Setelah mendapatkan "petuah" dari Kwan-Kong,
Saya menyadari, kalao sudah nyaris 2jam duduk bengong di kamar...
dan mata mulai mengantuk...
dan posisi kaki dalam bentuk Semi-Lotus, benar-benar menyiksa...
Mungkin ini udah saat nya tidur,
kesadaran penuh dalam posisi Tidur, membawa pikiran melayang...
memikirkan kembali apa yg tadi terlihat dalam meditasi...
Woo... Seberuntung itukah daku ?
Bisa melirik sosok Dewi Kwan-Im, Kwan Kong, dan dewa-dewa lainnya...
Petuah2x jadi tidak diperdulikan (dan mulai dilupakan),
karena terlalu senang dengan sensasi tadi...
Makin memikirkan...
dengan posisi mata terpejam...
mencoba mengembalikan sensasi tadi...
dimulai dengan pemandangan...
satu-per-satu objek penglihatan kembali menyusun...
JLEB!!!
Sosok "Om Shava" terlihat membelah awan...
Sosok Raksasa yg seperti Gedung pencakar langit...
Sosok Gunung yg berdiri tegak membelah awan...
Tubuh terasa melayang...
Menghadap kehadapan Wajah dari Sosok Om Shava...
Makin dilirik... makin kelihatan...
Kalao sosok ini,
hampir mirip dengan Buddha Amithaba seperti di filem Sun Go Kong
Namun, dalam warna Emas secara keseluruhan...
Jari telunjukku digenggam anakku yg tiduran disamping ku...
Hati pedih... meraung menangis sejadi2nya...
Istriku bingung... knp negh orang menangis... ?
Juga mendekati, dan tidur disamping, sambil mengelus kepala ku...
Semakin meraung...
Dalam kesedihan "gak jelas",
Gua berkata begini pada sosok Buddha Amithaba
"Lihatlah mereka, Mereka begitu menyayangiku, mendampingi ku,"
"Namun, aku gak dapat memenuhi kebutuhan mereka secara layak..."
(kebutuhan duniawi maksudnya dsini)
Tidak memperdulikan keluhan ku...
sosok tersebut berkata...
"Mampukah engkau menyebarkan Ajaran ku?"
Berpikir...
Dia adalah Sosok Buddha Amithaba,
Pasti yg dimaksud adalah Ajaran Buddha Dhamma
"Saya gak yakin, namun saya bisa berusaha"
"Baiklah..."
Sosok Patung Jenderal Tiongkok yg seluruhnya berwarna emas
muncul disampingku...
Namun, gua gak mengenal siapa jendral tersebut...
dan bagaimana bentuk wajahnya...
Lalu... Sosok Amitaba,
seolah-olah sedang berdiskusi dengan Sosok lain yg mengunakan baju Kaisar...
dan lalu... dari arah bawah (perut atau dada Amitaba),
terlihat ada kilatan berwarna emas berkelibat kearah patung...
Gak tau gmana...
Rasanya gua udah kembali kedaratan...
Mencoba mencerna apa yg barusan terjadi...
Makin memikirkan...
tapi aneh... malah memikirkan gmana bentuk "siksaan"
JLEB!!!....
Perasaan seperti didalam perut bumi...
Puanas...
Terlihat Kwan-Kong dan Dewi Kwan-Im menemani...
Terlihat juga tubuh seseorang yg terpancang pada Paku-paku gede...
Namun... Tubuh itu Hidup... o_O....
bahkan tertawa....
Rasa Iba, Rasa sakit menjalar ditubuh...
Ia menangis, namun tertawa...
Ingin rasanya hati "turun tangan" menolong...
Namun, dihentikan oleh Dewi,
"Jangan..." katanya lembut menahan...
Sosok tubuh tadi malah tertawa terbahak-bahak...
"Apa lue? bukan urusan mu ini..."
"Elo gak tau kenikmatan tiduran disini... hahahahaha...."
*uhuk... dia muntah darah...*
dan kembali "hahaha....."
Pedih... campur jengkel perasaan diri...
Negh orang nyolot bener...
dah mao mampus geto masih juga ketawa-ketiwi...
"Sebaiknya segera pergi dari sini..." kata dewi
"Elo udah terlalu lama disini, hawa disini ngga baik buat elo"
*uhuk.. uhuk...* gue terbatuk-batuk kecil...
"Um... koQ rasanya gue berdarah yah...?"
Ini bukan hanya di "penglihatan", namun benar-benar ada rasa "darah" di mulut
"Oh... gampang itu..." Sahut Kwan-Kong...
SYERRR!!!!, Tebasan Golok menebas membelah tubuhku...
Aku ngerasa bagaikan ada "Hawa Hitam" yg tercampak menjauh dari Tubuh...
Well... efeknya lumayan... badan serasa kembali ringan...
dalam perjalanan meninggalkan tempat panas ini...
Saya mencoba iseng bertanya (yg rada kurang ajar)...
"Kwan Im Ma, koq Kwan-Im Ma cakep gini mau dipanggil nenek?"
Note: "Ma" pada pelafalan hokkian, berarti nenek
"Kamu mau melihat saya dalam wujud begini?"
"Weks!!!!" kaget...
Terlihat sosok nenek-nenek peot, tua renta...
"Ngga... ngga..."
"Kami adalah apa yg kalian inginkan, Bayangan yg kalian harapkan adalah apa wujud kami"
lebih kurang begitu kata Dewi Kwan-Im...
"Ooo... ic ic..."
bersambung...