//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - kuang

Pages: [1] 2
1
ini semua SESAT kk hendi, makanya saya tidak diterima disini, malah saya di fitnah disini
MUNAFIK...

2
Btw.. thread bernada serupa seperti ini sudah sangat banyak..
Saya rasa tidak ada gunanya membahas thread seperti ini..
Jika masih dilanjutkan, saya rasa pihak gmods / admin dapat melakukan tindakan yang sepantasnya.

Untuk Kuang

Sudah dijelaskan bahwa Buddhism menganut Humanosentris (melihat ke dalam diri sendiri) dan bukan Theosentris, jadi hentikan usaha Anda dalam postingan2 yang sifat useless seperti ini. Karena member yang ada di forum ini saya rasa semuanya sudah pernah mempelajari mengenai Tuhan secara personifikasi dari kecil, namun menemukan sesuatu yang rasa kami benar dan masih bisa dipertahankan kebenarannya oleh kami. Jadi jujur saja, postingan2 Anda untuk membuat kami percaya Tuhan itu sangat sia-sia. Karena dalam Buddhism yang dipercayai adalah Ketuhanan yaitu Nibbana, bukanlah Tuhan yang sifatnya personifikasi.

Jadi pribadi saya sarankan, kalau mau bermain di sini, ya mainlah di board kafe jongkok, musik, atau pun kesehatan tanpa perlu menentang dasar2 Buddhism yang sudah mengakar di sini.




saran? maen mainlah di board kafe jongkok, musik, atau pun kesehatan ?
saya sukanya maen DOTA, yo...
thanks ya kk, tapi anda SESAT lol

3
Bro kuang, Buddhisme memang punya konsep Ketuhanan, tetapi bukan Ketuhanan Personal yang bisa mengirimkan Hitler menghukum orang lain, ataupun mengetuk pintu hati manusia.

Satu lagi, kalau mau posting tentang agama lain, silahkan di Board Buddhisme dan kepercayaan lain.

karena tentang hilter kan?
bukan saya yang mao posting, tapi ada yang mengalihkannya.
baca...

4
Tuhan & Ajaran Sang Buddha

BERBICARA MENGENAI KONSEP, SEKILAS dalam benak kita terbayang teori-teori yang kental kaitannya dengan sesuatu yang diteliti, dikaji, diperdebatkan, dan juga diyakini. Dalam konteks artikel ini, konsep yang dibahas adalah tentang tuhan. Secara umum pandangan yang ada menganggap seseorang yang beragama pasti atau harus mempunyai ”satu Tuhan yang diakui”. Konsep tuhan dari sudut pandang ini sangat jelas memersonifikasikan Tuhan, jadi tuhan dirupakan sebagai sosok atau makhluk seperti halnya manusia. Keyakinan akan konsep ini tentunya bukan sesuatu yang asing bagi kita, karena sejak kecil kita sudah mendapat modal yang kuat akan konsep tuhan sebagai makhluk adidaya yang mencipta alam semesta beserta seluruh isinya dari pendidikan di sekolah maupun lingkungan sekitar
kita.

Yang sulit adalah ketika kita mendapatkan kebenaran akan sesuatu konsep yang telah demikian lama mengakar dalam pikiran kita, bahwa konsep yang kita yakini selama ini ternyata keliru atau salah. Sulitnya karena kemelekatan kita pada konsep tersebut (bahwa tuhan dipandang sebagai sosok atau pribadi pengatur dan pencipta alam semesta dan isinya) telah begitu kuat. Jika kemelekatan (keyakinan) kita terhadap konsep itu begitu kuatnya maka kita akan selalu menjadi pendebat seluruh konsep yang ada walaupun konsep yang lain mungkin menawarkan sudut pandang yang sebenarnya.

Kontroversi

Sejauh ini masih banyak yang mempertanyakan, dalam Buddhis itu tuhannya yang mana, bagaimana pula karakteristiknya. Mengapa pula dalam sutta-sutta ataupun ceramah Dhamma konsep tentang tuhan ini sangat jarang disinggung. Bagaimana sesungguhnya konsep mengenai Tuhan dalam Agama Buddha? Mengapa perlu membahas tentang konsep ini? Menurut ahli-ahli di luar negeri, dikatakan bahwa agama Buddha dimasukkan sebagai agama yang Agnostik dan tidak mengenal tuhan pencipta. Selain itu, menurut para Atheis, dikatakan bahwa Buddhisme tidak bisa disebut sebagai agama karena tidak adanya tuhan dan segala macamnya, namun lebih cenderung ke filosofi. Sedangkan menurut historisnya, dikatakan bahwa di Indonesia, Walubi terpaksa menggunakan sebutan Sanghyang Adi Buddha sebagai tuhan dalam agama Buddha karena tekanan dari pemerintah.

Teori

Menjawab berbagai kontroversi tentang pemaknaan tuhan yang sesungguhnya dalam agama Buddha sudah sepatutnya menjadi tugas kita bersama sebagai penganut ajaran Buddha. Karena itu, dalam pembahasan berikut ini akan diuraikan dasar-dasar pandangan non-Buddhis terhadap konsep tuhan dalam Buddhisme, istilah-istilah yang digunakan untuk memperjelas mengenai teori ketuhanan dalam Buddhisme, dan bagaimana pandangan Sang Buddha mengenai konsep tuhan itu sendiri. Jawaban Sang Buddha kelak akan menguak tabir misteri tentang Atta dan doktrin penolaknya, Anatta (doktrin tiada inti diri).

