maka dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu, kalau tidak ia akan meninggal.
Saya pribadi sih tidak setuju dengan hal tersebut...Bukankah SB juga bisa "menentukan" kapan saatnya dia "mati" seperti yg pernah saya baca(tapi saya lupa baca dimana)..
Kemudian apakah seorg arahat "harus" menjadi seorang "Bhikkhu" hanya untuk supaya bisa melanjutkan kehdpan?Saya rasa tidak relevan...Karena seorg arahat sudah tidak memiliki "aku" segalanya sudah runtuh...Kenapa Arahat harus pindah menjadi "BHikkhu" hanya supaya dia tidak meninggal dlm wkt 7hari?Bukankah itu aneh?
Salam,
Riky
Dear Riky,
anak TK bilang Aljabar itu sesuatu yang tidak masuk akal.
Menurut dia, aljabar itu amat sangat tidak lah mungkin.
Teman saya yang kuliah di jurusan matematika, dengan santai menerangkan Aljabar......
Anak balita takjub melihat ada air turun dari langit (baca : hujan), dan bilang "aneh yah ada air turun dari langit.......
Orang dengan kepercayaan tertentu akan bilang, hujan ciptaan tuhan
Tapi anak SMP saja, saat ini sudah mahir menerangkan proses penguapan, menjadi awan, pengembunan dan turun menjadi hujan........
Apakah kita hanya ingin bertanya-tanya dengan menggunakan pikiran anak TK/balita, ataukah kita akan berusaha untuk mencari tahu lebih lanjut???
Mengingat Buddha sudah mengajarkan jalan, Arya Atthangika Magga...... marilah kita laksanakan itu........