Dhamma talk yang diiringi oleh humor adalah Relatif ( dan tidak setiap pembabar dhamma mempunyai kualitas tersebut ). Karena humor ( terutama kenyataan mengenai kehidupan ) adalah sesuatu yang dapat diterima secara luas, umum dan logika. Dan biasanya cara ini membuat pendengat lebih konsentrasi ke pembicara ( berbeda lapangan dan kondisi berbeda cara penyampaian ). Mungkin dalam membabarkan dhamma plus humor untuk pendengar yang berbeda latar belakang keinginan lebih bisa diterima secara meluas. Karena untuk membuat seseorang dengan pikiran terbuka menerima dhamma tentu tidak mudah. Dan cara ini menimbulkan “ keinginan “ untuk mengetahui lebih jauh mengenai dhamma.
betul2..benar sekali ..pendengar dari yang main handphone,bicara2 jadi lebih konsentrasi ke "pembicaranya" bukan ke "isi" yang dibicarakan..itu lah yang jadi masalah...
Semuanya kembali kepada pendengarnya, apa yang menjadi motivasi dalam mendengarkan dhamma talk, dan tidak bisa di pukul rata bahwa semua orang tidak mendapat manfaat dari dhamma talk plus humor. Karena kenyataan banyak yang masih ingat dhamma yang telah disampaikan dan mendapatkan manfaatnya.
IMO, seseorang dapat termotivasi untuk melanjutkan pencarian berikutnya, yakni pada saat awal "mendapat " sesuatu yang menarik dan membuat bathinnya terbuka seketika ( apapun bentuknya) . Inilah yang membuat seseorang melanjutkan pencarian dan pendalaman yang lebih jauh atas kehendak sendiri.
Kalau Ujung2nya semua tergantung si pendengar,jadi intinya tidak perlu deh DhammaIntertaiment,promosi berlebihan,lelucon2 yang berlebihan..toh "intinya" adalah kembali pada si pendengar bukan?
beda antara "menarik" dan "tertarik" ,kadang hal yang "menarik" membuat orang terus mencari tahu karena itu "menarik" "menantang" bagi dirinya..kalau orangnya "tertarik" karena "lelucon" maka dia hanya "tertarik" disaat panggung sandiwara itu diputar,atau lawak itu dimainkan,kalau "lawaknya" sudah "berhenti" maka dia juga "berhenti" karena tidak ada "lelucon" lagi yang membuatnya "tertarik" untuk mendengar...
kayak acara tukul Bukan 4 Mata,orang kan nenggoknya hanya ngakak lihat tingkah laku si tukul[kadang saya aja males nonton,padahal kadang ada isinya yang bagus,dan bisa jadi pengetahuan,tapi si tukul menurut saya tak pantas jadi pembawa acara,bagusan jadi tukang ngelawak aja..karena hal yang sudah serius,malah dia lecehkan dengan "sindiran2" dan tawa2 yang tidak penting itu..jadi ISInya MENJADI KABUR,di buat sama dia..],orang itu nonton acara Bukan 4 Mata,bukan karena "isi" pengetahuan yang dibabarkan di acara tersebut,tapi tingkah laku si pembawa acara yang jail,dan lelucon..
jadi jelaskah itu?
Anumodana