Istilah agnostik, theis, dan atheis

Seorang agnostik adalah seorang yang percaya bahwa ada ‘sesuatu’ yang di luar pikiran manusia. Di sisi lain, seorang agnostik mungkin percaya mungkin pula tidak percaya pada ‘tuhan’. Jadi seorang agnostik bisa sebagai seorang theis ataupun seorang atheis. Istilah ‘gnostic’ atau ‘agnostic’ dibuat oleh philsuf-pemikir Thomas Huxley pada tahun 1869. ‘Gnostic’ berasal dari akar kata ‘gnosis’, artinya ‘mengetahui’ (to know). Dengan kata lain, seseorang agnostik mengakui ketidaktahuannya mengenai keberadaaan ‘tuhan’. Menurut mereka, ‘tuhan’ mungkin saja ada, tetapi akal tidak dapat membuktikan keberadaan ataupun ketidakberadaannya.

Dalam teori Buddhis, memang tidak dikenal adanya konsep tuhan dengan definisi sebagai pencipta dan pengatur alam semesta beserta segala isinya dengan watak atau sifat-sifat seperti manusia yang bisa marah, senang, benci, sayang, dsb, sehingga agama Buddha sering disebut atheis. Tentunya jawaban ini sangat tidak memuaskan beberapa pihak dan orang-orang yang sudah terlanjur melekat pada pandangan tuhan sebagai pribadi atau makhluk yang agung, tinggi, dan super power, di mana menuntut setiap agama harus mempunyai konsep yang sama seperti itu. Sayangnya, cara pandang kita sebagai penganut ajaran Buddha terhadap konsep tuhan ini memang sangat berbeda dibanding agama-agama lainnya.

Tuhan dalam agama Buddha didefinisikan sebagai yang mutlak, maka jika meminta definisi tuhan sebagai yang mutlak ini, kita dapat merujuk pada uraian Sang Buddha tentang Nibbana yang ada pada Sutta Pitaka, Udana VIII:3. Dalam hal ini agama Buddha termasuk agama theistik. 'Yang Mutlak' sendiri adalah istilah falsafah, bukan istilah yang biasa dipakai dalam kehidupan keagamaan. Dalam kehidupan keagamaan, 'Yang Mutlak' itu sendiri disebut dengan 'tuhan yang maha esa'.

‘Tuhan’ sebagai tujuan akhir

Agama Buddha boleh-boleh saja dikatakan atheis karena jika melihatnya hanya dari sudut pandang personal, agama Buddha memang tidak ber-’tuhan’. Karena jelas-jelas agama Buddha memegang teguh konsep anatta (doktrin tiada inti diri/aku/jiwa yang kekal) yang merupakan salah satu bagian penting dari 3 corak umum yang universal (tilakkhana). Jika melihat definisi Tuhan dari sudut pandang impersonal (bukan pribadi), maka dalam ajaran Buddha terdapat Nibbana yang bisa disamakan dengan konsep Tuhan karena Nibbana adalah tujuan yang tertinggi dan termulia yang ingin dicapai oleh seorang penganut ajaran Buddha.

Tujuan akhir dari kita belajar, memperdalam pemahaman tentang Dhamma Sang Buddha, dan mempraktekkannya pun sesungguhnya karena kita menginginkan kebebasan yang mutlak, menuju pada pencapaian pencerahan yang tertinggi, yaitu Nibbana. Sama halnya dengan pandangan umum agama lain yang ingin mencapai atau berada di sisi ‘tuhannya’ setelah meninggal (tujuan akhirnya). Inilah sebabnya kita bisa menggunakan konsep Nibbana untuk mendefinisikan Tuhan dalam agama Buddha karena peranannya sebagai tujuan akhir, sama dengan peranan tuhan dalam agama-agama lainnya.

Hakekat ketuhanan

Dengan mengetahui bahwa tuhan dalam agama Buddha sesungguhnya tujuan akhir yang perlu kita capai sebagai pemeluk ajaran Buddha, maka merupakan sesuatu yang mutlak bagi kita untuk mengenali bagaimana hakekat ketuhanan (sifat-sifat tuhan) itu sendiri. Adapun hakekat ketuhanan dalam agama Buddha adalah tidak berkondisi dan terbebas dari Lobha, Dosa, dan Moha. Karena tidak berkondisi dan terbebas dari Lobha, Dosa, dan Moha, maka sifat-sifat tuhan adalah maha esa, karena hanya satu-satunya, dan mahasuci, karena terbebas dari Lobha, Dosa, dan Moha.

Karena itu, tuhan bisa dikatakan bersifat impersonal (bukan pribadi), yaitu memahami yang mutlak/tuhan sebagai anthropomorphisme (tidak dalam ukuran bentuk manusia) dan anthropopatisme (tidak dalam ukuran perasaan manusia). Jika masih berpandangan bahwa tuhan bersifat tidak impersonal, maka berarti masih berkondisi, yang berarti masih ada dukkha. Dengan demikian, bisa timbul pandangan bahwa ”tuhan dapat disalahkan”, sehingga kita tidak dapat mendudukkan tuhan dalam proporsi yang sebenarnya dan mengaburkan kembali pandangan yang semula bahwa ‘tuhan’ adalah yang tertinggi, mahasuci, mahaesa, mahatahu, dsb.

