//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada  (Read 51050 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #75 on: 16 May 2009, 03:12:48 PM »


Kisah Vangisa Thera

Suatu ketika, si Rajagaha, terdapat seorang brahmana bernama Vangisa, yang dengan cara sederhana mengetuk-ngetuk tengkorak mayat seseorang yang telah meninggal dunia, dapat memberitahukan apakah orang tersebut lahir di alam dewa, atau di alam manusia, atau dalam salah satu dari empat alam rendah (apaya). Para brahmana membawa Vangisa menuju banyak desa dan orang-orang berkumpul karenanya dan membayarnya sepuluh, dua puluh, atau seratus untuk mencari informasi dimanakah saudaranya yang meninggal dunia dilahirkan kembali.

Pada suatu kesempatan, Vangisa dan kelompoknya datang ke suatu tempat yang tidak jauh dari Vihara Jetavana. Melihat beberapa orang datang menemui Sang Buddha, para brahmana mengundang mereka untuk datang menemui Vangisa yang dapat memberitahu mereka dimana saudara mereka yang sudah meninggal dunia dilahirkan kembali.

Tetapi para pengikut Sang Buddha berkata kepada mereka, "Guru kami adalah satu-satunya yang tanpa saingan, Ia adalah satu-satunya Yang Telah Mencapai Pencerahan."

Para brahmana mendengar perkataan seperti itu menganggap sebagai suatu tantangan dan membawa Vangisa menuju Vihara Jetavana untuk bertanding dengan Sang Buddha.

Sang Buddha, karena mengetahui maksud mereka, memerintahkan para bhikkhu untuk membawa tengkorak dari seseorang yang terlahir di niraya (alam neraka), dari seseorang yang terlahir di alam binatang, dari seseorang yang terlahir di alam manusia, dari seseorang yang terlahir di alam dewa dan juga dari seorang arahat. Kelima tengkorak tersebut diletakkan berurutan.

Kepada Vangisa diperlihatkan tengkorak-tengkorak itu. Ia dapat memberitahukan dimana pemilik dari empat tengkorak yang pertama itu dilahirkan; tetapi ketika ia menuju pada tengkorak dari seorang arahat, ia kehilangan jejak.

Kemudian Sang Buddha berkata, "Vangisa, tidakkah engkau tahu? Aku tahu di mana pemilik tengkorak ini berada." Vangisa kemudian meminta Sang Buddha untuk memberi mantra gaib yang harus diketahuinya; tetapi Sang Buddha memberi tahu bahwa mantra tersebut hanya dapat diberikan kepada seorang bhikkhu. Vangisa kemudian memberitahu para brahmana untuk menunggu di luar vihara sementara ia mendapat pelajaran mantra tersebut. Kemudian, Vangisa menjadi seorang bhikkhu. Sebagai seorang bhikkhu, seperti dianjurkan Sang Buddha, ia merenungkan tiga puluh dua unsur pokok dari tubuh. Vangisa dengan tekun melatih meditasi seperti yang dianjurkan oleh Sang Buddha dan mencapai tingkat kesucian arahat pada waktu yang singkat.

Ketika para brahmana yang sedang menunggu di luar vihara datang untuk bertanya kepada Vangisa apakah ia telah mendapatkan mantra tersebut, Vangisa menjawab, "Kalian semua lebih baik pergi sekarang; karena bagiku, aku seharusnya tidak lagi pergi bersama kalian."

Para bhikkhu lain yang mendengarnya berpikir ia sedang mengatakan yang tidak sesungguhnya, sehingga mereka pergi menemui Sang Buddha dan berkata, "Bhante! Vangisa dengan cara seperti itu ingin menegaskan dirinya telah mencapai tingkat kesucian arahat."

Kepada mereka Sang Buddha berkata, "Para bhikkhu! Vangisa benar-benar mengetahui kematian dan kelahiran kembali makhluk-makhluk."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 419 dan 420 berikut :

Seseorang yang telah memiliki pengetahuan sempurna tentang timbul dan lenyapnya makhluk-makhluk,
yang telah bebas dari ikatan,
telah pergi dengan baik (Sugata)
dan telah mencapai Penerangan Sempurna,
maka ia Kusebut seorang 'brahmana'.

