat mengenang masa lalunya? kendatipun setelah itu ia menjadi manusia yang kaya raya, seperti tak ada hubungannya sama sekali dengan masa lalu, seakan ia benar-bnar manusia baru, makhluk baru. apakah maknanya bagi person?
Apakah sebegitu penting nya masa lalu bagi anda?
Samma Vayama