Yang mutlak (tuhan) dalam agama Buddha tidaklah dipandang sebagai sesuatu pribadi puggala adhitthana), yang kepadanya umat Buddha memanjatkan doa dan menggantungkan hidupnya. Agama Buddha mengajarkan bahwa nasib, penderitaan dan keberuntungan manusia adalah hasil dari perbuatannya sendiri di masa lampau, sesuai dengan hukum kamma yang merupakan satu aspek Dhamma.

Definisi dan asal muasal kata ”tuhan”

Dilihat dari agama dan kepercayaan yang ada, Tuhan/Dei/Deos/God/ Thien pada intinya memiliki pengertian penguasa, pengatur alam semesta yang berkepribadian yang dipercaya memiliki super power. Kepercayaan akan adanya tuhan dimulai dengan konsep politheis atau banyak tuhan dengan tugas-tugas tertentu seperti kepercayaan Mesir dan Yunani kuno.

Belakangan manusia mulai berpikir bahwa tuhan yang jumlahnya banyak tersebut tidaklah efektif lagi karena mengurangi kredibilitas sesuatu yang super power. Selain itu timbul pemikiran perlunya tuhan tertinggi untuk mengatur tuhan-tuhan yang lain yang merupakan cermin dari hirarki kerajaan. Akhirnya terbentuklah konsep monotheis, tuhan yang satu.

Etimologi (asal kata) ‘tuhan’ dalam bahasa Melayu juga memiliki sejarahnya sendiri. Kata ‘tuhan’ berasal dari kata ‘tuan’, sama artinya dengan kata ‘lord’ dalam bahasa Inggris, sama artinya dengan kata ‘gusti’, yaitu seseorang sebagai tempat mengabdikan diri.

Hal ini dapat kita buktikan dengan mengamati dalam bahasa Jawa, seperti ‘gusti raja’, ‘gusti putri’ yang kemudian muncul istilah ‘gusti allah’. Selain itu juga dari satu sumber disebutkan, bahwa sebelum perkataan 'Tuhan' diperkenalkan kepada rakyat Indonesia, rakyat Indonesia telah ber-tuhan, akan tetapi tidak disebut dengan perkataan 'tuhan'. Di Jawa dikenal perkataan 'pangeran'. Perkataan ‘pangeran' itu mempunyai akar kata 'her', 'tempat diam untuk menghadap orang tua'; kata kerjanya 'angher', 'tinggal pada suatu tempat untuk mengabdi'; maka perkataan 'pangeran' berarti 'yang diikuti, yang diabdi'. Dalam hal ini tidak ada unsur memohon, meminta sesuatu, mengharapkan sesuatu dari 'Pangeran', akan tetapi karena mengabdi dan mengikuti, maka pasti akan diperoleh berkah atau buah (pahala). Tuhan atau pangeran dalam bahasa Jawa sering digambarkan sebagai : “gesang tanpa roh; kuwaos tanpa piranti; tan wiwitan datan wekasan; tan kena kinaya ngapa; ora jaman ora makam; ora arah ora enggon; adoh tanpa wangenan; cedak tanpa gepokan (senggolan); ora njaba ora njero; lembut tan kena jinumput; gede tan kena kinira-kira",

yang artinya :
"Hidup tanpa roh; kuasa tanpa alat; tanpa awal tanpa akhir; tak dapat diapa-siapakan; tak kenal jaman maupun perhentian; tak berarah tak bertempat; jauh tak terbatas; dekat tak tersentuh; tak di luar tak di dalam; halus tak terpungut; besar tak terhingga".

Kedatangan bangsa Barat dengan membawa agama Nasrani dan usaha menerjemahkan Injil khususnya kata ‘lord’ () ke dalam bahasa Melayu, memberikan perubahan kata ‘tuan’ menjadi ‘tuhan’. Hal ini terjadi karena kata ‘tuan’ memiliki konotasi yang sifatnya duniawi, dan dengan diubahnya kata tersebut menjadi kata ‘tuhan’ akan memberikan konotasi yang sifatnya spiritual.

Bagaimana dengan Buddhisme? Pada dasarnya dalam Buddhisme tidak terdapat ajaran mengenai tuhan dalam pemahaman pengertian sebagai penguasa, pengatur alam semesta yang berkepribadian yang dipercaya memiliki super power.

Tidak ada satupun pengertian dari ‘tuhan’ di atas yang dapat kita jumpai dalam teks-teks awal Buddhisme, kecuali beberapa sifat tertentu. Beberapa waktu yang lalu di Sri Lanka, timbul suatu gerakan protes untuk menghilangkan istilah tuhan dalam kurikulum sekolah, di mana istilah tuhan ini merupakan produk agama Nasrani yang juga mewabah di Sri Lanka.

Penggunaan kata ‘tuhan’ dalam agama Buddha di Indonesia merupakan suatu bentuk kompromi politik, di mana Indonesia hanya mengakui agama yang bertuhan meskipun tidak dijelaskan definisi atau pengertiannya apakah harus seragam, dan agama Buddha di Indonesia perlu menyesuaikan diri. Kemudian muncul istilah Sanghyang Adi Buddha yang oleh sebagian orang dianggap sebagai tuhan yang bisa melihat, mendengar, memberkahi, sehingga digunakan dalam upacara pengambilan sumpah seorang umat Buddha dalam sistem kenegaraan.