Orang yang jejaknya tak dapat dilacak,
baik oleh para dewa, gandarwa, maupun manusia,
yang telah menghancurkan semua kekotoran batin
dan telah mencapai kesucian (arahat),
maka ia Kusebut seorang 'brahmana'



=======================================
di sutta ini Buddha tau yak arahat itu ada di mana?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #76 on: 16 May 2009, 03:41:38 PM »

Orang yang jejaknya tak dapat dilacak,
baik oleh para dewa, gandarwa, maupun manusia,
yang telah menghancurkan semua kekotoran batin
dan telah mencapai kesucian (arahat),
maka ia Kusebut seorang 'brahmana'

Tak dapat dilacak bukan berarti tidak ada kan?
Misalnya: "polisi gagal melacak pelaku"
Tidak bisa dilacak bukan berarti "tidak ada pelaku", namun hanya saja polisi tidak bisa menemukannya. Bukankah begitu seharusnya kesimpulannya?
Dan senadainya tiba-tiba pelaku muncul di hadapan polisi, maka bukan berarti "polisi berhasil menemukan pelakunya" tetapi karena "pelaku itu yang mencari polisi"?

Nah, jelas Sang Buddha hanya mengatakan bahwa Arahant dan Tathagata "tidak bisa dilihat" dan "tidak bisa dilacak", bukan mengatakan bahwa "Arahant dan Tataghata tidak ada maupun ada." Mengapa demikian? Coba anda nalar sendiri deh :) Kalau hal demikian masih bisa dijawab oleh nalar awam....





« Last Edit: 16 May 2009, 03:43:40 PM by sobat-dharma »
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #77 on: 17 May 2009, 04:01:15 PM »
Pendapat spekulatif:

Sangha = sila = nirmanakaya = Tuhan
Dharma = samadhi = dharmakaya = Roh Kudus
Buddha = prajna = sambhogakaya = Allah Bapa

;D

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #78 on: 17 May 2009, 04:01:31 PM »

dear sobat dharma,

saya coba memperjelas yg coba ditanyakan oleh ko fabian adalah apa yg saya bold di posting paling atas yaitu Bahkan saya belum melihat adanya ketidaksesuaian dengan sutta pali

krn disini sedang membahas mengenai samboghakaya yg tidak tercantum dalam Tipitaka Pali jadi pernyataan anda diatas, justru menyetujui bhw samboghakaya sesuai dengan sutta pali

nah ketimbang mempertanyakan mengenai bagaimana seharusnya theravadin bersikap, lebih baik jika anda bisa menyebutkan sutta pali mana yg sesuai berisi mengenai samboghakaya.

demikian saya coba memperjelas apa yg ko fabian ingin tanyakan, mohon koreksi jika salah dan mohon jawaban langsung pada org yg ditanya.

metta  _/\_

Jadi kalau saya pahami dari kata-kata Anda di atas berarti apa yang tidak ada dalam sutta pali walaupun tidak bertentangan (berkesesuaian) tidak boleh dianut?

Kalau gitu tunjukkan pada saya terlebih dahulu bagian dari sutta pali yang membahas tentang nimitta. Tunjukkan juga pada saya bagian sutta pali yang menyebut empat landasan sebagai jhana 5-8. Tunjukkan pada saya juga bagian dari sutta pali yang menyebutkan adanya meditasi dengan bantuan kata "Buddho" dapat membantu konsentrasi. Tunjukkan juga pada saya  juga bagian dari mana bagian dari sutta pali yang membahas tentang 10 tingkatan Vipassana Bhavana sebagaimana yang diajarkan oleh Mahasi Sayadaw.

Menurut pemahaman ini, jika hal yang demikian tidak ada dalam sutta pali walaupun berkesesuaian tidak seharusnya dianut, maka hal-hal tersebut seharusnya juga tidak dianut dalam Theravada meskipun berkesesuaian. Bukankah aneh jika hal-hal tersebut tetap dianggap sebagai bagian dari Tradisi Theravada jika tidak tercantum dalam sutta pali?

Kecuali... anda bisa menunjukkan pada saya dengan pasti dan eksak tertera dengan kata yang mirip sama dengan konsep-konsep di atas.

[at] sobat-dharma

Konsep-konsep di atas sejauh ini tidak bertentangan dengan Sutta Pali. Namun saya tidak melihat adanya korelasi Konsep Tiga Tubuh Buddha di Sutta Pali. Yang perlu ditekankan adalah... Apakah di Sutta Pali diuraikan atau disinggung mengenai Konsep Samboghakaya? Atas dasar apa Anda menyimpulkan bahwa Konsep Samboghakaya kongruen dengan Sutta Pali?