Sebenarnya jika kita melihat dan memerhatikan sila pertama Pancasila Dasar Negara Indonesia yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, kita tidak bisa mengatakan dan mengartikannya bahwa Indonesia mengakui adanya satu tuhan, tetapi mengakui sifat-sifat tuhan yang mutlak. Kata ”ketuhanan” merupakan kata yang memiliki awalan ‘ke-’ dan akhiran ‘–an’, ketika suatu kata dasar diberi imbuhan awalan ‘ke-’ dan akhiran ‘–an’ maka kata tersebut memiliki perubahan arti.

Dalam hal ini kata ‘tuhan’ yang merupakan kata benda ketika ditambah dengan awalan ‘ke-’ dan akhiran ‘–an’ akan berubah menjadi kata sifat. Dengan kata lain, kata ‘ketuhanan’ berarti sifat–sifat atau hal-hal yang berhubungan dengan tuhan, bukan tuhan itu sendiri.

Kata ‘maha’ berasal dari bahasa Sanskerta/ Pali yang bisa berarti mulia atau besar (bukan dalam pengertian bentuk). Kata ‘maha’ bukan berarti ‘sangat’. Jadi adalah salah jika penggunaan kata ‘maha’ dipersandingkan dengan kata seperti besar menjadi maha besar yang berarti sangat besar.

Kata ‘esa’ juga berasal dari bahasa Sansekerta/Pali. Kata ‘esa’ bukan berarti satu atau tunggal dalam jumlah. Kata ‘esa’ berasal dari kata ‘etad’ yang lebih mengacu pada pengertian keberadaan yang mutlak atau mengacu pada kata ‘ini’ (this – Inggris). Sedangkan kata ‘satu’ dalam pengertian jumlah dalam bahasa Sansekerta maupun bahasa Pali adalah kata ‘eka’. Jika yang dimaksud dalam sila pertama adalah jumlah Tuhan yang satu, maka kata yang seharusnya digunakan adalah ‘eka’, bukan kata ‘esa’.

Dari penjelasan yang telah disampaikan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa arti dari Ketuhanan Yang Maha Esa bukanlah berarti tuhan yang hanya satu, bukan mengacu pada suatu individual yang kita sebut tuhan yang jumlahnya satu. Tetapi sesungguhnya, Ketuhanan Yang Maha Esa berarti sifat-sifat luhur/mulia tuhan yang mutlak harus ada. Jadi yang ditekankan pada sila pertama dari Pancasila ini adalah sifat-sifat luhur/mulia, bukan tuhannya.

Dan apakah sifat-sifat luhur/mulia (sifat-sifat tuhan) itu? Sifat-sifat luhur/mulia itu antara lain: cinta kasih, kasih sayang, jujur, rela berkorban, rendah hati, memaafkan, dan sebagainya. Dan ajaran agama Buddha mengandung semua hal itu. Dengan dasar acuan mengenai sifat-sifat Tuhan dalam agama Buddha, di mana peranannya sebagai tujuan akhir yang mutlak dicapai oleh semua makhluk, dan juga dari definisi serta asal kata ‘Tuhan’ itu sendiri secara historis dan harfiah seperti yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikatakan bahwa sesungguhnya konsep tuhan dalam agama Buddha sama sekali tidak bertentangan sila pertama dasar negara Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, maupun UUD '45 pasal 29 ayat 1 dan 2.

Lebih jauh, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam agama Buddha kita dapatkan dari sabda-sabda Sang Buddha, seperti yang dituliskan dalam Kitab Udana : "Atthi bhikkhave ajatam abhutam akatam asankhatam,no ce tam bhikkhave abhavisam ajatam abhutam akatam asankhatam, nayidha jatassa bhutassa katassa sankhatassa nissaranam pannayatha. Yasma ca kho bhikkhave atthi ajatam abhutam akatam asankhatam, tasma jatassa bhutassa katassa sankhatassa nissaranam pannaya'ti”

yang artinya:
"Para bhikkhu, ada Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Menjelma, Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Para bhikkhu, bila tak ada Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Menjelma, Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka tak ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Menjelma, Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu". (Udana,VIII: 3)

Untuk memahami ‘yang mutlak’ ini, seseorang harus mengembangkan pengertiannya, dari pengertian duniawi (lokiya) sampai memperoleh pengertian yang mengatasi duniawi (lokuttara), yang hanya dapat dicapai oleh insan yang sadar, yang telah membebaskan diri dari cengkeraman kamma dan kelahiran kembali. Pengertian ini tidak dapat dimiliki oleh manusia yang batinnya masih dicengkeram oleh keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kegelapan batin (moha).

Dengan demikian, jelaslah bahwa agama Buddha benar-benar mengajarkan keyakinan terhadap tuhan yang maha esa, yang mutlak. Hal ini penting sebagai penegasan kepada mereka yang mengira bahwa Sang Buddha tidak mengajarkan keyakinan terhadap tuhan yang maha esa dan dengan sendirinya agama Buddha dianggap tidak berlandaskan pada ketuhanan yang maha esa.

Sampai di sini, pembahasan kembali pada sifat-sifat tuhan dalam agama Buddha, yaitu tidak berkondisi dan terbebas dari lobha, dosa, dan moha. Dan dalam Buddhis, hal ini dikenal dengan Nibbana. Untuk mengetahui apakah sesuatu yang tidak berkondisi ini benar-benar ada, maka dapat digunakan acuan berdasarkan Kitab Suci Tipitaka, logika (Anumana: melihat yang tidak terlihat dari yang terlihat), dan mengalami langsung (merealisasi). Bagaimana menuju perealisasian Nibbana adalah tergantung pada usaha kita, dan untuk itu kita perlu memahami satu doktrin penting yang diajarkan Guru Agung kita, yaitu ajaran tentang anatta.

5
[at] Kuang

ente dibayar berapa ma Tuhan, >:D

ngemeng2 Tuhan ente yg namanya siape :D

dah musim pemilu neh... Tuhan ente nomor berapa :)) sini tak aye coblos

tanda bahwa KPU gagal dalam sosialisasi pemilu...
pemilu 2009 cara memilih caleg adalah contreng 1x pada baris nama caleg saja.
contreng 2x di dua baris, contreng di gambar parpol + i baris nama, coblos ==> surat suara tidak sah...

:outoftopic:

:backtotopic:

kalo tuhan itu memang ada, kenapa bisa ada hitler?
- kalo tuhan ada dan maha pengasih & penyayang, kok tuhan ga bisa kendaliin hitler ciptaannya sampe2 membunuh 6 juta ciptaannya yg laen? (tuhan ga sayang sama 6 juta yahudi)
- kalo tuhan ada dan maha tahu, kok tuhan tetep ciptain hitler, padahal tahu kalo hitler bakal jadi kejam gitu? ( tuhan ga bisa thu kalo hitler bakal bunuh 6 juta orang)
- kalo tuhan ada dan maha kuasa, kok tuhan ga kendaliin hitler sebelum jadi diktator? (tuhan ga sanggup kendaliin ciptaanya sampe2 hitler bunuh 6 juta ciptaannya yg laen)

Holocaust atau pembunuhan masal orang Yahudi tidak akan pernah terlupakan. Suatu tragedi terbesar mengerikan yang pernah terjadi di sejarah umat manusia dan Hitler adalah aktor antagonis utamanya. Adolf Hitler dan rezim-nya bertanggung jawab atas tewasnya 6 juta kaum Yahudi. Peristiwa ini juga merupakan sebagai sebuah hukuman untuk kaum Yahudi.

Sebenarnya bangsa Israel adalah bangsa yang terpilih, seperti yang difirmankan oleh Tuhan melalui Musa :

"Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi." (Keluaran 19:5)

"Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi." (Ulangan 28:1)

Tetapi bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk, mereka selalu saja menentang Tuhan. Dan jika mereka tidak mendengarkan suara TUHAN, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, maka mereka pasti akan mendapatkan ganjarannya.

Untuk menghukum kaum Yahudi, Tuhan memilih seseorang yang juga merupakan keturunan Yahudi, yang lahir di Austria, yaitu Adolf Hitler. Ketika Perang Dunia I meletus, Hitler turut serta pada usia 25 tahun sebagai pengantar pesan dalam pasukan Infantri Resimen Bavaria ke-16, dan ia merupakan salah satu orang yang paling beruntung di medan pertempuran. Pernah suatu kali resimennya bertemu pasukan Inggris dan Belgia di dekat Ieper (bahasa Perancis: Ypres), resimennya kehilangan 2.500 dari 3.000 orang, tewas, luka-luka atau hilang dan Adolf Hitler lolos tanpa luka sedikitpun, dan beberapa kali ia berdiri di satu tempat dan kemudian berpindah ke tempat lain, yang beberapa detik kemudian tempat dimana dia sebelumnya berdiri kejatuhan bom.

"Dan jikalau hidupmu tetap bertentangan dengan Daku dan kamu tidak mau mendengarkan Daku, maka Aku akan makin menambah hukuman atasmu sampai tujuh kali lipat setimpal dengan dosamu." (Imamat 26:21)

"TUHAN akan menghajar engkau dengan kegilaan, kebutaan dan kehilangan akal" (Ulangan 28:28)

Tragisnya ialah saat-saat pengejaran dan pembunuhan terhadap kaum Yahudi yang dilakukan oleh Nazi selama dalam perang dunia ke-2 yang kemudian dikenang dengan tragedi Holocaust ini. Sekejap dalam kurun waktu yang singkat, Hitler mampu membinasakan jutaan orang. Bahkan pemusnahan ini mencapai kisaran enam jutaan umat Yahudi. Tindakan rasis yang dilakukan oleh Hitler ini telah membuat terperangah bangsa-bangsa diseluruh penjuru dunia.

Peristiwa yang kelam itu tidak membuat mereka jera. Presiden Venezuela, Hugo Chavez menyebut gempuran Israel ke Libanon sebagai pembunuhan massal. "Israel kerap mengkritik Hitler, tapi yang mereka perbuat sama, bahkan lebih jelek," katanya.

Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad juga pernah mengatakan untuk melenyapkan Israel dari peta dunia. Mungkin pada saat itulah bangsa Israel akan kembali ke Mesir untuk kedua kalinya.