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #79 on: 17 May 2009, 04:01:44 PM »

Orang yang jejaknya tak dapat dilacak,
baik oleh para dewa, gandarwa, maupun manusia,
yang telah menghancurkan semua kekotoran batin
dan telah mencapai kesucian (arahat),
maka ia Kusebut seorang 'brahmana'

Tak dapat dilacak bukan berarti tidak ada kan?
Misalnya: "polisi gagal melacak pelaku"
Tidak bisa dilacak bukan berarti "tidak ada pelaku", namun hanya saja polisi tidak bisa menemukannya. Bukankah begitu seharusnya kesimpulannya?
Dan senadainya tiba-tiba pelaku muncul di hadapan polisi, maka bukan berarti "polisi berhasil menemukan pelakunya" tetapi karena "pelaku itu yang mencari polisi"?

Nah, jelas Sang Buddha hanya mengatakan bahwa Arahant dan Tathagata "tidak bisa dilihat" dan "tidak bisa dilacak", bukan mengatakan bahwa "Arahant dan Tataghata tidak ada maupun ada." Mengapa demikian? Coba anda nalar sendiri deh :) Kalau hal demikian masih bisa dijawab oleh nalar awam....


[at] sobat-dharma

Saya setuju dengan Anda. Tapi, tak dapat dilacak bukan berarti ada kan?

Nah, jelas Sang Buddha hanya mengatakan bahwa Para Arahanta dan Sang Tathagatha "tidak dapat dilacak" keberadaan-Nya, karena tidak lagi ditemukan keberadaan maupun ketidakberadaan dari orang yang sudah mencapai Pembebasan. Mengapa demikian? Coba Anda cerna dengan nalar sendiri deh :) Kalau hal demikian masih bisa dicerna dengan kacamata Buddhisme...


Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #80 on: 18 May 2009, 12:43:35 AM »
Pendapat spekulatif:

Sangha = sila = nirmanakaya = Tuhan = Wisnu
Dharma = samadhi = dharmakaya = Roh Kudus = Siva
Buddha = prajna = sambhogakaya = Allah Bapa = Brahma

;D

:-[
appamadena sampadetha

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #81 on: 18 May 2009, 08:27:04 AM »

dear sobat dharma,

saya coba memperjelas yg coba ditanyakan oleh ko fabian adalah apa yg saya bold di posting paling atas yaitu Bahkan saya belum melihat adanya ketidaksesuaian dengan sutta pali

krn disini sedang membahas mengenai samboghakaya yg tidak tercantum dalam Tipitaka Pali jadi pernyataan anda diatas, justru menyetujui bhw samboghakaya sesuai dengan sutta pali

nah ketimbang mempertanyakan mengenai bagaimana seharusnya theravadin bersikap, lebih baik jika anda bisa menyebutkan sutta pali mana yg sesuai berisi mengenai samboghakaya.

demikian saya coba memperjelas apa yg ko fabian ingin tanyakan, mohon koreksi jika salah dan mohon jawaban langsung pada org yg ditanya.

metta  _/\_

Jadi kalau saya pahami dari kata-kata Anda di atas berarti apa yang tidak ada dalam sutta pali walaupun tidak bertentangan (berkesesuaian) tidak boleh dianut?

Kalau gitu tunjukkan pada saya terlebih dahulu bagian dari sutta pali yang membahas tentang nimitta. Tunjukkan juga pada saya bagian sutta pali yang menyebut empat landasan sebagai jhana 5-8. Tunjukkan pada saya juga bagian dari sutta pali yang menyebutkan adanya meditasi dengan bantuan kata "Buddho" dapat membantu konsentrasi. Tunjukkan juga pada saya  juga bagian dari mana bagian dari sutta pali yang membahas tentang 10 tingkatan Vipassana Bhavana sebagaimana yang diajarkan oleh Mahasi Sayadaw.

Menurut pemahaman ini, jika hal yang demikian tidak ada dalam sutta pali walaupun berkesesuaian tidak seharusnya dianut, maka hal-hal tersebut seharusnya juga tidak dianut dalam Theravada meskipun berkesesuaian. Bukankah aneh jika hal-hal tersebut tetap dianggap sebagai bagian dari Tradisi Theravada jika tidak tercantum dalam sutta pali?