"TUHAN akan membawa engkau kembali ke Mesir dengan kapal, melalui jalan yang telah Kukatakan kepadamu: Engkau tidak akan melihatnya lagi, dan di sana kamu akan menawarkan diri kepada musuhmu sebagai budak lelaki dan budak perempuan, tetapi tidak ada pembeli." (Ulangan 28:68)

berarti itu waktu perang ya...
ini semua terjadi karena perbuatan manusia jg, mengapa bisa terjadi peristiwa begitu...
tidak mau percaya akan Adanya TUHAN
melawan TUHAN
kenapa harus mempertahankan orang yang melawan dia?
setelah ini semua terjadi, orang yang dipilih TUHAN akan mendapat hukuman jg, dia tidak bebas begitu saja... tetapi setelah dia selesai, dia akan kembali ke samping TUHAN

6
hanya minta anda menjelaskan rasa sakit itu seperti apa ke kita
itu saja...
bukan yang yg laen ya...
sebelum ngerti, jangan jawab

Saya bisa jelaskan rasa sakit pada anda dengan menampar anda. Saya bisa menjelaskan rasa asin dengan memberikan garam ke anda. Saya juga bisa menjelaskan musik dengan memainkannya. Hanya saja, memang tidak ada padanannya dalam kata.

Sekarang saya minta anda menjelaskan tentang Tuhan. Saya tahu tidak ada padanannya dalam kata. Tapi cobalah anda jelaskan ke saya. Bagaimana saya bisa merasakan Tuhan dengan objektif?




cara kita berkomunikasi kita dengan TUHAN berbeda menurut kepercayaan masing2 ya.
percaya atau tidak kita akan sadar ketika mencoba membuka hati kita untuk TUHAN, terima dia, anda akan tau. rasa sakit atau asin tidak bisa dijelaskan dengan kata, tapi setelah kita coba kita merasakan nya.... kita jadi tau... dan ketika kita perlu yang asin kita cari garam, karena kita tau, garam akan memberikan asin. ketika kita mengalami kesusahan. TUHAN akan membantu kita ketika kita berdoa kepada NYA.
NAMASTE

7
Sungguh bodoh perumpamaan ini. Apakah orang beragama tidak ada yang sakit?

Bedanya lagi, tukang cukur buka tempat untuk dilihat semua orang. Siapa pun bisa datang untuk cukur. Tapi Tuhan tidak "buka toko", yang ada cuma calo-calo yang ngomongnya semua berbeda.
Bahkan bagi orang percaya Tuhan pun, ini adalah perumpamaan bodoh.

Betul Bro Kaynyn

Mo beragama apa kek
Keyakinan apa kek
Makhluk apa kek
Ada Tuhan apa tidak kek
Percaya apa tidak kek
Tetap aja masalah manusia tetap ada
Dia bisa menderita sakit, tua dan mati

Kalo sekadar percaya ama Tuhan, terus ga bisa sakit
Saya rasa ga perlu ada rumah sakit di dunia ini
Coba tanyakan yang di rumah sakit satu2 yang terbaring di sana
Apakah ada satu agama tertentu yang tidak pernah terdaftar dan terbaring sebagai pasien rumah sakit ? Kan tentu tidak toh ?
Semua sama, bisa sakit juga, bisa mati juga, ga bisa awet muda terus karena meyakini suatu agama tertentu

Malah banyak yang ngaku beragama/berTuhan
Baik umat maupun negara
Tapi tiap hari perang melulu, demi mempertahankan agamanya, tapi berbuat tidak sesuai sama sekali dengan semua ajaran agama

Kalo Tuhan benar ada, mengapa tangan kasihNya tak menjangkau semua makhluk ?
Berarti bisa dikatakan pula jika Tuhan itu memang benar ada, Dia juga masih pilih kasih
Hanya umatNya saja yang percaya akan diselamatkan


Sungguh2 teramat lucu..





Lucu ? ketawa lar... dasar gila...
kita di sini serius membahas, jika ada "lucu" anda tidak berhak menjawab, karena anda tidak serius / main2
TUHAN selalu mengetok pintu hati kita, tapi kita yang tidak membuka pintu hati kita.
memang kita semua pasti akan mati, bahkan ada hari KIAMAT, kepada siapa anda berserah ketika anda meninggal ?
ada NERAKA dan SURGA ? benar ?
siapa yang bisa membebaskan anda?
secara rohani anda harus Ada TUHAN
orang yang sakit di rumah sakit ? kita tidak tau apa yang telah dia perbuat sekarang dan dulunya, kita hanya melihat dia sekarang di rumah sakit.
jika sudah waktunya TUHAN akan panggil dia...

8
berarti yang jawab semua di atas ini tidak ngerti sama sekali (udah bintang na banyak bisa jawab na kyk gt ?)
ASLI SESATwew.... cape dah, yang namanya istilah bukan tokohnya yang di pikirkan
pikir.... SEMBARANGAN AJA !!! ASBUN
inti na TUHAN Ada dalam hati kita yang tidak dapat kita lihat, tapi kita bisa rasakan keberadaan TUHAN dalam hati kita.
kenapa jadi tukang cukur yang dbahas ?

coba cermati lg d kk, jangan sembarangan sebut nama TUHAN, ingat itu....

Pemuda: Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaan saya?

Biksu: Saya hamba TUHAN dan dengan izin-Nya saya
akan menjawab pertanyaan anda

Pemuda: Anda yakin? sedang Profesor dan banyak
orang pintar saja tidak mampu menjawab
pertanyaan saya.

Biksu: Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya

Pemuda: Saya punya 3 buah pertanyaan

   1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan
      wujud Tuhan kepada saya
   2. Apakah yang dinamakan takdir
   3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa
      dimasukan ke neraka yang dibuat dari
      api,tentu tidak menyakitkan buat syetan
      Sebab mereka memiliki unsur yang sama.
      Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba Biksu tersebut menampar pipi si Pemuda
dengan keras.

Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah
kepada saya?

Biksu: Saya tidak marah...Tamparan itu adalah
jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda
ajukan kepada saya

Pemuda: Saya sungguh-sungguh tidak mengerti

Biksu: Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda: Tentu saja saya merasakan sakit

Biksu: Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?

Pemuda: Ya

Biksu: Tunjukan pada saya wujud sakit itu !

Pemuda: Saya tidak bisa

Biksu: Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita
semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu
melihat wujudnya.

Biksu: Apakah tadi malam anda bermimpi akan
ditampar oleh saya?

Pemuda: Tidak

Biksu: Apakah pernah terpikir oleh anda akan
menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?

Pemuda: Tidak

Biksu: Itulah yang dinamakan Takdir

Biksu: Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan
untuk menampar anda?

Pemuda: kulit

Biksu: Terbuat dari apa pipi anda?

Pemuda: kulit

Biksu: Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda: sakit

Biksu: Walaupun si Jahat (Roh) terbuat dari api dan Neraka
terbuat dari api, Jika Tuhan berkehendak
maka Neraka akan Menjadi tempat menyakitkan
untuk si jahat.

Sebuah perumpamaan bodoh yang lain.
Siapa pun tampar saya, saya sakit. Siapa pun saya tampar, pasti sakit.
Tapi tidak semua orang (merasa) melihat Tuhan, hanya sebagian saja. Mengapa begitu?
 
Tangan adalah kulit. Pipi (badak) juga kulit. Cobalah tampar badak, lihat siapa yang sakit.

Kalau segala sesuatu yang terjadi adalah takdir, maka tidak ada orang jahat dan orang baik di dunia. Tidak ada orang yang diselamatkan dan tidak ada orang yang dikutuk. Semua hanya bagian dari takdir. Seperti satu skenario yang sudah tertulis.


hanya minta anda menjelaskan rasa sakit itu seperti apa ke kita
itu saja...
bukan yang yg laen ya...
sebelum ngerti, jangan jawab

9
>:D kuaakaaaa................ tolong ditampar dong gw biar sadar

sudah berapa umur anda tukang rusuh?
jarang dengar istilah ne...
saya kasi lebih banyak istilah untuk menaikan EQ anda, tapi anda kykna masih kecil tuh,
ini forum buat kita2 yang udah dewasa lo?
udah sadar belum?

10
berarti yang jawab semua di atas ini tidak ngerti sama sekali (udah bintang na banyak bisa jawab na kyk gt ?)
ASLI SESATwew.... cape dah, yang namanya istilah bukan tokohnya yang di pikirkan
pikir.... SEMBARANGAN AJA !!! ASBUN
inti na TUHAN Ada dalam hati kita yang tidak dapat kita lihat, tapi kita bisa rasakan keberadaan TUHAN dalam hati kita.
kenapa jadi tukang cukur yang dbahas ?

coba cermati lg d kk, jangan sembarangan sebut nama TUHAN, ingat itu....

Pemuda: Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaan saya?

Biksu: Saya hamba TUHAN dan dengan izin-Nya saya
akan menjawab pertanyaan anda

Pemuda: Anda yakin? sedang Profesor dan banyak
orang pintar saja tidak mampu menjawab
pertanyaan saya.

Biksu: Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya

Pemuda: Saya punya 3 buah pertanyaan

   1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan
      wujud Tuhan kepada saya
   2. Apakah yang dinamakan takdir
   3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa
      dimasukan ke neraka yang dibuat dari
      api,tentu tidak menyakitkan buat syetan
      Sebab mereka memiliki unsur yang sama.
      Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba Biksu tersebut menampar pipi si Pemuda
dengan keras.

Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah
kepada saya?

Biksu: Saya tidak marah...Tamparan itu adalah
jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda
ajukan kepada saya

Pemuda: Saya sungguh-sungguh tidak mengerti

Biksu: Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda: Tentu saja saya merasakan sakit

Biksu: Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?

Pemuda: Ya

Biksu: Tunjukan pada saya wujud sakit itu !

Pemuda: Saya tidak bisa

Biksu: Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita
semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu
melihat wujudnya.

Biksu: Apakah tadi malam anda bermimpi akan
ditampar oleh saya?

Pemuda: Tidak

Biksu: Apakah pernah terpikir oleh anda akan
menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?

Pemuda: Tidak

Biksu: Itulah yang dinamakan Takdir

Biksu: Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan
untuk menampar anda?

Pemuda: kulit

Biksu: Terbuat dari apa pipi anda?

Pemuda: kulit

Biksu: Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda: sakit

Biksu: Walaupun si Jahat (Roh) terbuat dari api dan Neraka
terbuat dari api, Jika Tuhan berkehendak
maka Neraka akan Menjadi tempat menyakitkan
untuk si jahat.

11
"Ajaran Buddha pasti : Tidak ada Tuhan Pencipta"

Setelah lihat kata-kata ini saya sangat bingung kenapa ada ajaran yang mengatakan tidak adanya keberadaan TUHAN di dalam hati kita.

Dalam ajaran agama Buddha, Sang Buddha bukanlah Tuhan dalam agama Buddha yang bersifat non-teis (yakni, pada umumnya tidak mengajarkan keberadaan Tuhan sang pencipta, atau bergantung kepada Tuhan sang pencipta demi dalam usaha mencapai pencerahan; Sang Buddha adalah pembimbing atau guru yang menunjukkan jalan menuju nirwana).

Pandangan umum tentang Tuhan menjelaskan suatu keberadaan yang tidak hanya memimpin tetapi juga menciptakan alam semesta. Pemikiran dan konsep tentang inilah yang sering diperdebatkan oleh banyak Buddhis dalam perpecahan agama Buddha. Dalam agama Buddha, asal muasal dan penciptaan alam semesta bukan berasal dari Tuhan, melainkan karena hukum sebab dan akibat yang telah disamarkan oleh waktu. Bagaimanapun, beberapa Sutra Mahayana tertentu (seperti Sutra Nirwana dan Sutra Teratai) dan terutama tantra-tantra tertentu seperti Kunjed Gyalpo Tantra memberikan menunjukkan bahwa sikap memandang Buddha yang maha hadir, mempunyai intisari yang membebaskan dan abadi kenyataan dari segala benda, sampai sejauh ini, boleh dibilang sudah mendekati pandangan Tuhan sebagai segalanya.

Buddha Gautama menyatakan bahwa pemikiran kitalah yang telah menjadikan dunia ini. Sang Buddha menganggap buah pikiran sebagai pencipta. Kita adalah buah pikiran kita sendiri.
“   Semuanya tentang kita muncul dari pemikiran kita sendiri.
    Dengan buah pikiran kita, kita menciptakan dunia kita.
    (Dhammapada, 1.1-3)”

Titik tolak dalam masalah agama adalah persoalan mengenai “ADANYA TUHAN”.  Tambahan pula persoalan itu merupakan dasar pokok bagi segala macam faham tentang akhlak atau budi pekerti, sebab kesusilaan membahas perkara “benar” atau “salah”, yang tidak akan timbul kecuali jika telah ditetapkan dahulu dan diperinci “tujuan” kehidupan manusia.  Memang jelas dan nyata, bahwa manusia mulai berangkat merantau tanpa gagasan mengenai “tujuan yang ingin dicapai”, tidak mungkin ada penilaian “benar” atau “salah”, “baik” atau “buruk” tentang jalan yang ditempuh.

Seandainya manusia dan alam semesta hanya merupakan gejala secara kebetulan saja atau akibat dari pengaruh kekuatan-kekuatan sembarangan tanpa adanya perhubungan satu sama lain, maka tanpa guna dan tolol untuk mengenakan kepada kehidupan itu suatu tujuan, yang dalam penciptaan dan keadaan susunannya sama sekali tiada hubungannya sebagai penunjukan, perintah atau pengarahan.  Dalam keadaan demikian tentunya tiada seorangpun berhak untuk menetapkan sesuatu tujuan apalagi membebani orang-orang lain dengan khayalan.

TUHAN Ada

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya.

Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.

Si tukang cukur bilang, “Saya tidak percaya Tuhan itu ada”.

“Kenapa kamu berkata begitu ???” timpal si konsumen.

“Begini, coba Anda perhatikan di depan sana , di jalanan… untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada. Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, Adakah yang sakit??, Adakah anak terlantar?? Jika Tuhan ada, tidak
akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.”

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (mlungker-mlungker- istilah jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata, “Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR.”

Si tukang cukur tidak terima,” Kamu kok bisa bilang begitu ??”.

“Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!”

“Tidak!” elak si konsumen.

“Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana “, si konsumen menambahkan.

“Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!”, sanggah si tukang cukur.

” Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya”, jawab si tukang cukur membela diri.

“Cocok!” kata si konsumen menyetujui.

“Itulah point utama-nya!. Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA ! Tapi apa yang terjadi… orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”

Si tukang cukur terbengong !!!

bagaimana dengan pendapat saudara2 ?


12
Video Game / Re: Laporan! Sedang maen game apa sekarang?
« on: 16 February 2009, 04:49:43 PM »
Dota Allstars is the best kk !!!
Dmana semua na Up to Date punya, mesti di ikutin truz....
jangan mau ketinggalan ya...........
Warcraft Frozen Throne III with map Dota Allstars
www.getdota.com

13
Tibetan / Re: Mencapai pencerahan dengan sex?
« on: 11 February 2009, 10:52:32 AM »
Hm....
Apa itu napsu? => keinginan yang timbul, rasa ingin untuk memuaskan diri sendiri
jika waktu lihat dan tidak ada rasa ingin... tidak akan terjadi ejakulasi...
dipaksa secara fisik memang bisa, tapi itu juga paksa supaya dia jadi ingin...
Dosa itu dimulai dari pikiran, dimana kita mulai berpikir untuk melakukannya, bukan waktu kita melakukannya saja.
sebelum anda melakukan dosa, sudah berbuat dosa anda dalam napsu/keinginan anda.
Keinginan Pribadi orang berbeda-beda, ada yang baek dan ada yang jahat...
secara ilmiah/kedokteran, 2/3x seminggu ejakulasi itu sehat...

14
Halo semua.....  _/\_
bantuin saya....

ada yang tau link buat download lagu Mandarin, Hokkien, Barat yang baru dan terkenal ?

Mohon bantuannya
Thanks...

15
Perkenalan / Re: Hellooo,Salam kenal ;D
« on: 06 February 2009, 08:34:53 AM »
Salam Kenal, bagi yang belum kenal
Hi..... _/\_

Pages: [1] 2
anything