Kecuali... anda bisa menunjukkan pada saya dengan pasti dan eksak tertera dengan kata yang mirip sama dengan konsep-konsep di atas.

Kembali anda salah menyimpulkan......

anda menyebut : Sambhogakaya tidaklah bertentangan dengan sutta pali

silahkan sebut aja sumber aja
ga udah muter2 dengan menyebut berbagai macam hal lainnya yang tidak berhubungan dengan samboghakaya sesesuai topik yg sedang dibahas

Disini sedang membahas mengenai pernyataan anda "Samboghakaya tidaklah bertentangan dengan sutta pali".
Nah silahkan anda sebut sutta pali manakah yg selaras dengan Samboghakaya itu?

Jawabannya ditunggu, dan mohon utk tidak memutar2 persoalan ke arah2 lain.....

metta

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #82 on: 18 May 2009, 10:53:32 AM »
The Sàvaka Arahants
Living in Sarika Cave, Ãcariya Mun was occasionally visited by
sãvaka Arahants
, who appeared to him by means of samãdhi nimitta.
Each sãvaka Arahant delivered for his benefit a discourse on Dhamma,
elucidating the traditional practices of the Noble Ones. Here is the
substance of what was expressed:

Biografi Ajahn Mun halaman 42. Dan masih banyak lagi sampai halaman 50.
Sepertinya Ajahn Maha Boowa gak lupa deh. Kalau lupa sampai 8 halaman.

Tapi saya tidak menemukan Sang Buddha mendatangi ybs.

Tulisan Ajahn Maha Boowa memang kontroversial, dan secara pribadi saya lebih cenderung menggunakan sumber yang lebih resmi daripada ucapan seorang Bhikkhu.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #83 on: 18 May 2009, 11:56:32 AM »
[at] Kainyn_Kutho

Baca bukunya di Vihara....nanti saya lihat lagi itu buku berdasarkan aliran apa...kalo berdasarkan ingatan saya sih dari theravada...cuma yang nulis bukan seorang Bhante...cuma umat biasa...

OK, tolong dilihatin, thanx.
Kadang buku-buku Buddhist juga sering ditulis secara umum saja, jadi isinya tidak menurut tradisi tertentu. Bisa saja topik satu mengambil referensi kitab Pali, dan topik berikutnya dari kitab Sanskrit. Jadi kalo bisa, dilihat juga referensi penulisannya dari mana saja.


Kemarin pergi vihara cuma bukunya belum dapat jadi sabar ya.....;D

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #84 on: 18 May 2009, 04:06:19 PM »
Pendapat spekulatif:

Sangha = sila = nirmanakaya = Tuhan
Dharma = samadhi = dharmakaya = Roh Kudus
Buddha = prajna = sambhogakaya = Allah Bapa

;D

Anehnya koq agama lain dibawa2 Ternyata Bro upasaka menyamakan Trinitas Buddha Dharma dengan Tri Mustika Buddhis. Sungguh suatu spekulasi yang tak bertanggung jawab :no:
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #85 on: 18 May 2009, 04:11:02 PM »

Konsep-konsep di atas sejauh ini tidak bertentangan dengan Sutta Pali. Namun saya tidak melihat adanya korelasi Konsep Tiga Tubuh Buddha di Sutta Pali. Yang perlu ditekankan adalah... Apakah di Sutta Pali diuraikan atau disinggung mengenai Konsep Samboghakaya? Atas dasar apa Anda menyimpulkan bahwa Konsep Samboghakaya kongruen dengan Sutta Pali?

Dengan apa anda melihat korelasi? Dengan statistik?  ;D
Seperti yang saya katakan kalau tidak ada namun tidak bertentangan mengapa tidak boleh dianut?
Atas dasar apa pula anda mengatakan konsep sambhogakaya tidak kongruen?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #86 on: 18 May 2009, 04:21:20 PM »

Kembali anda salah menyimpulkan......

anda menyebut : Sambhogakaya tidaklah bertentangan dengan sutta pali

silahkan sebut aja sumber aja
ga udah muter2 dengan menyebut berbagai macam hal lainnya yang tidak berhubungan dengan samboghakaya sesesuai topik yg sedang dibahas

Disini sedang membahas mengenai pernyataan anda "Samboghakaya tidaklah bertentangan dengan sutta pali".
Nah silahkan anda sebut sutta pali manakah yg selaras dengan Samboghakaya itu?

Jawabannya ditunggu, dan mohon utk tidak memutar2 persoalan ke arah2 lain.....

metta

sabar ya bro.... justru ini yang sedang coba saya lakukan sekarang. Bro Gandalf membuka kemungkinan ini dan saya saat ini sedang membuka berbagai literatur yang mencoba menggali konsep Sambhogakaya dalam sutta pali. Meski saya yakin hasilnya tidak akan semencolok seperti yang anda tuntutkan seperti meinta kata "sambhogakaya" ada langsung di dalamnya. Namun, kalau digali dengan hati-hati saya duga mungkin saja akan menemukan deskripsi, kejadian atau kondisi yang secara tidak langsung menunjuk ke sana. Jadi sabar saja ya...  ;) walaupun, tentu saya tidak menutup kemungkinan justru menemukan bukti-bukti yang berbicara sebaliknya.

Namun, minimal saat ini saya hanya berharap teman-teman Theravadin bersikap netral terhadap kisah yang dituturkan oleh Ajah Maha Boowa tersebut tentang pengalaman Ajahn Mun, tidak langsung bersikap antipati (menolak) hanya semata-mata dianggap tidak sesuai dengan konstruksi pengetahuan yang dimiliki teman-teman. Tidak lebih dari itu, saya hanya mengharapkan suatu sikap netral dan tidak keburu menolaknya sampe bukti-bukti baru berhasil digali... Bukankah ini justru sikap netral dan objektif yang selama ini teman-teman puji? Okey?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #87 on: 18 May 2009, 04:24:20 PM »
Pendapat spekulatif:

Sangha = sila = nirmanakaya = Tuhan
Dharma = samadhi = dharmakaya = Roh Kudus
Buddha = prajna = sambhogakaya = Allah Bapa

;D

Anehnya koq agama lain dibawa2 Ternyata Bro upasaka menyamakan Trinitas Buddha Dharma dengan Tri Mustika Buddhis. Sungguh suatu spekulasi yang tak bertanggung jawab :no:

Ini buat lucu-lucuan aja...
:))
Dan ternyata responnya lucu juga. ;D

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #88 on: 18 May 2009, 04:30:33 PM »

Konsep-konsep di atas sejauh ini tidak bertentangan dengan Sutta Pali. Namun saya tidak melihat adanya korelasi Konsep Tiga Tubuh Buddha di Sutta Pali. Yang perlu ditekankan adalah... Apakah di Sutta Pali diuraikan atau disinggung mengenai Konsep Samboghakaya? Atas dasar apa Anda menyimpulkan bahwa Konsep Samboghakaya kongruen dengan Sutta Pali?

Dengan apa anda melihat korelasi? Dengan statistik?  ;D
Seperti yang saya katakan kalau tidak ada namun tidak bertentangan mengapa tidak boleh dianut?
Atas dasar apa pula anda mengatakan konsep sambhogakaya tidak kongruen?

Ada gak perumpamaan atau uraian di Sutta Pali mengenai Tiga Tubuh Buddha? Kalau Anda sudah menemukannya, baru saya bilang : "Konsep Tiga Tubuh Buddha memiliki korelasi dengan Sutta Pali". :)

Memangnya ada juga perumpamaan atau uraian di Sutta Pali mengenai adanya wujud (baca : Samboghakaya) setelah Parinibbana? Kalau Anda sudah menemukannya, baru saya bilang : "Konsep Samboghakaya jelas sekali kongruen dengan Sutta Pali." ;D

OK. Saya kasih batas waktu buat Anda sampai 100.000 kappa lagi.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #89 on: 18 May 2009, 04:31:35 PM »
Saya setuju dengan Anda. Tapi, tak dapat dilacak bukan berarti ada kan?

Tapi juga tidak bisa diartikan tiada kan?


Nah, jelas Sang Buddha hanya mengatakan bahwa Para Arahanta dan Sang Tathagatha "tidak dapat dilacak" keberadaan-Nya, karena tidak lagi ditemukan keberadaan maupun ketidakberadaan dari orang yang sudah mencapai Pembebasan. Mengapa demikian? Coba Anda cerna dengan nalar sendiri deh :) Kalau hal demikian masih bisa dicerna dengan kacamata Buddhisme...

kacamata Buddhisme yang mana?



Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek