Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain => Topic started by: Sukma Kemenyan on 28 December 2008, 01:45:25 PM

Title: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Sukma Kemenyan on 28 December 2008, 01:45:25 PM
ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Argument ini akan saya gunakan untuk membuktikan bahwa tuhan tidak ada. Saya akan membunuh tuhan. Pendekatan yang saya gunakan adalah pendekatan logika. Bukan pendekatan iman, bukan pula pendekatan agama.

Argumen ini adalah tantangan dan serangan. Argumen ini tidak ambil posisi netral. Silahkan ditanggapi, dihajar, diserang balik.

Argumen ini saya bagi menjadi beberapa runtutan logika. Yang mesti dibaca satu persatu dari atas ke bawah untuk dipahami. Argumen ini tersusun dalam tiga bagian yang saya sebut major argument. Dua bagian awal akan menunjukkan kepada anda bahwa tuhan tidak mungkin ada. Dan argumen penutup akan menutup celah logika yang tertinggal pada dua argumen sebelumnya. Tiga major arguments ini mesti dibaca berurutan dan dipahami sebagai satu kesatuan menuju kesimpulan penutup BAHWASANYA MENURUT LOGIKA DAN AKAL SEHAT TUHAN TIDAK MUNGKIN ADA DAN JELAS TIDAK ADA.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Sukma Kemenyan on 28 December 2008, 01:46:13 PM


Pertama kita akan berangkat dari asumsi kaum theist tradisional bahwa tuhan adalah pencipta berpribadi dan berkehendak. Tuhan yang dalam eksistensinya adalah berinisiatif dan aktif dalam relasi dengan manusia dan semesta alam. Yang akan kita bedah dengan pisau logika menuju major argument pertama.

MAJOR ARGUMENT #1 TO KILL THE PERSONAL GOD
TUHAN, JIKA DIA MEMANG ADA, ADALAH TUHAN YANG PASIF DAN INAKTIF.
Argumen ini bertujuan untuk menolak konsep Personal God. Tuhan yang melibatkan diri secara terus menerus dalam kehidupan manusia. Berinisiatif, berpikir dan berkendak. Berfirman dan bermukjizat. Tuhan para kreasionis yang aktif menciptakan, mengadakan, menjaga, dan memelihara alam sekehendaknya. Tuhan agama-agama Semitik, Dewa-Dewi Hindu, Romawi, dan Yunani. Ada dua minor arguments yang disusun untuk mendukung major argument ini.

PROBLEMATIKA A
TUHAN PRIMA CAUSA
Konsep pertama yang saya sorot adalah konsep Prima Causa. Kenapa? Karena konsep inilah yang seringkali menjadi argument yang menjelaskan keberadaan tuhan. Tidak, bukan berarti Prima Causa tidak dapat digunakan membuktikan keberadaan tuhan. Namun Prima Causa memiliki kelemahan yang dapat kita sorot. Pertanyaan utamanya, tuhan mana dulu yang ingin dibuktikan oleh argument Prima Causa?

Sebelumnya, mari kita pahami apa itu argument Prima Causa. Mengutip seorang teman:
-----------------------------
"Aristoteles mencoba membuktikan keberadaan Tuhan(yakni sekedar membuktikan bahwa Tuhan itu ada, bukan bermaksud mendefinisikan Tuhan itu apa, Dzat-Nya terbuat dari apa dsb...) dengan argumen sebagai berikut...
Menurut Aristoteles, dengan asas berpikir prinsip "kausalitas", yakni bahwa setiap akibat pasti memerlukan sebab, maka dapat kita lihat bahwa setiap sesuatu yang kita ketahui itu memerlukan sesuatu yang lain supaya dirinya bisa terwujud. Dari sini kita peroleh 2 hal;
1. Realitas yang bergantung pada sesuatu yang lain (disebut akibat),
2. Realitas yang digantungi oleh sesuatu yang lain (disebut sebab).
Bila ternyata realitas sebab itu memerlukan sesuatu yang lain juga, maka dapat dikatakan dia juga sebagai akibat bagi sesuatu yang digantungi itu.... dst.
Maka, kausalitas atau sebab-akibat ini pun membentuk suatu rantai sebab-akibat.
Nah, rantai sebab-akibat ini memiliki beberapa kemungkinan sbb:
1. Tidak berujung ( A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan D, D disebabkan E, dst.--- tak berujung)
2. Berujung pada sebab yang tidak lagi disebabkan (A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan D, D disebabkan X, X tidak lagi disebabkan oleh apapun --- berujung pada X sebagai sebab awal)
3. Berputar atau daur.(A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan A.)

Nah, kemungkinan ke-3 adalah mustahil. Mengapa? Karena berdasarkan kaidah "Setiap Sebab tentu lebih sempurna daripada akibatnya", maka kemungkinan ketiga adalah mustahil adanya. Yakni mustahil C disebabkan oleh A, padahal A tidak lebih sempurna daripada C, sehingga tidaklah mungkin mengakibatkan C.

Beralih kepada kemungkinan ke-1, itupun mustahil. Mengapa? karena bila rantai sebab-akibat ini tidak berujung, artinya semua yang ada ialah akibat. Bila semuanya adalah akibat, bagaimana mungkin ia bisa terwujud..??
(Ibaratnya katakanlah ada 15 orang pelari yang tidak akan mulai berlari sebelum salah satu di antara mereka ada yang berlari terlebih dahulu. Maka, agar mereka sungguh-sungguh mulai berlari, harus ada setidaknya salah satu diantara mereka yang mau berlari tanpa syarat.)
Nah, bila kenyataannya kini akibat itu memang ada (dalam analogi tadi 15 orang pelari itu memang berlari) itu berarti memang ada Sebab awal yang tidak memerlukan sebab lain bagi keberadaannya (Alias Sebab Primer/ prima causa, dalam analogi tadi adalah pelari yang berlari tanpa syarat).
Maka, kemungkinan ke-2 lah yang benar.
Nah dengan demikian, keberadaan Sebab awal yang tidak lagi disebabkan itu terbukti kebenarannya.
Dan, dengan kaidah, setiap sebab pasti lebih sempurna daripada akibatnya, maka sebab awal ini pastilah yang paling sempurna dari segala yang ada, yang karenanya, dikatakanlah bahwa itulah yang disebut dengan "Tuhan".
Demikian argumen Aristoteles..."
----------------------------

Pada dasarnya argumen ini berangkat dari pemahaman bahwa:
1.   Segala sesuatu yang terjadi disebabkan oleh sesuatu yang lain... selayaknya B menyebabkan C dan B disebabkan oleh A.
2.   Mereka bergerak dalam rangkaian sebab akibat dalam artian bahwa tanpa B tidak akan ada C dan tanpa A tidak akan ada B
3.   Rangkaian sebab akibat itu bukanlah tanpa titik, sebaliknya, rantai itu memiliki titik awal dimana segalanya diawali, titik penyebab itulah yang kita sebut Prima Causa (T), The First Mover.

Kalo pingin digambar, kira-kira kayak gini:

(T)==>A==>B==>C==>Dst...
Atau ilustrasi sederhananya:
Saya mengambil batu>saya melempar batu ke kaca>kaca pecah

Argumen inilah yang menjadi religious stance kebanyakan Theist...

Tapi PROBLEMNYA, argument ini TIDAK MEMBERI RUANG BAGI TUHAN YANG BERPRIBADI, BERINISIATIF DAN BERKEHENDAK. Tuhan hanya akan jadi The FIRST MOVER, detonator, pemicu pertama....TUHAN YANG INAKTIF DAN PASIF.

Logikanya, dia hanya berkuasa atas SEBAB PERTAMA, tapi dia tidak berkuasa atas SEBAB KEDUA dan SETERUSNYA.

Pertanyaan saya:
Apakah Tuhan bisa mengubah B menjadi Y secara langsung? Jika saya melempar batu kearah kaca, dapatkah lemparan itu menyebabkan pintu di sebelah ruang terbuka? TIDAK BISA! Inilah konsekuensi dunia dalam kausalitas, dimana sebab akibat bekerja. Tidak ada ruang buat Tuhan yang Berpribadi dan Berinisiatif. Mau-tidak mau Tuhan harus mengubah A untuk mengubah B. Hingga satu-satunya cara yang mungkin adalah menjadi seperti ini:

(T)==>(A=)X==>Y==>Z

Coba lihat, disini berlaku hukum bahwa A menghasilkan B dan B sebagai turunan dari A menghasilkan C. Apakah Tuhan mampu memanipulasi ini?
Tidak bisa! Jawabnya, untuk mengubah B jadi Y kita tidak bisa main sulap dalam jagad kausalitas. Sebab dengan sendirinya keteraturan akan runtuh. Jika mendadak setelah A muncul Ymaka otomatis C tidak dapat muncul. Dan A sendiri kehilangan keterlanjutannya. Satu-satunya konsekuensi logis adalah untuk mengubah B jadi Y, kita harus mengubah A terlebih dahulu. Untuk membuka pintu, saya tidak perlu melempar batu tapi saya harus berjalan kearah pintu dan membukanya.

LIHAT DILEMANYA?
SEKARANG, KALO KITA DEFINISIKAN MAHA KUASA SEBAGAI PLAYING ABOVE THE RULES, BUKAN PLAYING BY THE RULES. ADAKAH TUHAN YANG MAHA KUASA KETIKA KEKUASAAN TUHAN DIBATASI OLEH HUKUM CIPTAANNYA SENDIRI?

Oke, sedikit tambahan untuk lebih jelas. Saya ambil satu contoh. Mukjizat!
Mukjizat adalah salah satu ciri khas dalam kisah keagamaan. Mukjizat adalah tema sentral yang menunjukkan Tuhan yang aktif. Turut ambil bagian dan berperan serta dalam pergulatan hidup hambanya. Tapi Argumen Prima Causa tidak memberi ruang bagi Tuhan yang bermukjizat. Kenapa?

Urutan logikanya seperti ini:
1. bahwa tuhan maha berkehendak
2. bahwa tuhan mahakuasa
3. maka tuhan bermukjizat
4. bahwa semesta adalah ada
5. terdapat pola dimana semesta bekerja secara teratur dalam suatu kausalitas
6. maka semesta didasarkan pada hukum dan keteraturan alam

Anggaplah kalau kita berandai-andai bahwa tuhan membuat salah satu rasulnya terbang seperti superman wussss….

Maka kita akan masuk kedalam alur logika kenapa mukjizat itu adalah tidak logis, karena:
1. TUHAN, kalau memang ada, tidak hanya menciptakan eksistensi ALAM SEMESTA, tapi juga MEKANISME yang menjalankannya

2. Mekanisme itu terdiri atas hukum alam (misal: gravitasi, orbit planet, manusia bernafas dengan oksigen, dll.)

3. Mekanisme itu membentuk satu rangkaian dari hukum-hukum alam yang saling bergantung dengan teratur satu sama lain dengan keseimbangan yang sempurna.

4. Mukjizat dapat kita maknai sebagai pelanggaran terhadap mekanisme. (mukjizat terbang berarti melanggar hukum gravitasi)

5. Pelanggaran terhadap hukum alam ini, sekecil apapun, dapat merusak keseluruhan mekanisme alam yang telah seimbang dan dapat menimbulkan efek tak terbayangkan (gaya gravitasi berpengaruh kuat terhadap peredaran orbit planet, jika gaya gravitasi diutak atik seenaknya hanya agar ada MUKJIZAT biar MANUSIA percaya, maka akan menimbulkan masalah besar)

6. Therefore, dari sudut logika, mukjizat itu TIDAK ADA

7. Kalau kita masih pingin berandai-andai untuk melakukan itu, maka tuhan harus memberi manusia sayap atau mengubah hokum alam itu sendiri, misalkan mengubah gravitasi jadi 0. ingat. Untuk mengubah B jadi Y, maka kita harus mengubah A terlebih dahulu.

Sekarang alur logika ini akan membawa kita ke misteri-misteri yang membingungkan:
DARI SUDUT MOTIF DAN TUJUAN, APA YANG INGIN TUHAN BUKTIKAN LEWAT MUKJIZAT DAN INTERVENSI ILAHINYA? AGAR MANUSIA PERCAYA?
SUNGGUH BODOHKAH TUHAN MELANGGAR MEKANISMENYA SENDIRI DAN MEMBAHAYAKAN KESELURUHAN KESEIMBANGAN SEMESTA HANYA AGAR MANUSIA PERCAYA?
Jadi akhirnya, kira-kira bandingkan saja seperti ini, TUHAN yang berusaha membuktikan dirinya TUHAN kepada manusia sama bodohnya dengan gw yang berusaha membuktikan kalo gw MANUSIA kepada ANJING gw sendiri.

INTI DARI SELURUH PROBLEMATIKA INI SEDERHANA:
TUHAN PRIMA CAUSA DALAM JAGAT KAUSALITAS ADALAH TUHAN YANG PASIF DAN INAKTIF, BUKAN TUHAN YANG PERSONAL, BERPRIBADI, BERINISIATIF DAN BERKEHENDAK.

PROBLEMATIKA B
ANTARA BAIK DAN JAHAT

Urutan logikanya seperti ini:
1. Bahwa tuhan adalah mahabaik
2. Bahwa tuhan adalah mahakuasa
3. Bahwa dunia terdapat derita dan sengsara

Bahwa tuhan mahabaik dan mahakuasa tidak perlu saya jelaskan. Sebab kalau tidak mahabaik dan mahakuasa tentu bukan tuhan. Sama seperti yang tidak berpikir dan bernafas tentu bukan manusia.

Tapi pertanyaannya, apa itu sengsara dan derita?
Pertama saya tidak memaknai sengsara dan derita sebagai ketiadaan dari bahagia dan sejahtera. Mungkin ada yang akan berkata: “Bung, darimana anda tahu anda bahagia kalau anda tak pernah menderita, darimana anda tahu anda susah kalau anda tak pernah senang.” Kita tidak perlu menjebak diri dalam dualitas itu.

Pertama, tentu ketika kita ngomong soal definisi kebahagiaan sebagai rush of emotions, kita bakal terjebak dalam konsep "kebahagiaan" dan "penderitaan" sebagai KONSEP YANG ABSTRAK. Kenapa? Karena pada hakikatnya manusia adalah mahluk berhasrat. dari titik ini kita dapat maknai bahwa kebahagiaan adalah ketika hasrat manusia terpenuhi dan penderitaan adalah ketika hasrat manusia tidak terpenuhi.

HASILNYA TENTULAH SUBYEKTIF SEKALI! Karena pada dasarnya hasrat semua orang berbeda. hasilnya apa yang kita maknai "kebahagiaan" dan "penderitaan" bakal menjadi sesuatu yang semu dan sangat personal. Kalo sudah begini bagaimana kita bisa membawa diskusi kita?

Dalam pemahaman saya (dan dalam argumen saya), "penderitaan" dan "kebahagiaan" adalah sesuatu yang obyektif. Bagaimana bisa? karena saya TIDAK MENGANGGAP "kebahagiaan" dan "penderitaan" HANYA SEKEDAR rush of emotions. saya melihat "kebahagiaan" dan "penderitaan" sebagai "WELLNESS OF BEING". dalam artian "kebahagiaan" ada ketika terpenuhinya hakikat seseorang sebagai manusia, hakikat kemanusiaannya, secara obyektif, baik dalam artian fisik maupun mental, dan ketidak bahagiaan adalah ketika WELLNESS OF BEING itu tak terpenuhi.

Saya persingkat dengan analogi seperti ini: buat saya "Hidup susah dan tidak makan kenyang berhari-hari." itu BUKAN PENDERITAAN!

PENDERITAAN ADALAH ketika seorang janin di aborsi sebelum dia sempat lahir. Hingga dia tidak pernah menjadi manusia. Bukan karena dia tidak punya kesempatan, tapi karena tidak diberi kesempatan. Sama seperti balita kecil di Darfur yang mengais-ngais bak sampah dan berebut makanan dengan segerombolan anjing hanya untuk hidup. Itulah PENDERITAAN. PENDERITAAN terjadi ketika seorang terjebak dalam keadaan dimana seluruh eksistensinya sebagai manusia turun hingga dia gagal menjadi manusia yang utuh. Keadaan yang tidak manusiawi dan mengingkari hakikatnya sebagai manusia.

Dititik ini kita akan masuk dalam dua kontradiksi:
Kontradiksi #1 tuhan adalah mahakuasa tapi dia tidak mahabaik, sebab dia tahu bahwa ada sengsara dan derita namun dia tak melakukan apapun untuk meniadakannya. Hingga derita dan sengsara tetap ada di dunia.
Kontradiksi #2 tuhan adalah mahabaik tapi dia tidak mahakuasa, sebab dia tahu bahwa ada derita dan sengsara dan berkehendak menghentikannya sebab dia mahabaik, namun dia tak mampu melakukan apa-apa sebab dia tidak mahakuasa. Hingga derita dan sengsara tetap ada di dunia.
Dua paradoks ini akan membawa kita pada satu paradoks puncak:

BAGAIMANA MUNGKIN TUHAN YANG MAHA SEMPURNA MENGADAKAN DUNIA YANG TAK SEMPURNA? BAGAIMANA MUNGKIN SESUATU YANG SEMPURNA MENGADAKAN SESUATU YANG CELA? BUKANKAH MENGADAKAN SESUATU YANG CELA ITU MELANGGAR HAKIKAT KESEMPURNAANNYA SENDIRI DAN MEMPERLIHATKAN BAHWA WALAU DENGAN ATRIBUT KEMAHA-SEMPURNAANNYA SEBENARNYA DIA TAK SEMPURNA??


Selamat, sampai dititik ini kita baru saja membunuh tuhan yang berpribadi dan berkehendak. Sebab hakikat tuhan berpribadi dan berkehendak gagal dipertanggung jawabkan di depan logika dan akal sehat. Sekarang kita akan masuk ke kemungkinan kedua yang tidak dapat kita tiadakan, yaitu tuhan kaum pantheist. Tuhan yang hidup dalam watchmaker theory, tuhan intelligence design. Tuhan yang hanya merancang dan mendesain. Tapi tidak bertindak dan berinisiatif dan bergulat dengan rancangannya. Sama seperti pembuat jam yang hanya membuat jam dan lalu membiarkan jam itu berjalan sendiri lepas dari campur tangannya. Bukan tuhan yang aktif dan berinisiatif, sebab dia sudah kita bunuh. Tapi tuhan yang pasif dan inaktif.
MAJOR ARGUMENT #2 TO KILL THE IMPERSONAL GOD
APA BEDANYA TUHAN YANG PASIF DAN INAKTIF DENGAN TIADA TUHAN?
Argumen ini bertujuan untuk menolak konsep impersonal god. Tuhan yang menjauh dari eksistensi ciptaannya, serta hanya melihat saja dari jauh sana. Konsep tuhan sebagai si pembuat jam (the watchmaker theory). Tuhan yang mendesain dan menciptakan jam, lalu membiarkan jam bekerja dengan sendirinya tanpa campur tangan dia. Tuhan yang tidak menampakkan eksistensinya secara ajaib lewat wahyu, mukjizat dan intervensi ilahi. Tuhan dibalik intelligence design. Tuhan yang bersembunyi dibalik evolusi dan kerja fenomena alam. Tuhan kaum pantheist.

Saya akan memulai argumen ini dengan ilustrasi kecil:
Dua orang penjelajah bernama A dan B menelusuri rimba belantara Afrika menemukan taman yang indah ditengah belantara. Namun mereka tidak menemukan siapa pun disitu. Otomotis keduanya bertanya-tanya, lalu siapa yang membuat dan merawat taman ini? A mengeluarkan teori: “oh, pastilah ada seorang tukang kebun yang bekerja di taman ini!” B menyangkal dan berdebat bahwa hal itu tidak mungkin, sebab bila memang ada, maka siapa dan untuk apa membuat taman di tengah rimba belantara.

Maka keduanya memutuskan berkemah untuk memuaskan rasa penasaran. Sepanjang malam mereka berjaga dan mengamat-amati untuk menemukan si tukang kebun. Berhari-hari lamanya dan sang tukang kebun tak muncul-muncul-muncul juga. Akhirnya A berkata: “oh pastilah si tukang kebun datang dan bekerja dengan bersembunyi-sembunyi!” maka keduanya memutuskan memasang pagar berduri mengelilingi taman itu. Hingga tidak ada satupun orang yang bisa masuk tanpa merusaknya. Kembali mereka menunggu, berjaga dan mengamat-amati berhari-hari lamanya. Namun tak ada satupun orang muncul dan tak ada pula tanda pagar dirusak.

A pun bingung. Lalu dia menyimpulkan: “tidaklah mungkin bahwasanya taman seindah ini ada tanpa ada yang merawatnya, pastilah ada tukang kebun! walau tak-terlihat, tak-terasa, tak-terdengar, tak-teraba, dan tak-terasa oleh panca indra kita!” B yang lebih bingung lalu bertanya: “kalau begitu apakah bedanya tukang kebun yang tak-terlihat, tak-terasa, tak-terdengar, tak-teraba dengan tukang kebun yang tak ada?”

Sekarang kita akan membawa pertanyaan ini kedalam ranah teologis.
1. JIKA TUHAN TAK BERPRIBADI DAN BERKEHENDAK LALU BAGAIMANA CARANYA DIA MENGADAKAN SEMESTA ALAM? SEBAB BUKANKAH SEBELUM MENCIPTA TUHAN HARUS BERENCANA, DAN SEBELUM BERENCANA TUHAN HARUS BERKEHENDAK, SERTA UNTUK BERKEHENDAK TUHAN HARUS BERPRIBADI? MOHON PENCERAHANNYA!
2. APA BEDANYA TUHAN TAK BERPRIBADI DAN BERKEHENDAK DENGAN BATU? BUKANKAH BATU JUGA TAK BERKEHENDAK DAN BERPRIBADI?
3. JIKA TUHAN TAK BERPRIBADI LALU BAGAIMANA KITA MEMPERTANGGUNG JAWABKAN PILIHAN PRIBADI KITA? ADAKAH DOSA DAN PAHALA? ADAKAH SURGA DAN NERAKA? ADAKAH KEPUTUSAN ILAHI YANG MAHAADIL DAN MAHA BENAR? UNTUK APA KITA BERTANGGUNG JAWAB PADA SESUATU YANG TIDAK ADA SANGKUT PAUT DENGAN KITA?
4. MAKA APA BEDANYA TUHAN YANG PASIF DAN INAKTIF DENGAN TIADA TUHAN? APA BEDANYA TUHAN YANG HANYA MELIHAT SAJA TANPA ADA CAMPUR TANGAN DALAM RELASI DENGAN SEGALA EKSISTENSI CIPTAANNYA DENGAN TUHAN YANG TAK ADA?

Saya akan membiarkan pertanyaan itu tak terjawab sebagai bentuk tantangan. Dititik ini kita telah membunuh tuhan yang impersonal dan personal. Kita telah membunuh tuhan, apapun jenis dan bentuknya. Kita telah menunjukkan bahwa tuhan tidak mungkin ada.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Sukma Kemenyan on 28 December 2008, 01:46:35 PM



Sampai dititik ini anda bukan lagi seorang theist atau pantheist, tapi seorang agnostik.

Namun serta merta mengatakan tuhan tidak ada tidak memecahkan masalah. Sebab jika kita berusaha objektif dan mempertanggungjawabkan akal sehat kita maka kita harus mampu menunjukkan bahwa tuhan harus benar-benar tidak ada. Bukan sekedar menunjukkan bahwa tuhan tidak mungkin ada. Tapi bagaimana caranya kita dapat membuktikan sesuatu yang tidak dapat kita buktikan keberadaannya adalah tidak ada?

Sekarang mari kita meloncat ke argumen ketiga, argumen penutup.
MAJOR ARGUMENT #3 PRESUMPTION OF ATHEISM
Ada orang yang pernah ditanya kenapa dia percaya pada sesuatu yang tidak dapat dibuktikan? Kenapa dia percaya pada tuhan? Jawabnya sederhana, apa ruginya. Kalau dia beragama dan tuhan memang ada maka dia punya kesempatan masuk surga. Kalau dia beragama dan tuhan tak ada maka anggap saja dia sudah beramal demi sesama walau akhirnya binasa juga. Mentalitas ini berprinsip kalau tidak percaya tuhan dan ternyata tuhan ada, maka binasa dan jika tak percaya tuhan dan ternyata tuhan tak ada maka juga binasa. Jadi kenapa tidak percaya tuhan kalo percaya tuhan ternyata lebih berguna?

Ini mentalitas konyol, mentalitas “Kalo benar ya syukur”. Ini bukan mentalitas yang masuk akal dan logis. Sebab logika dan akal sehat selalu menuntut skeptisme dan meragukan. Bukan mentalitas untung-untungan macam ini.

Jadi skeptisme macam apa yang dapat kita rengkuh untuk menalar tuhan? Inilah inti dari major argument ketiga kita. Apa yang dapat kita adopsi dari asas dalam ilmu hukum. Praduga tak bersalah atau presumption of innocence. Asas ini menyatakan bahwa ketika belum dapat dibuktikan bahwa seseorang bersalah atau tidak bersalah maka satu-satunya posisi yang boleh kita ambil adalah bahwa si orang adalah tidak bersalah, hingga dia tidak boleh dihukum dan ditindak seakan dia bersalah.

Demikian pula dalam menalar tuhan:
SELAMA KEBERADAAN TUHAN TAK DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA ADA ATAU TIDAK ADA MAKA SATU-SATUNYA POSISI YANG DAPAT KITA AMBIL ADALAH PRADUGA TIADA (PRESUMPTION OF ATHEISM) yaitu,
JADI, SELAMA TIDAK ADA SATUPUN YANG DAPAT MEMBUKTIKAN BAHWA TUHAN TIDAK ADA DAN TIDAK PULA ADA SATUPUN YANG DAPAT MEMBUKTIKAN BAHWA TUHAN ADA, MAKA SATU-SATUNYA POSISI YANG DAPAT KITA AMBIL DAN MASUK AKAL ADALAH POSISI BAHWA TUHAN TIDAK ADA. HINGGA DIBUKTIKAN SEBALIKNYA.

Mengenai pembuktian keberadaan tuhan, kita akan bebankan sesuai asas hukum perdata yang dapat kita adopsi sekali lagi disini, yang berbunyi DIA YANG MENDALILKAN DIA YANG MEMBUKTIKAN yaitu BAHWA DIA YANG MENDALILKAN BAHWA TUHAN ADA MAKA DIALAH YANG MEMBUKTIKAN TUHAN ADA. Sama seperti jaksa yang membuktikan bahwa tersangka BERSALAH dan PRADUGA TAK BERSALAH yang diatributkan pada tersangka adalah KELIRU.


================KESIMPULAN AKHIR===========
jadi menilik dari alur argumen diatas, yaitu bahwa:
(i) tuhan yang berpribadi tidak mungkin ada
(ii) tuhan yang tak berpribadi tidak dapat dapat dibedakan dengan tidak ada tuhan
kesimpulan dari 2 argumen pertama (i)+(ii) adalah kesimpulan minor yaitu TUHAN ADALAH TIDAK MUNGKIN ADA
berangkat dari kesimpulan minor tersebut maka kita meletakkan argumen (iii) yaitu:
(iii) ketika tuhan tidak mungkin ada (kesimpulan minor) maka satu-satunya asumsi paling logis dan masuk akal yang bisa kita tarik adalah tuhan tidak ada.

Hingga kita sampai pada KESIMPULAN PENUTUP yaitu:
BAHWASANYA MENURUT LOGIKA DAN AKAL SEHAT TUHAN TIDAK MUNGKIN ADA DAN JELAS TIDAK ADA.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: johan3000 on 28 December 2008, 02:15:13 PM
Bro Kemenyan....

Wahh posting yg amat berat....dan mantep deh
harus dibaca berkali-kali....

Mungkin senior2 bisa buat versi yg lebih mudah dicerna....
(mungkin utk anak SD..... supaya gw bisa nyoba... pada anak SD..
lihat apakah dpt dimengerti...)..

Quote
A placebo is a substance or procedure a patient accepts as medicine or therapy,
but which has no verifiable therapeutic activity. ...

Walaupun placebo (obat bohong2an) tidak memiliki kandungan utk menyembuhkan...
tetapi dalam beberapa hal memberi pengaruh/manfaat atas kesembuhan....

Bagaimana kalau orang percaya pada "TUHAN" tsb... dan ngak berani berbuat dosa...
apakah itu juga masuk dlm kategori placebo....(apapun yg dia percayaain.... selama ngak buat
dosa... not so bad)..... apakah begitu?

thanks sebelumnya!
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Indra on 28 December 2008, 02:22:22 PM
Gak percuma gue baca artikel panjang ini.

Usul mbah, gimana kalo diposting di perpustakaan juga?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: g.citra on 28 December 2008, 02:30:55 PM
 =D>...

btw aye mo izin copy yah buat tetangga...  :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: johan3000 on 28 December 2008, 02:31:18 PM
Gak percuma gue baca artikel panjang ini.

Usul mbah, gimana kalo diposting di perpustakaan juga?

Mantep bro Inda utk di masukkan ke perputakaan...

Mohon belas kasihannya...
ada versi yg lebih ENTENG..... please!....
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 28 December 2008, 02:53:20 PM
Bisa jadiin ebook neh :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Hendra Susanto on 28 December 2008, 05:34:59 PM
save dulu ahhh... :D

menyan makin sakti, buat-in pdf gak nichh??
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: bond on 28 December 2008, 06:34:35 PM
ngak salah namanya mbah kemenyan dukun sakti ,  GRP  sent ^:)^
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: adi lim on 28 December 2008, 06:39:52 PM
kemenyan baru keluar dari 'bertapa', jadi menemukan 'kesaktian baru'.
he he .....
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Ryuzaki on 28 December 2008, 06:49:37 PM
harus dilestarikan :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Sukma Kemenyan on 28 December 2008, 06:53:53 PM
Jangan terlalu banyak membaca...
Karena membaca tidak sama dengan diskusi...

Membaca itu satu arah, dimana pembaca cuma bisa angguk2 sembari ngoceh "Ooo..."
Diskusi/Forum itu dua arah...

Tulisan diatas masih ada "lobang"-nya koq...
dan tidak, tulisan diatas bukan tulisan gue...
nyolong dari fox_lyan http:///showthread.php?t=1299574

Tulisannya terlalu bagus tuk dibiarin berlalu
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: bond on 28 December 2008, 06:58:48 PM
harus dilestarikan :))

Ini klonengan ryu atau kembarannya nih ;D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 28 December 2008, 07:20:16 PM
harus dilestarikan :))

Ini klonengan ryu atau kembarannya nih ;D
hus, aye sampe saat ini blom bikin klonengan :))


BTW mbah, lobangnya dimana mbah :)
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Jerry on 28 December 2008, 10:52:48 PM
Dari Lukas kan itu mah? ;D

Tadinya sempat berpikir apa jangan2 Bro Menyan = Lukas yg tobat dan jadi Buddhist ya? ;D

hehehe..

Tapi yg ngepost itu orangnya Karesten koq.. Dan itu cm hasil pikir dari dia aja yg dipake buat counter pemikiran Tuhan itu sendiri.. So dont take it seriously coz dia sendiri blg ada kelemahan dlm argumen2 di atas :)

mettacittena
_/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: CKRA on 29 December 2008, 11:12:37 AM
Ibarat kata Einstein, "Bila Tuhan itu memang ada, maka kekuasaan Tuhan hanyalah pada saat menciptakan sistem alam semesta ini. Setelah alam semesta ini bekerja dan hasilnya ada yang tidak sesuai dengan kehendakNya, sekalipun Tuhan menyesal sudah tidak ada gunanya. Karena Dia sudah tidak punya kuasa untuk melakukan perubahan."
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: laskar pelangi on 29 December 2008, 01:24:00 PM
BAHWASANYA MENURUT LOGIKA DAN AKAL SEHAT TUHAN TIDAK MUNGKIN ADA DAN JELAS TIDAK ADA.  :'( :'( :'( :'( :'( :'( :'(

yang bilang ada khan cuma anda ?? kenapa ???
karena anda tau TUHAN itu tidak ada ???

bagaimana anda tahu ???

saya tdk tau ???

kalau tuhan ada itu berarti manusia ??

TUHAN itu hanya bentuk tulisan saja dan arah menuju KESEMPURNAAN

jadi saya harus menurut dan menjalankan apa dalam hidup ??? apa anda yang saya sembah  ^:)^ ^:)^

ingat nulis boleh tapi ingat harus bahasa yang di tulis.

apakah anda memahami agama yang anda anut ???

kalau anda belum mengerti carilah pengertian apa itu TUHAN.

jangan anda membodohi diri sendiri

kalau anda sudah mengerti,berarti anda sudah menjadi manusia yang punya akal budi.

tapi kalau and ^:)^ belum mengerti berarti anda harus memahami arti sebuah kedewasaan dalam MENULIS
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: johan3000 on 29 December 2008, 02:22:23 PM
BAHWASANYA MENURUT LOGIKA DAN AKAL SEHAT TUHAN TIDAK MUNGKIN ADA DAN JELAS TIDAK ADA.  :'( :'( :'( :'( :'( :'( :'(

yang bilang ada khan cuma anda ?? kenapa ???
karena anda tau TUHAN itu tidak ada ???

bagaimana anda tahu ???

saya tdk tau ???

kalau tuhan ada itu berarti manusia ??

TUHAN itu hanya bentuk tulisan saja dan arah menuju KESEMPURNAAN

jadi saya harus menurut dan menjalankan apa dalam hidup ??? apa anda yang saya sembah  ^:)^ ^:)^

ingat nulis boleh tapi ingat harus bahasa yang di tulis.

apakah anda memahami agama yang anda anut ???

kalau anda belum mengerti carilah pengertian apa itu TUHAN.

jangan anda membodohi diri sendiri

kalau anda sudah mengerti,berarti anda sudah menjadi manusia yang punya akal budi.

tapi kalau and ^:)^ belum mengerti berarti anda harus memahami arti sebuah kedewasaan dalam MENULIS


Quote
kalau anda belum mengerti carilah pengertian apa itu TUHAN.

Jadi menurut bro TUHAN itu apa, ada berapa macam TUHAN
dan selama ini apakah udah mengatasi Global warning, maupun Global crisis?

Kalau bro udah mengerti... tolong postkan disini...
kalau cari sendiri,. nah salah cari malah nanti TERSESAT!

thanks sebelumnya!
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: johan3000 on 29 December 2008, 02:24:36 PM
Ibarat kata Einstein, "Bila Tuhan itu memang ada, maka kekuasaan Tuhan hanyalah pada saat menciptakan sistem alam semesta ini. Setelah alam semesta ini bekerja dan hasilnya ada yang tidak sesuai dengan kehendakNya, sekalipun Tuhan menyesal sudah tidak ada gunanya. Karena Dia sudah tidak punya kuasa untuk melakukan perubahan."

Bukan bro...........
report menghadapin user (member) yg begitu banyak ulah....

anak ulangan minta lulus semua
mau keluar kota minta aman
keadaan global krisis.... minta CUAN (untung) melulu...
dan yg minta bukan cuma 1 atau 2 orang....
   tetapi berbondong2..... gw rasa bakal OVERFLOW deh....
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: g.citra on 29 December 2008, 02:33:36 PM
[at] bro J-3 rb...

 :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: laskar pelangi on 29 December 2008, 02:53:09 PM
Jadi menurut bro TUHAN itu apa, ada berapa macam TUHAN
dan selama ini apakah udah mengatasi Global warning, maupun Global crisis?

Kalau bro udah mengerti... tolong postkan disini...
kalau cari sendiri,. nah salah cari malah nanti TERSESAT!

thanks sebelumnya!

GLOBAL WARNING,GLOBAL CRISIS APAKAH ITU CIPTAAN TUHAN ??????
YANG SAYA TAU MANUSIA YANG BERBUAT,ANDA DAN TERMASUK SAYA.

BENER KATA ANDA,TAPI KALAU KITA TDK MENCARI HANYA BERTANYA APAKAH ITU LEBIH TDK TERSESAT ????

ANDA SAJA SUDAH TERSESAT SAAT INI.KENAPA
KARENA ANDA MENYIMPULKNA SEMUA NYA SENDIRI TANPA MENCARI DAN BERTANYA
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Reenzia on 29 December 2008, 02:57:51 PM
siapa yang tersesat? dari mana mengetahui itu tersesat atau tidak?

apakah anda sudah lurus sehingga mengetahui bahwa yang lain telah tersesat?

anda yakin kalo anda tidak tersesat?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: laskar pelangi on 29 December 2008, 03:01:51 PM
siapa yang tersesat? dari mana mengetahui itu tersesat atau tidak?

apakah anda sudah lurus sehingga mengetahui bahwa yang lain telah tersesat?

anda yakin kalo anda tidak tersesat?


YAKIN  SEKALI.KALAU SAYA SUDAH TERSESAT SAYA SUDAH TDK ARGUMENT DENGAN ANDA YANG TERSESAT
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Sukma Kemenyan on 29 December 2008, 10:05:29 PM
GLOBAL WARNING,GLOBAL CRISIS APAKAH ITU CIPTAAN TUHAN ??????
YANG SAYA TAU MANUSIA YANG BERBUAT,ANDA DAN TERMASUK SAYA.

BENER KATA ANDA,TAPI KALAU KITA TDK MENCARI HANYA BERTANYA APAKAH ITU LEBIH TDK TERSESAT ????

ANDA SAJA SUDAH TERSESAT SAAT INI.KENAPA
KARENA ANDA MENYIMPULKNA SEMUA NYA SENDIRI TANPA MENCARI DAN BERTANYA
ngebacot kosong tanpa argumentasi tidak akan mematahkan kesimpulan
"BAHWASANYA MENURUT LOGIKA DAN AKAL SEHAT TUHAN TIDAK MUNGKIN ADA DAN JELAS TIDAK ADA"
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Reenzia on 30 December 2008, 12:00:59 AM
siapa yang tersesat? dari mana mengetahui itu tersesat atau tidak?

apakah anda sudah lurus sehingga mengetahui bahwa yang lain telah tersesat?

anda yakin kalo anda tidak tersesat?


YAKIN  SEKALI.KALAU SAYA SUDAH TERSESAT SAYA SUDAH TDK ARGUMENT DENGAN ANDA YANG TERSESAT

apa patokan org yg telah tersesat? bagaimana jika saia yang mengatakan anda lah yg sebenarnya telah tersesat?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Jerry on 30 December 2008, 12:23:48 AM
[at] Mbah Menyan
Utk memperhalus, bisa kita pake argumen 'God of the Gaps' yaitu bahwa Tuhan selalu dipake sebagai celah utk menutupi ketidaktahuan manusia sejak jaman dl. Semakin berkembang sains, maka peran2 Tuhan dlm menjelaskan misteri dan fenomena alam tak terjawab semakin berkurang.

Maybe one day, Tuhan pensiun? udah ga ada kerjaan lagi soalnya kalo semua misteri udah bisa dijawab manusia. hehe.. Retire Old, Retire Sick deh kalo gitu.. :))

mettacittena
_/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Sukma Kemenyan on 30 December 2008, 07:34:39 AM
Marilah kita memilah dengan kajian Buddhism,

Diantara 3 metoda sebab-akibat dibawah ini,
manakah yang sesuai dengan kamma-vipaka ?
"Aristoteles mencoba membuktikan keberadaan Tuhan(yakni sekedar membuktikan bahwa Tuhan itu ada, bukan bermaksud mendefinisikan Tuhan itu apa, Dzat-Nya terbuat dari apa dsb...) dengan argumen sebagai berikut...
Menurut Aristoteles, dengan asas berpikir prinsip "kausalitas", yakni bahwa setiap akibat pasti memerlukan sebab, maka dapat kita lihat bahwa setiap sesuatu yang kita ketahui itu memerlukan sesuatu yang lain supaya dirinya bisa terwujud. Dari sini kita peroleh 2 hal;
1. Realitas yang bergantung pada sesuatu yang lain (disebut akibat),
2. Realitas yang digantungi oleh sesuatu yang lain (disebut sebab).
Bila ternyata realitas sebab itu memerlukan sesuatu yang lain juga, maka dapat dikatakan dia juga sebagai akibat bagi sesuatu yang digantungi itu.... dst.
Maka, kausalitas atau sebab-akibat ini pun membentuk suatu rantai sebab-akibat.
Nah, rantai sebab-akibat ini memiliki beberapa kemungkinan sbb:
1. Tidak berujung
    ( A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan D, D disebabkan E, dst.--- tak berujung)

2. Berujung pada sebab yang tidak lagi disebabkan
    (A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan D, D disebabkan X, X tidak lagi disebabkan oleh apapun --- berujung pada X sebagai sebab awal)

3. Berputar atau daur.
    (A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan A.)

Nah, kemungkinan ke-3 adalah mustahil.
Mengapa? Karena berdasarkan kaidah "Setiap Sebab tentu lebih sempurna daripada akibatnya", maka kemungkinan ketiga adalah mustahil adanya. Yakni mustahil C disebabkan oleh A, padahal A tidak lebih sempurna daripada C, sehingga tidaklah mungkin mengakibatkan C.

Beralih kepada kemungkinan ke-1,
itupun mustahil. Mengapa? karena bila rantai sebab-akibat ini tidak berujung, artinya semua yang ada ialah akibat. Bila semuanya adalah akibat, bagaimana mungkin ia bisa terwujud..??
(Ibaratnya katakanlah ada 15 orang pelari yang tidak akan mulai berlari sebelum salah satu di antara mereka ada yang berlari terlebih dahulu. Maka, agar mereka sungguh-sungguh mulai berlari, harus ada setidaknya salah satu diantara mereka yang mau berlari tanpa syarat.)
Nah, bila kenyataannya kini akibat itu memang ada (dalam analogi tadi 15 orang pelari itu memang berlari) itu berarti memang ada Sebab awal yang tidak memerlukan sebab lain bagi keberadaannya (Alias Sebab Primer/ prima causa, dalam analogi tadi adalah pelari yang berlari tanpa syarat).

Maka, kemungkinan ke-2 lah yang benar.
Nah dengan demikian, keberadaan Sebab awal yang tidak lagi disebabkan itu terbukti kebenarannya.
Dan, dengan kaidah, setiap sebab pasti lebih sempurna daripada akibatnya, maka sebab awal ini pastilah yang paling sempurna dari segala yang ada, yang karenanya, dikatakanlah bahwa itulah yang disebut dengan "Tuhan".
Demikian argumen Aristoteles..."
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 30 December 2008, 12:34:46 PM
:))  Jelas Tidak ada atau Jelas tidak tahu ? :-?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sukma on 30 December 2008, 01:05:45 PM
:))  Jelas Tidak ada atau Jelas tidak tahu ? :-?

percentasenya lebih besar ke Jelas Tidak Tahu
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: CKRA on 30 December 2008, 01:16:01 PM
:))  Jelas Tidak ada atau Jelas tidak tahu ? :-?

percentasenya lebih besar ke Jelas Tidak Tahu

Tidak tahu kalau ternyata tidak ada
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: johan3000 on 30 December 2008, 01:26:15 PM
Jadi menurut bro TUHAN itu apa, ada berapa macam TUHAN
dan selama ini apakah udah mengatasi Global warning, maupun Global crisis?

Kalau bro udah mengerti... tolong postkan disini...
kalau cari sendiri,. nah salah cari malah nanti TERSESAT!

thanks sebelumnya!

GLOBAL WARNING,GLOBAL CRISIS APAKAH ITU CIPTAAN TUHAN ??????
YANG SAYA TAU MANUSIA YANG BERBUAT,ANDA DAN TERMASUK SAYA.

BENER KATA ANDA,TAPI KALAU KITA TDK MENCARI HANYA BERTANYA APAKAH ITU LEBIH TDK TERSESAT ????

ANDA SAJA SUDAH TERSESAT SAAT INI.KENAPA
KARENA ANDA MENYIMPULKNA SEMUA NYA SENDIRI TANPA MENCARI DAN BERTANYA

Quote
GLOBAL WARNING,GLOBAL CRISIS APAKAH ITU CIPTAAN TUHAN ??????
YANG SAYA TAU MANUSIA YANG BERBUAT,ANDA DAN TERMASUK SAYA.

Manusia yg doyan bertanya terus menerus dan membuat elu oGAH.... itu juga ciptaan TUHAN...

apakah manusia cipataan TUHAN ?

Malu bertanya, sesat dijalan
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: William_phang on 30 December 2008, 01:29:09 PM
Jadi menurut bro TUHAN itu apa, ada berapa macam TUHAN
dan selama ini apakah udah mengatasi Global warning, maupun Global crisis?

Kalau bro udah mengerti... tolong postkan disini...
kalau cari sendiri,. nah salah cari malah nanti TERSESAT!

thanks sebelumnya!

GLOBAL WARNING,GLOBAL CRISIS APAKAH ITU CIPTAAN TUHAN ??????
YANG SAYA TAU MANUSIA YANG BERBUAT,ANDA DAN TERMASUK SAYA.

BENER KATA ANDA,TAPI KALAU KITA TDK MENCARI HANYA BERTANYA APAKAH ITU LEBIH TDK TERSESAT ????

ANDA SAJA SUDAH TERSESAT SAAT INI.KENAPA
KARENA ANDA MENYIMPULKNA SEMUA NYA SENDIRI TANPA MENCARI DAN BERTANYA

Quote
GLOBAL WARNING,GLOBAL CRISIS APAKAH ITU CIPTAAN TUHAN ??????
YANG SAYA TAU MANUSIA YANG BERBUAT,ANDA DAN TERMASUK SAYA.

Manusia yg doyan bertanya terus menerus dan membuat elu oGAH.... itu juga ciptaan TUHAN...

apakah manusia cipataan TUHAN ?

Apakah tau siapa yang menciptakan berguna?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Hendra Susanto on 30 December 2008, 01:30:36 PM
Quote
apakah manusia cipataan TUHAN ?

pertanyaan yang benar: apakah TUHAN ciptaan manusia?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: CKRA on 30 December 2008, 01:32:29 PM
Quote
apakah manusia cipataan TUHAN ?

pertanyaan yang benar: apakah TUHAN ciptaan manusia?

 :jempol: Good question, bro.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Reenzia on 30 December 2008, 01:34:55 PM
 [at] ko haa...

pertanyaan yang bagus (http://s301.photobucket.com/albums/nn47/hyprotika/good.gif) (http://"hyprotika.wordpress.com")
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: johan3000 on 30 December 2008, 01:41:06 PM
Seorang anak pulang dari sekolah minggu.....

Pa,,,pa....

Tau engak... semua itu ciptaan TUHAN....

Nah kalau BUKAN CIPTAAN TUHAN... papa ngak ada....
saya juga ngak ada...

Ohhh ya....  (padahal... malam2 papa/mama yg buatin ELU tuhhhh)


Logikanya.....
1. Menjawab pertanyaan tsb dlm ujian Biology,
anak tsb bakal LULUS atau GALAL...?
2. Mau BUKTI....cara membuat manusia.....(Ryu.. pls help)

Pakai LOGIKA ya... bukan pakai TUHAN!
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Brado on 30 December 2008, 01:52:55 PM
Sy khawatir bila Tuhan ciptaan manusia
Dgn tujuan diciptakan satu figur Yang Maha Kuasa
Agar orang mau berbuat jahat jadi sungkan, contoh : mencuri
Sebagai upaya untuk mencegah orang laen berbuat tanpa diketahui siapapun
Maka diciptakanlah figur Tuhan itu
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 30 December 2008, 02:00:38 PM
Seorang anak pulang dari sekolah minggu.....

Pa,,,pa....

Tau engak... semua itu ciptaan TUHAN....

Nah kalau BUKAN CIPTAAN TUHAN... papa ngak ada....
saya juga ngak ada...

Ohhh ya....  (padahal... malam2 papa/mama yg buatin ELU tuhhhh)


Logikanya.....
1. Menjawab pertanyaan tsb dlm ujian Biology,
anak tsb bakal LULUS atau GALAL...?
2. Mau BUKTI....cara membuat manusia.....(Ryu.. pls help)

Pakai LOGIKA ya... bukan pakai TUHAN!
ada apa neh manggil2 gw :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sukma on 30 December 2008, 02:11:13 PM
CKRA Posting ;

Tidak tahu kalau ternyata tidak ada


Memang tidak akan pernah habisnya manusia membicarakan Tuhan.... ;D , "tidak tahu kalau ternyata tidak ada" dari posting CKRA, membuat saya mau bertanya bagaimana pula pengakuan dari pengikut Dhamma Buddha kepada publik seperti tertulis di 2 buku di bawah ini ;

1 .Sejak mulai disampaikannya Dhamma oleh Sang Buddha Gautama. Dlm Ajaran Buddha telah terdapat Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari buku pedoman penghayatan dan pembabaran Ajaran Buddha Mazhab Theravada di Indonesia thn 1979.

2 .Namo Buddaya,
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, TIRATANA, atas segala berkah Dhamma dalam kehidupan ini, sekalipun barangkali kecil rasanya. Berkah Dhamma sekecil apapun adalah sangat tinggi nilainya, bandingkan saja berkah  yang kecil itu dengan jika tidak mendapat berkah samasekali, dengan demikian akan diketahui betapa harganya berkah itu dalam kehidupan ini.

Selain hal tersebut diatas, penghormatan juga ditujukan terhadap TIRATANA, yang telah memberi kesempatan kepada manusia untuk berupaya menjadi mahluk hidup yang memiliki budi pekerti luhur,….. di kutip dari buku "Menuju Masyarakat ANTI KORUPSI Perspektif Agama Buddha. Apa seh TIRATANA.?

Coba kita renungkan kalimat ini ; agama Buddha tidak mengaku Tuhan, juga tidak menyangkal Tuhan.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Reenzia on 30 December 2008, 02:14:09 PM
terdapat Ketuhanan Yang Maha Esa < iya
terdapat Tuhan Yang Maha Esa < tidak
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: William_phang on 30 December 2008, 02:15:17 PM
CKRA Posting ;

Tidak tahu kalau ternyata tidak ada


Memang tidak akan pernah habisnya manusia membicarakan Tuhan.... ;D , "tidak tahu kalau ternyata tidak ada" dari posting CKRA, membuat saya mau bertanya bagaimana pula pengakuan dari pengikut Dhamma Buddha kepada publik seperti tertulis di 2 buku di bawah ini ;

1 .Sejak mulai disampaikannya Dhamma oleh Sang Buddha Gautama. Dlm Ajaran Buddha telah terdapat Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari buku pedoman penghayatan dan pembabaran Ajaran Buddha Mazhab Theravada di Indonesia thn 1979.

2 .Namo Buddaya,
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, TIRATANA, atas segala berkah Dhamma dalam kehidupan ini, sekalipun barangkali kecil rasanya. Berkah Dhamma sekecil apapun adalah sangat tinggi nilainya, bandingkan saja berkah  yang kecil itu dengan jika tidak mendapat berkah samasekali, dengan demikian akan diketahui betapa harganya berkah itu dalam kehidupan ini.

Selain hal tersebut diatas, penghormatan juga ditujukan terhadap TIRATANA, yang telah memberi kesempatan kepada manusia untuk berupaya menjadi mahluk hidup yang memiliki budi pekerti luhur,….. di kutip dari buku "Menuju Masyarakat ANTI KORUPSI Perspektif Agama Buddha. Apa seh TIRATANA.?

Coba kita renungkan kalimat ini ; agama Buddha tidak mengaku Tuhan, juga tidak menyangkal Tuhan.


Kalo ketuhanan sih emang udah ada..cuma kalo Tuhan kayaknya ga ada deh...jd perlu dibedakan Tuhan dengan ketuhanan...
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 30 December 2008, 02:18:52 PM
kalo i pribadi sih

baik Tuhan atau Ketuhanan.......... :-?   gak tau tuh :whistle:
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Equator on 30 December 2008, 02:20:09 PM
Tolong dong, siapa yang bisa membedakan antara Tuhan & keTuhanan ?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sukma on 30 December 2008, 02:21:52 PM
Ketuhanan Yang Maha Esa = kita manusia mempunyai Tuhan. ^:)^ ,

Pancasila ; Sila pertama apa seh artinya KETUHANAN YANG MAHA ESA.?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Reenzia on 30 December 2008, 02:24:33 PM
ketuhanan adalah mengakui adanya hal tertinggi,
tapi bukan berarti personal yang tertinggi

makanya pada pasal pertama tertulis
Ketuhanan Yang Maha Esa
bukannya
Tuhan Yang Maha Esa
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: CKRA on 30 December 2008, 02:25:40 PM
 [at]  sukma, dengan segala hormat saya bila anda adalah seorang yang memiliki keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Forum DhammaCitta adalah forum untuk komunitas buddhist. Untuk itu saya kira wajar bila pendekatan yang digunakan dalam forum ini adalah dari pengertian dan pemahaman buddhisme.

Dalam kehidupan bermasyarakat di luar sana tentu saja kita harus lebih bijaksana untuk memilih mana yang perlu kita utarakan dan mana yang tidak perlu.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sukma on 30 December 2008, 02:32:02 PM
[at]  sukma, dengan segala hormat saya bila anda adalah seorang yang memiliki keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Forum DhammaCitta adalah forum untuk komunitas buddhist. Untuk itu saya kira wajar bila pendekatan yang digunakan dalam forum ini adalah dari pengertian dan pemahaman buddhisme.

Dalam kehidupan bermasyarakat di luar sana tentu saja kita harus lebih bijaksana untuk memilih mana yang perlu kita utarakan dan mana yang tidak perlu.

Saya sangat MEMAHAMI Forum DhammaCitta adalah forum komunitas Buddhis.!, sebenarnya pertanyaan Anda di arahkan kepada Kemenyan yang meng copy paste dari Agama seberang thread ini yang Khususnya berbicara tentang Tuhan nya milik Agama Seberang.

Lantas statement Anda di atas ini bisa merugikan Moral Buddhis kita  ^:)^ ,saya tidak mau membukanya, cukup saya amati bahwa statement ada bisa memalukan kita.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Equator on 30 December 2008, 02:32:20 PM
Rekan2, mohon hati2 membicarakan tentang Tuhan
Apakah buddhisme mengenal Tuhan atau tidak
Sebagai agama yang diakui di negara ini, tentunya kita tidak boleh sembarangan kan ?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 30 December 2008, 02:35:46 PM
sekarang kan udah reformasi om herdiboy,

keknya gak papa deh kita menunjukan jatidiri kita yg sebenarnya :P

kan udah bukan orde baru lagi.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Edward on 30 December 2008, 02:36:37 PM
Sebagai mana pula, di dalam butir pancasila, Ketuhanan yang maha esa, tidak ada kewajiban untuk mengakui tuhan secara personal...
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sukma on 30 December 2008, 02:40:04 PM
sekarang kan udah reformasi om herdiboy,

keknya gak papa deh kita menunjukan jatidiri kita yg sebenarnya :P

kan udah bukan orde baru lagi.

Reformasi seh benar
, tapi tidak meng -akui nya Tuhan oleh pribadi-pribadi berbangsa Indonesia saya lihat belum ada Undang-Undang nya, mengacu pada Sila pertama dari : "KETUHANAN YANG MAHA ESA" ini....
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sukma on 30 December 2008, 02:42:08 PM
Sebagai mana pula, di dalam butir pancasila, Ketuhanan yang maha esa, tidak ada kewajiban untuk mengakui tuhan secara personal...

Penataran Penghayatan Pengamalan Pancasila di sebut P4, semua pejabat Indonesia di haruskan mengikutinya, sudah kah Anda mengetahui isi P4.?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Reenzia on 30 December 2008, 02:42:25 PM
 [at] hatRed

setuju bgt bro...org yg masih mikir kalo ngmg ini tabu, ngmg itu tabu, ya itu kan krn persepsi dan pandangan juga
lagian kita kan ngmgnya di forum buddhist, kalo mrk mo dgr ato ngga terserah sih ya
kita kan gak maksain percaya juga.....hargai perbedaan pendapat donk.....
lagian blm tentu yg percaya Tuhan lebih bermoral dari pada yang tak ber-Tuhan

negara ini telah mengakui Buddha sebagai agama kok, lagian Buddha gak melanggar Pancasila
Buddha mengakui Ketuhanan Yang Maha Esa kok, tapi tidak Tuhan Yang Maha Esa
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sukma on 30 December 2008, 02:44:13 PM
[at] hatRed

setuju bgt bro...org yg masih mikir kalo ngmg ini tabu, ngmg itu tabu, ya itu kan krn persepsi dan pandangan juga
lagian kita kan ngmgnya di forum buddhist, kalo mrk mo dgr ato ngga terserah sih ya
kita kan gak maksain percaya juga.....hargai perbedaan pendapat donk.....
lagian blm tentu yg percaya Tuhan lebih bermoral dari pada yang tak ber-Tuhan

negara ini telah mengakui Buddha sebagai agama kok, lagian Buddha gak melanggar Pancasila
Buddha mengakui Ketuhanan Yang Maha Esa kok, tapi tidak Tuhan Yang Maha Esa

Setuju seh sah-sah saja, asal memahami apa yang anda setujui itu.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: CKRA on 30 December 2008, 02:45:36 PM
[at]  sukma, dengan segala hormat saya bila anda adalah seorang yang memiliki keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Forum DhammaCitta adalah forum untuk komunitas buddhist. Untuk itu saya kira wajar bila pendekatan yang digunakan dalam forum ini adalah dari pengertian dan pemahaman buddhisme.

Dalam kehidupan bermasyarakat di luar sana tentu saja kita harus lebih bijaksana untuk memilih mana yang perlu kita utarakan dan mana yang tidak perlu.

Saya sangat MEMAHAMI Forum DhammaCitta adalah forum komunitas Buddhis.!, sebenarnya pertanyaan Anda di arahkan kepada Kemenyan yang meng copy paste dari Agama seberang thread ini yang Khususnya berbicara tentang Tuhan nya milik Agama Seberang.

Lantas statement Anda di atas ini bisa merugikan Moral Buddhis kita  ^:)^ ,saya tidak mau membukanya, cukup saya amati bahwa statement ada bisa memalukan kita.

Saya kira sudah banyak rekan disini yang memberikan pengertian antara Ketuhanan dan Tuhan.

Maaf ya kalau saya sudah membuat anda merasa malu.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Reenzia on 30 December 2008, 02:46:42 PM
[at] hatRed

setuju bgt bro...org yg masih mikir kalo ngmg ini tabu, ngmg itu tabu, ya itu kan krn persepsi dan pandangan juga
lagian kita kan ngmgnya di forum buddhist, kalo mrk mo dgr ato ngga terserah sih ya
kita kan gak maksain percaya juga.....hargai perbedaan pendapat donk.....
lagian blm tentu yg percaya Tuhan lebih bermoral dari pada yang tak ber-Tuhan

negara ini telah mengakui Buddha sebagai agama kok, lagian Buddha gak melanggar Pancasila
Buddha mengakui Ketuhanan Yang Maha Esa kok, tapi tidak Tuhan Yang Maha Esa

Setuju seh sah-sah saja, asal memahami apa yang anda setujui itu.

jgn perdulikan saia, what about you?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sukma on 30 December 2008, 02:46:54 PM
Sebagai mana pula, di dalam butir pancasila, Ketuhanan yang maha esa, tidak ada kewajiban untuk mengakui tuhan secara personal...

Di amati dulu apa arti Tuhan dalam Pancasila, emang masyarakat kita menyembah Tuhan secara Personal.?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sukma on 30 December 2008, 02:48:34 PM
[at] hatRed

setuju bgt bro...org yg masih mikir kalo ngmg ini tabu, ngmg itu tabu, ya itu kan krn persepsi dan pandangan juga
lagian kita kan ngmgnya di forum buddhist, kalo mrk mo dgr ato ngga terserah sih ya
kita kan gak maksain percaya juga.....hargai perbedaan pendapat donk.....
lagian blm tentu yg percaya Tuhan lebih bermoral dari pada yang tak ber-Tuhan

negara ini telah mengakui Buddha sebagai agama kok, lagian Buddha gak melanggar Pancasila
Buddha mengakui Ketuhanan Yang Maha Esa kok, tapi tidak Tuhan Yang Maha Esa

Setuju seh sah-sah saja, asal memahami apa yang anda setujui itu.

jgn perdulikan saia, what about you?

Kita hidup dalam bermasyarakat, Dhamma juga mengajar kita hidup dalam bermasyarakat, jadi kita tidak bisa Ego dengan mengatakan : "Jangan perdulikan saja"
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Edward on 30 December 2008, 02:49:18 PM
 [at]  Sukma
 :)) :)) :)) :))
Ketinggalan zaman banget seh?
P4 sudah lamaaaaaaa banget dihilangkan dalam pendidikan...
Sekarang lebih ditekankan pada budi pekerti...Bukan cuma disuruh menerima dan menghapal doktrin2 kaga jelas dalam P4.

Menyembah secara personal?
Iya banget!
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 30 December 2008, 02:50:07 PM
mo bikin thread baru ah... tentang Tuhan ini....
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Reenzia on 30 December 2008, 02:50:19 PM
bukan Tuhan, tapi KeTuhanan, coba baca lagi...

menurut anda apakah maksudnya menyembah Tuhan secara personal?

 [at] hatRed

boleh jg tuh...pasti rame dahh :))

lebih baik Tuhan dan Ketuhanan, jgn Tuhan saja donk
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: CKRA on 30 December 2008, 02:54:46 PM
Sebagai mana pula, di dalam butir pancasila, Ketuhanan yang maha esa, tidak ada kewajiban untuk mengakui tuhan secara personal...

Penataran Penghayatan Pengamalan Pancasila di sebut P4, semua pejabat Indonesia di haruskan mengikutinya, sudah kah Anda mengetahui isi P4.?

Sedikit koreksi P4 adalah Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Diwajibkan bagi pelajar, mahasiswa dan pegawai negeri. Untuk pegawai negeri ada tambahan paket 45 jam dan 100 jam. Dalam penataran P4 dibahas tentang UUD 45, GBHN, Repelita, dll. Paling tidak saya sudah 3 kali mengikuti penataran P4. Dan sudah sejak akhir 90an penataran P4 sudah dihapus dari muka bumi Indonesia.
Adakah manfaatnya? Bagaimana anda melihat hasil penataran P4 terhadap kualitas pegawai negeri kita pada masa itu? Bagaimana moralitas mereka setelah mengikuti penataran P4?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: William_phang on 30 December 2008, 02:56:22 PM
Sebagai mana pula, di dalam butir pancasila, Ketuhanan yang maha esa, tidak ada kewajiban untuk mengakui tuhan secara personal...



Penataran Penghayatan Pengamalan Pancasila di sebut P4, semua pejabat Indonesia di haruskan mengikutinya, sudah kah Anda mengetahui isi P4.?

Sedikit koreksi P4 adalah Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Diwajibkan bagi pelajar, mahasiswa dan pegawai negeri. Untuk pegawai negeri ada tambahan paket 45 jam dan 100 jam. Dalam penataran P4 dibahas tentang UUD 45, GBHN, Repelita, dll. Paling tidak saya sudah 3 kali mengikuti penataran P4. Dan sudah sejak akhir 90an penataran P4 sudah dihapus dari muka bumi Indonesia.
Adakah manfaatnya? Bagaimana anda melihat hasil penataran P4 terhadap kualitas pegawai negeri kita pada masa itu? Bagaimana moralitas mereka setelah mengikuti penataran P4?

P4 sesudah reformasi tahun 1998 sudah hilang dari muka bumi indonesia..hehee....dan dipelajaran sekolah juga sudah tidak ada skr..
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sukma on 30 December 2008, 02:57:56 PM
[at]  sukma, dengan segala hormat saya bila anda adalah seorang yang memiliki keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Forum DhammaCitta adalah forum untuk komunitas buddhist. Untuk itu saya kira wajar bila pendekatan yang digunakan dalam forum ini adalah dari pengertian dan pemahaman buddhisme.

Dalam kehidupan bermasyarakat di luar sana tentu saja kita harus lebih bijaksana untuk memilih mana yang perlu kita utarakan dan mana yang tidak perlu.

Saya sangat MEMAHAMI Forum DhammaCitta adalah forum komunitas Buddhis.!, sebenarnya pertanyaan Anda di arahkan kepada Kemenyan yang meng copy paste dari Agama seberang thread ini yang Khususnya berbicara tentang Tuhan nya milik Agama Seberang.

Lantas statement Anda di atas ini bisa merugikan Moral Buddhis kita  ^:)^ ,saya tidak mau membukanya, cukup saya amati bahwa statement ada bisa memalukan kita.

Saya kira sudah banyak rekan disini yang memberikan pengertian antara Ketuhanan dan Tuhan.

Maaf ya kalau saya sudah membuat anda merasa malu.

Bahkan sudah berulang kali saya tulis di thread nya g-Citra  "Manusia dan Tuhan" bagaimana pemahaman Buddhis tentang Tuhan toch.? Dan atas saran beberapa Netter maka topic tersbut di lock dulu.Kembali si Kemenyan yang dengan sukacita mengcopy paste urusan rumah tangga seberang.? Buat apa.? Mau belajar tentang Tuhan mereka.? , Lantas bila kita mau belajar tentang Tuhan, apakah kita siap dialog dengan keluar dari "Zona Aman" Ajaran Buddhis.? Jika sudah siap... lain masalahnya, karena arti DIALOG kita sudah sama tahu MAKNA nya. Jadi, tidak ada kata penghinaan dalam DIALOG bila itu pun kita sudah sanggup berdialog tentang Tuhan mereka.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sukma on 30 December 2008, 02:58:53 PM
Sebagai mana pula, di dalam butir pancasila, Ketuhanan yang maha esa, tidak ada kewajiban untuk mengakui tuhan secara personal...



Penataran Penghayatan Pengamalan Pancasila di sebut P4, semua pejabat Indonesia di haruskan mengikutinya, sudah kah Anda mengetahui isi P4.?

Sedikit koreksi P4 adalah Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Diwajibkan bagi pelajar, mahasiswa dan pegawai negeri. Untuk pegawai negeri ada tambahan paket 45 jam dan 100 jam. Dalam penataran P4 dibahas tentang UUD 45, GBHN, Repelita, dll. Paling tidak saya sudah 3 kali mengikuti penataran P4. Dan sudah sejak akhir 90an penataran P4 sudah dihapus dari muka bumi Indonesia.
Adakah manfaatnya? Bagaimana anda melihat hasil penataran P4 terhadap kualitas pegawai negeri kita pada masa itu? Bagaimana moralitas mereka setelah mengikuti penataran P4?

P4 sesudah reformasi tahun 1998 sudah hilang dari muka bumi indonesia..hehee....dan dipelajaran sekolah juga sudah tidak ada skr..

Betul, saya juga baru tamat SMA kan.?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 30 December 2008, 03:00:16 PM
dah buat neh disini

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=7954.msg130112;topicseen#msg130112
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sukma on 30 December 2008, 03:03:31 PM
Sebagai mana pula, di dalam butir pancasila, Ketuhanan yang maha esa, tidak ada kewajiban untuk mengakui tuhan secara personal...

Penataran Penghayatan Pengamalan Pancasila di sebut P4, semua pejabat Indonesia di haruskan mengikutinya, sudah kah Anda mengetahui isi P4.?

Sedikit koreksi P4 adalah Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Diwajibkan bagi pelajar, mahasiswa dan pegawai negeri. Untuk pegawai negeri ada tambahan paket 45 jam dan 100 jam. Dalam penataran P4 dibahas tentang UUD 45, GBHN, Repelita, dll. Paling tidak saya sudah 3 kali mengikuti penataran P4. Dan sudah sejak akhir 90an penataran P4 sudah dihapus dari muka bumi Indonesia.
Adakah manfaatnya? Bagaimana anda melihat hasil penataran P4 terhadap kualitas pegawai negeri kita pada masa itu? Bagaimana moralitas mereka setelah mengikuti penataran P4?

CKRA, berbicara tentang masyarakat Indonesia yang sangat Majemuk, dan berbicara tentang Pemerintahan kita, sebetulnya harus melalui Entry point : Penjajahan Bangsa Belanda.....& .... terlalu sangat gampang LSM -LSM berteriak protes kepada Pemerintah kita tanpa mau merenungkan kenapa kita bisa sampai terkapar begini.?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Reenzia on 30 December 2008, 03:04:06 PM
[at]  sukma, dengan segala hormat saya bila anda adalah seorang yang memiliki keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Forum DhammaCitta adalah forum untuk komunitas buddhist. Untuk itu saya kira wajar bila pendekatan yang digunakan dalam forum ini adalah dari pengertian dan pemahaman buddhisme.

Dalam kehidupan bermasyarakat di luar sana tentu saja kita harus lebih bijaksana untuk memilih mana yang perlu kita utarakan dan mana yang tidak perlu.

Saya sangat MEMAHAMI Forum DhammaCitta adalah forum komunitas Buddhis.!, sebenarnya pertanyaan Anda di arahkan kepada Kemenyan yang meng copy paste dari Agama seberang thread ini yang Khususnya berbicara tentang Tuhan nya milik Agama Seberang.

Lantas statement Anda di atas ini bisa merugikan Moral Buddhis kita  ^:)^ ,saya tidak mau membukanya, cukup saya amati bahwa statement ada bisa memalukan kita.

Saya kira sudah banyak rekan disini yang memberikan pengertian antara Ketuhanan dan Tuhan.

Maaf ya kalau saya sudah membuat anda merasa malu.

Bahkan sudah berulang kali saya tulis di thread nya g-Citra  "Manusia dan Tuhan" bagaimana pemahaman Buddhis tentang Tuhan toch.? Dan atas saran beberapa Netter maka topic tersbut di lock dulu.Kembali si Kemenyan yang dengan sukacita mengcopy paste urusan rumah tangga seberang.? Buat apa.? Mau belajar tentang Tuhan mereka.? , Lantas bila kita mau belajar tentang Tuhan, apakah kita siap dialog dengan keluar dari "Zona Aman" Ajaran Buddhis.? Jika sudah siap... lain masalahnya, karena arti DIALOG kita sudah sama tahu MAKNA nya. Jadi, tidak ada kata penghinaan dalam DIALOG bila itu pun kita sudah sanggup berdialog tentang Tuhan mereka.

tau akibatnya ngga mbak?
lagian apa gunanya dibahas diluar? pernah dengar yg namanya kebebasan beragama?
toh om kemenyan tulisnya di forum buddhist, ya buat umat buddhist toh
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Edward on 30 December 2008, 03:04:51 PM
Makanya, klo baca topik, baca dengan jelas...Yang diajak diskusi ialah ARGUMEN seorang pemeluk agama samawi...
Yang ingin diajak ditelaah adalah ARGUMENNYA DARI SEGI BUDDHISME!

Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Pitu Kecil on 30 December 2008, 03:06:06 PM
Sebagai mana pula, di dalam butir pancasila, Ketuhanan yang maha esa, tidak ada kewajiban untuk mengakui tuhan secara personal...

Penataran Penghayatan Pengamalan Pancasila di sebut P4, semua pejabat Indonesia di haruskan mengikutinya, sudah kah Anda mengetahui isi P4.?

Sedikit koreksi P4 adalah Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Diwajibkan bagi pelajar, mahasiswa dan pegawai negeri. Untuk pegawai negeri ada tambahan paket 45 jam dan 100 jam. Dalam penataran P4 dibahas tentang UUD 45, GBHN, Repelita, dll. Paling tidak saya sudah 3 kali mengikuti penataran P4. Dan sudah sejak akhir 90an penataran P4 sudah dihapus dari muka bumi Indonesia.
Adakah manfaatnya? Bagaimana anda melihat hasil penataran P4 terhadap kualitas pegawai negeri kita pada masa itu? Bagaimana moralitas mereka setelah mengikuti penataran P4?

CKRA, berbicara tentang masyarakat Indonesia yang sangat Majemuk, dan berbicara tentang Pemerintahan kita, sebetulnya harus melalui Entry point : Penjajahan Bangsa Belanda.....& .... terlalu sangat gampang LSM -LSM berteriak protes kepada Pemerintah kita tanpa mau merenungkan kenapa kita bisa sampai terkapar begini.?
:outoftopic: :backtotopic:
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: CKRA on 30 December 2008, 03:06:41 PM
[at]  sukma, dengan segala hormat saya bila anda adalah seorang yang memiliki keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Forum DhammaCitta adalah forum untuk komunitas buddhist. Untuk itu saya kira wajar bila pendekatan yang digunakan dalam forum ini adalah dari pengertian dan pemahaman buddhisme.

Dalam kehidupan bermasyarakat di luar sana tentu saja kita harus lebih bijaksana untuk memilih mana yang perlu kita utarakan dan mana yang tidak perlu.

Saya sangat MEMAHAMI Forum DhammaCitta adalah forum komunitas Buddhis.!, sebenarnya pertanyaan Anda di arahkan kepada Kemenyan yang meng copy paste dari Agama seberang thread ini yang Khususnya berbicara tentang Tuhan nya milik Agama Seberang.

Lantas statement Anda di atas ini bisa merugikan Moral Buddhis kita  ^:)^ ,saya tidak mau membukanya, cukup saya amati bahwa statement ada bisa memalukan kita.

Saya kira sudah banyak rekan disini yang memberikan pengertian antara Ketuhanan dan Tuhan.

Maaf ya kalau saya sudah membuat anda merasa malu.

Bahkan sudah berulang kali saya tulis di thread nya g-Citra  "Manusia dan Tuhan" bagaimana pemahaman Buddhis tentang Tuhan toch.? Dan atas saran beberapa Netter maka topic tersbut di lock dulu.Kembali si Kemenyan yang dengan sukacita mengcopy paste urusan rumah tangga seberang.? Buat apa.? Mau belajar tentang Tuhan mereka.? , Lantas bila kita mau belajar tentang Tuhan, apakah kita siap dialog dengan keluar dari "Zona Aman" Ajaran Buddhis.? Jika sudah siap... lain masalahnya, karena arti DIALOG kita sudah sama tahu MAKNA nya. Jadi, tidak ada kata penghinaan dalam DIALOG bila itu pun kita sudah sanggup berdialog tentang Tuhan mereka.

Saya kira dialog antar agama bahkan di tingkat dunia sudah sering dilakukan untuk membina saling pengertian. Perbedaan adalah sesuatu yang tidak perlu ditutupi dengan kedok tabu. Selama semua pihak bisa saling menghormati, tidak akan ada masalah.

Yang memicu konflik itu bukan karena yang satu mengakui adanya Tuhan dan pihak yang lain tidak mengakui. Justru yang memicu konflik adalah masing-masing merasa Tuhan mereka lebih superior. Apakah anda mengikuti perkembangan konflik di Jalur Gaza akhir-akhir ini?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Edward on 30 December 2008, 03:10:33 PM
Marilah kita memilah dengan kajian Buddhism,

Diantara 3 metoda sebab-akibat dibawah ini,
manakah yang sesuai dengan kamma-vipaka ?
"Aristoteles mencoba membuktikan keberadaan Tuhan(yakni sekedar membuktikan bahwa Tuhan itu ada, bukan bermaksud mendefinisikan Tuhan itu apa, Dzat-Nya terbuat dari apa dsb...) dengan argumen sebagai berikut...
Menurut Aristoteles, dengan asas berpikir prinsip "kausalitas", yakni bahwa setiap akibat pasti memerlukan sebab, maka dapat kita lihat bahwa setiap sesuatu yang kita ketahui itu memerlukan sesuatu yang lain supaya dirinya bisa terwujud. Dari sini kita peroleh 2 hal;
1. Realitas yang bergantung pada sesuatu yang lain (disebut akibat),
2. Realitas yang digantungi oleh sesuatu yang lain (disebut sebab).
Bila ternyata realitas sebab itu memerlukan sesuatu yang lain juga, maka dapat dikatakan dia juga sebagai akibat bagi sesuatu yang digantungi itu.... dst.
Maka, kausalitas atau sebab-akibat ini pun membentuk suatu rantai sebab-akibat.
Nah, rantai sebab-akibat ini memiliki beberapa kemungkinan sbb:
1. Tidak berujung
    ( A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan D, D disebabkan E, dst.--- tak berujung)

2. Berujung pada sebab yang tidak lagi disebabkan
    (A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan D, D disebabkan X, X tidak lagi disebabkan oleh apapun --- berujung pada X sebagai sebab awal)

3. Berputar atau daur.
    (A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan A.)

Nah, kemungkinan ke-3 adalah mustahil.
Mengapa? Karena berdasarkan kaidah "Setiap Sebab tentu lebih sempurna daripada akibatnya", maka kemungkinan ketiga adalah mustahil adanya. Yakni mustahil C disebabkan oleh A, padahal A tidak lebih sempurna daripada C, sehingga tidaklah mungkin mengakibatkan C.

Beralih kepada kemungkinan ke-1,
itupun mustahil. Mengapa? karena bila rantai sebab-akibat ini tidak berujung, artinya semua yang ada ialah akibat. Bila semuanya adalah akibat, bagaimana mungkin ia bisa terwujud..??
(Ibaratnya katakanlah ada 15 orang pelari yang tidak akan mulai berlari sebelum salah satu di antara mereka ada yang berlari terlebih dahulu. Maka, agar mereka sungguh-sungguh mulai berlari, harus ada setidaknya salah satu diantara mereka yang mau berlari tanpa syarat.)
Nah, bila kenyataannya kini akibat itu memang ada (dalam analogi tadi 15 orang pelari itu memang berlari) itu berarti memang ada Sebab awal yang tidak memerlukan sebab lain bagi keberadaannya (Alias Sebab Primer/ prima causa, dalam analogi tadi adalah pelari yang berlari tanpa syarat).

Maka, kemungkinan ke-2 lah yang benar.
Nah dengan demikian, keberadaan Sebab awal yang tidak lagi disebabkan itu terbukti kebenarannya.
Dan, dengan kaidah, setiap sebab pasti lebih sempurna daripada akibatnya, maka sebab awal ini pastilah yang paling sempurna dari segala yang ada, yang karenanya, dikatakanlah bahwa itulah yang disebut dengan "Tuhan".
Demikian argumen Aristoteles..."

Ok, supaya kaga terlalu OOT, mari kita mengikuti pembahsan bro Kemenyan..
Dari gw pribadi rada kurang jelas perbedaan antara point 1 dan point 2...
Dan rasanya, kurang cocok jika hanya disebut kamma vipaka, karena vipaka memiliki 4 faktor laennya...Dan masing2 saling mempengaruhi...
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sukma on 30 December 2008, 03:16:23 PM
 
[/quote]
Yang memicu konflik itu bukan karena yang satu mengakui adanya Tuhan dan pihak yang lain tidak mengakui. Justru yang memicu konflik adalah masing-masing merasa Tuhan mereka lebih superior. Apakah anda mengikuti perkembangan konflik di Jalur Gaza akhir-akhir ini?
[/quote]

Conflict Jalur Gaza.? sebelah kantor saya tadi pagi rame-rame mau domo untuk kasus ini, serta Pemerintahkan sudah mengirim bantuan ke sana kan.? Kenapa persoalan peperangan ini tidak bis a tuntas.? Bisnis Minyak Uncle Sam.? atau sederetan hal yang lain ....?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sukma on 30 December 2008, 03:25:41 PM
[at]  sukma, dengan segala hormat saya bila anda adalah seorang yang memiliki keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Forum DhammaCitta adalah forum untuk komunitas buddhist. Untuk itu saya kira wajar bila pendekatan yang digunakan dalam forum ini adalah dari pengertian dan pemahaman buddhisme.

Dalam kehidupan bermasyarakat di luar sana tentu saja kita harus lebih bijaksana untuk memilih mana yang perlu kita utarakan dan mana yang tidak perlu.

Saya sangat MEMAHAMI Forum DhammaCitta adalah forum komunitas Buddhis.!, sebenarnya pertanyaan Anda di arahkan kepada Kemenyan yang meng copy paste dari Agama seberang thread ini yang Khususnya berbicara tentang Tuhan nya milik Agama Seberang.

Lantas statement Anda di atas ini bisa merugikan Moral Buddhis kita  ^:)^ ,saya tidak mau membukanya, cukup saya amati bahwa statement ada bisa memalukan kita.

Saya kira sudah banyak rekan disini yang memberikan pengertian antara Ketuhanan dan Tuhan.

Maaf ya kalau saya sudah membuat anda merasa malu.

Bahkan sudah berulang kali saya tulis di thread nya g-Citra  "Manusia dan Tuhan" bagaimana pemahaman Buddhis tentang Tuhan toch.? Dan atas saran beberapa Netter maka topic tersbut di lock dulu.Kembali si Kemenyan yang dengan sukacita mengcopy paste urusan rumah tangga seberang.? Buat apa.? Mau belajar tentang Tuhan mereka.? , Lantas bila kita mau belajar tentang Tuhan, apakah kita siap dialog dengan keluar dari "Zona Aman" Ajaran Buddhis.? Jika sudah siap... lain masalahnya, karena arti DIALOG kita sudah sama tahu MAKNA nya. Jadi, tidak ada kata penghinaan dalam DIALOG bila itu pun kita sudah sanggup berdialog tentang Tuhan mereka.

tau akibatnya ngga mbak?
lagian apa gunanya dibahas diluar? pernah dengar yg namanya kebebasan beragama?
toh om kemenyan tulisnya di forum buddhist, ya buat umat buddhist toh

Reenzia, pakai email saja lebih pribadi toch.?  Ini kan Web DC yang terbuka untuk Umum walaupun dengan sgala peraturan Web DC nya tentang Dhamma Buddhis......
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Reenzia on 30 December 2008, 03:29:34 PM
kenapa harus email? DC kan forum buddhist, bagi umat bukan buddhist toh jg bs ngerti toh ini forum buddhist?
jadi wajar aja bila ada perbedaan, toh gak dipaksain percaya ato harus ikut kan?

jadi gpp donk ngmg di forum, kita kan gk ngmg diforum umum ato forum agama lain?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sukma on 30 December 2008, 03:38:42 PM
kenapa harus email? DC kan forum buddhist, bagi umat bukan buddhist toh jg bs ngerti toh ini forum buddhist?
jadi wajar aja bila ada perbedaan, toh gak dipaksain percaya ato harus ikut kan?

jadi gpp donk ngmg di forum, kita kan gk ngmg diforum umum ato forum agama lain?


Ya, kamu ada benarnya, cuman sering karena kurangnya pengetahuan para Netter hingga terjadi penulisan yang bisa memalukan moral kita, tapi bila anda juga mau memberi alasan ; "inikan forum belajar, wong belajar tentu ada salahnya kan and bleh...bleh.." alasan ini juga ada benarnya seh...up to you aja...
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Reenzia on 30 December 2008, 03:40:46 PM
saia nda beri alasan itu kok :hammer:

coba sebutkan deh yg menurut anda memalukan itu bagian mananya?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: CKRA on 30 December 2008, 03:48:29 PM
Sukma, kenapa kamu begitu pemalu?
Title: TUHAN APA DEWA? Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: andre_golden on 30 December 2008, 03:52:56 PM
"God is a deity in theist and deist religions and other belief systems, representing either the sole deity in monotheism, or a principal deity in polytheism."

"a person or thing of supreme value" maria webdict


ETIMOLOGI Tuhan dalam bahasa INDONESIA

Di dalam bahasa Melayu atau bahasa Indonesia, dua konsep atau nama yang berhubungan dengan ketuhanan,
yaitu: Tuhan sendiri, dan Dewa.
Penganut monoteisme biasanya menolak menggunakan kata Dewa di Indonesia,
tetapi sebenarnya hal ini tidaklah berdasar. Sebab di Prasasti Trengganu, prasasti tertua di dalam bahasa Melayu
yang ditulis menggunakan Huruf Arab (Huruf Jawi) menyebut
Sang Dewata Mulia Raya.

Bagaimanapun, pada masa kini, pengertian istilah Tuhan digunakan untuk merujuk Tuhan yang tunggal, sementara Dewa dianggap mengandung arti salah satu dari banyak Tuhan sehingga cenderung mengacu kepada politeisme.

Secara filsafat, prestasi dalam pencarian Tuhan biasanya berujung pada penemuan eksistensi Tuhan saja, dan tidak sampai pada substansi tentang Tuhan. Dalam istilah filsafat eksistensi Tuhan itu dikenal sebagai absolut dan unik.

Absolut itu artinya keberadaanya mutlak bukannya relatif. Hal ini dapat dipahami, bahwa pernyataan semua kebenaran itu relatif itu tidak benar. Kalau semua itu relatif, bagaimana kita bisa mengetahui bahwa sesuatu itu relatif. Padahal yang relatif itu menjadi satu-satunya eksistensi realitas. Ibarat warna yang ada di seluruh jagat ini hanya putih, bagaimana kita bisa tahu putih padahal tidak ada pembanding selain putih. Dengan demikian tidak bisa disangkal adanya kebenaran itu relatif, dan secara konsisten tidak bisa disangkal pula adanya kebenaran mutlak itu.

Dalam gagasan Nietzsche, istilah "Tuhan" juga merujuk pada segala sesuatu yang dianggap mutlak kebenarannya. Jadi, di dalam hal ini ilmu pengetahuan (sains) bisa saja di-"Tuhan"-kan oleh manusia. Sedang Nietzsche berpendapat tiada "Kebenaran Mutlak"; yang ada hanyalah "Kesalahan yang tak-terbantahkan". Karenanya, dia berkata, "Tuhan telah mati".

"Kesalahan yang tak-terbantahkan" dengan "Kebenaran yang-tak terbantahkan" tidaklah memiliki perbedaan yang signifikan. Sekiranya pemikiran Nietszhe ini dimanfaatkan untuk melanjutkan proses pencairan Tuhan, maka Tuhan itu suatu eksistensi yang tak terbantahkan. Dengan demikian eksistensi absolut, mutlak dan tak terbantahkan itu sama saja.

Jadi, persoalan umat manusia dalam proses pencairan Tuhan tiada lain proses penentuan peletakan dirinya kepada (segala) sesuatu yang diterimanya sebagai 'tak terbantahkan', atau mutlak, atau absolut. Muhammad 'Imaduddin 'Abdulrahim Ph.D mendefiniskan Tuhan sebagai segala sesuatu yang dianggap penting dan dipentingkan sehingga dirinya rela didominirnya (Buku:Kuliah Tauhid).

Perbedaan Tuhan dengan dewa hanya
sekedar perbedaan terjemah bahasa,


meski masing-masing punya latar belakang perkembangan makna terkait dengan apresiasi masing-masing atas konsepsi Ketuhanannya. Namun secara universal keduanya menunjuk pada eksistensi yang sama, yaitu soal 'Yang Tak Terbantahkan'

============================

"Janganlah menyembah tuhan tuhan yang lain" ini didalam kitab kristiani tertuliskan makna yang sejenis seperti yang tertuliskan "janganlah menyembah tuhan tuhan yang lain"
sebenernya kalau mau jujur kata
seharusnya tertulis : "janganlah menyembah dewa dewa yang lain".

bangsa barat termasuk yunani dan negara bekas jajahan kerajaan Romawi kuno
meyakini keDewaan seperti yang bangsa cina dan india anut.
lantaran karena pengaruh ke kr****nan kuat dieropa,
maka ia ingin mengukuhkan ke Dewa an kristiani.

masalah ketuhanan yang mana yang benar?
ini sama juga disuruh percaya apa adanya dewa(i) Sri? dewa Phrtivi(du di kung)? atau dewa(i) Athena?
tetapi adanya suatu tipe(jenis/kelas) makluk yang supreme diluar batas manusia
entah lah kamu  mau sebut tuhan, dewa, malaikat,Yehowa atau Yahweh, Allah(Lord/Bapa/Tuan) makluk khayangan maupun Divina(o)
toh asal kata Tuhan sendiri diambil dari kata Lord/Allah yang diartikan dibhs indonesia yah sebenarny
TUAN, cuma diplesein aja jadi Tuhan.
trus hurufnya dikapitalkan/huruf besar.
emangnya beda apa?
apakah dahulu kala Yesus saat berucap Tuhan
bibirnya di monyong monyongin sehingga manusia menuliskannya
dengan huruf besar?menjadi "Tuhan"?
trus saat mengucapkan "tuhan" (huruf kecil) bibirnya di mengok mengokin?
kan nggak bukan?
ini hanya permainan atau simbolis aja yah sebenernya
gak usah muluk muluk, itulah DEWA. ataupun dewa.

singkat kata, semua keistilahan makluk diluar manusia,
Tuhan(supaya lebih jelas, bibir kamu dimonyongin dulu saat berucapkan, karena pake huruf besar/kapital),
maupun dewa atau kedewataan,
semuanya memang diakui diagama, legenda dan mitos manapun.
bahwa adanya makluk diluar manusia. yang manusia sendiri belum 100 persen memahami.

lalu apakah harus disembah?
itu personal bangat.
kalo gak pengen sembah juga boleh.
jangan bilang karena siapa orang bisa berubah.
tapi atas dasar kehendak dan kesadaran diri sendiri lah yangingin berubah
maka dengan atau tanpa agamapun orang bisa jadi baik,
orang bisa jadi sukses, orang bisa jadi tercerahkan hidupnya.
agama atau sarana/media umum hanya sebagai penopang
maupun pendukung/support saja.
ada banyak orang yang ketempat ibadah tapi masih aja bejat
licik dan gak bener, suka makan teman, dsb.
tapi orang yang gak kenal agama pun bisa juga jadi baik ramah
dan tulus dalam persahabatan maupun dimasarakat.

=========================

buat umat Buddha sendiri?
dengan atau tanpa percaya akan kekuasaan adikuasa dari dewa, atau Tuhan yang Esa
itu masalah pribadi.
Buddhist diingatkan akan karma
itu yang lebih penting dibandingkan segala upacara maupun seremonial dan sembah menyembah.
ingat akan karma. merenungkan 3 fenomena alam:
"segala sesuatunya mengalami perubahan
segala sesuatu nya tidak sempurna
dan tiada satupun yang merupakan pemilikan kita"
serta meyakinin diri sama Buddha dengen perenungannya
Buddhanusati.
ini pun bisa menuntun kita kepada arti dari memeluk agama.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 30 December 2008, 03:56:24 PM
 [at] mu

jadi gak bisa minta nibbana donk ke Tuhan :'(
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sukma on 30 December 2008, 03:59:38 PM
Sukma, kenapa kamu begitu pemalu?

Thanks untuk berani menilai saya, dan jujur saya tidak tersinggung, tapi saya tidak setuju bahwa ada sifat malu di diri saya, bisa di baca semua tulisan saya yang berani tampil beda dengan resiko di kecam sobat=sobat DC, mungkin sikap ku hanya mau berhat--hati dalam mengeluarkan Ungkapan, dan sikap ini di nilai CKRA sebagai PEMALU.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: andre_golden on 30 December 2008, 04:01:24 PM
hahahhaha yah ora bisa!
kamu cuma bisa diberikan coklat saat natal
oleh dewa clause asalkan mau menyiapkan kaos kaki kosong aja di gantung
ditempat perapian dirumah kamu. ^-^
mauapun malaikat yang ada sayap burung
dengan pake tongkat ajaibnya
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Reenzia on 30 December 2008, 04:03:52 PM
tak perlu malu-maluuu......
tak ada yang tabu kok disini....
hanya saja, mbak sukma juga harus tau ini kan forum buddhist
ya tentu saja yang dibicarakan ya dari sudut pandang buddhist toohh...
biar tidak bentrok gitu looh......nda muter kemana-mana nih pembicaraannya....
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: CKRA on 30 December 2008, 04:09:31 PM
Sukma, kenapa kamu begitu pemalu?

Thanks untuk berani menilai saya, dan jujur saya tidak tersinggung, tapi saya tidak setuju bahwa ada sifat malu di diri saya, bisa di baca semua tulisan saya yang berani tampil beda dengan resiko di kecam sobat=sobat DC, mungkin sikap ku hanya mau berhat--hati dalam mengeluarkan Ungkapan, dan sikap ini di nilai CKRA sebagai PEMALU.

Maafkan kelancangan saya. Tidak ada maksud saya menilai anda. Klarifikasi dari anda sudah cukup jelas. Mohon jangan salah sangka lagi ya.  ^:)^
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sukma on 30 December 2008, 04:11:39 PM
Sukma, kenapa kamu begitu pemalu?

Thanks untuk berani menilai saya, dan jujur saya tidak tersinggung, tapi saya tidak setuju bahwa ada sifat malu di diri saya, bisa di baca semua tulisan saya yang berani tampil beda dengan resiko di kecam sobat=sobat DC, mungkin sikap ku hanya mau berhat--hati dalam mengeluarkan Ungkapan, dan sikap ini di nilai CKRA sebagai PEMALU.

Maafkan kelancangan saya. Tidak ada maksud saya menilai anda. Klarifikasi dari anda sudah cukup jelas. Mohon jangan salah sangka lagi ya.  ^:)^

You are Hot Welcome....
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Sukma Kemenyan on 30 December 2008, 04:12:15 PM
Saya heran... benar-benar heran...
Mengapa begitu banyak pembela sosok tuhan.
Padahal di thread ini,
sudah dipilah dengan jelas bahwasanya menurut logika dan akal sehat, tuhan tidak mungkin ada dan jelas tidak ada.

namun,
tetep ada aja yg ngotot kalao tuhan itu ada (ataupun tidak diketahui) dengan alasan yang tidak mematahkan ketiga argument diatas.

Ibarat seorang anak kecil yang merengek2x ketika santa-klaus tidak nongol dari cerobong asep.
Dimana anak kecil tersebut tidak perduli kenyataan kalau pak tua gendut tersebut tidak mungkin bisa keluar/masuk melalui cerobong asep...
Dimana anak kecil tersebut juga tetep ngotot keberadaan santa-klaus dengan harapan mendapatkan hadiah dari santa di kaos kakinya

Tulisan ini bukan hanya mempertanyakan tuhan,
Namun juga mempertanyakan Hukum Kamma-Vipaka versi Buddhism.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Edward on 30 December 2008, 04:17:28 PM
ayo mbah!
mari dibahas!
jgn ngikutin para oot....
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: andre_golden on 30 December 2008, 04:26:32 PM
memang bener tidak ada yang adikuasa maupun mahakuasa dari God atau deva ataupun brahma maupun yang lebih tinggi dari itu.
akan tetapi bahwa keberadaan dewa, maupun brahma, atau makluk surgawi
itu diakui dalam agama Buddha.
maka itu saya menuliskan Etimologi dari kata Tuhan.
supaya dimengerti dahulu makna katanya.
baru kita masuk dalam pembicaraan.
toh karena semua yang dikatakan sebagai tuhan baik itu diagama samawi
yah sebenernya itu dewa artinya.
cuma dewa itu diagung-agungkan oleh bangsa barat
(yunani, negara bekas jajahan kerajaan romawi termasuk israel kuno dan arab jaman dahulu kala)
sehingga mereka menyebut dewa ini sebagai yang maha... maha... pencipta dsb.
lantaran orang jaman batu
kala bencana alam dateng, seperti badai maupun angin topan.
mereka menganggap itulah keladi si dewa.
maka mereka mencoba untuk membuatkan altar/persembahan
manusia(korban)
karena didalam pemikiran mereka inilah kerjaan dewa.
hingga proses pemikiran yang sedemikian diturunkan dan diyakini oleh mereka
hingga terbentuklah sebuah pemahaman yang terpadu akan dewa yang Kuasa dan pencipta.
dari etimologi yang saya lampirkan sebelumnya
kata Tuhan ini ada kaitan yang dewa yang saya ceritakan ini.
maka jelas hal ini hanyalah legenda termasuk yang ada dikitab agama samawi.

mereka mengagungkan dewa dengen penuh kerendahan hati mereka
hingga beranggapan dewa itu maha kuasa dan pencipta.
sedangkan oleh bangsa india kuno sendiri, Tuhan itu disebut Brahma.
sebuah atta (jiwa roh) kekal dan esa.
yah singkat kata ini pun berarti dewa yang diagungkan.
ditinggi tinggikan derajatnya.
akan tetapi Sang Buddha telah meredakan peninggian mereka,
para manusia yang meninggikan status dewa.

jadi kenyataan bahwa dewa yang maha kuasa dan pencipta dari alam semesta ini dibantah oleh Sang Buddha sendiri, bisa dilihat di Brahmajala sutta.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: williamhalim on 30 December 2008, 04:39:41 PM
Mantap nih tulisan Bro Menyan.
Mengupas kepercayaan manusia kepada tuhan, dan membuktikannya bahwa kepercayaan mayoritas tsb adalah TIDAK LOGIS disertai argumen yg mantap.
Sayangnya, bagi yg kontra tidak membalasnya secara argumen pula (biasa... tipikal lama).

Agama Samawi menjadikan 'tuhan' sebagai pusat kepercayaan mereka. Sebagai 'pusat' otomatis tuhan adalah segala-galanya: tuhan mencipta, tuhan maha baik tuhan penentu nasib manusia, tuhan yg menghancurkan, dan tujuan akhir adalah tuhan. Suka dan duka manusia ditentukan oleh tuhan, sehingga mereka memuja si tuhan ini, menghindari larangannya dan mematuhi aturannya.

Beda dengan kenyataan yg ditemukan oleh psikolog super, Buddha Gotama. Beliau menemukan bahwa segala sesuatunya berpusat pada DIRI SENDIRI dalan hal ini adalah PIKIRAN SENDIRI. Pikiran yg menentukan bahagia dan derita, pikiran (perkataan dan perbuatan) yg menentukan nasib manusia. Oleh karena segala sesuatunya ditentukan oleh pola pikir kita, maka tugas kita adalah melakukan hal2 yg menuju kepada Kontrol / Kekuatan Pikiran.

Bila kepercayaan kepada tuhan menjadikan umatnya ber-doa, maka kepercayaan atas kekuatan diri sendiri menuntut kita melatih pikiran kita.

Tiada lain yg bisa disampaikan bahwa saya sangat setuju dengan argumen Bro Menyan dan yakin argumen tsb sulit sekali dipatahkan, bahkan oleh para pentolan Christiananswers sekalipun.

Satu lagi, mungkin banyak yg bertanya2 apakah keyakinan atas ADA atau TIDAK ADA nya tuhan ini memang sangat perlu sekali? IMO, SANGAT PERLU.

Dengan mempercayai adanya tuhan, maka kemungkinan2 sbb sangat berpotensi muncul:
~ berharap sangat kepada tuhan, ketika tidak terkabul maka akan timbul kekecewaan (bahkan kemarahan kepada tuhan)
~ kurangnya kepercayaan pada diri sendiri
~ timbul harapan2 yg seringkali tidak masuk akal (berdoa supaya dijauhi tsunami, berdoa agar lulus ujian, berdoa agar menang lotere, berdoa supaya dipilih jadi caleg, dsbnya)
~ memupuk ketamakan
~ mematikan logika
~ kurangnya tanggung jawab pribadi (krn segala sesuatunya ditentukan oleh tuhan, plus adanya pengakuan dosa)
~ Seringkali tidak bisa menerima kenyataan ("kenapa tuhan tidak adil...." <--- ini sering dikeluhkan oleh orang2 yg merasa dirugikan)
~ Bertindak semena2 atas nama tuhan
~ ....dstnya....

::
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Nevada on 30 December 2008, 04:45:05 PM
Orang-orang yang menganut kepercayaan pada sosok Tuhan adalah orang-orang yang melekat pada Tautologisme. Paham ini adalah paham yang mengeluarkan argumen yang kurang mendasar, dan mengambil suatu konklusi secara melompat seenaknya.

Satu contoh klasik : "Bagaimana dunia ini bisa ada?"
-> Karena diciptakan Tuhan... (end of case)
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Pitu Kecil on 30 December 2008, 07:43:39 PM
Seorang anak pulang dari sekolah minggu.....

Pa,,,pa....

Tau engak... semua itu ciptaan TUHAN....

Nah kalau BUKAN CIPTAAN TUHAN... papa ngak ada....
saya juga ngak ada...

Ohhh ya....  (padahal... malam2 papa/mama yg buatin ELU tuhhhh)


Logikanya.....
1. Menjawab pertanyaan tsb dlm ujian Biology,
anak tsb bakal LULUS atau GALAL...?
2. Mau BUKTI....cara membuat manusia.....(Ryu.. pls help)

Pakai LOGIKA ya... bukan pakai TUHAN!
ada apa neh manggil2 gw :))
bantu jelaskan loh ^-^
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 30 December 2008, 08:09:04 PM
Seorang anak pulang dari sekolah minggu.....

Pa,,,pa....

Tau engak... semua itu ciptaan TUHAN....

Nah kalau BUKAN CIPTAAN TUHAN... papa ngak ada....
saya juga ngak ada...

Ohhh ya....  (padahal... malam2 papa/mama yg buatin ELU tuhhhh)


Logikanya.....
1. Menjawab pertanyaan tsb dlm ujian Biology,
anak tsb bakal LULUS atau GALAL...?
2. Mau BUKTI....cara membuat manusia.....(Ryu.. pls help)

Pakai LOGIKA ya... bukan pakai TUHAN!
ada apa neh manggil2 gw :))
bantu jelaskan loh ^-^
cara bikin anak? Gampang.... Yang penting bikinnya jangan pakai sarung =))

baidewei dah beres nih debatnya :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Pitu Kecil on 30 December 2008, 08:16:18 PM
^Atas
Sarung apa (pura-pura bego mode on) :whistle:
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Jerry on 30 December 2008, 08:17:47 PM
[at] Upasaka

:)) Tull.. Nah itu dia! Cocok dg teori 'God of the gaps', setiap celah ketidaktahuan manusia menghadapi misteri jagat raya ini selalu diacu ke Tuhan.
Karena takut terbongkar kedoknya pula, banyak oknum2 yg mencoba menghalang2in upaya dari orang2 yg mencoba mencari jawaban melalui sains dll dg berbagai cara mulai dr fitnah, merajam dgn batu, memenggal kepala, membuntungi anggota badan, memenjarakan seumur hidup, inkuisisi, pembakaran, dan berbagai bentuk penyiksaan lainnya. [Quote dr Bertrand Russell "Dari semua agama besar di dunia, saya lebih menyukai Buddhisme, terutama pada bentuk awalnya, karena mengandung paling sedikit unsur penyiksaan."] Bandingkan dengan agama lain
Alasan mereka melakukan hal tsb? Karena ketakutan akan satu hari semua misteri di dunia terjawab dan guess what?
Tidak ada tuhan di balik batu!! (antitesis dari 'Ada Tuhan di balik batu') ^-^

I love this quote from Epicurus terlepas dari Tuhan itu ada atau tidak ;)
Apakah Tuhan mau menghentikan kejahatan tetapi tidak mampu? Berarti Dia tidak maha kuasa
Apakah Tuhan mampu menghentikan kejahatan tetapi tidak mau? Berarti Dia pendengki
Apakah Tuhan mampu dan mau menghentikan kejahatan? Lantas darimana datangnya kejahatan?
Apakah Tuhan tidak mampu dan tidak mau menghentikan kejahatan? Maka mengapa memanggil-Nya Tuhan?



_/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Sumedho on 30 December 2008, 09:03:35 PM
Ada sebuah quote juga yg menarik
Quote
Don’t pray in my school, and I won’t think in your church

unknown
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sobat-dharma on 30 December 2008, 09:05:29 PM

Dititik ini kita akan masuk dalam dua kontradiksi:
Kontradiksi #1 tuhan adalah mahakuasa tapi dia tidak mahabaik, sebab dia tahu bahwa ada sengsara dan derita namun dia tak melakukan apapun untuk meniadakannya. Hingga derita dan sengsara tetap ada di dunia.
Kontradiksi #2 tuhan adalah mahabaik tapi dia tidak mahakuasa, sebab dia tahu bahwa ada derita dan sengsara dan berkehendak menghentikannya sebab dia mahabaik, namun dia tak mampu melakukan apa-apa sebab dia tidak mahakuasa. Hingga derita dan sengsara tetap ada di dunia.
Dua paradoks ini akan membawa kita pada satu paradoks puncak:

BAGAIMANA MUNGKIN TUHAN YANG MAHA SEMPURNA MENGADAKAN DUNIA YANG TAK SEMPURNA? BAGAIMANA MUNGKIN SESUATU YANG SEMPURNA MENGADAKAN SESUATU YANG CELA? BUKANKAH MENGADAKAN SESUATU YANG CELA ITU MELANGGAR HAKIKAT KESEMPURNAANNYA SENDIRI DAN MEMPERLIHATKAN BAHWA WALAU DENGAN ATRIBUT KEMAHA-SEMPURNAANNYA SEBENARNYA DIA TAK SEMPURNA??


Sebenarnya dalam theisme, yang penting adalah bahwa tuhan itu mahakuasa, atau lebih tepatnya tuhan selalu sinonim dengan kuasa. Baik atau jahat-nya tuhan ditentukan semata-mata pada kekuasaan itu. Baik ataupun jahat muncul karena adanya kuasa yang menentukan mana yang baik dan mana yang jahat. Jadi baik dan jahat muncul dari suatu standar yang dianggap berada di atas segala-galanya dan harus berkuasa. Dalam theisme suatu sosok tuhan dianggap baik bukan karena ia memiliki sifat moral tertentu, sebaliknya tuhan yang berkuasa otomatis selalu dianggap sebagai "baik" seperti apapun karakternya.  Misalnya, banyak gambaran tuhan sebagai pemarah dan menghukum orang-orang yang berpaling darinya bahkan dengan kematian mengerikan, namun tindakan itu tetap dianggap sebagai tuhan yang "mahabaik". Oleh karena itu "kuasa" menjadi sentral tema utama dalam mitos tentang tuhan, bukan moralitas.

Banyak hal yang dianggap sebagai tuhan meski tidak baik, tetapi tidak ada sesuatu yang akan dianggap sebagai tuhan jika tidak memiliki kekuasaan.

Ketika seorang theis memperdebatkan mana tuhan yang paling "benar" atau "baik" sebenarnya mereka sedang membicarakan mana tuhan yang paling berkuasa. Bahkan sebenarnya arti kata "tuhan" tidak memiliki makna apapun dibaliknya selain dari pada "kekuasaan." Tidak peduli seperti apa wujudnya, asalnya, bentuknya, jumlahnya, namanya ataupun ajaran, jika ia adalah yang "mahakuasa" atau memiliki kekuasaan paling mutlak di jagadraya maka ia disebut sebagai "tuhan." Pemujaan pada monotheisme atau tuhan yang tunggal semata-mata timbul karena keyakinan bahwa kuasa yang tersentral atau tunggal adalah kekusaan yang paling tinggi.

Oleh karena itu, tuhan adalah bentuk obsesi yang paling tinggi dari manusia akan kekuasaan yang mutlak dan absolut. Orang-orang yang memujanya atau mengatasnamakan dirinya atas tuhan semata-mata berharap dapat ikut menikmati kekuasaan yang diatribusikan pada tuhan. Dengan mengafiliasikan dirinya dengan tuhan, seseorang tiba-tiba merasa berhak ikut menentukan mana yang baik atau jahat, meski secara rendah hati mereka akan buru-buru mengatakan bahwa mereka hanya menyuarakan apa yang menjadi kehendak tuhan. Di balik moralitas kaum theisme hanya ada yang namanya kuasa semata dan bagaimana mengelola kekuasaan yang abstrak itu ke dalam dunia kongkrit, untuk tujuan yang lebih duniawi: eksploitasi manusia yang satu terhadap yang lain!

Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: sobat-dharma on 30 December 2008, 09:13:31 PM
Lanjutan...

Kalau kita bertanya-tanya lagi, darimana sebenarnya "kekuasaan" itu berasal, jelas yang memiliki akan hasrat kekuasaan adalah manusia. Sedang tuhan semata-mata adalah "boneka berhala" yang dimainkan layaknya wayang demi mewujudkan kekuasaan itu.

Kekuasaan atas apa? Tidak lain untuk manusia lain yang dianggap tidak berkuasa!

untuk siapa? Untuk siapapun dalam masyarakat yang sedang berkuasa!
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 30 December 2008, 09:38:05 PM
Setelah pembicaraan tentang perbedaan antara dewa dan "gods", kita sampai pada yang diajarkan oleh Sang Buddha tentang konsep "penciptaan" alam-semesta oleh suatu "maha-dewa" atau makhluk tertentu. Keberadaan makhluk seperti itu dibantah oleh Sang Buddha, sebab menurut Beliau, pemahaman seperti itu adalah tidak masuk akal, tanpa pembuktian yang mendukungnya. Ada beberapa argumentasi yang mencoba membuktikan adanya "maha-dewa" pencipta, namun Buddha Dhamma malah membuktikan bahwa tidak satupun argumentasi itu memuaskan. Argumentasi pertama mengatakan seperti ini: "Segala sesuatu mempunyai kausa (sebab), oleh karenanya selayaknya ada kausa pertama, dan bahwa kausa pertama itulah "maha-dewa" itu. Ada beberapa alasan penolakan pada argumentasi ini. Pertama, ialah bahwa argumentasi diatas justru bertolak belakang dengan pernyataan/argumentasi itu sendiri. Oleh karena, segala sesuatu mempunyai kausa, maka kausa pertama seharusnya mempunyai kausa juga. Kedua, tidak ada alasan yang masuk akal, bahwa segala sesuatu harus mempunyai satu kausa tunggal. Semua benda pada dasarnya terbentuk dari beberapa kausa, dengan demikian adalah sangat makul kalau dikatakan bahwa sesuatu hal memiliki sepuluh, ratusan atau bahkan ribuan kausa. Ketiga, walau ada kausa pertama yang tunggal, namun tidak terbukti bahwa itu adalah suatu "maha-dewa". Banyak kemungkinan untuk itu. Lalu ke-empat, adalah secara makul tidak mungkin ada kausa pertama atau asal dari alam-semesta. Suatu permulaan, adalah suatu kejadian, dan sama halnya dengan kejadian-kejadian pada umumnya, permulaan adalah suatu perlangsungan, yang tentunya pasti mengambil masa atau waktu untuk perlangsungannya. Waktu terdiri atas lampau, sekarang dan akan datang. Oleh karenanya pada setiap kejadian yang berlangsung, ada waktu sebelum terjadi (waktu lampau), waktu ketika terjadi (sekarang) dan waktu sesudah terjadi (waktu akan datang). Sebelum dari apa yang disebut "penciptaan oleh maha-dewa", dengan sendirinya tidak ada waktu (karena segala sesuatu belum ada). Lalu, jelas tidaklah mungkin bahwa sesuatu "tanpa-waktu" menghasilkan waktu, sama tidak mungkinnya gelap menghasilkan terang, atau kering dapat menimbulkan basah.

  13.      Argumentasi lain, mengenai keberadaan "maha-dewa" tersebut, adalah sebagai berikut: dikatakan "Segala sesuatu secara alami mempunyai tujuan dan aturan. Tidak terjadi secara kebetulan, namun dirancang. Apabila alam adalah rancangan, maka harus ada perancang, lalu perancang itu seharusnya "maha-dewa" tersebut". Ada beberapa alasan penolakan pada argumentasi diatas. Pertama, walau misalnya diakui bahwa alam ini dirancang, namun tidak terbukti bahwa perancangnya adalah "maha-dewa" tersebut, juga tidak terbukti bahwa perancangnya adalah tunggal. Pada kenyataannya, alam demikian rumit serta kompleks, wajar bila memerlukan banyak perancang. Jadi, bila segala sesuatu dirancang, maka perlu ada beberapa "pencipta". Kedua, walau misalnya alam ini dirancang, maka ternyata tampak aspek kekejaman dalam rancangannya. Sebagai contoh, kuman tuberkulosa dirancang untuk menggerogoti paru-paru manusia. Mulut belut laut dirancang untuk mencengkram tubuh ikan mangsanya untuk kemudian pelan-pelan dimakan hidup-hidup penuh rasa sakit. Kuman kusta dirancang untuk menggerogoti daging manusia sehingga anggota badan rusak. Dengan demikian, walau, misalnya alam dirancang, kenyataan bahwa justru banyak rancangan menyebabkan penderitaan menyimpulkan bahwa Yang-Esa yang maha-pengasih tidak pernah menciptakannya sedemikian rupa. Ke-tiga, walau misalnya alam ini dirancang, banyak dari rancangan itu justru salah. Bila "maha-dewa sempurna" itu merancang, maka ciptaannya seharusnya sempurna pula. Kenyataannya hujan memang mengairi persawahan, tapi kadang-kadang hujan tidak datang, menyebabkan berjuta orang meninggal karena kelaparan, atau hujan terlampau banyak, menyebabkan ribuan orang kehilangan rumahnya atau hidupnya karena banjir. Setiap tahun jutaan bayi dilahirkan cacat mental atau badaniah yang sangat mengerikan. Produksi sel tubuh, kadang-kadang salah, menyebabkan tumor dan kanker. Kenyataan, bahwa perancangan alam tidaklah sempurna meng-indikasikan bahwa "maha-dewa", pencipta yang seharusnya sempurna bukanlah perancangnya.

  14.      Agama Buddha juga masih memiliki beberapa argumentasi kuat untuk menganggap "maha-dewa" itu, tidaklah maha-tahu, maha-kuasa serta maha-pengasih. Argumentasi pertama adalah, apabila "maha-dewa" itu maha-tahu, maka "maha-dewa" itu pasti mengetahui semua masa lalu, mengetahui semua masa sekarang dan mengetahui semua masa yang akan datang. Dengan demikian seharusnya "maha-dewa" itu pasti mengetahui pilihan yang dijatuhkan seseorang, pikiran yang dipunyai seseorang, tindakan yang akan dilakukan seseorang, jauh sebelum dilaksanakan oleh orang itu. Jadi, dengan demikian setiap manusia seharusnya hanya dapat bertindak sesuai apa yang telah "maha-dewa" ramalkan sebelumnya; seluruh kehidupan setiap orang telah dipastikan dan telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian, berdasar pada pemahaman "maha-dewa maha-tahu" itu tidak mungkin lagi ada kebebasan keinginan lagi; lalu bila tidak ada kebebasan keinginan, seseorang tidak seharusnya bertanggung jawab pada setiap tindakannya, pula ide untuk berbuat kebajikan dan menghindari kejahatan, tidak berarti lagi.
      Sehubungan dengan itu, argumentasi lain, adalah sebagai berikut:
      Bila "maha-dewa" adalah pencipta dan pengendali segalanya, maka tiada gunanya manusia berbuat apapun, sebab manusia bagaikan wayang-kulit dari kehendak "maha-dewa" sebagai dalangnya, dan dengan sendirinya "maha-dewa" itulah penanggung jawab dari semua tindakan manusia yang tidak terpuji. Sang Buddha menyatakan argumentasi-nya sebagai berikut:

      Ada beberapa pertapa dan kaum Brahmana yang percaya dan mengajarkan, bahwa apapun yang dialami manusia, menyenangkan, menyakitkan atau netral, semuanya disebabkan oleh keinginan "maha-dewa". Saya menemui dan bertanya pada mereka, apakah benar mereka mengajarkan demikian, mereka ternyata mengiyakan, lalu saya berkata: "Apabila demikian, tuan yang terhormat, mereka yang membunuh, mencuri dan berzina pula atas kehendak "maha-dewa" tersebut. Mereka harus berbohong, berfitnah dan berkata kasar serta bergunjing, disebabkan karena kemauan-nya. Mereka harus menjadi serakah, pembenci dan berpandangan salah karena kemauan "maha-dewa" tersebut". Mereka menyandarkan semuanya sebagai keputusan "sang maha-dewa" akan kehilangan gairah keinginan dan daya-upaya untuk berbuat ini atau tidak berbuat itu.5

      Pujangga Buddhis, Santideva, menyatakan dengan sederhana: "Bila "maha-dewa" lah penyebab semua kejadian, lalu apa gunanya manusia berusaha sekuat tenaga?"6.

  15.      Argumentasi lain mengenai konsep "maha-dewa", sebagai berikut: keberadaan kejahatan dan penderitaan didunia adalah bukti bahwa "maha-dewa" yang maha-kasih, maha-kuasa tidaklah ada, sebab bila ada tentunya "maha-dewa" sedemikian itu bisa menghentikan segala kejahatan, bencana dan penderitaan. Seorang manusia sederhana sekalipun akan berbuat apa saja agar terbebas dari sakit, kelaparan dan ketakutan apabila mereka berdaya untuk itu; lalu mengapa "maha-dewa" yang lebih sempurna dan maha-kuasa itu tidak bertindak? Ada pula pendapat yang mengatakan, bahwa penderitaan adalah hukuman "maha-dewa" bagi yang berbuat kejahatan. Tapi bukankah orang yang baik juga ditimpa bencana, sakit, kematian mendadak, sebaliknya penjahat juga ada yang sukses, sehat dan bahagia. Lalu, apa pula yang mengatakan bahwa semua penderitaan manusia disebabkan oleh dosa. Walau manusia memang harus bertanggung jawab dalam bentuk penderitaan, namun tetap mereka tidak dapat dipersalahkan untuk beberapa macam penderitaan seperti kanker, gempa bumi, paceklik, kekeringan dan juga terlahir cacat. Satu lagi, juga ada pendapat bahwa kejahatan dan penderitaan disebabkan oleh para iblis. Tetap, tak dapat diterangkan mengapa "maha-dewa pengasih" tidak dapat menyelamatkan orang-orang tak berdosa. Mengapa "maha-dewa pengasih" membiarkan penderitaan terjadi? Oleh karenanya, adanya penderitaan yang mengerikan dan tanpa tujuan itu merupakan bukti tidak adanya "maha-dewa maha-pengasih" tersebut.

      Sang Buddha bersabda:

      Dengan mata, seseorang dapat melihat pandangan memilukan;
      Mengapa "maha-dewa" itu tidak menciptakan secara baik?
      Bila kekuatannya demikian tak terbatas,
      Mengapa tangannya begitu jarang memberkati,
      Mengapa dia tidak memberi kebahagiaan semata?
      Mengapa kejahatan, kebohongan dan ketidak-tahuan merajalela.
      Mengapa memenangkan kepalsuan, sedangkan kebenaran dan keadilan gagal.
      Saya menganggap, "maha-dewa" adalah ketak-adilan.
      Yang membuat dunia yang diatur keliru.7

  16.      Ada pendapat yang mengatakan bahwa hanyalah kepercayaan pada "maha-dewa yang bercirikan sifat seperti diatas" yang dapat menjamin kebahagiaan serta membuat hidup berarti atau hanya dengan keyakinan seperti itu kita dapat mengatasi masalah kita sendiri. Namun, jutaan manusia yang juga berbahagia, produktif dan bermoral dalam hidupnya tanpa harus menyandang konsep tentang adanya "maha-dewa" berciri sedemikian. Mereka juga berhasil mengatasi kecacatan, ketidak-mampuan dan kekerasan hidup melalui kekuatan dan ketetapan hati mereka sendiri, tanpa bersandar pada kekuasaan "maha-dewa" tersebut. Apabila manusia bermoral, bahagia dan berkasih-sayang pada sesamanya serta mempunyai tujuan hidup, maka kepercayaan sedemikian diatas kiranya tidaklah diperlukan. Namun, adalah penting diketahui bahwa untuk orang tertentu kepercayaan pada bentuk-bentuk atau ciri-ciri "maha-dewa" sedemikian diatas adalah berarti dan penting untuk hidupnya. Oleh karenanya, walau tidak menganut paham sedemikian bagi dirinya sendiri, seorang umat Buddha hendaknya tetap menghormati mereka yang berkeyakinan seperti itu.

   
Dasar Pandangan Agama Buddha : oleh Venerable S. Dhammika
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: williamhalim on 30 December 2008, 09:41:11 PM
 [at]  sobat-dharma

Sudut pandang yg menarik.

Tuhan = alat untuk menegaskan kekuasaan (ketamakan) manusia.

Banyak contoh kasus, pemberhalaan terhadap sosok imajinatif ini telah dimanfaatkan sejak dulu oleh segelintir orang untuk mengendalikan masyarakat yg 'percaya' (sy kok tiba2 teringat dengan suatu syair: berbahagialah orang yg percaya.... hmmm, pinter juga nih yg bikin slogan ini ;D).

Nggak usah jauh2 meneropong ke zaman bahula. Di zaman sekarang masih dapat kita lihat, orang2 yg 'percaya' dapat dengan mudahnya di setir oleh sekelompok elite penguasa dengan mengatas-namakan tuhan.
Bahkan senam2 supaya sehat juga mesti di 'meeting' in dulu boleh pa nggak :))

Jadi, berdasarkan perspektif ini, maka defenisi tuhan dapat diperluas lagi:

tuhan = alat / senjata.
tuhan = undang-undang.
tuhan = bamper / tameng.
tuhan = puppet / boneka.
tuhan = kontrol
tuhan = kekuasaan

----

wah pembahasannya udah meluas yah... tapi kupikir masih relevan dengan topik.

::
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: williamhalim on 30 December 2008, 09:49:07 PM

      Sang Buddha bersabda:

      Dengan mata, seseorang dapat melihat pandangan memilukan;
      Mengapa "maha-dewa" itu tidak menciptakan secara baik?
      Bila kekuatannya demikian tak terbatas,
      Mengapa tangannya begitu jarang memberkati,
      Mengapa dia tidak memberi kebahagiaan semata?
      Mengapa kejahatan, kebohongan dan ketidak-tahuan merajalela.
      Mengapa memenangkan kepalsuan, sedangkan kebenaran dan keadilan gagal.
      Saya menganggap, "maha-dewa" adalah ketak-adilan.
      Yang membuat dunia yang diatur keliru.7

 

Anumodana, Bro Ryu atas artikel ini.

Karena 'Maha-dewa' sinonim dengan 'tuhan', maka saya coba pertegas kalimat berikut:

-----

Sang Buddha bersabda:

      Dengan mata, seseorang dapat melihat pandangan memilukan;
      Mengapa "tuhan" itu tidak menciptakan secara baik?
      Bila kekuatannya demikian tak terbatas,
      Mengapa tangannya begitu jarang memberkati,
      Mengapa dia tidak memberi kebahagiaan semata?
      Mengapa kejahatan, kebohongan dan ketidak-tahuan merajalela.
      Mengapa memenangkan kepalsuan, sedangkan kebenaran dan keadilan gagal.
      Saya menganggap, "tuhan" adalah ketak-adilan.
      Yang membuat dunia yang diatur keliru.7

------

Jelas, dengan kutipan syair ini, dapat kita tarik kesimpulan bahwa Sang Buddha tidak pernah menerima kepercayaan akan adanya tuhan pencipta, pengatur dan maha kuasa.

::
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Kelana on 30 December 2008, 10:50:01 PM
Argumen Penutup Ketiadaan Tuhan yang benar-benar membunuh tuhan personal yang maha segalanya adalah bukti real (bukan lagi bukti argumentatif) keberadaan keburukan dan kejahatan yang ada di dunia. Sedangkan argumen lainnya masih ada yang bisa disanggah.

Mari kita simak argumen:

Quote
3. Berputar atau daur.(A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan A.)

Nah, kemungkinan ke-3 adalah mustahil. Mengapa? Karena berdasarkan kaidah "Setiap Sebab tentu lebih sempurna daripada akibatnya", maka kemungkinan ketiga adalah mustahil adanya. Yakni mustahil C disebabkan oleh A, padahal A tidak lebih sempurna daripada C, sehingga tidaklah mungkin mengakibatkan C.


Yakinkah kita akan kebenaran dari kalimat yang dibold di atas? Ternyata fakta mengatakan hal yang lain. Tidak selamanya sebab lebih sempurna daripada akibatnya. Ambil contoh minuman kopi-susu yang merupakan akibat dari pencampuran antara kopi dan susu. Apakah kopi-susu lebih sempurna atau tidak dibanding dengan minuman berupa susu murni atau kopi murni? Bagi sebagian orang kopi susu adalah minuman yang sempurna karena gabungan dari kedua bahan yang berbeda yang tentunya memiliki rasa yang lebih dari kedua bahan awal.

Lagi, pernah dengar buah Nangkadak? Baru-baru ini diresmikan oleh Taman Buah Mekarsari buah Nangkadak yang merupakan varietas buah terbaru merupakan hasil/akibat dari perkawinan nangka (betina) dan cempedak (jantan). Hasilnya merupakan buah yang memiliki kelebihan yang tidak dimiliki kedua induknya. Jadi akibat justru bisa lebih sempurna dari penyebabnya.

Lagi, Hujan (A) disebabkan dari uap air pada awan (B), uap air pada awan (B) disebabkan dari air di laut dan daratan (C), air di laut dan daratan (C) disebabkan dari hujan (A). Nah, ini terbukti bahwa C bisa disebabkan oleh A.

Jadi argumen yang katanya berasal dari Aristoteles ini nampaknya perlu dipertanyakan.


Quote
Tidak berujung ( A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan D, D disebabkan E, dst.--- tak berujung)

Beralih kepada kemungkinan ke-1, itupun mustahil. Mengapa? karena bila rantai sebab-akibat ini tidak berujung, artinya semua yang ada ialah akibat. Bila semuanya adalah akibat, bagaimana mungkin ia bisa terwujud..??

Mustahil?? Tidak juga. Pertama bagaimana mungkin penulis bisa menuliskan rangkaian A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan D, D disebabkan E, dst jika semuanya adalah akibat? Jika semuanya akibat maka tidak akan ada rangkaian seperti itu. Tetapi karena tanpa disadari oleh Penulis, ia sudah memberikan peran pada masing-masing huruf sebagai akibat dan juga sebagai sebab sehingga terjadilah rangkaian tersebut. Jadi Inti sebenarnya adalah setiap akibat bisa menjadi sebuah sebab, dan sebuah sebab bisa menjadi akibat, inilah yang memungkinkan rangkaian yang tak berujung. Ini yang tidak terlihat oleh si Penulis yang hanya melihat mundur dan lupa untuk melihat maju.


Quote
2. Berujung pada sebab yang tidak lagi disebabkan (A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan D, D disebabkan X, X tidak lagi disebabkan oleh apapun --- berujung pada X sebagai sebab awal)

Kemungkinan 1 dan 3 adalah fakta, jadi kemungkinan 2 ini meskipun terlihat logis, tapi hanyalah suatu kemungkinan yang disebabkan oleh miskinnya daya pikir akibat dari tidak memikirkan adanya kemungkinan lain (1 & 3) yang lebih logis dan real.

Quote
Mukjizat adalah salah satu ciri khas dalam kisah keagamaan. Mukjizat adalah tema sentral yang menunjukkan Tuhan yang aktif. Turut ambil bagian dan berperan serta dalam pergulatan hidup hambanya. Tapi Argumen Prima Causa tidak memberi ruang bagi Tuhan yang bermukjizat. Kenapa?

Urutan logikanya seperti ini:
1. bahwa tuhan maha berkehendak
2. bahwa tuhan mahakuasa
3. maka tuhan bermukjizat
4. bahwa semesta adalah ada
5. terdapat pola dimana semesta bekerja secara teratur dalam suatu kausalitas
6. maka semesta didasarkan pada hukum dan keteraturan alam

Anggaplah kalau kita berandai-andai bahwa tuhan membuat salah satu rasulnya terbang seperti superman wussss….

Maka kita akan masuk kedalam alur logika kenapa mukjizat itu adalah tidak logis, karena:
1. TUHAN, kalau memang ada, tidak hanya menciptakan eksistensi ALAM SEMESTA, tapi juga MEKANISME yang menjalankannya

2. Mekanisme itu terdiri atas hukum alam (misal: gravitasi, orbit planet, manusia bernafas dengan oksigen, dll.)……


Jika benar tuhan itu ada seperti kata theistis, dan adanya urutan logika seperti di atas, maka bisa memberi ruang bagi Tuhan yang bermukjizat, tuhan bisa membuat salah satu rasulnya terbang seperti superman wussss….Bagaimana caranya? Mudah, tinggal buat saja mekanisme yang khusus dimana rasul pilihannya bisa terbang tanpa merusak mekanisme semesta lainnya. Karena tuhan mahakuasa dan bisa berkehendak maka ia bisa berkuasa atas SEBAB KEDUA dan SETERUSNYA. Mudah dan logis.


Jadi dalam MAJOR ARGUMENT #1 TO KILL THE PERSONAL GOD, PROBLEMATIKA A PRIMA CAUSA belum bisa membunuh tuhan personal, paling tidak hanya membuatnya pingsan. Sedangkan PROBLEMATIKA B ANTARA BAIK DAN JAHAT, inilah yang menghujam tuhan personal dan membuatnya mati.


Mengenai TO KILL THE IMPERSONAL GOD, kita bahas lain waktu. Ok sampai tahun depan ;D _/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Sukma Kemenyan on 31 December 2008, 12:34:47 AM
Kelana: (http:///images/icons/icon14.gif)
 _/\_ Thanks atas ulasan counternya
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Nevada on 01 January 2009, 02:33:23 PM
[at] Bro Kemenyan

Saya akan coba menanggapi postingan Anda...  :)

Quote from: Kemenyan
Dititik ini kita akan masuk dalam dua kontradiksi:
Kontradiksi #1 tuhan adalah mahakuasa tapi dia tidak mahabaik, sebab dia tahu bahwa ada sengsara dan derita namun dia tak melakukan apapun untuk meniadakannya. Hingga derita dan sengsara tetap ada di dunia.
Kontradiksi #2 tuhan adalah mahabaik tapi dia tidak mahakuasa, sebab dia tahu bahwa ada derita dan sengsara dan berkehendak menghentikannya sebab dia mahabaik, namun dia tak mampu melakukan apa-apa sebab dia tidak mahakuasa. Hingga derita dan sengsara tetap ada di dunia.
Dua paradoks ini akan membawa kita pada satu paradoks puncak:

BAGAIMANA MUNGKIN TUHAN YANG MAHA SEMPURNA MENGADAKAN DUNIA YANG TAK SEMPURNA? BAGAIMANA MUNGKIN SESUATU YANG SEMPURNA MENGADAKAN SESUATU YANG CELA? BUKANKAH MENGADAKAN SESUATU YANG CELA ITU MELANGGAR HAKIKAT KESEMPURNAANNYA SENDIRI DAN MEMPERLIHATKAN BAHWA WALAU DENGAN ATRIBUT KEMAHA-SEMPURNAANNYA SEBENARNYA DIA TAK SEMPURNA??

Seperti yang sudah disinggung oleh Bro Kelana, sebab tidaklah selalu lebih sempurna daripada akibat. Artinya sebab pertama (Tuhan) pun secara logika seharusnya tidak bisa diasumsikan sebagai Maha Sempurna. Berangkat dari pemahaman ini, maka dapat ditarik 1 poin kotrakdiksi yang lain, yaitu :

"Mungkin Tuhan adalah Maha Kuasa dan Maha Baik, namun mungkin bukan Maha Tahu."

Quote from: Kemenyan
Sekarang kita akan membawa pertanyaan ini kedalam ranah teologis.
1. JIKA TUHAN TAK BERPRIBADI DAN BERKEHENDAK LALU BAGAIMANA CARANYA DIA MENGADAKAN SEMESTA ALAM? SEBAB BUKANKAH SEBELUM MENCIPTA TUHAN HARUS BERENCANA, DAN SEBELUM BERENCANA TUHAN HARUS BERKEHENDAK, SERTA UNTUK BERKEHENDAK TUHAN HARUS BERPRIBADI? MOHON PENCERAHANNYA!
2. APA BEDANYA TUHAN TAK BERPRIBADI DAN BERKEHENDAK DENGAN BATU? BUKANKAH BATU JUGA TAK BERKEHENDAK DAN BERPRIBADI?
3. JIKA TUHAN TAK BERPRIBADI LALU BAGAIMANA KITA MEMPERTANGGUNG JAWABKAN PILIHAN PRIBADI KITA? ADAKAH DOSA DAN PAHALA? ADAKAH SURGA DAN NERAKA? ADAKAH KEPUTUSAN ILAHI YANG MAHAADIL DAN MAHA BENAR? UNTUK APA KITA BERTANGGUNG JAWAB PADA SESUATU YANG TIDAK ADA SANGKUT PAUT DENGAN KITA?
4. MAKA APA BEDANYA TUHAN YANG PASIF DAN INAKTIF DENGAN TIADA TUHAN? APA BEDANYA TUHAN YANG HANYA MELIHAT SAJA TANPA ADA CAMPUR TANGAN DALAM RELASI DENGAN SEGALA EKSISTENSI CIPTAANNYA DENGAN TUHAN YANG TAK ADA?

Saya akan membiarkan pertanyaan itu tak terjawab sebagai bentuk tantangan. Dititik ini kita telah membunuh tuhan yang impersonal dan personal. Kita telah membunuh tuhan, apapun jenis dan bentuknya. Kita telah menunjukkan bahwa tuhan tidak mungkin ada.

1) Jika Tuhan sudah disepakati sebagai sebab pertama, maka kita tidak bisa menguraikan terciptanya Alam Semesta karena rencana awal-Nya dan kehendak awal-Nya. Kepribadian Tuhan tersorot sebagai personal yang tak berawal. Jika kembali ditinjau dari sudut logika, maka sudah seharusnya Tuhan itu tidak memiliki rencana dan kehendak selamanya, karena semuanya sudah melebur dalam intensitas yang kita sebut dalam frase 'sebab pertama'. Jika dikonklusikan lebih lanjut, maka sebab pertama ini pun bukanlah berupa Personal, namun berupa kondisi. Sekilas memang benar kita sudah membunuh Tuhan dalam bentuk personal...
2) Seperti yang sudah dijelaskan di poin 1, perbedaan antara Tuhan dan batu adalah karekteristik statusnya.
3) Jika Tuhan sudah disepakati sebagai sebab pertama, maka seluruh keputusan dan pilihan pribadi kita hanyalah berupa efek yang ditimbulkannya. Kita hanya memiliki option pilihan terbatas, karena semua yang bisa kita pilih dan putuskan adalah akibat dari sebab-sebab sebelumnya, yang ditarik muasalnya akan bermula dari sebab pertama. Jika demikian, maka setiap pilihan pribadi kita sudah tergambar jelas di pola skenario Tuhan. Dan setiap option pilihan akan menghasilkan akibat selanjutnya yang kembali terbagi dalam berbagai option pilihan lagi. Terkesan memang benar adanya bahwa Tuhan adalah "The Watchmaker" atau "Tiada Tuhan"...
4) Perbedaannya yang paling mendasar adalah pada sifat komprehensivitas-Nya. Tuhan yang pasif dan inaktif adalah Tuhan yang berkehendak awal, dan ini menunjukkan kontradiksinya sendiri bahwa Tuhan pun berawal dari kehendak. Sedangkan Tiada Tuhan adalah 'sosok' detonator yang berwujud keadaan, dan dari keadaan inilah maka efek-efeknya timbul dan berasimilasi dalam berbagai option pilihan yang tersaji di kehidupan semua makhluk...

Quote from: Kemenyan
Jadi skeptisme macam apa yang dapat kita rengkuh untuk menalar tuhan? Inilah inti dari major argument ketiga kita. Apa yang dapat kita adopsi dari asas dalam ilmu hukum. Praduga tak bersalah atau presumption of innocence. Asas ini menyatakan bahwa ketika belum dapat dibuktikan bahwa seseorang bersalah atau tidak bersalah maka satu-satunya posisi yang boleh kita ambil adalah bahwa si orang adalah tidak bersalah, hingga dia tidak boleh dihukum dan ditindak seakan dia bersalah.

Demikian pula dalam menalar tuhan:
SELAMA KEBERADAAN TUHAN TAK DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA ADA ATAU TIDAK ADA MAKA SATU-SATUNYA POSISI YANG DAPAT KITA AMBIL ADALAH PRADUGA TIADA (PRESUMPTION OF ATHEISM) yaitu,
JADI, SELAMA TIDAK ADA SATUPUN YANG DAPAT MEMBUKTIKAN BAHWA TUHAN TIDAK ADA DAN TIDAK PULA ADA SATUPUN YANG DAPAT MEMBUKTIKAN BAHWA TUHAN ADA, MAKA SATU-SATUNYA POSISI YANG DAPAT KITA AMBIL DAN MASUK AKAL ADALAH POSISI BAHWA TUHAN TIDAK ADA. HINGGA DIBUKTIKAN SEBALIKNYA.

Kalau kita menerapkan Asas Praduga Tak Bersalah pada ketidakberadaan Tuhan, maka dapat disimpulkan pula seperti ini :

SELAMA KETIDAKBERADAAN TUHAN TAK DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA TIDAK ADA ATAU ADA, MAKA SATU-SATUNYA POSISI YANG DAPAT KITA AMBIL ADALAH PRADUGA ADA (PRESUMPTION OF THEISM) yaitu:
JADI SELAMA TIDAK ADA SATUPUN YANG DAPAT MEMBUKTIKAN BAHWA TUHAN ADA DAN TIDAK PULA ADA SATUPUN YANG DAPAT MEMBUKTIKAN BAHWA TUHAN TIDAK ADA, MAKA SATU-SATUNYA POSISI YANG DAPAT KITA AMBIL DAN MASUK AKAL ADALAH POSISI BAHWA TUHAN ADA. HINGGA DIBUKTIKAN SEBALIKNYA.

Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 01 January 2009, 05:08:59 PM
Dan kalau benar ADA yang namanya TUHAN seperti kata umumnya. Nampaknya DIA itu tipe nya senang dipuji, senang dijilat, arogan dll :)
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hendrako on 03 January 2009, 10:34:39 PM
..........membunuh Tuhan............
                berarti
         "ADA" yang dibunuh
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 04 January 2009, 01:11:19 PM
Logika tak akan menyentuh-Nya.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Reenzia on 04 January 2009, 01:15:03 PM
hanya persepsi, argumentasi dan pendapat yg dapat menyentuh-Nya
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Nevada on 04 January 2009, 04:26:35 PM
Logika tak akan menyentuh-Nya.


Kalau begitu, dengan berpikir tidak logis maka kita bisa menyentuh-Nya ya?  :)
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Equator on 05 January 2009, 03:03:56 PM
pas libur panjang kemaren
pergi wisata bareng ponakan yg ortunya non buddhist
and then saat lewat laut, si ponakan nanya; "kenapa air laut asin?"
lalu dijawab : "Tuhan yang bikin air laut asin"
dari pertanyaan dan jawaban yang saya dengar, membuat saya merenung
mungkin benar adanya, jika suatu ketika ada orang yang ditanya kemudian tidak bisa menjawab secara ilmiah, atau ia tidak tahu atau belum tahu jawabannya, maka ia akan menjawab demikian
mungkin agar si anak tidak bertanya2 lagi seterusnya yang akan membuat bingung si penjawab
saya rasa itu argumen dasar manusia untuk menciptakan "Tuhan" sejak jaman dahulu, dimana teknologi belum seperti sekarang
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Jerry on 05 January 2009, 09:56:33 PM
Itulah inti dari 'God of the Gaps', Tuhan sebagai penutup celah ketidaktahuan manusia. Kasian bener Dia. :((

_/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: 7 Tails on 05 January 2009, 10:46:07 PM
saya pernah nanya kenapa tuhan menciptakan agama lain nya
di jawab itu kerjaan setan/ iblis yang telah mengkianatinya
karena iblis sangat ahli dengan soal gitu an
kalau saya mulai berbicara sedikit
dibilang mulai deh rencana iblis

kalau ini intinya 'devil of the gaps' :hammer:
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Jerry on 05 January 2009, 10:53:49 PM
bisa gitu juga.. iblis sebagai penutup celah ketidaktahuan manusia, dalam merujuk hal2 yg buruk. Kecian jg iblis :(
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Kelana on 07 January 2009, 10:42:07 AM
Logika tak akan menyentuh-Nya.


Gemme a break!
Tuhannya saja tidak pernah ada bagaimana bisa menyetuh pakai logika!! :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 07 January 2009, 01:56:54 PM
Ini masalah keyakinan. Tidak pake logik dan bukan lojik.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Nevada on 07 January 2009, 04:00:45 PM
Ini masalah keyakinan. Tidak pake logik dan bukan lojik.

Kalau begitu, keyakinan itu memakai landasan apa?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Hendra Susanto on 07 January 2009, 10:18:03 PM
 [at]  upa

model pertanyaan itu gak akan ada abisnya
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Nevada on 07 January 2009, 10:25:09 PM
[at]  upa

model pertanyaan itu gak akan ada abisnya

Mungkin supaya habis musti pakai landasan tautologisme yah?  :D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Hendra Susanto on 07 January 2009, 10:51:43 PM
Quote
tautologisme

makanan apaan nichhh???

*gw lagi laper
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Reenzia on 07 January 2009, 11:03:12 PM
Ini masalah keyakinan. Tidak pake logik dan bukan lojik.

inilah beda buddhist dan agama samawi

buddhist dasar pemikirannya logika ---> berkembang menjadi org yg rasional
agama samawi dasar pemikirannya kepercayaan ---> berkembang menjadi org yg spiritualis

 [at] opa-saka
keyakinannya dari buku
ditulis berdasarkan : WAHYU
pengarang : nabi-nabi
penerbit : Greja Pustaka Utama
harga : > 50000
pencetakan : tak terhitung

Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Nevada on 08 January 2009, 02:27:51 PM
Quote from: haa..
makanan apaan nichhh???

*gw lagi laper

Itu makanan yang paling enak, bisa loncat-loncat lagi.  :whistle:


Quote from: ms. saia
[at] opa-saka
keyakinannya dari buku
ditulis berdasarkan : WAHYU
pengarang : nabi-nabi
penerbit : Greja Pustaka Utama
harga : > 50000
pencetakan : tak terhitung

Terima kasih atas sub-referensi keyakinannya. Anda tahu daftar pustakanya juga?  ;D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Kelana on 08 January 2009, 10:49:06 PM
Ini masalah keyakinan. Tidak pake logik dan bukan lojik.

Yup mungkin anda benar, saya menyebutnya keyakinan yang membuta (blind faith). Hanya ada satu kebenaran dalam blind faith, yaitu kekeraskepalaan yang tidak mendasar. Ibarat sebuah perahu jerami di samudera yang berbadai dimalam hari ..... sangat rapuh. Sama seperti orang yang berkeyakinan bahwa besok 9 Januari matahari terbit di sebelah Barat atau seperti orang yang berkeyakinan bahwa bumi itu datar. Dan jika sudah menyangkut kekeraskepalaan (baca:kegelapan batin) seseorang maka tidak ada yang bisa membantu selain dirinya sendiri, karena semua perkataan orang lain akan dianggap angin lalu.
Sekian...no comment selanjutnya menegnai blind faith. _/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Reenzia on 08 January 2009, 11:29:07 PM
Quote from: ms. saia
[at] opa-saka
keyakinannya dari buku
ditulis berdasarkan : WAHYU
pengarang : nabi-nabi
penerbit : Greja Pustaka Utama
harga : > 50000
pencetakan : tak terhitung

Terima kasih atas sub-referensi keyakinannya. Anda tahu daftar pustakanya juga?  ;D

Kudus, Roh; Alkitab; Lembaga Alkitab Indonesia; 1975
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: BAYU on 14 January 2009, 01:38:50 PM
Dan kalau benar ADA yang namanya TUHAN seperti kata umumnya. Nampaknya DIA itu tipe nya senang dipuji, senang dijilat, arogan dll :)

klo dewa gimane yak ? seneng dipuji dan disembah gak?arogan gak ?
tapi dewa juga kaga bise dibuktiin ada. gimane nih ?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Nevada on 14 January 2009, 01:44:38 PM
Dan kalau benar ADA yang namanya TUHAN seperti kata umumnya. Nampaknya DIA itu tipe nya senang dipuji, senang dijilat, arogan dll :)

klo dewa gimane yak ? seneng dipuji dan disembah gak?arogan gak ?
tapi dewa juga kaga bise dibuktiin ada. gimane nih ?

Dewa yang banyak disembah itu bukan atas permintaan dewa yang bersangkutan. Dewa memang bukanlah sosok yang Kesuciaannya Sempurna, oleh karena itu memang ada beberapa dewa yang masih memiliki kekotoran batin.

Banyak sekali orang yang pernah melihat dewa. Bukankah ada beberapa umat di luar sana yang juga pernah melihat malaikat bersayap?  :)
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 14 January 2009, 01:51:02 PM
Dan kalau benar ADA yang namanya TUHAN seperti kata umumnya. Nampaknya DIA itu tipe nya senang dipuji, senang dijilat, arogan dll :)

klo dewa gimane yak ? seneng dipuji dan disembah gak?arogan gak ?
tapi dewa juga kaga bise dibuktiin ada. gimane nih ?

kalo yg di bold tu bener juga, i belom ngebuktiin tuh, gmana ya cara membuktikannya?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Pitu Kecil on 14 January 2009, 02:19:49 PM
Siapa yang sudah punya mata dewa? baru bisa membuktikan tuh :)) daripada ribut ada / tidak, bagusnya urusin kerjaan duniawi aja :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 14 January 2009, 09:33:45 PM
Dan kalau benar ADA yang namanya TUHAN seperti kata umumnya. Nampaknya DIA itu tipe nya senang dipuji, senang dijilat, arogan dll :)

klo dewa gimane yak ? seneng dipuji dan disembah gak?arogan gak ?
tapi dewa juga kaga bise dibuktiin ada. gimane nih ?
Waduh kasihan blom pernah lihat dewa?
Itu lihat dong di TEPE ada yang nyanyi Kaulah satu satunya yang vokalisnya dulu tuh si Ari lasso kakakakak
Kalo gak liat dong ada dewa mabok, dewa judi, dewa dewi =))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: BAYU on 15 January 2009, 02:46:46 PM
Dan kalau benar ADA yang namanya TUHAN seperti kata umumnya. Nampaknya DIA itu tipe nya senang dipuji, senang dijilat, arogan dll :)

klo dewa gimane yak ? seneng dipuji dan disembah gak?arogan gak ?
tapi dewa juga kaga bise dibuktiin ada. gimane nih ?

Dewa yang banyak disembah itu bukan atas permintaan dewa yang bersangkutan. Dewa memang bukanlah sosok yang Kesuciaannya Sempurna, oleh karena itu memang ada beberapa dewa yang masih memiliki kekotoran batin.

Banyak sekali orang yang pernah melihat dewa. Bukankah ada beberapa umat di luar sana yang juga pernah melihat malaikat bersayap?  :)
klo umat Budha pernah melihat dewa, umat kr****n jg pernah melihat Tuhan.
boleh dong, biar fair. gak enak sendiri aje.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Pitu Kecil on 15 January 2009, 02:51:15 PM
siapa yang pernah liat TUHAN? tolong tunjukkan dia keluar? apa wujud sang TUHAN? Kalau tidak bisa tunjukkan, silakan kembali ke LAPTOP... urusin kegiatan duniawi masing-masing... kagak gunanya bahas ada "Dewa, Dewi, Malaikat, TUHAN, DLL...." kembali ke diri sendiri, yang mau percaya silakan, kagak mau percaya silakan. gitu aja kok repot!!! So kagak usah ribut lagi! Capek deh!
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: 7 Tails on 15 January 2009, 10:03:23 PM
tuhan DC aja aye belum pernah lihat ^-^
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Reenzia on 15 January 2009, 11:53:42 PM
Dan kalau benar ADA yang namanya TUHAN seperti kata umumnya. Nampaknya DIA itu tipe nya senang dipuji, senang dijilat, arogan dll :)

klo dewa gimane yak ? seneng dipuji dan disembah gak?arogan gak ?
tapi dewa juga kaga bise dibuktiin ada. gimane nih ?

Dewa yang banyak disembah itu bukan atas permintaan dewa yang bersangkutan. Dewa memang bukanlah sosok yang Kesuciaannya Sempurna, oleh karena itu memang ada beberapa dewa yang masih memiliki kekotoran batin.

Banyak sekali orang yang pernah melihat dewa. Bukankah ada beberapa umat di luar sana yang juga pernah melihat malaikat bersayap?  :)
klo umat Budha pernah melihat dewa, umat kr****n jg pernah melihat Tuhan.
boleh dong, biar fair. gak enak sendiri aje.

ini bukan masalah adil tak adil
kalo anda emank yakin kalo Tuhan itu ada,
coba pertanyakan kembali keberadaan Tuhan kepada diri anda sendiri
dilihat dari sifat dan kebiasaannya
dengan catatan jangan berasumsi sendiri mengapa Tuhan mempunyai alasan itu
kalo perlu pake refrensi, tapi yang jelas bukan dari omongannya pemuka agama anda tentunya
tapi dari Tuhan sendiri yang mengatakan seperti itu

eh bukannya bagi agama anda tabu yah mempertanyakan mengenai Tuhan?

Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Pitu Kecil on 16 January 2009, 10:22:24 AM
tuhan DC aja aye belum pernah lihat ^-^
makanya :ngomel: :ngomel: agen Bond 007 cek ricek TUHAN DC gimana orangnya ^-^
Title: Yang ga ada kerjaan silahkan baca
Post by: xenocross on 16 January 2009, 10:56:59 AM
The Great Debate: Does God Exist?
Dr. Greg Bahnsen versus Dr. Gordon Stein
At the University of California, Irvine, 1985


SEGMENT ONE
I. OPENING STATEMENT—BAHNSEN
A. Introductory Remarks About the Nature of the Debate
1. Defining Terms
♦ The Argument is for Christian Theism
It is necessary at the outset of our debate to define our terms; that is always the case.
And in particular here, I should make it clear what I mean when I use the term "God".
I want to specify that I'm arguing particularly in favor of Christian theism, and for it as a
unit or system of thought and not for anything like theism in general, and there are reasons
for that. The various conceptions of deity found in world religions are in most cases logically
incompatible, leaving no unambiguous sense to general theism - whatever that might be.
I have not found the non-Christian religions to be philosophically defensible, each of
them being internally incoherent or undermining human reason and experience.
Since I am by the grace of God a Christian, I cannot, from the heart, adequately defend
those religious faiths with which I disagree. My commitment is to the Triune God and the
Christian world view based on God's revelation in the Old and New Testaments. So, first I
am defending Christian theism.
2. What the Debate is About
♦ We are debating about philosophical systems, not the people who
adhere to or profess them
Our concern is with the objective merits of the case which can be made for atheism or
Christian theism, not related subjective or personal matters.
The personalities of those individuals who adhere to different systems of thought are not
really relevant to the truth or falsity of the claims made by those systems. Atheists and
Christians can equally be found emotional, unlearned, intolerant or rude in their approaches.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: xenocross on 16 January 2009, 10:57:34 AM
Subjective claims made about the experience of inner satisfaction or peace - claims that
are made in earnest by both Christians and atheists in their literature - and promotional
claims made about the superiority of Christianity or atheism.
For instance, some atheist literature suggests that greater mental health comes through
the independence of the atheist outlook. These sorts of things are always subject to
conflicting interpretations and explanations, being, I think, more autobiographical, rather
than telling us anything for sure about the truth of the system under consideration.
The issue is not whether atheists or professing Christians have ever done anything
undesirable or morally unacceptable.
One need only think respectively of the atheist involvement in the Reign of Terror in the
French Revolution, and the professing Christian involvement in the Spanish Inquisition.
The question is not whether the adherents to these systems have lived spotless lives, but
whether atheism or Christian theism as philosophical systems are objectively true. And so I'll
be defending Christian theism, and I'll be defending it as a philosophical system.
B. A Concession to Stein's Area of Expertise
My last introductory remark is something to the effect that I want to concede to my
opponent all issues pertaining to The Control of Ovarian Maturation in Japanese
Whales, the subject of his doctoral dissertation in 1974 at Ohio State.
Dr. Stein is a man of intelligence, and that's not a question in this debate. I would not
pretend to hold my own in a discussion with him in the empirical details of his narrow
domain of specialized natural science.
However, our subject tonight is really much different, calling for intelligent reflection
upon issues which are philosophical or theological in character. For some reason, Dr. Stein
has, over the last decade, left his field of expertise and given his life to a campaign for
atheism. Whatever his perception of the reason for that, I do not believe that it is because of
any genuinely cogent philosophical case which might be made for atheism as a world view.
And it is to this subject that I now turn for tonight's debate.
C. Opening Case for the Existence of God
My opening case for the existence of God will cover three areas of thought: the nature of
evidence, the presuppositional conflict of world views, and the transcendental argument for
God's existence
Title: gw ga ada kerjaan
Post by: xenocross on 16 January 2009, 10:59:18 AM
1. The nature of the evidence
How should the difference of opinion between the theist and the atheist be rationally
resolved? What Dr. Stein has written indicates that he, like many atheists, has not reflected
adequately on this question. He writes, and I quote, "The question of the existence of God is
a factual question, and should be answered in the same way as any other factual questions."

The assumption that all existence claims are questions about matters of fact, the
assumption that all of these are answered in the very same way is not only over simplified
and misleading, it is simply mistaken. The existence, factuality or reality of different kinds of
things is not established or disconfirmed in the same way in every case.
We might ask , "Is there a box of crackers in the pantry?" And we know how we would
go about answering that question. But that is a far, far cry from the way we go about
answering questions determining the reality of say, barometric pressure, quasars, gravitational
attraction, elasticity, radio activity, natural laws, names, grammar, numbers, the university
itself that you're now at, past events, categories, future contingencies, laws of thought,
political obligations, individual identity over time, causation, memories, dreams, or even love
or beauty. In such cases, one does not do anything like walk to the pantry and look inside for
the crackers. There are thousands of existence or factual questions, and they are not at all
answered in the same way in each case.
Just think of the differences in argumentation and the types of evidences used by
biologists, grammarians, physicists, mathematicians, lawyers, magicians, mechanics,
merchants, and artists. It should be obvious from this that the types of evidence one looks
for in existence or factual claims will be determined by the field of discussion and especially
by the metaphysical nature of the entity mentioned in the claim under question.
Dr. Stein's remark that the question of the existence of God is answered in the same way
as any other factual question, mistakenly reduces the theistic question to the same level as the
box of crackers in the pantry, which we will hereafter call the crackers in the pantry fallacy.

2. The presuppositional conflict of world views
Dr. Stein has written about the nature of evidence in the theistic debate, and what he has
said points to a second philosophical error of significant proportions. In passing, we would
note how unclear he is, by the way, in speaking of the evidence which must be used,
describing it variously as logic, facts, or reason. Each of these terms is susceptible to a whole
host of differing senses, not only in philosophy, but especially in ordinary usage, depending
on who is using the terms.
I take it he wishes to judge hypotheses in the common sense - by tests of logical
coherence and empirical observation. The problem arises when Dr. Stein elsewhere insists
that every claim that someone makes must be treated as a hypothesis which must be tested
by such evidence before accepting it. "There is to be nothing," he says, "which smacks of
begging the question or circular reasoning."
This, I think, is oversimplified thinking and again misleading, what we might call the
Pretended Neutrality fallacy. One can see this by considering the following quotation from Dr.
Stein: "The use of logic or reason is the only valid way to examine the truth or falsity of any
statement which claims to be factual."
One must eventually ask Dr. Stein, then, how he proves this statement itself. That is,
how does he prove that logic or reason is the only way to prove factual statements?

He is now on the horns of a real epistemological dilemma. If he says that the statement
is true by logic or reason, then he is engaging in circular reasoning; and he's begging the
question which he [supposedly] forbids. If he says that the statement is proven in some other
fashion, then he refutes the statement itself, that logic or reason is the only way to prove
things.
Now my point is not to fault Dr. Stein's commitment to logic or reason, but to observe
that it actually has the nature of a pre commitment or a presupposition. It is not something
that he has proven by empirical experience or logic, but it is rather that by which he
proceeds to prove everything else. He is not presuppositionally neutral in his approach to
factual questions and disputes. He does not avoid begging crucial questions, rather than
proving them in what we might call the garden variety, ordinary way.
Now this tendency to beg crucial questions is openly exposed by Dr. Stein when the
issue becomes the existence of God; because he demands that the theist present him with
the evidence for the existence of God. Well, theists like myself would gladly and readily do
so. There is the evidence of the created order itself testifying to the wisdom. power, plan,
and glory of God. One should not miss the testimony of the solar system, the persuasion of
the sea, the amazing intricacies of the human body.
There's the evidence of history: God's deliverance of His people, the miracles on
Passover night and [at] the Red Sea, the visions in Isaiah, the Shekinah Glory that filled the
Temple, the Virgin Birth of , His mighty miracles, His resurrection from the dead.
There's the evidence of Special Revelation, the wonder of the Bible as God's Word,
unsurpassed in its coherence over time, in its historical accuracy and its life-renewing power.
In short, there is no shortage of empirical indicators or evidences of God's existence -
from the thousand stars of the heavens to the 500 witnesses of Christ's resurrection. But, Dr.
Stein precludes the very possibility of any of this empirical evidence counting as proof for God's existence. He
writes, " Supernatural explanations are not allowed in science. The theist is hard put to
document his claims for the existence of the supernatural if he is in effect forbidden from
evoking the supernatural as a part of his explanation. Of course, this is entirely fair; as it
would be begging the question to use what has to be proved as a part of the explanation."
Title: beneran gw ga ada kerjaan
Post by: xenocross on 16 January 2009, 11:00:17 AM
In advance, you see, Dr. Stein is committed to disallowing any theistic interpretation of
nature, history or experience. What he seems to overlook is that this is just as much begging
the question on his own part as it is on the part of the theist. who appeal to such evidence.
He has not at all proven by empirical observation and logic his pre commitment to
Naturalism. He has assumed it in advance, accepting and rejecting all further factual claims in
terms of that controlling and unproved assumption.
Now the theist does the very same thing, don't get me wrong. When certain empirical
evidences are put forth as likely disproving the existence of God, the theist regiments his
commitments in terms of his presuppositions, as well. Just as the Naturalist would insist that
Christ could not have risen from the dead, or that there is a natural explanation yet to be
found of how he did rise from the dead, so the supernaturalist will insist that the alleged
discrepancies in the Bible have an explanation - some yet to be found, perhaps - and that the

evil of this world has a sufficient reason behind it, known at least to God. They both have
their governing presuppositions by which the facts of experience are interpreted, even as all
philosophical systems, all world views do.
At the most fundamental level of everyone's thinking and beliefs there are primary
convictions about reality, man, the world, knowledge, truth, behavior, and such things.
Convictions about which all other experience is organized, interpreted, and applied. Dr. Stein
has such presuppositions, so do I, and so do all of you. And it is these presuppositions
which determine what we accept by ordinary reasoning and evidence, for they are assumed
in all of our reasoning - even about reasoning itself.
3. The Transcendental Proof of God's Existence
How should the difference of opinion between the atheist and the theist be rationally
resolved? That was my opening question. We've seen two of Dr. Stein's errors regarding it:
the crackers in the pantry fallacy and the pretended neutrality fallacy. In the process of
discussing them we've observed that belief in the existence of God is not tested in any
ordinary way like other factual claims. And the reason for that is metaphysically because of
the non-natural character of God, and epistemologically, because of the presuppositional
character of commitment for or against His existence.
Arguments over conflicting presuppositions between world views, therefore, must be
resolved somewhat differently, and yet still rationally, from conflicts over factual existence
claims within a world view or system of thought.
When we go to look at the different world views that atheists and theists have, I suggest
we can prove the existence of God from the impossibility of the contrary. The
transcendental proof for God's existence is that without Him it is impossible to prove
anything. The atheist world view is irrational and cannot consistently provide the
preconditions of intelligible experience, science, logic, or morality. The atheist world view
cannot allow for laws of logic, the uniformity of nature, the ability for the mind to
understand the world, and moral absolutes. In that sense the atheist world view cannot
account for our debate tonight.
Title: and damn gw ga ada kerjaan!
Post by: xenocross on 16 January 2009, 11:01:56 AM
II. OPENING STATEMENT—STEIN
A. Introductory Remarks
I will grant Dr. Bahnsen his expertise on A Conditional Resolution of the Apparent
Paradox of Self-Deception, which was his dissertation. I don't know how much more
relevant that is to our discussion tonight than mine is, probably not any more. But I would
also like to thank Dr. Bahnsen for showing us that he really doesn't understand too much
about atheism. I will try to straighten him out.
This is an important question we're discussing. Perhaps it is the most important question
in the field of religion, because if God doesn't exist, then the Bible is not the word of God,

 can't be the Messiah, and Christianity can't be true, as well as any other religion. So,
we're dealing with an important issue here.
Now, Dr. Bahnsen repeated for me that the existence of God is a factual question. I
don't think he would dispute that. I think he misinterpreted what I said, when I said we
resolve factual questions in the same way. I didn't mean exactly in the same way; I meant
with the use of reason, logic, and evidence. And that is what I am holding.
B. Definitions
1. Atheism
Now, first of all, let me make clear what atheism is and is not. I think this has been a
very commonly misunderstood subject. Atheists do not say that they can prove there is no
God. Also, an atheist is not someone who denies there is a God. Rather, an atheist says that
he has examined the proofs that are offered by the theists, and finds them inadequate.
Now, if I were to say that this gentleman sitting in the front steps could fly by flapping
his arms, I'd be making a kind of unusual statement. And it would be up to me or him to
demonstrate that he can fly. If he can't demonstrate it, then we don't believe that he can fly.
Now, if he doesn't demonstrate it right now, it doesn't mean that he can't fly; it just means
that he can't fly right now. So, we do not deny that he can fly because he can't demonstrate it
right now; but you see, he has not proven his case. And therefore, we do not believe that he
can fly until he proves so.
And this is what the atheist says about the existence of God: He says the case is
unproved not disproved. So, an atheist is really someone who is without a belief in God, or
he does not believe in a God. It is not someone who denies the existence of God, or who
says that one does not exist, or that he can prove that one does not exist.
2. God
Well, I think would like to define a god, as well . I'm not so sure I like his definition. I'm
not going to stick to just the Christian God, I'm going to stick to all kinds of gods. I'm going
to use the definition which Father Coppleston and Bertrand Russell both agreed on in their
debate. Now this is a definition that both sides agreed to, so I think it must be an adequate
one, if not a great one. And this is the definition: "A supreme personal being, distinct from
the world, and creator of the world."
Now before asking for proof of God's existence we need a satisfactory definition, and I
think I've given one which I will find at least satisfactory. If Dr. Bahnsen doesn't agree, we
can hear from him. Nothing can qualify as evidence of the existence of a god unless we have
some idea of what we're searching for. That's why we need the definition.
3. The Burden of Proof
Throughout history there are eleven major kinds of evidence or proof have been offered
for God's existence. In my campus visits all kinds of other things have been offered as
proof, but they all can fit under these eleven categories with some juggling. Now if these

eleven proofs do not work out logically, or lead to logical self-contradictions, then we can
only say that God's existence is not proven; it is unproved, not disproved, as I mentioned
before.
Now if I assert that this gentleman can fly by flapping his arms, as I said, the burden of
proof is on him. Suppose I make a more complicated statement. Suppose I say that my dog
can talk in complete sentences. Well, again, I'm making a kind of unusual statement, and it's
up to me to offer the evidence. So. I'd better be prepared to do that, or I'd better be
prepared to have people not believe what I say.
I'd like a demonstration either of this gentleman flying or of my dog talking, if I were the
person being asked to make a decision before I admitted that such things were possible or
existed. How easy would it be to show that this gentleman cannot fly or that my dog cannot
talk in complete sentences? As I mentioned before, you get into a real problem trying to
show that something cannot happen or that something does not exist.
For example, if I wanted to prove that unicorns do not exist, I could examine this room
and conclude that there are no unicorns in this room, which is a small area. To prove the
general nonexistence of something like unicorns, you would have to search the entire
universe simultaneously. And then you could only say that no unicorns existed at the
moment we searched the universe. But maybe they were there five minutes before, or if
maybe we only searched the whole earth, they were on another planet at the time. There are
all kinds of possibilities. So, you cannot prove that something does not exist. That's why, as I
mentioned before, the definition of an atheist is not someone who thinks he has proven that
God does not exist, because he cannot.
Title: ada yg baca ga sih?
Post by: xenocross on 16 January 2009, 11:04:43 AM
C. The Theistic Proofs
I want to quickly go over some of the eleven major proofs. They have been 900 years in
the formulation, and during this 900 years, this is what people have basically come up with.
1. The First Cause (Cosmological) Argument
Everything must have a cause, therefore the universe must have a cause, and that cause
was God. God was the first or uncaused cause.
Response: This leads to a real logical bind for the theist, because, if everything must
have a cause, then God must have a cause. If God had a cause, he cannot be the first or
uncaused cause. If God did not have a cause, then not everything must have a cause. If not
everything needs a cause, then perhaps the universe doesn't need a cause. Thus, there is a
logical bind and the proof fails.

2. The Design (Teleological) Argument
The universe is wonderful and exhibits evidence of design and order. These things must
have had a designer that was even more wonderful, and that designer was God.
Response: Surely if the world is wonderfully designed, and God, the designer, is
more wonderfully designed, then God must have a designer even more wonderful than He
is. If God didn't need a designer, than neither should the relatively less wonderful thing such
as the universe have needed one. Again, there is a logical self-contradiction.

3. The Argument from Life
Life cannot originate from the random movement of atoms, and yet life exists. Therefore
the existence of a God was necessary to create life.
Response: Basically, life didn't originate from the random movement of atoms, and
no scientists would say so. Because there are limits of a chemical composition and physics of
atoms, and they do not move in any possible way, chemicals do not combine in any possible
way. That's why when you see these one billion to one kind of odds that people have set for
life originating. They're all wet. They haven't considered the possibility that not every
reaction can occur. So, it's possible to explain the origins of life without a god and using the
principle of parsimony or Occam's Razor, I think we are left with the simpler explanation.
[which is] the one without the God. I'll go into more detail on that later.

4. The Argument from Revealed Theology
The Bible says that God exists, and the Bible is the inspired word of God, therefore
what it says must be true. Therefore God exists.
Response: Well this is obviously a circular argument. It begs the question. We are
trying to show whether God exists; therefore, calling the Bible the word of God is not
permitted, because it assumes the existence of the very thing we are trying to prove. So, if
the Bible is not the Word of God, then we cannot give any real weight to the fact that it
mentions that God exists. Thus, it does not become a proof. In fact, to prove God from the
Bible is standing things on its head. First you must prove God, then you may say whether
God dictated it or inspired it. But you can't really use the Bible as Dr. Bahnsen seems to
want to do as evidence for existence of God, per se.

5. The Argument from Miracles
The existence of miracles requires the presence of a supernatural force, or a God.
Miracles do occur, and therefore there is a supernatural force or God.
Response: Again, this is begging the question; it requires that you must believe in a
God first, beforehand. Then you say there are such things as miracles, which are acting of a
God who creates violations of his own laws. So, it is not evidence, per se, it can serve as
supplementary evidence, once you have good evidence in another kind of way for the
existence of a God - you can use miracles as a additional argument, but in and of itself it
doesn't show the existence of a God, because it assumes that which needs to be proven.
A quote from Thomas Paine about miracles: "When you see an account is given about
such a miracle, by a person who says he saw it, it raises a question in the mind that is very
easily decided. Is it more probable that nature should go out of her course, or that a man
could tell a lie? We have never seen in our time Nature go out of her course, but we have
good reason to believe that millions of lies have been told in this same time. It is therefore at
least millions to one that the reporter of a miracle tells a lie" I think those are good odds.

6. The Ontological Argument
God is, by definition, perfect. A necessary quality of any perfect object is that it exists. If
it did not exist it would not be perfect. If perfection requires existence, then God exists.
Response: There is a problem with the word exists. In order for something to be
perfect, it must first exist. If something didn't exist, the word perfect wouldn't mean anything.
First you must have existence, then possibly you may have perfection. So, this again is going
backwards; you must first have an existing God, and then you can decide whether He's
perfect, if perfection is a quality of a God, then He may be perfect, but He first must exist.

7. The Moral Argument
All people have moral values. The existence of these values cannot be explained unless
they were implanted in people by a God. Therefore, God exists.
An atheist's problem: There are simpler ways to explain the origin of moral values
without requiring the existence of a God to implant them into people. Besides, if moral
values did come from a God, then all people should have the same moral values. They don't.
People's moral values are a result of an accommodation they have made with their particular
environment and have taught to their children as a survival mechanism.

8. The Wish Argument
Without the existence of a God people wouldn't have any reason to live or be good,
therefore there has to be a God. Most people believe in a God, therefore there is a God.
Response: This really isn't a proof, it is just a wish. It's like saying that it would be nice
to have a God (which it would), but that doesn't have anything to do with whether there is
one or not.

9. The Argument from Faith
The existence of God cannot be proven by the use of reason, but only by the use of
faith. The use of faith shows that there is a God, therefore God exists.
Response: Reason is a proven way to obtain factual information about the universe.
Faith has not been shown to produce true information about the universe because faith is
believing something is so because you want it to be so, without adequate evidence.
Therefore, faith cannot be used to prove the existence of anything.
In addition, there is the fact that faith often gives you the opposite answer to what is
given by reason to the same problem. This also shows that faith does not provide valid
answers.

10. The Argument from Religious Experience
Many people have claimed to have a personal experience or encounter with God,
therefore God must exist.

Response: This is a difficult one to handle, because, first of all, I've never had such
an experience, but I'm sure that people have absolutely honestly thought they've had such
experiences. But, the feeling of having met God cannot be confused with the fact of having
met God. There is a semantic confusion; and also, we cannot use our own feelings as if they
were valid ways to obtain information about the world. They are feelings that we have inside
of us, but we cannot demonstrate them to another person. They cannot be used as an
evidence. If everyone had that same experience; like if we all looked around the room and
we all agreed that there is a clock over there, then we might say that the vision of a clock is a
consensual one, if everyone agreed on it. Other than that, if you saw a clock and no one else
did, or if only two or three people did in the room, then you have a bit of a problem.

11. Pascal's Wager
We have no way of knowing if a God exists or not, and we have no way of finding out,
but you have nothing to lose by believing in a God, but on the other hand, you do have a lot
to lose by not believing in a God, and it turns out later on that there is one after we're dead,
Response: This is only true if 1) You are right about a God, and 2) you have picked
the right religion, because you might wind up on the Judgment Day and be right about a
God, but He says, "What religion were you?" and you say, "I was a believer in Islam." And
He says, "Sorry, Catholicism is the right religion. Down you go." So, in addition, you might
have a God Who punishes people who have lived virtuous lives, say an atheist who has lived
a virtuous life, did wonderful deeds in the world, but just does not believe in a God, if the
God punishes him, you have an irrational God who is just as likely to punish the believer as
the unbeliever.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 16 January 2009, 03:46:41 PM
Setiap jantung manusia terdapat ukiran yang tertulis huruf lafaz Allah,
disaat apollo mengudara dan melhat bumi lewat kamera, tampak nama lafaz Allah diatas samudera,
pohon berdiri berjajar menuliskan arti tiada Tuhan selain Allah,
tumbuh sebuah pohon terlihat sedang rukuk menghadap kiblat,

itu merupakan tanda- tanda keberadaan Allah, dan tanda- tanda kekuasaan Allah.

Jika Tuhan tidak ada, maka kejadian keajaiban ini juga tak akan ada.

Oleh karena, Allah ada, maka kejadian itu merupakan tanda-tanda kekuasaan-Nya.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 16 January 2009, 03:54:30 PM
=))

trik kamera om johsun =))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Reenzia on 16 January 2009, 03:57:03 PM
yaaaaaaaaaaah ternyata sotosop  :-w
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 16 January 2009, 04:02:26 PM
Kalo mau di bulan ada Buddhanya lho ama aye, buat bukti kebesaran aye :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 16 January 2009, 04:42:38 PM
Coba anda bertanya pada kang foxroxman??atau bertanya kpd dokter bedah
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 16 January 2009, 04:47:11 PM
Di sekitar daerah jantung, trdpt urat, atau sesuatu yang menuliskan uk
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 16 January 2009, 04:51:34 PM
Ukiran nama Allah.
Cobalah anda bertanya kpda mereka niscaya mereka berkata ya hal ini memang terbukti bhwa ada lafaz Allah disitu.

Ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah di dalam segala ciptaan-Nya.

Karena itu, kita jangan menentang-Nya, karena bisa copot atau bisa mati mendadak.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Jerry on 17 January 2009, 12:32:21 AM
ngga menentang-Nya juga ntar copot atau mati mendadak juga kalo dah 'waktu'nya :P

oke deh pertama2.. biar bro Johsun puas.. kita asumsikan cerita Johsun di atas bener..
Nah skrg buktinya. mana buktinyaaa?? omdo?? :P
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Nevada on 17 January 2009, 10:42:27 AM
Ya ampun, Johsun...

Itu kok dijadikan pegangan spiritual Anda?
Kalau mau bukti begono juga dalam "Buddhisme" ada...  ;D

Wajah manusia itu (alis, mata, hidung dan mulut) membentuk huruf ku = pahit (aksara Mandarin).
Ini bukti wejangan Sang Buddha bahwa dunia ini dukkha adalah nyata...  :D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 17 January 2009, 09:35:33 PM
Salam,
 [at] xuvie, buktinya dapat search di google, tentang mukjizat lafaz Allah. . .
Tengkiu.
 [at] bro upasaka
hurufnya tak mirip amat.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Jerry on 17 January 2009, 11:10:47 PM
wew.. nyuruh search.. emoh.. cape deh.. #-S

haha.. itu kan opa saka memakai metode 'Maksa' sperti johsun.. ck ck ck..
u see what u wanna see. ok?

case closed! tok tok tok :P
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Nevada on 18 January 2009, 09:59:24 PM
[at] xuvie

Iya, saya pinjem contoh itu dari "buddhisme seberang"  ;D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Jerry on 19 January 2009, 12:07:31 AM
:)) bisaan lu
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: senna on 15 April 2009, 08:45:14 PM
Kalau kamu gabung ke milis atheis indonesia, tulisan begini banyak.

http://ateisindonesia.wikidot.com

http://www.facebook.com/group.php?gid=46457772416

ateis [at] yahoogroups.com
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 16 April 2009, 11:52:47 AM
bgaimana tanggapan mu atas adanya mukjizat nama Tuhan yang terbentuk dan tertulis di awan, di tumbuhan, di berbagai mcam benda, pada telinga bayi, pada hewan, dsb.
Yang lebih mengesankan adalah nama Tuhan terekam di atas satelit atau apollo yang memperlhatkan nama Tuhan berupa barisan awan super besar sebesar benua diatas lautan pasifik atau atlantik.
Pertanyaannya siapakah yang membuat nama Tuhan tsb diatas lautan tsb? Bila trjadi hanya krna fenomena alam, mengapa harus terjadi ketika banyak orang menyaksikan peluncuran roket apollo tsb? Mungkin dunia menyaksikan roket tsb. Dan mungkin Tuhan ingin memberitahukan pada dunia, bhwa Tuhan(Allah) itu ada.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 16 April 2009, 11:53:19 AM
bgaimana tanggapan mu atas adanya mukjizat nama Tuhan yang terbentuk dan tertulis di awan, di tumbuhan, di berbagai mcam benda, pada telinga bayi, pada hewan, dsb.
Yang lebih mengesankan adalah nama Tuhan terekam di atas satelit atau apollo yang memperlhatkan nama Tuhan berupa barisan awan super besar sebesar benua diatas lautan pasifik atau atlantik.
Pertanyaannya siapakah yang membuat nama Tuhan tsb diatas lautan tsb? Bila trjadi hanya krna fenomena alam, mengapa harus terjadi ketika banyak orang menyaksikan peluncuran roket apollo tsb? Mungkin dunia menyaksikan roket tsb. Dan mungkin Tuhan ingin memberitahukan pada dunia, bhwa Tuhan(Allah) itu ada.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Nevada on 16 April 2009, 12:05:20 PM
[at] Johsun

Bentuk tulisan di awan itu spekulatif. Kalau kita melihatnya dari sudut pandang yang berbeda, mungkin bentuk tulisan yang nampak adalah "hantu". ;D

Bentuk tulisan di tumbuhan itu sangat bergantung pada daya imajinatif. Kalau dilihat oleh para ahli paleontologi mungkin itu hanyalah wujud proses pertumbuhan.

Bentuk tulisan di berbagai macam benda juga sifatnya sangat subjektif. Tidak ada patokan pasti itu adalah sebuah tulisan atau sebuah relif abstrak.

Bentuk tulisan pada telinga bayi...? Kasihan bayi tak berdosa itu harus dijadikan kanvas... ;D

Bentuk tulisan pada hewan juga sama seperti pada benda, sifatnya subjektif.

Kenapa "tulisan" dijadikan modal kepercayaan Anda? Kenapa tidak mencari bukti atau alibi lain yang lebih bisa dipertanggungjawabkan di meja hijau saja?

:)
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 16 April 2009, 12:12:44 PM
bgaimana tanggapan mu atas adanya mukjizat nama Tuhan yang terbentuk dan tertulis di awan, di tumbuhan, di berbagai mcam benda, pada telinga bayi, pada hewan, dsb.
Yang lebih mengesankan adalah nama Tuhan terekam di atas satelit atau apollo yang memperlhatkan nama Tuhan berupa barisan awan super besar sebesar benua diatas lautan pasifik atau atlantik.
Pertanyaannya siapakah yang membuat nama Tuhan tsb diatas lautan tsb? Bila trjadi hanya krna fenomena alam, mengapa harus terjadi ketika banyak orang menyaksikan peluncuran roket apollo tsb? Mungkin dunia menyaksikan roket tsb. Dan mungkin Tuhan ingin memberitahukan pada dunia, bhwa Tuhan(Allah) itu ada.

e berhala ye?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: lykim176 on 16 April 2009, 12:17:08 PM
bgaimana tanggapan mu atas adanya mukjizat nama Tuhan yang terbentuk dan tertulis di awan, di tumbuhan, di berbagai mcam benda, pada telinga bayi, pada hewan, dsb.
Yang lebih mengesankan adalah nama Tuhan terekam di atas satelit atau apollo yang memperlhatkan nama Tuhan berupa barisan awan super besar sebesar benua diatas lautan pasifik atau atlantik.
Pertanyaannya siapakah yang membuat nama Tuhan tsb diatas lautan tsb? Bila trjadi hanya krna fenomena alam, mengapa harus terjadi ketika banyak orang menyaksikan peluncuran roket apollo tsb? Mungkin dunia menyaksikan roket tsb. Dan mungkin Tuhan ingin memberitahukan pada dunia, bhwa Tuhan(Allah) itu ada.
Hebat yah Tuhan, ada rumah Ibadah yang gak hancur waktu tragedi Situ Gintung. Tapi knapa rumah ibadahnya aja yah yg diselamatkan bukan nyawa2 para korban?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 16 April 2009, 12:18:13 PM
Kalau gt, bgaimana mgnai roket apollo itu? Mungkin seluruh berita dunia tatkala itu mengarah pada roket apollo tsb. Dan semua pandangan orang di dunia penasaran dngan iptek yg ditunjukkan oleh amrik tsb, mungkn america bangga dan mungkin america mrasa diri adalah bangsa pilihan tuhan shngga mampu membuat orang mendrat di bulan.
Dan tatkala telah meluncur, tampaklah benua awan yang menuliskan kaligrafi Allah, dan semua mata mengarah kepada kaligrafi tsb.
Dan bila bgitu, bukankah ini menandakan Allah itu ada, dan bila begitu, bukankah ini menandakan Tuhan telah memberitahu kepada dunia bhwa Tuhan memang ada. . .
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Nevada on 16 April 2009, 12:20:15 PM
Ikan Lou Han lebih canggih... Di badannya ada nomor togel... :))

:backtotopic:
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 16 April 2009, 12:22:44 PM
 [at] om Johsun
ada link nya gak.........
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Nevada on 16 April 2009, 12:25:44 PM
Kalau gt, bgaimana mgnai roket apollo itu? Mungkin seluruh berita dunia tatkala itu mengarah pada roket apollo tsb. Dan semua pandangan orang di dunia penasaran dngan iptek yg ditunjukkan oleh amrik tsb, mungkn america bangga dan mungkin america mrasa diri adalah bangsa pilihan tuhan shngga mampu membuat orang mendrat di bulan.
Dan tatkala telah meluncur, tampaklah benua awan yang menuliskan kaligrafi Allah, dan semua mata mengarah kepada kaligrafi tsb.
Dan bila bgitu, bukankah ini menandakan Allah itu ada, dan bila begitu, bukankah ini menandakan Tuhan telah memberitahu kepada dunia bhwa Tuhan memang ada. . .


[at] Johsun

- Penampakan awan yang membentuk tulisan itu spekulatif, bro. Kalau dilihat dari sudut pandang yang berbeda, maka persepsinya juga berbeda.

- Awan itu hanya mampu 'hidup' selama 10 menit. Selama 'masa hidupnya' itu, awan terus bergerak dan berubah bentuk. Jadi wujud tulisan yang Anda lihat itu tidak lebih dari seperenambelas wujud-wujud perubahan awan. Di lain sesi, mungkin awan itu sempat merangkai tulisan "Buddha". :))

- Kalau Tuhan ingin menunjukkan kebesaran-Nya, kenapa Beliau selalu memunculkan kejadian spekulatif. Beri saja petunjuk yang memang tidak bisa disanggah lagi, seperti : tanda tangan, nama lengkap dan stempel dari Tuhan.

:)
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 16 April 2009, 12:29:00 PM
aiya......... setelah dilihat lihat.........

ternyata cuman dimirip miripin..............

sapa suruh tulisan Allah.. bahasa arab semrawut kek gitu...........
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: lykim176 on 16 April 2009, 12:30:03 PM
Ukiran nama Allah.
Cobalah anda bertanya kpda mereka niscaya mereka berkata ya hal ini memang terbukti bhwa ada lafaz Allah disitu.

Ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah di dalam segala ciptaan-Nya.

Karena itu, kita jangan menentang-Nya, karena bisa copot atau bisa mati mendadak.
Ah saya sempet nantang tuh, gak knapa2. Emang gak ada Kok.
teringat kisah teman yang habis bulan madu dari bali, ketika dalam perjalanan udara pesawatnya seperti menukik tajam. membuat perut teman saya kaget, namun ada juga penumpang yang spontan berteriak TUHAN!!!!
setelah itu mereka yang satu iman bernyanyi lagu2 rohani memuji TUHAN, sedangkan yang dari Imannya lain mulutnya komat-kamit seperti baca mantera.
teman saya yang cuex agama hanya memperhatikan keadaan sekitar karena itulah dia bisa dengan jeli memperhatikan tingkah laku para hamba TUHAN ketika maut menjelang.
setelah sampai dengan selamat ada rombongan penumpang yang berkata, "wah barangkali karena kita lupa sama Tuhan waktu seneng2 tadi, jadi dicoba sama dia yah"

setelah diceritakan saya hanya bisa tertawa  =))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Nevada on 16 April 2009, 12:30:52 PM
aiya......... setelah dilihat lihat.........

ternyata cuman dimirip miripin..............

sapa suruh tulisan Allah.. bahasa arab semrawut kek gitu...........

Jadi ingat ama om ogut...
Dulu dia sempat lihat namanya (dalam aksara Mandarin) di badan Ikan Lou Han...
:P
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: lykim176 on 16 April 2009, 12:35:40 PM
Kalau gt, bgaimana mgnai roket apollo itu? Mungkin seluruh berita dunia tatkala itu mengarah pada roket apollo tsb. Dan semua pandangan orang di dunia penasaran dngan iptek yg ditunjukkan oleh amrik tsb, mungkn america bangga dan mungkin america mrasa diri adalah bangsa pilihan tuhan shngga mampu membuat orang mendrat di bulan.
Dan tatkala telah meluncur, tampaklah benua awan yang menuliskan kaligrafi Allah, dan semua mata mengarah kepada kaligrafi tsb.
Dan bila bgitu, bukankah ini menandakan Allah itu ada, dan bila begitu, bukankah ini menandakan Tuhan telah memberitahu kepada dunia bhwa Tuhan memang ada. . .

Wah pake apollo baru ketemu tulisan Tuhan, mungkin kalo sudah canggih bakal nemu penunjuk jalan rumahnya.
kasihan sekali orang2 yang ingin ketemu tuhan tapi tidak punya pesawat luar angkasa.
btw sudah yakin blum itu bahasa-mu jangan2 itu adalah bahasa alien untuk SOS
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 16 April 2009, 12:37:13 PM
Ukiran nama Allah.
Cobalah anda bertanya kpda mereka niscaya mereka berkata ya hal ini memang terbukti bhwa ada lafaz Allah disitu.

Ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah di dalam segala ciptaan-Nya.

Karena itu, kita jangan menentang-Nya, karena bisa copot atau bisa mati mendadak.
DELETED...

Harap jangan melecehkan pihak lain...
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: lykim176 on 16 April 2009, 12:38:55 PM
^ masih hidupkah dirimu
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 16 April 2009, 12:51:08 PM
Tampaknya di alur urat jantung manusia juga trdapat tanda tangan lafal Allah.
Coba buka di http://fitrianisigitbudiarto.blogspot.com/2008/03/kebesaran-allah.html

dan,
bgaimana tanggapanmu apakah Allah itu ada atau gk?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: lykim176 on 16 April 2009, 12:55:31 PM
Tampaknya di alur urat jantung manusia juga trdapat tanda tangan lafal Allah.
Coba buka di http://fitrianisigitbudiarto.blogspot.com/2008/03/kebesaran-allah.html

dan,
bgaimana tanggapanmu apakah Allah itu ada atau gk?
Tuhan ternyata cacat fisik, dia Bisu
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 16 April 2009, 12:56:17 PM
:)) wakakaka..... di delete.....

gak enak juga sih... ma muslimin dan muslimah.. ;D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: lykim176 on 16 April 2009, 12:59:24 PM
:)) wakakaka..... di delete.....

gak enak juga sih... ma muslimin dan muslimah.. ;D

berterimakasihlah pada Mod, kalau tidak nt bisa mati mendadak  ;D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 16 April 2009, 01:02:42 PM
berarti tadi i masih mengap mengap ya =))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: K.K. on 16 April 2009, 01:03:06 PM
Tampaknya di alur urat jantung manusia juga trdapat tanda tangan lafal Allah.
Coba buka di http://fitrianisigitbudiarto.blogspot.com/2008/03/kebesaran-allah.html

dan,
bgaimana tanggapanmu apakah Allah itu ada atau gk?

Tulisannya sih ada.

Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Brado on 16 April 2009, 01:13:52 PM
Yang saya bingung kalo kebakaran tangki pertamina ada tulisannya, berarti dalangnya siapa Bro ?
Sama tsunami yang bertuliskan namanya juga, dia penciptanya ? Pencipta yang merusak ?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 16 April 2009, 01:39:39 PM
Tampaknya di alur urat jantung manusia juga trdapat tanda tangan lafal Allah.
Coba buka di http://fitrianisigitbudiarto.blogspot.com/2008/03/kebesaran-allah.html

dan,
bgaimana tanggapanmu apakah Allah itu ada atau gk?

Tulisannya sih ada.



kalau bgtu, bgaimana pndapat bro, tulisannya sih ada, berarti penulisnya ada juga ya bro?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 16 April 2009, 01:40:04 PM
Tampaknya di alur urat jantung manusia juga trdapat tanda tangan lafal Allah.
Coba buka di http://fitrianisigitbudiarto.blogspot.com/2008/03/kebesaran-allah.html

dan,
bgaimana tanggapanmu apakah Allah itu ada atau gk?

Tulisannya sih ada.



kalau bgtu, bgaimana pndapat bro, tulisannya sih ada, berarti penulisnya ada juga ya bro?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 April 2009, 01:44:17 PM
masalahnya ada atau dimirip-miripkan?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: K.K. on 16 April 2009, 02:23:30 PM
Tampaknya di alur urat jantung manusia juga trdapat tanda tangan lafal Allah.
Coba buka di http://fitrianisigitbudiarto.blogspot.com/2008/03/kebesaran-allah.html

dan,
bgaimana tanggapanmu apakah Allah itu ada atau gk?

Tulisannya sih ada.



kalau bgtu, bgaimana pndapat bro, tulisannya sih ada, berarti penulisnya ada juga ya bro?

Tentu ada. Tidak mungkin tidak ditulis namun tertulis.

Dahulu teman saya pernah pindah sekolah ke luar negeri tapi lupa legalisir dengan tanda tangan kepala sekolahnya. Tidak mungkin dia jauh2 kembali ke sini hanya untuk tanda tangan satu halaman yang ketinggalan. Saya juga tahu tidak mungkin tiba-tiba akan ada tanda tangan kalau tidak ada yang menandatangani, maka kemudian saya yang tanda tangan.
Oleh karena itu, ada atau tidaknya kepala sekolah yang menanda-tangani dokumen teman saya itu, birokrasi sana tidak ada yang tahu. Namun satu hal yang pasti, tanda tangan itu memang ada karena ada yang menandatangani.

Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: markosprawira on 16 April 2009, 05:24:11 PM
aiya......... setelah dilihat lihat.........

ternyata cuman dimirip miripin..............

sapa suruh tulisan Allah.. bahasa arab semrawut kek gitu...........

Jadi ingat ama om ogut...
Dulu dia sempat lihat namanya (dalam aksara Mandarin) di badan Ikan Lou Han...
:P

Jangan2 om ente itu TUHAN-nya Lou Han  :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 16 April 2009, 06:41:46 PM
Pada saat itu Yang Dijunjungi mengucapkan suatu gatha yang berbunyi :

Barang siapa melihat-Ku dalam wujud,
Barang siapa mencari-Ku dalam suara,
Dia mempraktekkan jalan menyimpang,
Dan tidak dapat melihat Hyang Tathagatha.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: dipasena on 16 April 2009, 07:04:07 PM
Tampaknya di alur urat jantung manusia juga trdapat tanda tangan lafal Allah.
Coba buka di http://fitrianisigitbudiarto.blogspot.com/2008/03/kebesaran-allah.html

dan,
bgaimana tanggapanmu apakah Allah itu ada atau gk?

apakah allah itu ada ? ehm...  buktinya ? dari semua hal yang disangkut pautkan dengan lafal "allah" dari arab ? pernah ga nemuin lafal allah dalam huruf indo ? ga pernah ? jd allah anda allah arab, waduh...

foto2 didalam blog itu bagi saya cuma mainan anak kecil, jika ada yg kagum saya maklum, karena terlalu mudah untuk berimajinasi, karena semua hal di mirip-miripin dengan lafal allah dalam tulisan arab, mungkin kalo mau coba anda cari di sapi tank, mungkin ada "kotoran" yang kebetulan membentuk huruf allah dalam lafal arab, bagaimana tuh ? apakah itu bukti kebesaran nya juga ? beh...

jika allah ada, tapi ditunjukan dengan tanda2 seperti didalam foto (andaikan hal itu benar) maka sungguh memalukan seorang maha adi kodrasi yg super duper hebat, ternyata bisu untuk menyatakan keberadaannya dan malu untuk menampakkan batang hidungnya, cm bs bersembunyi didalam tanda2 yg kebetulan menyerupai lafal allah dalam huruf arab...

batu menyerupai orang sujud saja juga digunakan untuk menyatakan kebesaran allah, ka chow juga... kesempitan dalam berpikir mencari sensasi atas jawaban dia dalam pencarian allahnya yg dia juga tak tau ada dimana... selamat mencari lebih banyak kemiripan, terutama di sapi tank rumah anda... :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Brado on 16 April 2009, 07:09:22 PM
Iya jangan2 kalo besok2 ada tulisan di batu, kemudian pada nyembah deh tuh batu
Ada tulisan di gerobak, pada nyembah gerobak ?
Ada tulisan di pohon, apda nyembah pohon ?
Tambah kacau kan ?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 16 April 2009, 07:34:40 PM
Hati2, jangan sampai ada yang terjebak dengan oknum yang ingin mengadu domba eh mengadu antar umat lho :)
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 16 April 2009, 11:32:55 PM
Aye bukan penjebak atau oknum penjebak. Tidak ada keuntungan sepersen pun yg ku peroleh.
Aye cuma mau tahu apa pendapat mu mengenai lafal Tuhan yg ada dalam fenomena alam.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 16 April 2009, 11:42:05 PM
Delete
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Nevada on 16 April 2009, 11:44:28 PM
Lebih baik gw bugil ria dan bermain sex dngan para gadis daripada jadi oknum2 penjebak. . .Buat apa coba??? Menjebak kamu itu sebiji dengkul pun tak ada ku peroleh?? Bego amat.

Nah loh... Sabar, Bro... :)
Bukannya perilaku di atas itu diharamkan...?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 17 April 2009, 12:05:25 AM
Ya anda benar sdr upasaka.

Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 17 April 2009, 07:10:23 AM
keluar dah aslinya kakakakakakak
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: dipasena on 17 April 2009, 08:25:51 AM
Aye bukan penjebak atau oknum penjebak. Tidak ada keuntungan sepersen pun yg ku peroleh.
Aye cuma mau tahu apa pendapat mu mengenai lafal Tuhan yg ada dalam fenomena alam.


klo anda cuma mau tau pendapat rekan buddhism disini, ya ga usah terlalu semangat sekali untuk menunjukan keberadaan "si penulis" nya, apakah jari saya yg katanya membentuk lafal allah itu berarti si allah yg bisa menulisnya di tanggan saya ? tanggan, tanggan saya, tanpa se ijin aa'tono tak ada seorang mahluk super duper yg bisa menulis apa2 di tanggan aa... :))

tau di haramkan tp berani menyatakan statment, ketika di ingatkan baru sadar... hahaha... ya itu akibat percaya mahluk super duper yg malu untuk menampakkan batang idungnya... hahaha... gtu berani nulis di tanggan saya... :D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 17 April 2009, 08:35:34 AM
Sebenarnya tidak di haramkan, johsun kan Maitreya =))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 17 April 2009, 08:41:00 AM


klo anda cuma mau tau pendapat rekan buddhism disini, ya ga usah terlalu semangat sekali untuk menunjukan keberadaan "si penulis" nya, apakah jari saya yg katanya membentuk lafal allah itu berarti si allah yg bisa menulisnya di tanggan saya ? tanggan, tanggan saya, tanpa se ijin aa'tono tak ada seorang mahluk super duper yg bisa menulis apa2 di tanggan aa... :))

tau di haramkan tp berani menyatakan statment, ketika di ingatkan baru sadar... hahaha... ya itu akibat percaya mahluk super duper yg malu untuk menampakkan batang idungnya... hahaha... gtu berani nulis di tanggan saya... :D

bro... kebanggaanmu, anda bertumpu pada apa? apakah itu sumber kebenaran atau bahkan yang menurut guru Buddha harus ditanggalkan? begitu juga buat kebanggaan keyakinan diri kebenaran teman-teman yang lain loh, apalagi tentang (kebenaran) yang Absolut. Hati-hati semua hanya ilusi diri pada/dari (cekatan) atta yang anatta anicca pada akhir kenyataannya, not the real truth.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: dipasena on 17 April 2009, 08:49:50 AM


klo anda cuma mau tau pendapat rekan buddhism disini, ya ga usah terlalu semangat sekali untuk menunjukan keberadaan "si penulis" nya, apakah jari saya yg katanya membentuk lafal allah itu berarti si allah yg bisa menulisnya di tanggan saya ? tanggan, tanggan saya, tanpa se ijin aa'tono tak ada seorang mahluk super duper yg bisa menulis apa2 di tanggan aa... :))

tau di haramkan tp berani menyatakan statment, ketika di ingatkan baru sadar... hahaha... ya itu akibat percaya mahluk super duper yg malu untuk menampakkan batang idungnya... hahaha... gtu berani nulis di tanggan saya... :D

bro... kebanggaanmu, anda bertumpu pada apa? apakah itu sumber kebenaran atau bahkan yang menurut guru Buddha harus ditanggalkan? begitu juga buat kebanggaan keyakinan diri kebenaran teman-teman yang lain loh, apalagi tentang (kebenaran) yang Absolut. Hati-hati semua hanya ilusi diri pada/dari (cekatan) atta yang anatta anicca pada akhir kenyataannya, not the real truth.

hehehe.. itu bukan kebanggaan, tapi logika... apakah itu sumber kebenaran ? ya saya rasa anda bisa menilai hal itu. kita tidak sedang membicarakan kebenaran absolut, lg-an bagi saya itu hal yg sangat jauh, anda berani menyatakan hal itu selain apa yg anda dapat dr tripitaka ? yakin anda berani menyatakan suatu hal kebenaran absolut yg sesungguhnya anda sendiri belum membuktikan, melihat dan mengalami nya sendiri ?

itu lah jawaban atas pernyataan anda "Hati-hati semua hanya ilusi diri pada/dari (cekatan) atta yang anatta anicca pada akhir kenyataannya, not the real truth"
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 17 April 2009, 08:50:11 AM
welll..........

semuana clear kan........

Allah atopun Tuhan itu... ada buat mereka yang mengada-ada......

dan Tidak ada bagi mereka yg Logis....

so....semua yah.. tergantung masing2... berpikirnya/pengalamannya kek apa....
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: dipasena on 17 April 2009, 09:03:01 AM
welll..........

semuana clear kan........

Allah atopun Tuhan itu... ada buat mereka yang mengada-ada......

dan Tidak ada bagi mereka yg Logis....

so....semua yah.. tergantung masing2... berpikirnya/pengalamannya kek apa....

bagi saya, mahluk adi kodrati itu adalah mahluk karya/ciptaan manusia sendiri, bukan mahluk adi kodrati yg menciptakan manusia, anda mempercayai nya ?

manusia telah beberapa kali menyatakan dan menemukan mahluk adi kodrati dalam berbagai model dan jenis, tp mahluk adi kodrati tidak pernah menyatakan penciptaanya atas manusia... bkn karena dia low profile, karena dia malu untuk menunjukan batang hidungnya...

sy yakin kalo mahluk adi kodrati berani menunjukan batang idungnya, dunia tidak akan ada permusuhan, pertengkaran, pertikaian dan pembunuhan mengatas namakan Agama dan Tuhan, karena apa lagi yang mau diributkan ? perbedaan Tuhan dan Agama ? logis ?

oh ya, mahluk adi kodrati itu cewe ato cowo ? pemarah ato sabar ? baik ato jahat ? liat aja perkembangan dunia saat ini... jika memang mahluk adi kodrati itu benar, dia harus bertanggung jawab penuh atas kekacauan di dunia...


http://dhanuttono.blogspot.com
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 17 April 2009, 09:05:58 AM
^
surat dari sahabat baik
bro... kebanggaanmu, anda bertumpu pada apa? apakah itu sumber kebenaran atau bahkan yang menurut guru Buddha harus ditanggalkan? begitu juga buat kebanggaan keyakinan diri kebenaran teman-teman yang lain loh, apalagi tentang (kebenaran) yang Absolut. Hati-hati semua hanya ilusi diri pada/dari (cekatan) atta yang anatta anicca pada akhir kenyataannya, not the real truth.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: dipasena on 17 April 2009, 09:09:11 AM
^
surat dari sahabat baik
bro... kebanggaanmu, anda bertumpu pada apa? apakah itu sumber kebenaran atau bahkan yang menurut guru Buddha harus ditanggalkan? begitu juga buat kebanggaan keyakinan diri kebenaran teman-teman yang lain loh, apalagi tentang (kebenaran) yang Absolut. Hati-hati semua hanya ilusi diri pada/dari (cekatan) atta yang anatta anicca pada akhir kenyataannya, not the real truth.


jawaban simple, bertumpu pada logika... yg dibutuhkan hanya intelektual bukan imajinasi... jgn bahas kebenaran absolut dulu deh... jauh... ok...
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 17 April 2009, 01:29:30 PM
Om ryu, makanya jangan smbrang nuduh orang. Gak baik.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 17 April 2009, 01:43:41 PM
Om ryu, makanya jangan smbrang nuduh orang. Gak baik.
Double post tuh, aye deletin satu.

Bukannya menuduh, cuma mengingatkan.
aye rasa anda juga harusnya tahu pasti apa pandangan Buddhist disini mengenai post2 anda yang berusaha membuktikan keberadaan Allah karena anda khan mantan Maitreya?
Kesan dari post anda itu seperti hendak Jualan / mancing2 member disini untuk mengeluarkan kata2 yang bisa menimbulkan keributan antar agama kan?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: dipasena on 17 April 2009, 01:58:18 PM
membuktikan kebenaran allah ? ehm... coba cari tau dimana keberadaannya si allah itu dulu, baru ngajak diskusi/debat mengenai kebenaran si allah yg huruf nya muncul secara kebetulan pada "kotoran" di sapi tank rumah saya...

itu bagi yg merasa mau membuktikan kebenaran allah di forum ini, nanti ada yg sensi pulak klo sy tidak menekankan hal ini hahaha... :))

mau baca kekonyolan Allah ? buka blog saya, banyak disitu kekonyolan dan kebodohan si Allah/Tuhan... selamat membaca deh...
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Johsun on 17 April 2009, 02:12:06 PM
Wah, gak tau aku om. Kalau bgtu minta maaf seandainya trjadi hal spti itu.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 17 April 2009, 02:16:01 PM
membuktikan kebenaran allah ? ehm... coba cari tau dimana keberadaannya si allah itu dulu, baru ngajak diskusi/debat mengenai kebenaran si allah yg huruf nya muncul secara kebetulan pada "kotoran" di sapi tank rumah saya...

itu bagi yg merasa mau membuktikan kebenaran allah di forum ini, nanti ada yg sensi pulak klo sy tidak menekankan hal ini hahaha... :))

mau baca kekonyolan Allah ? buka blog saya, banyak disitu kekonyolan dan kebodohan si Allah/Tuhan... selamat membaca deh...

Kondisi Nibanna saja (keMutlakan) masih dipertanyakan apakah anda atau siapa dan berapa banyak yang telah mencapainya, apalagi klo Figur yang Mutlak dari banyak kehidupan seperti keberadaan kehidupan diri anda masih blom tahu/masih menjadi suatu rahasia bagi banyak orang. Tetapi klo yang masih diluar jangkauan imaginasi anda saja anda bilang seolah-olah ada sesuatu pemiguran kekonyolan dan kebodohan si Allah/Tuhan, lebih baik melakukan hal yang lain yang lebih berguna daripada melihat kesombongan kebodohan dan kekonyolan kebanggaan anda yang seolah-olah sudah mengetahui kenyataan kebenaran yang sesungguhnya tetapi melainkan dari kesempitan keakuan keattaan anicca anatta anda.   ;)
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: K.K. on 17 April 2009, 02:25:45 PM
membuktikan kebenaran allah ? ehm... coba cari tau dimana keberadaannya si allah itu dulu, baru ngajak diskusi/debat mengenai kebenaran si allah yg huruf nya muncul secara kebetulan pada "kotoran" di sapi tank rumah saya...

itu bagi yg merasa mau membuktikan kebenaran allah di forum ini, nanti ada yg sensi pulak klo sy tidak menekankan hal ini hahaha... :))

mau baca kekonyolan Allah ? buka blog saya, banyak disitu kekonyolan dan kebodohan si Allah/Tuhan... selamat membaca deh...

Kondisi Nibanna saja (keMutlakan) masih dipertanyakan apakah anda atau siapa dan berapa banyak yang telah mencapainya, apalagi klo Figur yang Mutlak dari banyak kehidupan seperti keberadaan kehidupan diri anda masih blom tahu/masih menjadi suatu rahasia bagi banyak orang. Tetapi klo yang masih diluar jangkauan imaginasi anda saja anda bilang seolah-olah ada sesuatu pemiguran kekonyolan dan kebodohan si Allah/Tuhan, lebih baik melakukan hal yang lain yang lebih berguna daripada melihat kesombongan kebodohan dan kekonyolan kebanggaan anda yang seolah-olah sudah mengetahui kenyataan kebenaran yang sesungguhnya tetapi melainkan dari kesempitan keakuan keattaan anicca anatta anda.   ;)

Anda sepertinya mendukung adanya sosok Tuhan yah?
Saya tidak mempunyai pendapat Tuhan ada atau tidak ada. Tapi kalau anda bilang "ADA", berikan sesuatu yang konkret.

Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 17 April 2009, 02:29:33 PM
Sesuatu yang kongkret?
jawaban :
kutipan dari kutipan dari atas :
Kondisi Nibanna saja (keMutlakan) masih dipertanyakan apakah anda atau siapa dan berapa banyak yang telah mencapainya, apalagi klo Figur yang Mutlak dari banyak kehidupan seperti keberadaan kehidupan diri anda masih blom tahu/masih menjadi suatu rahasia bagi banyak orang.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: lykim176 on 17 April 2009, 02:36:44 PM
Sesuatu yang kongkret?
jawaban :
kutipan dari kutipan dari atas :
Kondisi Nibanna saja (keMutlakan) masih dipertanyakan apakah anda atau siapa dan berapa banyak yang telah mencapainya, apalagi klo Figur yang Mutlak dari banyak kehidupan seperti keberadaan kehidupan diri anda masih blom tahu/masih menjadi suatu rahasia bagi banyak orang.
Nibbana = asankhata dhamma, dhamma yang tidak berkondisi. jadi kata kondisi tidak mewakilkan untuk Nibbana.
Figur yang Mutlak maksudnya apa ? makhluk adi kodrati yg super power itu.
kalo personal God yang kaya gitu udah gak usah diributin lagi, sang Buddhapernah berkata bila ada figur seperti itu berarti ia adalah biang kejahatan.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 17 April 2009, 02:55:54 PM
Kekacauan dan kebingungan awam karena ikatan/cekatan diri yang palsu (atta anicca anatta).
yang di bumi (belum pernah ke bulan) menceritakan bulan, tetap saja yang diperkatakannya itu tentang bulan meskipun membilang gambaran bulan tak berkondisi bumi, adalah kondisi bumi. Tetapi yang telah menjejakan di bulan, membilang kondisi bulan memang menceritakan kenyataan keberadaan, keadaan bulan.
Apa yang dijelaskan oleh guru Buddha itu merujuk kepada personal god menurut ukuran awam. Oleh karena kebijaksanaan guru Buddha melihat kecenderungan awam kepada melekatnya awam kepada yang diukur menurut ukuran duniawi/materi/jasmani (khayal (diri) dan atau takhayul (bergantung kepada benda/makhluk duniawi (diluar diri)) karena kemelekatan/ikatan/cekatan pada atta palsu makanya diberi petunjuk hanya sebatas pada Udanna VIII.3. Meskipun demikian itupun kenyataan prakteknya sekarang adalah mengarah seperti itu.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: drexman on 17 April 2009, 02:58:16 PM
konsep ketuhanan dalam agama buddha bukan mengacu kepada figur adi kuasa..jadi pasti ga nyambung kalo ada orang yang ngotot tuhan itu suatu figur apalagi sampai dikasih nama sebanyak 99 sgala...konsep ketuhanan buddhism = nibana, jauh dari personifikasi,dan tidak bs dibicarakan...cuma bs diselami oleh para bijaksana..pada titik itu, dia menemukan tuhan..nah..kalo mau tau tuhannya agama buddha seperti apa..selami dulu nibana..ga perlu diomong..cukup dibuktikan masing2..ehipasiko..yang jadi masalah bagamaina jalan menyelami nibana???buddha telah mengajarkan kepada kita,karena guru buddha telah menyelaminya ..tinggal kita selanjutnya..mau tdk menyelaminya...tapi,buat saya..meskipun blm bs sampai menyelami nibana..berjodoh dengan ajaran ini saja..sungguh keberuntungan buat saya...mudah2an saya bisa bersemangat menjalankan ajaran guru buddha..jadi..tunggu apa lagi??sudahkah anda berbuat baik hari ini..??? _/\_metta citena
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 17 April 2009, 02:58:36 PM
menjelaskannyapun pakai perbandingan (keterbatasan kata-kata) bumi dan bulan, klo gak... apa yang bisa diomongkan mencari hal yang kongkrit.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: lykim176 on 17 April 2009, 03:23:23 PM
Kekacauan dan kebingungan awam karena ikatan/cekatan diri yang palsu (atta anicca anatta).
yang di bumi (belum pernah ke bulan) menceritakan bulan, tetap saja yang diperkatakannya itu tentang bulan meskipun membilang gambaran bulan tak berkondisi bumi, adalah kondisi bumi. Tetapi yang telah menjejakan di bulan, membilang kondisi bulan memang menceritakan kenyataan keberadaan, keadaan bulan.
Apa yang dijelaskan oleh guru Buddha itu merujuk kepada personal god menurut ukuran awam. Oleh karena kebijaksanaan guru Buddha melihat kecenderungan awam kepada melekatnya awam kepada yang diukur menurut ukuran duniawi/materi/jasmani (khayal (diri) dan atau takhayul (bergantung kepada benda/makhluk duniawi (diluar diri)) karena kemelekatan/ikatan/cekatan pada atta palsu makanya diberi petunjuk hanya sebatas pada Udanna VIII.3. Meskipun demikian itupun kenyataan prakteknya sekarang adalah mengarah seperti itu.
Udana VIII.3 itu merujuk pada Nibbana.
sang Buddha sudah tahu konsep tentang personal GOD, Maha Brahma sendiri menganggap dirinya Personal GOD.
karena di Indonesia sila 1 pancasila adalah ketuhanan yang maha esa, maka dipakai konsep impersonal GOD (udana VIII.3) agar Buddhis bisa exist.
memang sebelum konsep ini, bhante Ashin menyatakan konsep ketuhanan buddhist adalah Sanghyang Adhi Buddha.
bro coedabgf terus terang tulisan anda cukup njelimet, bikin saya sulit nangkep maksudnya. mungkin lain kali bisa lebih disederhanakan bahasa tingkat tingginya, agar orang2 seperti saya mudah mengerti.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: K.K. on 17 April 2009, 03:50:14 PM
Sesuatu yang kongkret?
jawaban :
kutipan dari kutipan dari atas :
Kondisi Nibanna saja (keMutlakan) masih dipertanyakan apakah anda atau siapa dan berapa banyak yang telah mencapainya, apalagi klo Figur yang Mutlak dari banyak kehidupan seperti keberadaan kehidupan diri anda masih blom tahu/masih menjadi suatu rahasia bagi banyak orang.

Intinya tetap saja tidak ada buktinya 'kan?!

Saya tidak berspekulasi tentang nibbana, namun bisa ngomong panjang lebar tentang dukkha.
Saya juga tidak berspekulasi tentang Tuhan, juga tidak bisa bahas apa2 tentang Tuhan, karena semua hanya kembali ke "buku" saja. Jadi kalau ada sesuatu yang lebih nyata dari hanya sekadar dogma, baru kita bahas.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: dipasena on 17 April 2009, 05:49:19 PM
Kondisi Nibanna saja (keMutlakan) masih dipertanyakan apakah anda atau siapa dan berapa banyak yang telah mencapainya, apalagi klo Figur yang Mutlak dari banyak kehidupan seperti keberadaan kehidupan diri anda masih blom tahu/masih menjadi suatu rahasia bagi banyak orang. Tetapi klo yang masih diluar jangkauan imaginasi anda saja anda bilang seolah-olah ada sesuatu pemiguran kekonyolan dan kebodohan si Allah/Tuhan, lebih baik melakukan hal yang lain yang lebih berguna daripada melihat kesombongan kebodohan dan kekonyolan kebanggaan anda yang seolah-olah sudah mengetahui kenyataan kebenaran yang sesungguhnya tetapi melainkan dari kesempitan keakuan keattaan anicca anatta anda.   ;)

apakah saya mengatakan kekonyolan si allah/tuhan itu berarti kesombongan, kebodohan dan kekonyolan saya ? didasarkan pada apa statment anda, pada ketidak tahuan saya atas kebenaran si allah/tuhan ?

ehm... pertanyaan sy simple apakah anda tau allah/tuhan itu ? jika anda tau, dr mana anda tau bahwa itu lah si allah/tuhan ? koq congkak dan bodoh sekali anda begitu mudah mempercayai sosok yg anda sendiri tidak pernah tau/ketahui dan tidak pernah anda jumpai dengan kepala/mata anda sendiri ?

bung, hidup bukan didasarkan pada imajinasi yg dianggap nyata, itu namanya bermimpi, hidup didasarkan pd realita, didasarkan pada intelektual kita, apakah ada atau tidak... anda ga perlu mempertanyakan nibbana ke saya, bagi saya nibbana hanya lah teori, selama anda, saya dan rekan buddhism disini belum pernah mempraktekan dan mencapai kondisi nibbana selama itu pula nibbana hanya lah sebuah konsep/teori dari seseorang yg telah mencapai tingkat ke-buddha-an

jd apa yg saya belum capai (nibbana juga merupakan suatu usaha pencapaian, proses) sy tidak pernah memberikan statment apa2, sampai situ jelas ? so sekarang anda bisa memberikan jawaban atas pertanyaan saya, dr mana anda tau "kesombongan kebodohan dan kekonyolan kebanggaan" saya ? jika anda tidak bermulut besar !

konsep ketuhanan dari agama samawi, menekankan berbagai macam keistimewahan dan cilakanya hal itu erat hubungannya dengan kehidupan manusia jaman dulu maupun jaman ini... contoh ada pernyataan allah/tuhan itu maha baik, perhatikan kenyataan begitu banyak manusia mati hanya karena kebengisan/kebencian allah/tuhan terhadap manusia yg murtad, bahkan ia rela mengorbankan umatnya/manusia yg baik hanya karena kemurkaannya...

loh apa hubungan bencana dengan kemurkaannya, sangat erat, bencana dalam konsep samawi adalah kerjaan si allah/tuhan, betul ??? secara intelektual, bencana merupakan gejala alam, jd anda bs menilai mana imajinasi, mana intelektual yg menuntut kelogisan ? itu jika anda tidak bodoh tentunya !

so buang kecongkakan mu, jika anda mau debat/diskusi panjang lebar mengenai ketuhanan sy siap melayani anda, tentu nya tidak di forum ini. dhanuttono.blogspot.com anda bisa mengakses blog tersebut atau anda kirim email ke saya dhanuttono [at] yahoo.com daripada anda belagak seperti pahlawan kesiangan... bangun, sudah pagi ini...
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 07:31:41 AM
tau di haramkan tp berani menyatakan statment, ketika di ingatkan baru sadar... hahaha... ya itu akibat percaya mahluk super duper yg malu untuk menampakkan batang idungnya... hahaha... gtu berani nulis di tanggan saya... :D

mau baca kekonyolan Allah ? buka blog saya, banyak disitu kekonyolan dan kebodohan si Allah/Tuhan... selamat membaca deh...
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: williamhalim on 18 April 2009, 08:05:10 AM
Bro Coe...

Dalam berdiskusi religius, tidak bisa memakai sudut pandang yg berbeda.
Anda memakai sudut pandang tuhan/ketuhanan sedangkan umat buddha disini memakai sudut pandang 'diri sendiri'. Anda mempercayai adanya tuhan maha penguasa yg mengatur kehidupan kita, sedangkan umat buddha meyakini, diri sendiri lah pencipta dan pengatur kehidupan.

Agar diskusi bisa berjalan dengan terarah, ada baiknya ditentukan dulu aturan mainnya, yakni:

1. Ditentukan dulu, pembahasan diskusi mau memakai sudut pandang 'ketuhanan' atau sudut pandang 'diri sendiri'?

2. Setelah menetapkan sudut pandang yg diambil, selanjutnya diskusi hanya berpatokan pada sudut pandang tsb. Misalnya: diputuskan berdiskusi dengan pola ketuhanan. Maka tidak boleh ada pendapat semacam "Oh, Buddha hanya pengajar, tidak bisa menentukan" atau misalnya diskusi berpatokan pada buddhism, maka pertanyaan semacam "Lha, kan tuhan yg mengatur segalanya". Diskusi harus konsisten pada kerangka pemikiran yg telah diputuskan.

3. Rujukan yg digunakan harus ditetapkan, Jika diskusi ketuhanan, rujukan dapat berupa Injil / Alkitab. Jika diskusi mengenai Buddhism, rujukan harus ke Tipitaka. Tidak bisa mencampur adukkan antara Tipitaka dan Alkitab, nggak nyambung.

Setelah persyaratan diatas ditetapkan, maka diskusi dapat dimulai, tentu dengan beberapa orang yg menjadi penengah alias juri yg adil, tidak memihak.

Sy pernah berdiskusi dgn seorang kr****n yg meyakini ketuhanan, pertanyaan dan bantahan yg kami diskusikan berpatokan pada pola pemikiran dia (kr****n) dan rujukan ke alkitab. Misalnya: dia bilang tuhan maha tahu dan penyayang, saya bantah "di alkitab kan disebutkan tuhan dengan kemarahan memegang pedang api melibas orang2 yg berdosa" atau "tuhan tidak mengetahui bahwa hawa akan memakan apel." Banyak yg bisa dibantah hanya dengan memakai sesama ayat alkitab. Begitu juga jika ingin diskusi Buddhisme.

Sy melihat kerancuan pemahaman Bro Coe. Jika Bro Coe meyakini ketuhanan (tuhan) berarti pemahaman Bro Coe tsb bukanlah Buddhism. Kepercayaan tehadap tuhan adalah ajaran samawi (yg katanya diturunkan dari langit). Jika memang Bro Coe berpendapat Buddhisme mengakui adanya tuhan pencipta / penguasa, mohon berikan rujukannya di Tipitaka.

Demikianlah, semoga diskusi bisa berjalan lancar dan kita bersama dapat memetik manfaat dan semakin maju dalan dhamma.

::

Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 08:49:51 AM
Contoh kasus diskusi 1 :

Lalu kenapa masih banyak orang jahat di muka bumi? Ini karena para Bodhisatva kurang gigih, atau orang-orangnya kepala batu?

[at] kainyn
tanya diri anda yang tahu kenapa.  :))

Saya belum pernah kenal atau ketemu Bodhisatva, jadi saya tidak tahu.
Mau bantu jawab?

loh sutta ada sutra ada (dokumentasi pengajaran yang dibabarkan guru Buddha), Sangha ada, jadi maksud komentar saya tanya pada diri anda/masing-masing sendiri kenapa gitu loh...

Inti dari pertanyaan saya adalah, "Bodhisatva dikatakan dengan gigih mengusahakan kebaikan orang lain (tidak seperti Arahat Hinayana yang cuman nyantai di Nirvana, ga ngapa-ngapain). Lalu kenapa bukti konkretnya tidak ada? Kenapa masih banyak kejahatan sementara banyak Bodhisatva yang gigih menyelamatkan orang lain? Apa ini Bodhisatva yang lagi libur (ga kerja) atau orang-orang ini terlalu susah untuk diselamatkan Bodhisatva?"


Contoh kasus diskusi 2 :

bgaimana tanggapan mu atas adanya mukjizat nama Tuhan yang terbentuk dan tertulis di awan, di tumbuhan, di berbagai mcam benda, pada telinga bayi, pada hewan, dsb.
Yang lebih mengesankan adalah nama Tuhan terekam di atas satelit atau apollo yang memperlhatkan nama Tuhan berupa barisan awan super besar sebesar benua diatas lautan pasifik atau atlantik.
Pertanyaannya siapakah yang membuat nama Tuhan tsb diatas lautan tsb? Bila trjadi hanya krna fenomena alam, mengapa harus terjadi ketika banyak orang menyaksikan peluncuran roket apollo tsb? Mungkin dunia menyaksikan roket tsb. Dan mungkin Tuhan ingin memberitahukan pada dunia, bhwa Tuhan(Allah) itu ada.

Tampaknya di alur urat jantung manusia juga trdapat tanda tangan lafal Allah.
Coba buka di http://fitrianisigitbudiarto.blogspot.com/2008/03/kebesaran-allah.html
dan, bgaimana tanggapanmu apakah Allah itu ada atau gk?

Pada saat itu Yang Dijunjungi mengucapkan suatu gatha yang berbunyi :

Barang siapa melihat-Ku dalam wujud,
Barang siapa mencari-Ku dalam suara,
Dia mempraktekkan jalan menyimpang,
Dan tidak dapat melihat Hyang Tathagatha.



Contoh kasus diskusi 3 :

... hahaha... ya itu akibat percaya mahluk super duper yg malu untuk menampakkan batang idungnya... hahaha... gtu berani nulis di tanggan saya... :D

mau baca kekonyolan Allah ? buka blog saya, banyak disitu kekonyolan dan kebodohan si Allah/Tuhan... selamat membaca deh...

Kondisi Nibanna saja (keMutlakan) masih dipertanyakan apakah anda atau siapa dan berapa banyak yang telah mencapainya, apalagi klo Figur yang Mutlak dari banyak kehidupan seperti keberadaan kehidupan diri anda masih blom tahu/masih menjadi suatu rahasia bagi banyak orang. Tetapi klo yang masih diluar jangkauan imaginasi anda saja anda bilang seolah-olah ada sesuatu pemiguran kekonyolan dan kebodohan si Allah/Tuhan, lebih baik melakukan hal yang lain yang lebih berguna daripada melihat kesombongan kebodohan dan kekonyolan kebanggaan anda yang seolah-olah sudah mengetahui kenyataan kebenaran yang sesungguhnya tetapi melainkan dari kesempitan keakuan keattaan anicca anatta anda.   ;)

Anda sepertinya mendukung adanya sosok Tuhan yah?
Saya tidak mempunyai pendapat Tuhan ada atau tidak ada. Tapi kalau anda bilang "ADA", berikan sesuatu yang konkret.

Sesuatu yang kongkret?

Nibbana = asankhata dhamma, dhamma yang tidak berkondisi. jadi kata kondisi tidak mewakilkan untuk Nibbana.
Figur yang Mutlak maksudnya apa ? makhluk adi kodrati yg super power itu.
kalo personal God yang kaya gitu udah gak usah diributin lagi, sang Buddhapernah berkata bila ada figur seperti itu berarti ia adalah biang kejahatan.

Kekacauan dan kebingungan awam karena ikatan/cekatan diri yang palsu (atta anicca anatta).
yang di bumi (belum pernah ke bulan) menceritakan bulan, tetap saja yang diperkatakannya itu tentang bulan meskipun membilang gambaran bulan tak berkondisi bumi, adalah kondisi bumi. Tetapi yang telah menjejakan di bulan, membilang kondisi bulan memang menceritakan kenyataan keberadaan, keadaan bulan.
Apa yang dijelaskan oleh guru Buddha itu merujuk kepada personal god menurut ukuran awam. Oleh karena kebijaksanaan guru Buddha melihat kecenderungan awam kepada melekatnya awam kepada yang diukur menurut ukuran duniawi/materi/jasmani (khayal (diri) dan atau takhayul (bergantung kepada benda/makhluk duniawi (diluar diri)) karena kemelekatan/ikatan/cekatan pada atta palsu makanya diberi petunjuk hanya sebatas pada Udanna VIII.3. Meskipun demikian itupun kenyataan prakteknya sekarang adalah mengarah seperti itu.

menjelaskannyapun pakai perbandingan (keterbatasan kata-kata) bumi dan bulan, klo gak... apa yang bisa diomongkan mencari hal yang kongkrit.

Pada saat itu Yang Dijunjungi mengucapkan suatu gatha yang berbunyi :

Barang siapa melihat-Ku dalam wujud,
Barang siapa mencari-Ku dalam suara,
Dia mempraktekkan jalan menyimpang,
Dan tidak dapat melihat Hyang Tathagatha.


dan juga hampir secara umum dalam banyak perdebatan atau diskusi.


Apa yang dimaksud berspekulasi?
Siapa yang berspekulasi?, apa hubungannya dengan kutipan gatha yang terakhir?
Pada saat seseorang umat berjalan seperti kutipan gatha tersebut, sesungguhnya ia sedang menanggalkan kelekatan keakuan/duniawi atau sebaliknya lagi berjalan/menebalkan keakuannya (atta palsunya yang anicca anatta)?
Seperti intisari ajaran guru Buddha,
jangan berbuat jahat
perbanyak berbuat kebajikan
sucikan hati dan pikiran.

Jalan umum berhubungan yang sifatnya jasmaniah/duniawi (mengkikis, menanggalkan kelekatan/keinginan dan keakuan atta diri yang palsu (anicca anatta).
Tetapi apa ukuran kesungguhan (kemurnian) mereka pencari kebenaran?
Sudahkah kita merendahkan hati kita 'tuk memurnikannya melakukannya dalam pembinaan?
atau bahkan kita berjalan sebaliknya bukan mengkikis dan menanggalkan malah kita berjalan didalam peninggian/kebanggaan atta diri palsu kita yang anicca anatta kita?
Seperti yang ditulis pada kutipan gatha, sesungguhnya siapakah yang bertanggung jawab (yang disalahkan) saat kita masing-masing belum/tidak dapat berjumpa dengan realitas yang Sejati/The Truth/keMutlakan/yang Mutlak?


semoga dapat menjadi bahan perenungan kawan-kawan Buddhist, tidak ada maksud apa-apa hanya ikut membagi pengetahuan kebenaran yang sebatas inspirasi saya sebagai sesama pembina, pencari kebenaran dan pembebasan.
good hope and love
coedabgf

Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: dipasena on 18 April 2009, 09:00:26 AM
tau di haramkan tp berani menyatakan statment, ketika di ingatkan baru sadar... hahaha... ya itu akibat percaya mahluk super duper yg malu untuk menampakkan batang idungnya... hahaha... gtu berani nulis di tanggan saya... :D

mau baca kekonyolan Allah ? buka blog saya, banyak disitu kekonyolan dan kebodohan si Allah/Tuhan... selamat membaca deh...

bung, klo logika mu hasil ciptaan tuhan masih jalan, tolong jawab pertanyaan saya

apakah saya mengatakan kekonyolan si allah/tuhan itu berarti kesombongan, kebodohan dan kekonyolan saya ? didasarkan pada apa statment anda, pada ketidak tahuan saya atas kebenaran si allah/tuhan ?

intermezo dikit, tuhan/allah bagi saya cm cocok jagain "kotoran" di sapi tank rumah saya, anda berminat ikut menjaga ??? sy tunggu kehadiran anda...
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ENCARTA on 18 April 2009, 09:14:52 AM
kenapa tuhan menciptakan bergitu banyak keragaman hidup, kenapa tidak mengajarkan yg paling penting menghentikan dukkha
apa ke gereja bisa menghentikan dukkha? apa dengan berdoa bisa, apa seperti kayak ekstremis yg mukul2 diri sendiri seperti yg ada di vatikan dan philipina gitu
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 09:19:26 AM
Apa maksudnya berspekulasi, karma/tabur tuai, yang bertanggung jawab, (kesempurnaan) hasil usaha diri (perbuatan baik) sebatas apa, pantai sebelah sini dan pantai seberang, Nibanna sebagai kebebasan kelekatan pada ilusi tubuh diri yang palsu/sementara, apakah Nibanna (dapat) dihasilkan dari tindakan jasmaniah atau usaha-usaha duniawi, dengan usaha apakah untuk seseorang mencapai Nibanna?, Apakah Nibanna dapat dimunculkan oleh makhluk/dunia (ciptaan duniawi)? adakah yang disebut (realitas/kenyataan keberadaan kondisi) Nibanna? dsbnya. Sehubungan dengan bahan perenungan tulisan diatas reply 214.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: bond on 18 April 2009, 09:26:59 AM
Mau cari Tuhan .... tidak perlu jauh2, disini DC ada Tuhan koq....tinggal memohon pasti dikabulkan :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 09:31:46 AM
coba renungkan pelan-pelan dan baik-baik (lepaskan/kesampingkan dulu cap-cap/stempel-stempel/motif/konsep-konsep kebijaksanaan gambar aku diri yang dibentuk, terbentuk dan membentuk konsep-konsep pada diri oleh sebab cekatan khayal/ilusi diri), renungkan, lihat gambaran utuh tulisan saya pada reply 214 dan pertanyaan reply 217.


semoga dapat melihat mutiara dalam tulisan
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: dery on 18 April 2009, 09:34:37 AM
tuhan admin.... admin tuhan bukan yaaaa ??
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 09:37:31 AM
kenapa tuhan menciptakan bergitu banyak keragaman hidup, kenapa tidak mengajarkan yg paling penting menghentikan dukkha
apa ke gereja bisa menghentikan dukkha? apa dengan berdoa bisa, apa seperti kayak ekstremis yg mukul2 diri sendiri seperti yg ada di vatikan dan philipina gitu

bro encarta...,
saya sudah berusaha jelaskan pada tulisan-tulisan saya dan saya sudah (berusaha) jawab, klo anda/semua teman-teman mempertanyakan seperti kutipan diatas, sebenarnya jawabannya (mempertanyakan) pada siapa?
bro encarta, tahu gak... sebenarnya apa maksudnya/kenapa klo guru Zen melakuan ini pada muridnya :hammer: ?

tuh liat tuh sampai saya orangein tulisannya, ada hubungannya.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: dery on 18 April 2009, 09:39:17 AM
pusing bro coedabgf,
yang nampak cuma muncul tulisan cacing (mirip allahmak)
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 09:39:48 AM
Coba renungkan pelan-pelan dan baik-baik (lepaskan/kesampingkan dulu cap-cap/stempel-stempel/motif/konsep-konsep kebijaksanaan gambar aku diri yang dibentuk, terbentuk dan membentuk konsep-konsep diri oleh sebab cekatan khayal/ilusi diri), renungkan, lihat gambaran utuh tulisan saya pada reply 214 dan pertanyaan reply 217.


semoga dapat melihat mutiara dalam tulisan
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: bond on 18 April 2009, 09:43:33 AM
tuhan admin.... admin tuhan bukan yaaaa ??

Betul bro he..he, coba suruh tuhan traktir makan, pasti beneran ditraktir  :P
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: dery on 18 April 2009, 09:46:16 AM
 [at] bond
tuhannya lebih sakti donk,..... kgak perlu disembah2, dipuji2 terus, apalagi dikasih sesajian

emang top tuhan medo
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 09:56:03 AM
Siapakah yang dibilang menjadi murid oleh guru Buddha sesungguhnya?
Nibanna oh Nibanna, engkau diakui kebenaran dan dipercayai oleh karena kefanatikan keakuan saja.
Sebenarnya umat sungguh berehipassiko mengikuti pengajaran utamaMu atau tetap diam ditempat didalam ilusi-ilusi kebanggaan kemapanan kebijaksanaan pengetahuan keberadaan aku atta (yang annica anatta) diri mereka sendiri wahai guru Buddha?
Siapakah manusia duniawi yang (sudah) dapat mencapai Nibanna oh guru Buddha?
Apakah pada suatu saat keaslian (orisinalitas) pengajaranMu akan memudar?
bahkan (apalagi) klo memudar, (klo gitu) bagaimana seseorang dapat mencapai Nibanna di masa-masa yang lebih mendatang oh guru Buddha?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ENCARTA on 18 April 2009, 09:58:14 AM
saya tidak perlu aturan hukum tuhan, karena masih kalah dengan hukum alam, apalagi hukum karma
kalau tuhan DC tidak hilang, dan dapat dibuktikan keberadaannya =))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Hendi Wijaya on 18 April 2009, 10:16:30 AM
apakah thread seperti ini tidak seharusnya di lock?
karena dulu juga ada pembahasan yang serupa dengan ini juga kemudian di lock oleh mod yg berwenang...
seperti kasus kuang http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,9060.0.html

Thx.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 18 April 2009, 10:25:02 AM
Siapakah yang dibilang menjadi murid oleh guru Buddha sesungguhnya?
Nibanna oh Nibanna, engkau diakui kebenaran dan dipercayai oleh karena kefanatikan keakuan saja.
Sebenarnya umat sungguh berehipassiko mengikuti pengajaran utamaMu atau tetap diam ditempat didalam ilusi-ilusi kebanggaan kemapanan kebijaksanaan pengetahuan keberadaan aku atta (yang annica anatta) diri mereka sendiri wahai guru Buddha?
Siapakah manusia duniawi yang (sudah) dapat mencapai Nibanna oh guru Buddha?
Apakah pada suatu saat keaslian (orisinalitas) pengajaranMu akan memudar?
bahkan (apalagi) klo memudar, (klo gitu) bagaimana seseorang dapat mencapai Nibanna di masa-masa yang lebih mendatang oh guru Buddha?

Silahkan baca yang ini :

Selanjutnya, kita mungkin harus menjawab pertanyaan berikut ini,
"Apa yang diajarkan oleh Buddha secara khusus?"

Sekarang Anda sudah mampu melihat bahwa pertanyaan ini bisa dijawab dari berbagai sudut pandang. Pertama-tama, kita bisa menerangkan bahwa Beliau mengajarkan kita untuk menempuh "Jalan Tengah"; tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembut, menghindari segala sesuatu yang bersifat ekstrem. Di satu sisi kita menolak praktik penyiksaan diri yang diajarkan oleh sekte-sekte tertentu, yang hanya menciptakan masalah dan kesulitan. Di sisi yang lain, kita harus menjaga diri dari jerat kenikmatan hawa nafsu. Hindari sikap, "Makan, minum, dan bersenang senang karena besok kita akan mati." Sebuah pernyataan sinis dari mereka yang memanjakan diri dengan kenikmatan hawa nafsu.

Sebaliknya, berjalan dijalan Tengah berarti tidak menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri serta tidak terseret arus keinginan kenikmatan duniawi. Hasil dari Jalan Tengah adalah kondisi yang mendukung untuk belajar dan berlatih, agar berhasil menghentikan dukkha. "Jalan Tengah" juga sesuai untuk berbagai keadaan di dalam kehidupan sehari hari. Jalan Tengah tidak akan membuat Anda tersesat. Memahami sebab, mengerti akibat, mengenal diri sendiri, mengerti arti "cukup", tahu kapan waktu yang tepat, mengerti orang lain, dan mengerti kelompok masyarakat; Tujuh Kebajikan Mulia ini adalah cara untuk berjalan di Jalan Tengah. Uraian ini adalah satu cara untuk menjawab pertanyaan di atas.

Kita juga bisa menjawab dengan sama baiknya bahwa Buddha mengajarkan kita untuk menjadi penolong bagi diri sendiri. Anda sekalian pasti mengerti apa yang dimaksud dengan menjadi penolong bagi diri sendiri; Anda tidak ingin mendengarnya lagi. Singkatnya, kita tidak boleh bergantung kepada nasib dan takdir. Kita tidak tergantung pada dewa dewa, bahkan kepada "Tuhan". Kita harus menolong diri sendiri. Buddha bersabda, "Jadikan dirimu pelindung bagi dirimu sendiri." Bahkan dalam agama yang mempercayai Tuhan, ada pernyataan bahwa Tuhan hanya menolong mereka yang menolong diri mereka sendiri. Di agama agama lain, perihal menolong diri sendiri mungkin tidak secara tegas diungkapkan. tetapi ini adalah hal yang penting di agama Buddha. Ketika seseorang merasakan kepedihan, kebohongan, serta kepedihan yang sangat dalam, ia harus segera mencari jalan untuk melenyapkan sernua itu dengan prinsip menolong diri sendiri. Buddha bersabda, "Para Buddha hanyalah penunjuk jalan. Setiap orang harus berusaha sendiri." Dengan kata lain, agama Buddha mendorong umatnya untuk belajar bagaimana menolong diri sendiri. Ingat ini baik baik.

   Cara lain adalah dengan menjelaskan bahwa Buddha mengajarkan kalau segala  sesuatu terjadi karena sebab dan kondisi. Semua hal terjadi sesuai dengan hukum sebab dan kondisi, selaras dengan hukum alam.
Ini adalah jawaban yang diterima Sariputra ketika beliau bertanya kepada seorang bhikkhu sebelum akhirnya beliau memutuskan untuk memasuki Sangha. "Buddha mengajarkan; Segala sesuatu terjadi karena sebab. Kita harus memahami sebab tersebut dan lenyapnya sebab itu." Prinsip Dharma ini sangat ilmiah dan kita dapat mengatakan bahwa prinsip prinsip agama Buddha sejalan dengan prinsip prinsip ilmu pengetahuan. Buddha tidak menggunakan individu atau sesuatu yang subyektif sebagai kriteria; ini menunjukkan bahwa Agama Buddha adalah agama yang logis.

Untuk menjawab pertanyaan di atas dari sudut pandang yang lain, sebagai aturan kehidupan, Buddha mengajarkan, "Hindari kejahatan, lakukan kebajikan, sucikan pikiran." Ketiganya disebut Ovada patimokkha, yang artinya: ringkasan dari seluruh ajaran (Buddha). Menghindari kejahatan, melakukan kebajikan, dan mensucikan pikiran. Menghindari kejahatan dan melakukan kebajikan tidak perlu dijelaskan lebih lanjut. tetapi mensucikan pikiran tidaklah terlalu mudah untuk dipahami. Jika seseorang terus melekat, bahkan kepada kebaikan, pikiran menjadi tidak suci; takut tidak lagi mendapatkan kebaikan, takut terpisah dengan kebaikan, gelisah, kuatir, dan melekat pada ini dan itu sebagai "milikku". Semua ini menghasilkan penderitaan. Walaupun kita mungkin sudah berhasil menghindari kejahatan dan melakukan kebajikan, kita masih harus mengetahui bagaimana membebaskan pikiran. Jangan mencengkeram atau melekat pada apa pun juga dengan menganggapnya sebagai "aku , atau sebagai milikku. Jika tidak, cengkeraman atau kernelekatan tersebut akan menjadi beban berat dan menghasilkan penderitaan. Dengan kata lain, cengkeraman dan kemelekatan sama seperti membawa sebuah benda ke mana mana sepanjang waktu, sesuatu yang teramat yang berat, sebuah penderitaan yang amat berat. Bahkan beban sekarung batu permata yang dibawa di pundak atau kepala sama beratnya dengan sekarung batu karang. Oleh sebab itu, jangan bawa batu karang atau permata bersama Anda. Letakkan! Jangan menaruh beban berat di kepala (pikiran) Anda. Inilah yang dimaksud dengan "mensucikan pikiran". Jadi, mensucikan pikiran adalah latihan yang ketiga. Yang pertama adalah menghindari kejahatan, yang kedua adalah melakukan kebaikan, dan yang ketiga adalah mensucikan pikiran. Inilah ajaran Buddha.

Satu lagi ajaran Buddha yang sangat penting, sebuah pesan yang harus diingat. Buddha bersabda, "Segala sesuatu yang terbentuk (seluruh benda dan segenap makhluk di dunia ini) tidak pernah berhenti berubah, selalu hancur (segala sesuatu tidak kekal). Oleh sebab itu, kita harus senantiasa sadar! Perhatikan baik baik kata kata ini: Segala sesuatu di dunia ini selalu berubah dan hancur, dengan kata lain, tidak ada yang kekal. Ini serius. Jika Anda tidak memahami ketidakkekalan, ini bisa melukai, menampar, mengikat, dan menahan Anda. Anda bisa dibuat duduk terdiam, menangis dan mungkin juga bunuh diri.
Sekarang mari kita kumpulkan dan ulangi jawaban jawaban untuk satu pertanyaan ini. Jika Anda ditanya, "Apa yang Buddha ajarkan?" jelaskan salah satu jawaban di bawah ini:
Buddha mengajarkan kita untuk mempraktikkan Jalan Tengah;

Buddha mengajarkan kita untuk menolong diri sendiri;

Buddha mengajarkan kita untuk memahami hukum sebab akibat dan mengaturnya dengan tepat untuk mendapatkan hasil hasil yang diinginkan;

Buddha mengajarkan   prinsip,    "Hindari kejahatan, lakukan kebajikan, sucikan pikiran".

Buddha juga mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang terbentuk dari beragam unsur bersifat tidak kekal dan terus berubah, dan kita harus menyadari hal ini dengan sejelas mungkin.



Ajaran Buddha sangat jelas, selama manusia bisa melihat Dukkha sbagai dukkha dan berusaha lepas dari dukkha maka Dhamma Buddha tidak akan hilang, dan Nibbana akan tetap dicapai :)


Boleh baca yang ini juga :
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,6795.msg114189.html#msg114189
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 11:27:51 AM
Sebatas itulah bedanya awam dengan yang tercerahkan seperti dalam jerat/jaring pada brahmajala sutta, sebesar apapun usaha (perbuatan) awam.
Siapakah manusia duniawi yang (sudah) dapat mencapai Nibanna oh guru Buddha?
Memiliki pengetahuan jalan (umum) pembebasan yang engkau ajarkan oh guru Buddha,
tetapi terlekat kepada apa yang engkau ajarkan harus dilepaskan/ditanggalkan 'tuk masuk dalam realisasi Nibanna


semoga dapat melihat mutiara dalam kalimat
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Hendra Susanto on 18 April 2009, 11:43:04 AM
kenapa mesti pake puisi2an sich?? apa memang menjelaskan sesuatu itu mesti berpuisi baru mantap?? bukannya malah jadinya gak jelas...
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 11:57:17 AM
Petunjuk seorang sahabat.
maaf bro hendra..., bukan karena puisinya sehingga menjadi gak jelas.
seperti YM Ananda yang penuh berpengetahuan konsep-konsep pengajaran guru Buddha dapat menembus pengetahuan pencerahannya atas nasehat YA kassapa saat kelelahan menanggalkan semua konsep-konsep dalam diri,
yang membedakan (sebagai penghalang) untuk dapat menembus mutiara kebenaran dalam tulisan/sutra-sutra, saya mendorong anda dan teman-teman untuk merenungi, melihat sejelas-jelasnya, apa yang ada saat anda menanggalkan segala/semua konsep (di) diri
disaat teman-teman sudah dapat menyadari (keadaan) itu, coba teman-teman renungi lagi tulisan-tulisan saya untuk dapat melihat mutiara dalam tulisan dan membandingkan/mencarinya dalam sutra-sutra otentik, (sehingga) dapat meneguhkan/memperjelas pencapaian.


semoga berguna
good hope and love

Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Hendra Susanto on 18 April 2009, 12:04:27 PM
waduhh... terus terang nich broo... saya baca aja gak ngerti dengan tulisan2 anda, tetapi nasihat sang buddha sangat2 jelas dibabarkan, untuk apa saya merenungi yang gak jelas??
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 12:12:03 PM
Sebatas itulah bedanya awam dengan yang tercerahkan seperti dalam jerat/jaring pada brahmajala sutta, sebesar apapun usaha (perbuatan) awam.
Siapakah manusia duniawi yang (sudah) dapat mencapai Nibanna oh guru Buddha?
Memiliki pengetahuan jalan (umum) pembebasan yang engkau ajarkan oh guru Buddha,
tetapi terlekat kepada apa yang engkau ajarkan harus dilepaskan/ditanggalkan 'tuk masuk dalam realisasi Nibanna


semoga dapat melihat mutiara dalam kalimat
good hope and love
sahabatmu, coedabgf


saat YM Ananda yang penuh berpengetahuan konsep-konsep pengajaran guru Buddha, belum menanggalkan semua konsep-konsep(nya) dalam diri, yang ada ananda siapa/apa?
begitulah seperti yang sudah saya tulis,
Sebatas itulah bedanya awam dengan yang tercerahkan seperti dalam jerat/jaring pada brahmajala sutta, sebesar apapun usaha (perbuatan) awam.


semoga menambah memperjelas petunjuk.

...............
Nb : biar buat semuanya bro.. apa yang saya tulis.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 18 April 2009, 12:14:40 PM
 [at] om coedabgfghijklmnopqrstuvwxyz

berputar dalam mencari makna dan ilusi puisi.... tidak lah seberguna......

seperti menyempurnakan kondisi karma anda untuk lebih dekat ke Nibbana....

puisi dibuat sangat indah.... semua manusia awam juga mengutamakan keindahan...

umat awam seperti om coed... alangkah baiknya....... meneladani parami para buddha........

daripada terjebak dan terpaku dalam manisnya kata2.........

agar lebih baik lagi di kehidupan mendatang....

* gmana om puisi i bagus gak ? :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 12:21:05 PM
loh klo bukan karena berbeda karena tidak dapat diselami, tetapi klo itu mengandung kebenaran, bukannya saya memberi kesempatan teman-teman yang dapat menangkap/melihat/mengerti, 'DHAMMA' dana?
Mutar-muter, ilusi. ngawur atau ada sesuatu (yang nyata) dibalik semua tulisan?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 12:24:53 PM
klo dibilang indah dan manis, mengapa bingung menangkap makna klo giat berlatih benar dan (sudah memperoleh atau mendapat pengajaran) berpengetahuan?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 18 April 2009, 12:29:35 PM
Tulisan muter2 malah menyesatkan =))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 18 April 2009, 12:31:07 PM
bila sulit dimengerti apa "itu"

maka berusaha mengkondisikan agar mengerti itulah tujuan... buddha....

agar mengerti bagaimana "itu"
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 12:32:29 PM
bahkan saya sudah buat ilustrasi perbandingan.

mengapa?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 12:35:08 PM
yang menangkap/mengertipun bisa lepas (lagi) karena kelekatan (ketercekatan) atta yang anicca anatta,
seperti melihat sekilas kilatan cahaya.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 12:49:37 PM
Apakah bukan sesuatu yang berharga, jika anda merindukan mencari/mendapatkan guru master pembimbing, dan tetapi saya membukakan rahasia?
atau apakah tidak sepatutnya saya memberikan yang berharga sehingga menjadi tidak bernilai berharga, bukannya saya memberi kesempatan
tidak adakah kehausan (membongkar diri) akan kebenaran yang lebih mendalam karena kemapanan (beserta cangkang) aku diri?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 12:59:59 PM
Petunjuk seorang sahabat.
maaf bro hendra..., bukan karena puisinya sehingga menjadi gak jelas.
seperti YM Ananda yang penuh berpengetahuan konsep-konsep pengajaran guru Buddha dapat menembus pengetahuan pencerahannya atas nasehat YA kassapa saat kelelahan menanggalkan semua konsep-konsep dalam diri,
yang membedakan (sebagai penghalang) untuk dapat menembus mutiara kebenaran dalam tulisan/sutra-sutra, saya mendorong anda dan teman-teman untuk merenungi, melihat sejelas-jelasnya, apa yang ada saat anda menanggalkan segala/semua konsep (di) diri
disaat teman-teman sudah dapat menyadari (keadaan) itu, coba teman-teman renungi lagi tulisan-tulisan saya untuk dapat melihat mutiara dalam tulisan dan membandingkan/mencarinya dalam sutra-sutra otentik, (sehingga) dapat meneguhkan/memperjelas pencapaian.


semoga berguna
good hope and love


Sunyata (diri) dapat dilihat saat anda menanggalkan segala/semua konsep (di) diri.


semoga menjadi bahan perenungan yang terbaik.
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 01:09:09 PM
Sunyata (diri) dapat dilihat saat anda menanggalkan segala/semua konsep (di) diri.
Melalui pengetahuan pengalaman itu anda dapat masuk dalam pengalaman pengetahuan Nibanna.
Tetapi siapakah makhluk yang masih tercekat dapat menanggalkan jerat kebentukan duniawi keakuan ilusi diri.
(sebab) semua yang duniawi hanya bersifat spekulasi, karena kesementaraannya (anicca anatta),
bukan kenyataan keberadaan kebenaran yang sesungguhnya/yang sejati
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 01:13:58 PM
Pada akhirnya tulisan ini diperjelas seperti perumpamaan guru Buddha tentang rakit yang harus ditinggalkan/ditanggalkan untuk sungguh mencapai (menginjak) pantai seberang.
Pengajaran 'DHAMMA' hanyalah petunjuk.


semoga berguna
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 01:20:20 PM
Siapakah yang sudah dapat menanggalkan cangkang pengetahuan beserta keakuan khayal dirinya?
Siapakah yang sudah dapat melihat kesunyaan atau sifat/keberadaan kesejatian dirinya?
Siapakah yang sudah berpengetahuan benar?
Siapakah yang telah mencapai pantai seberang (pengetahuan pengalaman Nibanna)?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: lykim176 on 18 April 2009, 01:42:59 PM
bro coedabgf,
tolong bikin thread sendiri saja tentang Nibbana.
disini threadnya ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
bukan Nibbana
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Hendra Susanto on 18 April 2009, 02:24:34 PM
duhaiii... makin dahsyattt...  ::) ::)
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 18 April 2009, 03:22:24 PM
speechless :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 18 April 2009, 03:24:31 PM
Argumen yg penutup nya.... gak sah ditutup... sih.... :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 18 April 2009, 03:50:22 PM
bro dhanuttono,
saya dah baca tuh blognya...
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 19 April 2009, 09:46:28 AM
Ehipassiko (menggali) tertuju kepada yang sejati (kesejatian) bukan terlekat memandang/mengamati kepada fenomena duniawi (spekulasi (pengalaman) konsep diri).
Pengajaran Dhamma saja sebagai sebuah rakit
Pengetahuan Dhamma bukan realitas
Apalagi (yang berasal dari) konsep diri
yang manakah yang utama yang lebih sebagai pegangan/rujukan penyelidikan atau berehipassiko?

semoga sungguh berada diatas perahu dan berlayar kearah pantai seberang dan sungguh menjejakan kaki di pantai seberang, bukan kekhayalan (diri).
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: williamhalim on 19 April 2009, 12:36:46 PM
waduhh... terus terang nich broo... saya baca aja gak ngerti dengan tulisan2 anda, tetapi nasihat sang buddha sangat2 jelas dibabarkan, untuk apa saya merenungi yang gak jelas??

Tulisan muter2 malah menyesatkan =))

Kadang ada yg berprinsip:

Kalau Bisa dipersulit, Kenapa Dipermudah...

.... Tanya Mengapa....

::
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 19 April 2009, 02:07:01 PM
waduhh... terus terang nich broo... saya baca aja gak ngerti dengan tulisan2 anda, tetapi nasihat sang buddha sangat2 jelas dibabarkan, untuk apa saya merenungi yang gak jelas??

Tulisan muter2 malah menyesatkan =))

Kadang ada yg berprinsip:

Kalau Bisa dipersulit, Kenapa Dipermudah...

.... Tanya Mengapa....

::

mungkin kalau orang yang sudah tercerahkan seperti itu kali yak :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Mr.Jhonz on 19 April 2009, 04:07:45 PM
waduhh... terus terang nich broo... saya baca aja gak ngerti dengan tulisan2 anda, tetapi nasihat sang buddha sangat2 jelas dibabarkan, untuk apa saya merenungi yang gak jelas??

Tulisan muter2 malah menyesatkan =))

Kadang ada yg berprinsip:

Kalau Bisa dipersulit, Kenapa Dipermudah...

.... Tanya Mengapa....

::

karena keinginan/ketamakan kali ya?

Manusia tidak pernah puas..
"keinginan manusia adalah seperti meminum air asin..semakin diminum maka akan semakin haus"
dedy dharmawan

dulu udah ciptain bom  atom,belum puas..
Ciptaiin nuklir..nanti ciptain mutans(*lirik film x-man)

sekarang udah tahu alam dewa,
trus mau tahu soal tuhan,nanti udah tahu soal tuhan,
mau cari siapa yg ciptain tuhan...


Sebenarnya,kalo masalah,ada tuhan atau ngak..ga penting!!!


Coba kalo ga ada nama tuhan y*** atau tuhan **
mungkin josh w bush(presiden AS) dan osama bin laden lagi main game dota,RPG,dan ayo dance.(bencana)
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: bond on 19 April 2009, 07:34:47 PM
Siapakah sang Aristoteles jaman modern?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 19 April 2009, 08:38:36 PM
Lalu kenapa masih banyak orang jahat di muka bumi? Ini karena para Bodhisatva kurang gigih, atau orang-orangnya kepala batu?

Inti dari pertanyaan saya adalah, "Bodhisatva dikatakan dengan gigih mengusahakan kebaikan orang lain (tidak seperti Arahat Hinayana yang cuman nyantai di Nirvana, ga ngapa-ngapain). Lalu kenapa bukti konkretnya tidak ada? Kenapa masih banyak kejahatan sementara banyak Bodhisatva yang gigih menyelamatkan orang lain? Apa ini Bodhisatva yang lagi libur (ga kerja) atau orang-orang ini terlalu susah untuk diselamatkan Bodhisatva?"

Tulisan muter2 malah menyesatkan =))

mungkin kalau orang yang sudah tercerahkan seperti itu kali yak :))

Kadang ada yg berprinsip:

Kalau Bisa dipersulit, Kenapa Dipermudah...

.... Tanya Mengapa....

karena keinginan/ketamakan kali ya?

Manusia tidak pernah puas..
"keinginan manusia adalah seperti meminum air asin..semakin diminum maka akan semakin haus"
dedy dharmawan

dulu udah ciptain bom  atom,belum puas..
Ciptaiin nuklir..nanti ciptain mutans(*lirik film x-man)

sekarang udah tahu alam dewa,
trus mau tahu soal tuhan,nanti udah tahu soal tuhan,
mau cari siapa yg ciptain tuhan...

Sebenarnya,kalo masalah,ada tuhan atau ngak..ga penting!!!

Coba kalo ga ada nama tuhan y*** atau tuhan **
mungkin josh w bush(presiden AS) dan osama bin laden lagi main game dota,RPG,dan ayo dance.(bencana)

Siapakah sang Aristoteles jaman modern?




Petunjuk seorang sahabat.
maaf bro hendra..., bukan karena puisinya sehingga menjadi gak jelas.
seperti YM Ananda yang penuh berpengetahuan konsep-konsep pengajaran guru Buddha dapat menembus pengetahuan pencerahannya atas nasehat YA kassapa saat kelelahan menanggalkan semua konsep-konsep dalam diri,
yang membedakan (sebagai penghalang) untuk dapat menembus mutiara kebenaran dalam tulisan/sutra-sutra, saya mendorong anda dan teman-teman untuk merenungi, melihat sejelas-jelasnya, apa yang ada saat anda menanggalkan segala/semua konsep (di) diri
disaat teman-teman sudah dapat menyadari (keadaan) itu, coba teman-teman renungi lagi tulisan-tulisan saya untuk dapat melihat mutiara dalam tulisan dan membandingkan/mencarinya dalam sutra-sutra otentik, (sehingga) dapat meneguhkan/memperjelas pencapaian.


Tanya (selidiki) pada diri sendiri... (tulisan warna orange)


kutipan dari Dilbert :
Bukanlah angin yang bergerak. Bukan pula bendera yang bergerak. Pikiran kalianlah yang bergerak.[/u]
Menurut cerita, pada saat Hui Neng muncul di Wihara Fa Hsing, kebetulan sedang berlangsung pembabaran Sutra Parinirvana oleh guru dharma Yin Tsung. Pada saat tersebut terdapat dua biksu muda yang sedang bertengkar mengenai apakah bendera atau angin yang bergerak.
Hui Neng yang mendengarkan pertengkaran tersebut kemudian menengahi dengan menjawab, "Bukanlah angin yang bergerak. Bukan pula bendera yang bergerak. Pikiran kalianlah yang bergerak."


kutipan dua cerita diatas adalah juga jawaban atas pertanyaan sdr candra mukti19 pada topik '1073 pertanyaan seputar meditasi' di wdc pada hal 74, kutipan dari candra mukti19 :
'Siapapun yang rela memberikan bimbingan kepada saya, berikanlah jawaban dari permasalahan saya berikut ini! dan juga semua jawaban atas '1073 pertanyaan seputar meditasi'.

 :x :)
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 19 April 2009, 10:53:01 PM
Ya berarti anda sendiri yang tercerahkan, yang sudah menanggalkan segala/semua konsep (di) diri, saya mah masih jauh dan kaga ngerti omongan orang yang sudah menanggalkan segala/semua konsep (di) diri :D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: dipasena on 20 April 2009, 01:54:51 PM
Ya berarti anda sendiri yang tercerahkan, yang sudah menanggalkan segala/semua konsep (di) diri, saya mah masih jauh dan kaga ngerti omongan orang yang sudah menanggalkan segala/semua konsep (di) diri :D

hahaha... apakah ada orang yg sudah "merasa" tercerahkan ?

jika ada, justru orang yg "merasa" tercerahkan tersebut HARUS dicerahkan dan diluruskan otak serta logika nya... karena merasa telah melihat atta yang anica, tp atta nya merasa terganggu ketika ada orang berbicara kekonyolan tuhan... jd, sama aja bo'ong bos... logikanya harus ditaruh di dengkul deh...
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 20 April 2009, 01:59:41 PM
^
^
kutipan dari Dilbert :
Bukanlah angin yang bergerak. Bukan pula bendera yang bergerak. Pikiran kalianlah yang bergerak.[/u]
Menurut cerita, pada saat Hui Neng muncul di Wihara Fa Hsing, kebetulan sedang berlangsung pembabaran Sutra Parinirvana oleh guru dharma Yin Tsung. Pada saat tersebut terdapat dua biksu muda yang sedang bertengkar mengenai apakah bendera atau angin yang bergerak.
Hui Neng yang mendengarkan pertengkaran tersebut kemudian menengahi dengan menjawab, "Bukanlah angin yang bergerak. Bukan pula bendera yang bergerak. Pikiran kalianlah yang bergerak."


kutipan dua cerita diatas adalah juga jawaban atas pertanyaan sdr candra mukti19 pada topik '1073 pertanyaan seputar meditasi' di wdc pada hal 74, kutipan dari candra mukti19 :
'Siapapun yang rela memberikan bimbingan kepada saya, berikanlah jawaban dari permasalahan saya berikut ini! dan juga semua jawaban atas '1073 pertanyaan seputar meditasi'.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: dipasena on 20 April 2009, 02:07:22 PM
^
^
Ya berarti anda sendiri yang tercerahkan, yang sudah menanggalkan segala/semua konsep (di) diri, saya mah masih jauh dan kaga ngerti omongan orang yang sudah menanggalkan segala/semua konsep (di) diri :D

hahaha... apakah ada orang yg sudah "merasa" tercerahkan ?

jika ada, justru orang yg "merasa" tercerahkan tersebut HARUS dicerahkan dan diluruskan otak serta logika nya... karena merasa telah melihat atta yang anica, tp atta nya merasa terganggu ketika ada orang berbicara kekonyolan tuhan... jd, sama aja bo'ong bos... logikanya harus ditaruh di dengkul deh...
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 20 April 2009, 02:20:58 PM
^
^
Ehipassiko (menggali) tertuju kepada yang sejati (kesejatian) bukan terlekat memandang/mengamati kepada fenomena duniawi (spekulasi (pengalaman) konsep diri).
Pengajaran Dhamma saja sebagai sebuah rakit
Pengetahuan Dhamma bukan realitas
Apalagi (yang berasal dari) konsep diri
yang manakah yang utama yang lebih sebagai pegangan/rujukan penyelidikan atau berehipassiko?

semoga sungguh berada diatas perahu dan berlayar kearah pantai seberang dan sungguh menjejakan kaki di pantai seberang, bukan kekhayalan (diri).
good hope and love
sahabatmu, coedabgf

semoga mengerti
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: dipasena on 20 April 2009, 02:32:41 PM
semoga sadar

dhanuttono
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 20 April 2009, 02:37:29 PM
 _/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: dipasena on 20 April 2009, 02:45:46 PM
ok selesai ya ? klo sy mau bahas ketuhanan brarti, urusan sy ya ? klo ada rekan lain yg mau bahas ketuhanan jg urusan nya mereka ya ? jgn bicara ato ceramahi konsep atta... ok ? krn anda sendiri sj masih jauh untuk melihat atta...

sales obat-obatan pinter klo ngomong kesehatan n menawarkan obat-obatan, kesan nya mereka menguasai produk obat tersebut, sehingga orang lain yakin dgn ucapannya, padahal sang salesnya sendiri, belomm pernah mengkonsumsi obat tersebut... jadi jangan terlalu naif untuk membicarakan konsep atta/kebenaran mutlak, selama anda belum terlepas dr samsara...

jika saya membicara kan ketuhanan, sy ga perlu lepas dr samsara, krn konsep ketuhanan bkn suatu kebenaran mutlak, tp kebenaran duniawi, dimana sosok tuhan itu adalah karya manusia yg paling spektakuler sepanjang jaman yg byk menimbulkan pro - kontra, pertikaian, permusuhan, peperangan, kehancuran, persahabatan, persatuan dan kebersamaan. semoga mengerti tulisan saya...
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 20 April 2009, 02:50:15 PM
^
^
kutipan dari Dilbert :
Bukanlah angin yang bergerak. Bukan pula bendera yang bergerak. Pikiran kalianlah yang bergerak.[/u]
Menurut cerita, pada saat Hui Neng muncul di Wihara Fa Hsing, kebetulan sedang berlangsung pembabaran Sutra Parinirvana oleh guru dharma Yin Tsung. Pada saat tersebut terdapat dua biksu muda yang sedang bertengkar mengenai apakah bendera atau angin yang bergerak.
Hui Neng yang mendengarkan pertengkaran tersebut kemudian menengahi dengan menjawab, "Bukanlah angin yang bergerak. Bukan pula bendera yang bergerak. Pikiran kalianlah yang bergerak."


kutipan dua cerita diatas adalah juga jawaban atas pertanyaan sdr candra mukti19 pada topik '1073 pertanyaan seputar meditasi' di wdc pada hal 74, kutipan dari candra mukti19 :
'Siapapun yang rela memberikan bimbingan kepada saya, berikanlah jawaban dari permasalahan saya berikut ini! dan juga semua jawaban atas '1073 pertanyaan seputar meditasi'.

Ehipassiko (menggali) tertuju kepada yang sejati (kesejatian) bukan terlekat memandang/mengamati kepada fenomena duniawi (spekulasi (pengalaman) konsep diri).
Pengajaran Dhamma saja sebagai sebuah rakit
Pengetahuan Dhamma bukan realitas
Apalagi (yang berasal dari) konsep diri
yang manakah yang utama yang lebih sebagai pegangan/rujukan penyelidikan atau berehipassiko?

semoga sungguh berada diatas perahu dan berlayar kearah pantai seberang dan sungguh menjejakan kaki di pantai seberang, bukan kekhayalan (diri).
good hope and love
sahabatmu, coedabgf

semoga mengerti
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
[/quote]
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: dipasena on 20 April 2009, 02:53:41 PM
mengenai khayalan, itu harus di renungkan lagi, siapa yg berada di posisi sebagai peng-khayal atas kehidupan manusia dan keselamatan ?

si pemberi janji keselamatan sendiri adalah produk manusia yg paling muktakir, dimana imajinasi lebih bermain dari pada realitas, pencarian kebenaran terhadap sosok itu tidak diperlukan kemampuan intelektual, tp keyakinan yg membuta dengan mengatakan "ya" dan "percaya" tanpa sikap kritis...

seperti tulisan sy sebelumnya, tuhan tidak pernah memproklamasikan bahwa dia lah pencipta alam semesta dan manusia, tp manusia berkali-kali menyatakan penemuan baru terhadap sosok tuhan, sehingga tidak heran jika bermunculan berbagai macam model dan bentuk tuhan yg memiliki ciri khas nya masing2 serta bermunculan orang yg mengaku sebagai nabi/utusan tuhan, karena konsep ketuhanan primitif mengacu kepada imajinasi dalam pencarian tuhan bagi mereka..

jd, siapa yg berbicara berdasarkan imajinasi kekanak-kanakan, siapa yg berbicara konsep realitas/kenyataan yg ada ? (eit... sy tidak berbicara kebenaran mutlak loh ya...)

semoga dapat di pahami
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: dipasena on 20 April 2009, 02:54:16 PM
semoga sadar, menjadi seorang pecundang...

dhanuttono
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coedabgf on 20 April 2009, 02:56:56 PM
 _/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: savana_zhang on 28 April 2009, 03:32:26 PM
               wah argumen kemenyan ini saya setuju banget
kuat dan mantap sekuat kemenyan. _/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: williamhalim on 13 August 2009, 04:11:11 PM
               wah argumen kemenyan ini saya setuju banget
kuat dan mantap sekuat kemenyan. _/\_


Apanya kemenyan yg kuat? kok tau kuat?   >:D

::
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Xcript on 15 August 2009, 10:40:16 AM
Wedew... aku ga baca sampe abis nih.... kritisasinya puanjang...
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 15 August 2009, 10:58:39 AM
(http://i364.photobucket.com/albums/oo89/hatRedSaint/6093_241813345500_613905500_8083940.jpg)
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 15 August 2009, 10:58:56 AM
(http://i364.photobucket.com/albums/oo89/hatRedSaint/5640_1029361673538_1810244676_65454.jpg)
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: savana_zhang on 15 August 2009, 05:39:32 PM
               wah argumen kemenyan ini saya setuju banget
kuat dan mantap sekuat kemenyan. _/\_

baca dan pertimbangkan sendiri
Apanya kemenyan yg kuat? kok tau kuat?   >:D

::
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: inJulia on 15 October 2009, 01:11:13 PM
 Maaf, belum tuntas baca yang awal.
 
 Cuma untuk menguji Tuhan dengan logika, maka alat (logika) tersebut mesti dipahami dulu batas2nya.
 
"Manusia (Sang BUddha) bisa berjalan di atas air (tanpa trik atau bantuan alat apapun)."
Pernyataan itu masuk akal, logis atau tidak?

Point sementara,"Akal, logika itu kemampuannya terbatas." Yang terbatas mustahil bisa memahami yang tak terbatas.

Tuhan berpibadi, Hukum Karma adalah konsep untuk memuaskan intelektual kita. Gunanya agar kita berhenti menganalisa, berhenti bertanya-tanya. Keduanya sama-sama sulit dibuktikan kebenarannya.

=Samawi : Rahasia Tuhan
=Buddhis: Hanya Sang Buddha yg bisa, mampu menelusuri jalinan karma dan buahnya.

Kata lainnya, kita Umat Buddha juga ngga bisa buktikan kebenaran Hukum Karma.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: lophenk on 15 October 2009, 01:32:59 PM
rasakanlah ketuhanan itu ... dgn rasa, bkn dgn pikiran ;D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: inJulia on 15 October 2009, 01:37:44 PM
Nibbana (pencerahan, Panna) bukan dicapai melalui olah pikir, atau kekuatasan logika bak seorang filsafat. Tapi lewat ....
 
 
jadi kalau kita saat ini berkutat dengan logika, memakai alat logika  untuk menguji yang mutlak, saya kuatir ini kesesatan, menyesatkan diri sendiri. Logika penting, tapi bukan terpenting.
 = = = = = = = = = = = = = = =
 
 
 Sekedar Bonus, Logika saya:
 1. karena Tuhan maka kuasa, maka ia mampu membuat batu yang mustahil ia angkat.  Di titik ini ia membatasi kemampuannya sendiri.
 2. Selanjutnya memang ia sudah bukan Maha kuasa lagi, karena adanya batu yang tidak mampu ia angkat. :-)
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Kelana on 15 October 2009, 01:47:15 PM
Tuhan berpibadi, Hukum Karma adalah konsep untuk memuaskan intelektual kita. Gunanya agar kita berhenti menganalisa, berhenti bertanya-tanya. Keduanya sama-sama sulit dibuktikan kebenarannya.

=Samawi : Rahasia Tuhan
=Buddhis: Hanya Sang Buddha yg bisa, mampu menelusuri jalinan karma dan buahnya.

Kata lainnya, kita Umat Buddha juga ngga bisa buktikan kebenaran Hukum Karma.


Kata siapa kita tidak bisa membuktikan kebenaran hukum karma. Sdr/i InJulia??
Kita lapar kemudian kita berniat makan dan akhirnya kita makan dan kenyang. Apakah ini bukan hukum karma? tidak bisa ditelusuri??

Adalah hal yang berbeda antara kerahasiaan tuhan dengan ketidakmampuan kita menelusuri jalinan karma.

Dalam konsep kerahasiaan tuhan, sampai kapanpun, sebesar apapun "pengetahuan" manusia tidak bisa mengungkap kerahasiaan tuhan. Di sini tidka ada harapan untuk mengungkapkan rahasia tersebut.

Sedangkan dalam menelusuri jalinan karma, manusia akan mampu menelusurinya ketika manusia mencapai taraf "pengetahuan" tertentu, ketika hilangnya avijja. Di sini adanya harapan untuk mengetahui.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coecoe on 15 October 2009, 01:57:52 PM
Sedangkan dalam menelusuri jalinan karma, manusia akan mampu menelusurinya ketika manusia mencapai taraf "pengetahuan" tertentu, ketika hilangnya avijja. Di sini adanya harapan untuk mengetahui.

nah sekarang yang (berbicara) mempertahankan, ego atau siapa?
seperti juga (jawaban atau penjelasan membela diri) pada topik-topik pertanyaan pada thread yang lain? seenakmu wae?!!! yo wis karepmu dewe....!

aku jelaskan, arti sati itu (untuk) sadar diri.
 _/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Kelana on 15 October 2009, 02:08:57 PM
Sedangkan dalam menelusuri jalinan karma, manusia akan mampu menelusurinya ketika manusia mencapai taraf "pengetahuan" tertentu, ketika hilangnya avijja. Di sini adanya harapan untuk mengetahui.

nah sekarang yang (berbicara) mempertahankan, ego atau siapa?
seperti juga (jawaban atau penjelasan membela diri) pada topik-topik pertanyaan pada thread yang lain? seenakmu wae?!!! yo wis karepmu dewe....!

aku jelaskan, arti sati itu (untuk) sadar diri.
 _/\_

??? Anda berbicara mengenai apa ya Sdr. Coecoe?? Kok sepertinya desperado begitu :))
Ada-ada saja anda ini... :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coecoe on 15 October 2009, 02:12:17 PM
bro kelana..,

tuh.. anda lempar lagi untuk saya....
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Kelana on 15 October 2009, 02:19:54 PM
bro kelana..,

tuh.. anda lempar lagi untuk saya....

??? lempar apaan ??? kue :)) ??

Kalau kue .. saya tidak punya :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: coecoe on 15 October 2009, 02:24:29 PM
ya sayang, klo lempar kue aku mau dong. baru aku sebut itu asli bro kelana.  :x
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Kelana on 15 October 2009, 02:30:56 PM
ya sayang, klo lempar kue aku mau dong. baru aku sebut itu asli bro kelana.  :x

 :)) ...bisa aja.
sudah ah nanti kita dibilang ngejunk sama mod-mod  karena  :outoftopic: ^-^

 _/\_

Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: bond on 15 October 2009, 02:34:40 PM
Aya-aya wae cucu
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 15 October 2009, 03:43:52 PM
:backtotopic: :ngomel:
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hariyono on 15 October 2009, 05:03:02 PM
 _/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: g.citra on 15 October 2009, 05:08:51 PM
Setelah lama gak dibaca-baca (waktu itu dah dicopy ke file sendiri) ... Jadi mo kasih pendapet juga nih ...  ;)

Dasar penciptaan menurut Sang Buddha sih simple dan jelas ... Avijja (ke-enggak tau-an) ...

Kalo mao tau, mesti dapet vijja (Pengetahuan) ... trus klo dah dapet, jadi tau ... Kalo dah tau ... jadi apa adanya ... kalo ditanya, tentang penciptaan oleh Tuhan oleh sipenanya, trus dijawab iya, tidak dan diem (ngeliat tujuan dan tingkat pemahaman dari si penanya) ... Si penanya pun gak puas dan terus berspekulasi (muter-muter >>> ada yang kepleset, kejeblos, kepentok dll) ...  :))

Vijja gak bakal didapet dari pencarian tentang penciptaan (kan dah jelas penciptaan dimulai dari avijja) ...

Jadi masalahnya emang sepele ... Manusia cuma kepengen tau lalu jadi maksaain diri akhirnya jadi sok tau ... :))

Padahal, vijja nya bisa didapet kan dari jalan laen tuh bukan dari mencari-cari tentang penciptaan .. :P

segitu dulu dah komentar nya dah ahh... :))

_/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Xzone on 15 October 2009, 05:58:13 PM
^
yup...daripada sok tau mendingan belum tau, setuju bro ;D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: inJulia on 16 October 2009, 07:49:14 AM
Tuhan berpibadi, Hukum Karma adalah konsep untuk memuaskan intelektual kita. Gunanya agar kita berhenti menganalisa, berhenti bertanya-tanya. Keduanya sama-sama sulit dibuktikan kebenarannya.

=Samawi : Rahasia Tuhan
=Buddhis: Hanya Sang Buddha yg bisa, mampu menelusuri jalinan karma dan buahnya.

Kata lainnya, kita Umat Buddha juga ngga bisa buktikan kebenaran Hukum Karma.


Kata siapa kita tidak bisa membuktikan kebenaran hukum karma. Sdr/i InJulia??
Kita lapar kemudian kita berniat makan dan akhirnya kita makan dan kenyang. Apakah ini bukan hukum karma? tidak bisa ditelusuri??

Adalah hal yang berbeda antara kerahasiaan tuhan dengan ketidakmampuan kita menelusuri jalinan karma.

Dalam konsep kerahasiaan tuhan, sampai kapanpun, sebesar apapun "pengetahuan" manusia tidak bisa mengungkap kerahasiaan tuhan. Di sini tidka ada harapan untuk mengungkapkan rahasia tersebut.

Sedangkan dalam menelusuri jalinan karma, manusia akan mampu menelusurinya ketika manusia mencapai taraf "pengetahuan" tertentu, ketika hilangnya avijja. Di sini adanya harapan untuk mengetahui.

Maaf, Bro Kelana, saya jawab di sini, ya:
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,13271.new.html#new

Thanks
 _/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Brado on 16 October 2009, 12:02:03 PM
Kata lainnya, kita Umat Buddha juga ngga bisa buktikan kebenaran Hukum Karma.

Masa sih ? Hukum Kamma kan hukum sebab akibat
Mo bukti gampang, jitak aja setiap orang yang anda temui di jalan, anda akan langsung kena jitak juga sebagai balasannya..
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 October 2009, 02:14:31 PM
berarti gak mungkin dilihat para bijaksana? atau tidak ada kemungkinan bahwa kebijaksanaan itu bisa dicapai?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: g.citra on 23 October 2009, 06:23:46 PM
^ pertanyaan saya "disebelah" gimana bro ? :))

sambil ngopi aja lah jawabnya, jadi gampang beresnya bro ... :))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: yanfei on 24 October 2009, 06:41:45 PM
(http://i364.photobucket.com/albums/oo89/hatRedSaint/6093_241813345500_613905500_8083940.jpg)
bahkan sang paus tidak percaya terhadap Yesus

kalo paus percaya ayat ini gak mungkin pake kaca anti peluru
markus :
16:15   Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
16:16   Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
16:17   Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
16:18   mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: The Ronald on 25 October 2009, 12:33:24 AM
lol, bahkan paus pun takut cepat2 ketemu tuhan :D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Jerry on 25 October 2009, 12:50:44 AM
bahkan sang paus tidak percaya terhadap Yesus

kalo paus percaya ayat ini gak mungkin pake kaca anti peluru
markus :
16:15   Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
16:16   Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
16:17   Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
16:18   mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
ya iya lah.. masa ya iya dink.. wong di ayat2 itu ngga tertulis janji dr Mr. Jesoes "barang siapa percaya meski ditembak rudal gak akan mati.."
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Tekkss Katsuo on 25 October 2009, 11:47:25 AM
^
^
:hammer:
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: yanfei on 25 October 2009, 10:24:24 PM
bahkan sang paus tidak percaya terhadap Yesus

kalo paus percaya ayat ini gak mungkin pake kaca anti peluru
markus :
16:15   Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
16:16   Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
16:17   Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
16:18   mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
ya iya lah.. masa ya iya dink.. wong di ayat2 itu ngga tertulis janji dr Mr. Jesoes "barang siapa percaya meski ditembak rudal gak akan mati.."
nanti versi revisinya ada, soalnya dulu rudalkan belum ditemukan =))
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Xan To on 26 October 2009, 08:11:01 PM
ya iya lah.. masa ya iya dink.. wong di ayat2 itu ngga tertulis janji dr Mr. Jesoes "barang siapa percaya meski ditembak rudal gak akan mati.."

Huahahahaha
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: K.K. on 27 October 2009, 08:44:39 AM
(http://i364.photobucket.com/albums/oo89/hatRedSaint/6093_241813345500_613905500_8083940.jpg)
bahkan sang paus tidak percaya terhadap Yesus

kalo paus percaya ayat ini gak mungkin pake kaca anti peluru
markus :
16:15   Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
16:16   Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
16:17   Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
16:18   mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."

Perilaku terhadap agama lain mencerminkan ajaran yang diterima seseorang.
Dari seorang Buddhis yang hobby mengolok-olok kepercayaan lain, semua orang melihat citra "ajaran Buddha". 
Inilah wajah Buddhis sesungguhnya: ahli menghina kepercayaan lain.

Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 27 October 2009, 09:12:05 AM
 [at] kainyn :jempol:
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 27 October 2009, 09:57:44 AM
(http://i364.photobucket.com/albums/oo89/hatRedSaint/6093_241813345500_613905500_8083940.jpg)
bahkan sang paus tidak percaya terhadap Yesus

kalo paus percaya ayat ini gak mungkin pake kaca anti peluru
markus :
16:15   Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
16:16   Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
16:17   Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
16:18   mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."

Perilaku terhadap agama lain mencerminkan ajaran yang diterima seseorang.
Dari seorang Buddhis yang hobby mengolok-olok kepercayaan lain, semua orang melihat citra "ajaran Buddha". 
Inilah wajah Buddhis sesungguhnya: ahli menghina kepercayaan lain.


inilah bukti hukum karma ;D
Pernah dengar kisah Kisa-Vaccha? ;D
hal tersebut diulangi dan hasilnya sama, maka ditetapkan sebagai sebuah kebenaran.
Inilah wajah Buddhis sesungguhnya: ahli menghina kepercayaan lain.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Tekkss Katsuo on 27 October 2009, 12:54:04 PM
 ^
^

wew ssssssssssttt, jgn mengatakan Bukti hukum Kamma lagi,  :))

 _/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: jimmykei on 27 October 2009, 01:43:06 PM
g punya pendapat sendiri tentang munculnya sosok tuhan,
kalo gak salah g pernah baca tentang Sang Buddha sama brahma baka yang nganggep dirinya Tuhan, terus seinget g Sang Buddha ada bilang kurang lebih kaya gini, "Pada zaman dahulu ada pertapa dan para brhamana yang memiliki kemampuan mengingat masa lampau tapi karena cuma bisa liat masa lalu mentok ampe masa brahma baka makanya dipikirnya Tuhannya dia"

Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: jimmykei on 27 October 2009, 01:50:57 PM
Marilah kita memilah dengan kajian Buddhism,

Diantara 3 metoda sebab-akibat dibawah ini,
manakah yang sesuai dengan kamma-vipaka ?
"Aristoteles mencoba membuktikan keberadaan Tuhan(yakni sekedar membuktikan bahwa Tuhan itu ada, bukan bermaksud mendefinisikan Tuhan itu apa, Dzat-Nya terbuat dari apa dsb...) dengan argumen sebagai berikut...
Menurut Aristoteles, dengan asas berpikir prinsip "kausalitas", yakni bahwa setiap akibat pasti memerlukan sebab, maka dapat kita lihat bahwa setiap sesuatu yang kita ketahui itu memerlukan sesuatu yang lain supaya dirinya bisa terwujud. Dari sini kita peroleh 2 hal;
1. Realitas yang bergantung pada sesuatu yang lain (disebut akibat),
2. Realitas yang digantungi oleh sesuatu yang lain (disebut sebab).
Bila ternyata realitas sebab itu memerlukan sesuatu yang lain juga, maka dapat dikatakan dia juga sebagai akibat bagi sesuatu yang digantungi itu.... dst.
Maka, kausalitas atau sebab-akibat ini pun membentuk suatu rantai sebab-akibat.
Nah, rantai sebab-akibat ini memiliki beberapa kemungkinan sbb:
1. Tidak berujung
    ( A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan D, D disebabkan E, dst.--- tak berujung)

2. Berujung pada sebab yang tidak lagi disebabkan
    (A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan D, D disebabkan X, X tidak lagi disebabkan oleh apapun --- berujung pada X sebagai sebab awal)

3. Berputar atau daur.
    (A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan A.)

Nah, kemungkinan ke-3 adalah mustahil.
Mengapa? Karena berdasarkan kaidah "Setiap Sebab tentu lebih sempurna daripada akibatnya", maka kemungkinan ketiga adalah mustahil adanya. Yakni mustahil C disebabkan oleh A, padahal A tidak lebih sempurna daripada C, sehingga tidaklah mungkin mengakibatkan C.

Beralih kepada kemungkinan ke-1,
itupun mustahil. Mengapa? karena bila rantai sebab-akibat ini tidak berujung, artinya semua yang ada ialah akibat. Bila semuanya adalah akibat, bagaimana mungkin ia bisa terwujud..??
(Ibaratnya katakanlah ada 15 orang pelari yang tidak akan mulai berlari sebelum salah satu di antara mereka ada yang berlari terlebih dahulu. Maka, agar mereka sungguh-sungguh mulai berlari, harus ada setidaknya salah satu diantara mereka yang mau berlari tanpa syarat.)
Nah, bila kenyataannya kini akibat itu memang ada (dalam analogi tadi 15 orang pelari itu memang berlari) itu berarti memang ada Sebab awal yang tidak memerlukan sebab lain bagi keberadaannya (Alias Sebab Primer/ prima causa, dalam analogi tadi adalah pelari yang berlari tanpa syarat).

Maka, kemungkinan ke-2 lah yang benar.
Nah dengan demikian, keberadaan Sebab awal yang tidak lagi disebabkan itu terbukti kebenarannya.
Dan, dengan kaidah, setiap sebab pasti lebih sempurna daripada akibatnya, maka sebab awal ini pastilah yang paling sempurna dari segala yang ada, yang karenanya, dikatakanlah bahwa itulah yang disebut dengan "Tuhan".
Demikian argumen Aristoteles..."


entah kenapa g merasa siklus itu cuma replay, alias berputar lagi dari A ke B, B ke C, trus C ke A lagi.
Soalnya g sering ngerasa kalo g ngalamin suatu kejadian, tapi ko rasanya pernah kaya ngalamin kejadian itu juga, ditempat itu juga, sama orang itu juga, kaya langsung inget sekilas gitu, Dejavu x namanya, pernah ga yang lain kaya gitu.

nah statement g kita itu cuma berputar-putar doang, kao mao keluar dari lingkaran setan ya mesti mencapai NIbbana, jadi mungkin Sang Buddha ga mau jelasin kalo tar kita bakal muter lagi karena ada alasan tertentu,
sekali lagi statement g berdasarkan pendapat g karena sering Dejavu.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: K.K. on 27 October 2009, 01:53:10 PM
inilah bukti hukum karma ;D
Pernah dengar kisah Kisa-Vaccha? ;D
hal tersebut diulangi dan hasilnya sama, maka ditetapkan sebagai sebuah kebenaran.
Inilah wajah Buddhis sesungguhnya: ahli menghina kepercayaan lain.
Saya kurang mengerti. Bisa dijelaskan lebih detail hubungan hal ini dengan kisah Kisa-Vaccha atau hukum kamma?
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 27 October 2009, 01:56:01 PM
inilah bukti hukum karma ;D
Pernah dengar kisah Kisa-Vaccha? ;D
hal tersebut diulangi dan hasilnya sama, maka ditetapkan sebagai sebuah kebenaran.
Inilah wajah Buddhis sesungguhnya: ahli menghina kepercayaan lain.
Saya kurang mengerti. Bisa dijelaskan lebih detail hubungan hal ini dengan kisah Kisa-Vaccha atau hukum kamma?
bro mengatakan wajah Buddhis sesungguhnya: ahli menghina kepercayaan lain dari kasus thread ini, nanti bisa2 dianggap sebagai suatu kebenaran lho, sesuai denga kisah Kisa-Vaccha.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hariyono on 27 October 2009, 02:00:55 PM
Sejak zaman dahulu umat Buddha telah menjalankan kehidupan religius yang damai tanpa memasukan konsep khusus tentang Tuhan .
Harus di ingat bahwa jika penganut berbagai agama akan bertengkar dan menyalahkan kepercayaan dan praktik agama lain - khususnya untuk membuktikan ada atau tidaknya Tuhan mereka - dan jika mereka akan menyimpan permusuhan terhadap agama lain karena perbedaan pandangan , maka mereka membentuk ketidakselarasan besar antar-komunitas beragama .
Apapun perbedaan keagamaan yang ada .
Kita tetap bertugas mempraktikan tolenransi , kesabaran , dan pengertian .
Adalah tugas kita untuk menghormati kepercayaan religius orang lain sekalipun jika kita tidak dapat menyesuaikan diri dengannya .
Tolenransi dan pengertian agama satu dan yang lain diperlukan demi kehidupan yang harmonis dan damai .
 _/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: K.K. on 27 October 2009, 02:02:57 PM
inilah bukti hukum karma ;D
Pernah dengar kisah Kisa-Vaccha? ;D
hal tersebut diulangi dan hasilnya sama, maka ditetapkan sebagai sebuah kebenaran.
Inilah wajah Buddhis sesungguhnya: ahli menghina kepercayaan lain.
Saya kurang mengerti. Bisa dijelaskan lebih detail hubungan hal ini dengan kisah Kisa-Vaccha atau hukum kamma?
bro mengatakan wajah Buddhis sesungguhnya: ahli menghina kepercayaan lain dari kasus thread ini, nanti bisa2 dianggap sebagai suatu kebenaran lho, sesuai denga kisah Kisa-Vaccha.

Jadi menurut bro ryu, citra umat Buddha akan membaik jika:
1. saya berhenti menegur, atau
2. Buddhisnya yang berhenti menghina ajaran lain?

Kisah Kisa-Vaccha adalah satu ironi yang terjadi di mana pun, baik di kalangan Buddhis mau pun non-Buddhis. Tidak ada yang bisa dilakukan jika seseorang memercayai sesuatu secara berbeda. Semua kembali pada kebijaksanaan masing-masing.

Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 27 October 2009, 02:53:14 PM
inilah bukti hukum karma ;D
Pernah dengar kisah Kisa-Vaccha? ;D
hal tersebut diulangi dan hasilnya sama, maka ditetapkan sebagai sebuah kebenaran.
Inilah wajah Buddhis sesungguhnya: ahli menghina kepercayaan lain.
Saya kurang mengerti. Bisa dijelaskan lebih detail hubungan hal ini dengan kisah Kisa-Vaccha atau hukum kamma?
bro mengatakan wajah Buddhis sesungguhnya: ahli menghina kepercayaan lain dari kasus thread ini, nanti bisa2 dianggap sebagai suatu kebenaran lho, sesuai denga kisah Kisa-Vaccha.

Jadi menurut bro ryu, citra umat Buddha akan membaik jika:
1. saya berhenti menegur, atau
2. Buddhisnya yang berhenti menghina ajaran lain?

Kisah Kisa-Vaccha adalah satu ironi yang terjadi di mana pun, baik di kalangan Buddhis mau pun non-Buddhis. Tidak ada yang bisa dilakukan jika seseorang memercayai sesuatu secara berbeda. Semua kembali pada kebijaksanaan masing-masing.


no 2 dong, kita tidak bisa menilai semua buddhist menghina karena beberapa orang menghina khan :D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: K.K. on 27 October 2009, 03:03:50 PM
no 2 dong, kita tidak bisa menilai semua buddhist menghina karena beberapa orang menghina khan :D

Demikianlah kita juga tidak bisa menilai umat Tuhan "begini-begitu" hanya karena beberapa dari mereka "begini-begitu".
BTT.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 27 October 2009, 03:06:38 PM
tapi dari gambar itu, Semuaumat Tuhan tertentu itu mempercayai mereka yg "begini-begitu" loh,,, ;D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 27 October 2009, 03:11:04 PM
no 2 dong, kita tidak bisa menilai semua buddhist menghina karena beberapa orang menghina khan :D

Demikianlah kita juga tidak bisa menilai umat Tuhan "begini-begitu" hanya karena beberapa dari mereka "begini-begitu".
BTT.
nah itulah, bagaimana supaya umat buddha tidak menilai umat Tuhan "begini-begitu" jadi seperti pembuktian hukum karma, ada sebab ada akibat, tidak ada akibat apabila sebab di hilangkan ;D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: K.K. on 27 October 2009, 04:00:59 PM
tapi dari gambar itu, Semuaumat Tuhan tertentu itu mempercayai mereka yg "begini-begitu" loh,,, ;D
Kepercayaan masing-masing Buddhis saja kita lihat berbeda, walaupun agamanya sama. Bagaimana mungkin kita menilai umat lain semuanya serupa?

Lagipula di Alkitab memang tertulis tahan bisa ular dan tahan racun, tidak bilang tahan peluru. Jadi gambar tersebut nampak sekali hanya mencari-cari kesalahan orang lain. Seandainya pun Paus menggunakan perlindungan dari racun dan ular, itu adalah contoh untuk "tidak mencobai Tuhan". Itulah bentuk pengabdian mereka. Janganlah dibuat bahan olok-olok.



nah itulah, bagaimana supaya umat buddha tidak menilai umat Tuhan "begini-begitu" jadi seperti pembuktian hukum karma, ada sebab ada akibat, tidak ada akibat apabila sebab di hilangkan ;D

Hukum kamma adalah mengenai buah perbuatan seseorang yang menghasilkan kebahagiaan/penderitaan untuk orang itu sendiri. Hukum kamma bukan mengenai interaksi timbal balik, walaupun mungkin saja kamma tersebut berbuah lewat interaksi tersebut.
Sebagai contoh, dilihat dari sebab akibat yang umum, Buddha difitnah oleh Sundarika karena Buddha sangat terkenal sehingga menimbulkan iri hati dari para petapa "saingan" yang kehilangan umat.
Jadi sebabnya adalah Buddha terkenal dan ada yang iri hati; akibatnya difitnah.
Sedangkan dari sudut pandang hukum kamma, konon sebabnya adalah penghinaan Bodhisatta Gotama terhadap seorang Pacceka Buddha di masa lalu yang menyebabkan difitnahnya Buddha Gotama di kehidupan terakhirnya. Jadi ketika akan berbuah, tidak ada "sebab" yang bisa menghentikan akibat tersebut.

Pembahasan ini OOT, kalau mau, boleh dilanjutkan di thread lain.
BTT.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: hatRed on 27 October 2009, 04:31:36 PM
tapi dari gambar itu, Semuaumat Tuhan tertentu itu mempercayai mereka yg "begini-begitu" loh,,, ;D
Kepercayaan masing-masing Buddhis saja kita lihat berbeda, walaupun agamanya sama. Bagaimana mungkin kita menilai umat lain semuanya serupa?

Lagipula di Alkitab memang tertulis tahan bisa ular dan tahan racun, tidak bilang tahan peluru. Jadi gambar tersebut nampak sekali hanya mencari-cari kesalahan orang lain. Seandainya pun Paus menggunakan perlindungan dari racun dan ular, itu adalah contoh untuk "tidak mencobai Tuhan". Itulah bentuk pengabdian mereka. Janganlah dibuat bahan olok-olok.

bukankah Paus itu junjungan semua umat yg sama kek agama si Paus..
kalo gak mo si Paus jadi junjungan maka dia bukan termasuk agama si Paus

gitu kan ;D

jadi secara logika tentunya semua umat di agama si Paus menjunjung si Paus kan ;D

dan karena si Paus itu termasuk orang yg "begini begitu" maka semua umat di agama si Paus, menjunjung orang yg "begini begitu" kan :D

Quote
Jadi gambar tersebut nampak sekali hanya mencari-cari kesalahan orang lain.

tuh.. om kain jg setuju kalo emang ada kesalahan di orang lain kan :D  :whistle:
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: K.K. on 27 October 2009, 04:42:11 PM
tapi dari gambar itu, Semuaumat Tuhan tertentu itu mempercayai mereka yg "begini-begitu" loh,,, ;D
Kepercayaan masing-masing Buddhis saja kita lihat berbeda, walaupun agamanya sama. Bagaimana mungkin kita menilai umat lain semuanya serupa?

Lagipula di Alkitab memang tertulis tahan bisa ular dan tahan racun, tidak bilang tahan peluru. Jadi gambar tersebut nampak sekali hanya mencari-cari kesalahan orang lain. Seandainya pun Paus menggunakan perlindungan dari racun dan ular, itu adalah contoh untuk "tidak mencobai Tuhan". Itulah bentuk pengabdian mereka. Janganlah dibuat bahan olok-olok.

bukankah Paus itu junjungan semua umat yg sama kek agama si Paus..
kalo gak mo si Paus jadi junjungan maka dia bukan termasuk agama si Paus

gitu kan ;D

jadi secara logika tentunya semua umat di agama si Paus menjunjung si Paus kan ;D

dan karena si Paus itu termasuk orang yg "begini begitu" maka semua umat di agama si Paus, menjunjung orang yg "begini begitu" kan :D

Quote
Jadi gambar tersebut nampak sekali hanya mencari-cari kesalahan orang lain.

tuh.. om kain jg setuju kalo emang ada kesalahan di orang lain kan :D  :whistle:

Umat Katholik sekalipun mengakui bahwa Paus adalah manusia dan BISA melakukan kesalahan. Perkataan Paus diyakini sebagai kebenaran oleh umat JIKA:
1. Paus berbicara dalam kapasitasnya sebagai Paus, mengenakan jubah dan perlengkapan formal, bukan sebagai pribadi
2. Perkataannya diakui semua gereja
3. Perkataannya berkenaan dengan doktrin/moralitas

Jadi sudah sewajarnya umat Katholik yang mengerti hal tersebut tidak percaya secara membuta tentang apa yang dilakukan seorang Paus.

Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Tekkss Katsuo on 27 October 2009, 04:43:10 PM
sebaiknya emank jgn mencari cari kesalahan agama lain  :)) ... kita sendiri juga tdk terlepas dr kesalahan,,, oleh karena itu ayo serukan perdamaiannnnnnnnnn  :)) ... para member DC jg saya harapkan agar senantiasa berdamai..... kata katanya jgn terlalu pedas pleaseeee.  :)) :)) :))


 _/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 27 October 2009, 05:56:36 PM
tapi dari gambar itu, Semuaumat Tuhan tertentu itu mempercayai mereka yg "begini-begitu" loh,,, ;D
Kepercayaan masing-masing Buddhis saja kita lihat berbeda, walaupun agamanya sama. Bagaimana mungkin kita menilai umat lain semuanya serupa?

Lagipula di Alkitab memang tertulis tahan bisa ular dan tahan racun, tidak bilang tahan peluru. Jadi gambar tersebut nampak sekali hanya mencari-cari kesalahan orang lain. Seandainya pun Paus menggunakan perlindungan dari racun dan ular, itu adalah contoh untuk "tidak mencobai Tuhan". Itulah bentuk pengabdian mereka. Janganlah dibuat bahan olok-olok.



nah itulah, bagaimana supaya umat buddha tidak menilai umat Tuhan "begini-begitu" jadi seperti pembuktian hukum karma, ada sebab ada akibat, tidak ada akibat apabila sebab di hilangkan ;D

Hukum kamma adalah mengenai buah perbuatan seseorang yang menghasilkan kebahagiaan/penderitaan untuk orang itu sendiri. Hukum kamma bukan mengenai interaksi timbal balik, walaupun mungkin saja kamma tersebut berbuah lewat interaksi tersebut.
Sebagai contoh, dilihat dari sebab akibat yang umum, Buddha difitnah oleh Sundarika karena Buddha sangat terkenal sehingga menimbulkan iri hati dari para petapa "saingan" yang kehilangan umat.
Jadi sebabnya adalah Buddha terkenal dan ada yang iri hati; akibatnya difitnah.
Sedangkan dari sudut pandang hukum kamma, konon sebabnya adalah penghinaan Bodhisatta Gotama terhadap seorang Pacceka Buddha di masa lalu yang menyebabkan difitnahnya Buddha Gotama di kehidupan terakhirnya. Jadi ketika akan berbuah, tidak ada "sebab" yang bisa menghentikan akibat tersebut.

Pembahasan ini OOT, kalau mau, boleh dilanjutkan di thread lain.
BTT.

_/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 27 October 2009, 05:59:09 PM
tapi dari gambar itu, Semuaumat Tuhan tertentu itu mempercayai mereka yg "begini-begitu" loh,,, ;D
Kepercayaan masing-masing Buddhis saja kita lihat berbeda, walaupun agamanya sama. Bagaimana mungkin kita menilai umat lain semuanya serupa?

Lagipula di Alkitab memang tertulis tahan bisa ular dan tahan racun, tidak bilang tahan peluru. Jadi gambar tersebut nampak sekali hanya mencari-cari kesalahan orang lain. Seandainya pun Paus menggunakan perlindungan dari racun dan ular, itu adalah contoh untuk "tidak mencobai Tuhan". Itulah bentuk pengabdian mereka. Janganlah dibuat bahan olok-olok.

bukankah Paus itu junjungan semua umat yg sama kek agama si Paus..
kalo gak mo si Paus jadi junjungan maka dia bukan termasuk agama si Paus

gitu kan ;D

jadi secara logika tentunya semua umat di agama si Paus menjunjung si Paus kan ;D

dan karena si Paus itu termasuk orang yg "begini begitu" maka semua umat di agama si Paus, menjunjung orang yg "begini begitu" kan :D

Quote
Jadi gambar tersebut nampak sekali hanya mencari-cari kesalahan orang lain.

tuh.. om kain jg setuju kalo emang ada kesalahan di orang lain kan :D  :whistle:

Umat Katholik sekalipun mengakui bahwa Paus adalah manusia dan BISA melakukan kesalahan. Perkataan Paus diyakini sebagai kebenaran oleh umat JIKA:
1. Paus berbicara dalam kapasitasnya sebagai Paus, mengenakan jubah dan perlengkapan formal, bukan sebagai pribadi
2. Perkataannya diakui semua gereja
3. Perkataannya berkenaan dengan doktrin/moralitas

Jadi sudah sewajarnya umat Katholik yang mengerti hal tersebut tidak percaya secara membuta tentang apa yang dilakukan seorang Paus.


jaman sekarang dengan dahulu berbeda, jaman dahulu perkataan paus pasti harus di akui oleh semuanya :)
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Jerry on 28 October 2009, 12:07:35 AM
sebaiknya emank jgn mencari cari kesalahan agama lain  :)) ... kita sendiri juga tdk terlepas dr kesalahan,,, oleh karena itu ayo serukan perdamaiannnnnnnnnn  :)) ... para member DC jg saya harapkan agar senantiasa berdamai..... kata katanya jgn terlalu pedas pleaseeee.  :)) :)) :))


 _/\_
nasi padang makin pedes makin enak, om wangsatpala. :P
kalo nunggu dah sempurna, udah ngga bakal mempermasalahkan lagi benar-salahnya org lain ntar. so, kapan lg bisa ngomongin kesalahan orang kalo bukan sekarang? mumpung blom sempurna ^-^
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Tekkss Katsuo on 28 October 2009, 02:13:00 PM
^
^
:hammer:  :hammer:  :hammer:

tdk disangka sangka Bro Xuvie  :o


 _/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 28 October 2009, 02:49:13 PM
siapa dulu dong gurunya ;D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Jerry on 28 October 2009, 05:58:49 PM
siapa dulu dong gurunya ;D
siapa coba ;D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: ryu on 28 October 2009, 06:31:04 PM






<=======  ;D
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Jerry on 28 October 2009, 08:41:30 PM
yah.. akhirnya dibocorin juga ke forum..

^:)^ terimalah sembah sujud dari murid, Guru.. ^:)^
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Tekkss Katsuo on 28 October 2009, 10:26:59 PM
wew.. ternyata Bro Ryuuu guru ko Xuvieee. harus lebih hormat lagi neh aye ama Bro Ryu , oppsss Suhu Ryuu  ^:)^


 _/\_
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: andre_golden on 22 January 2010, 02:45:54 PM
Tapi yah kalo boleh jujur, kalau kita beragama mencari siapa yang paling benar dan siapa yang paling salah, berarti kita salah memilih agama Buddha.
krn Dhamma gak mencari Siapa yang paling benar dan siapa yang tidak benar.
sebenernya kalau mau jujur, agama apapun itu adalah kecocokan.
masalah kecocokan semata.
toh kita mempelajari agama Buddha pun mengenal istilah punabhava alias rebirth.
kalau menengenal hal ini berarti kita yang sekarang menentang agama lain padahal adalah merupakan pemeluk agama itu sebelumnya, dan juga pendukung agama yang dicela dengan berbagai argumen yang dikeluarkan persis seperti kita sekrang beragumen disini.

sebenernya yah cuma ganti lebel aja dan ganti tubuh dengan lingkungan.
dan hal itu sebenernya gak ada efek apa apa, intinya dari agama adalah mencari spiritual,
pembangkit saat kita lemah.
karena orang yang berdebat yah akan mengalami kegundahan, kebencian, angkara-murka, kesombongan, dan hal hal yang Buddha sendiri telah kikis.

istilah ketuhanan telah diterangkan di Brahmajala sutta, kalau ingin lebih jelas dibabarkan disana.
dalam bahasa india kuno, Tuhan adalah Brahma, bhs arab menyebutnya Allah, dan dikr****n disesuaikan dengan bahasa masing masing. tapi semua itu artinya sama aja Dewa, titik.
maka itu dialkitab allah berfirman:
"Jangan menyembah ilah-ilah lain. Sembahlah Aku saja."
atau
"Janganlah engkau menyembah tuhan yang lain dari pada-Ku."
[ini terjemahan tiap alkitab agak berbeda]

yang sebenernya menyebutkan
"janganlah menyembah dewa dewa yang lain, tapi sembahlah Aku saja"

yang di bhs inggris diulis
menurut versi new king james:
kitab keluaran 20:3-5
 "You shall have no other gods before Me."You shall not make for yourself a carved image, or any likeness [of anything] that [is] in heaven above, or that [is] in the earth beneath, or that [is] in the water under the earth; you shall not bow down to them nor serve them. For I, the LORD your God, [am] a jealous God, visiting the iniquity of the fathers on the children to the third and fourth [generations] of those who hate Me,

versi God's word:
"Never have any other god. Never make your own carved idols or statues that represent any creature in the sky, on the earth, or in the water. Never worship them or serve them, because I, the LORD your God, am a God who does not tolerate rivals. I punish children for their parents' sins to the third and fourth generation of those who hate me."
versi Net bible:
"You shall have no other gods before me. “You shall not make for yourself a carved image* or any likeness* of anything* that is in heaven above or that is on the earth beneath or that is in the water below.* You shall not bow down to them or serve them,* for I, the Lord, your God, am a jealous* God, responding to* the transgression of fathers by dealing with children to the third and fourth generations* of those who reject me,*"

ini kan hanya permainan bahasa. tapi intinya dewa.
dari jaman dahulu kala sampai sekarang, manusia kalau sedang dalam keadaan dirudung rasa takut, ketidakpastian, kegelisahan dan kehampaan, mereka mencari perlindungan didalam hal yang dianggap divine[kesurgawian] bagi mereka, maka itu istilah tuhan yang maha kuasa dan pencipta timbullah dalam benak manusia.

di era mitologia manusia melakukan persembahan kurban untuk menyenangi dewa nya atas bencana alam yang terjadi, karena mereka beranggapan bencana diakibatkan oleh dewa yang ngamuk/murka.
dan bahasa indonesia ini yang mengarisi antara dewa dan tuhan.
padahal artinya sama.

Quote
wong dibhasa inggris ataupun latin, tetap sama tertulis god, deux atau dios.
cuma hurufnya aja yang dibedakan. yang satu kapital dan yang satulagi huruf kecil.
dan gak mungkin saat Y.M. Y esus bilang
"God" bibirnya di monyong monyongin atau di cibir cibirin supaya jelas.
trus saat bilang "god" bibirnya dimanyun manyunin?
kan nggak, semuanya sama god. atau God.
yah itu artinya dewa.

tapi karena His holliness The Buddha, telah melampaui pencerahan dan pengetahuan yang lebih dari pencerahan para Dewa tau Tuhan. maka Beliau mengetahui tidak adanya yang maha pencipta itu sendiri ataupun maha kuasa maha maha maha maha maha......
jadi apa yang sebenernya diucapkan orang indonesia sebagai Tuhan dari agama agama samawi [islam yahudi dan kr****n] sebagai Tuhan, yah itulah Dewa, Dewa yang di Adikuasakan. Dewa yang dijunjung tinggi sebagai awal muasal dari segala hal. termasuk penciptaan, maha pencipta dan maha kuasa.
intinya ini saja. bagi yang berada di negara barat hal ini lebih jelas penekanannnya.
cuma orang indo masih mencontek istilah agama tetangga.
dengan penyebutan Tuhan atau allah.
tapi semua itu adalah dewa. didalam bhs sanskrit [yang tercatat di kitab veda] dewa  yang sempurna ini lah disebut Brahma, atau Tuhan.
yah kalau dikembalikan kearti yang sebenernya yah artinya dewa juga.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: andre_golden on 22 January 2010, 03:02:20 PM
dan masalah tuhan ini pun diperdebatkan oleh agama samawi itu sendiri. [agama samawi = islam, yahudi dan kr****n protestas dan katholik]
seperti yang tertulis di blog ini:
Banyak sekali orang kr****n yang menjadi bertanya-tanya mengenai masalah ini. Apalagi hampir semua orang kr****n di Indonesia sudah biasa dengan istilah “Allah,” dan sama sekali tidak memaksudkan Tuhannya Islam. Tentunya orang kr****n awam akan merasa risih ketika kelompok “anti-Allah” mengklaim bahwa mereka selama ini menyembah Tuhan Muslim atau dewa bulan, mengagungkan berhala, dan menghujat Tuhan yang benar. Walaupun seorang kr****n selama ini sangat mengasihi Yesus, mengagung-agungkan nama Yesus, dan bahkan sudah kenal dengan nama Yehovah, namun jika masih memakai kata “Allah,” maka ia dicap sebagai penyembah berhala atau bahkan seorang Muslim! Ini semua adalah tuduhan yang sangat serius. Banyak orang kr****n yang lugu dan awam ketakutan dituduh seperti itu, dan buru-buru menggabungkan diri dengan kelompok “anti-Allah” ini. Bahkan ada acara pelepasan dari “roh Allah” yang dianggap sebagai roh setan oleh kelompok ini.

untuk lengkapnya coba dibaca di blog ini
http://dedewijaya.blog.friendster.com/tag/kontroversi-kata-allah/
ataupun
http://insistnet.com/index.php?option=com_content&task=view&id=96&Itemid=26
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Deva19 on 14 July 2010, 03:25:38 PM


Quote
ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Argument ini akan saya gunakan untuk membuktikan bahwa tuhan tidak ada. Saya akan membunuh tuhan. Pendekatan yang saya gunakan adalah pendekatan logika. Bukan pendekatan iman, bukan pula pendekatan agama.

banyak orang suka ngomongin logika. tapi kalo bertemu deva19, dia berhenti berbicara logika, karena deva19 dapt menunjukan kalau ternya dia tidak tau apa-apa soal logika. dia cuma bertingkah "so logika". saya jamin itu. tanya aja, coba sebutkan 19 rumus logika, bagaiman cara menyimpulkan ini, bagaimana cara menyimpulkan itu, bgaimana hukum dasar logika, pasti dia gak tau. sharusnya dia malu berbicara logika, bila dalam menyatakan kebenaran, tak satupun rumus logika yang dipergunakan.

di trhead ini, kita menyaksikan kesalahan fahaman sekelompok orang tentang apa yang disebut "tuhan". apa yang mereka bicarakan bukanlah tuhan.
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: Hendra Susanto on 15 July 2010, 04:02:43 PM


Quote
ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Argument ini akan saya gunakan untuk membuktikan bahwa tuhan tidak ada. Saya akan membunuh tuhan. Pendekatan yang saya gunakan adalah pendekatan logika. Bukan pendekatan iman, bukan pula pendekatan agama.

banyak orang suka ngomongin logika. tapi kalo bertemu deva19, dia berhenti berbicara logika, karena deva19 dapt menunjukan kalau ternya dia tidak tau apa-apa soal logika. dia cuma bertingkah "so logika". saya jamin itu. tanya aja, coba sebutkan 19 rumus logika, bagaiman cara menyimpulkan ini, bagaimana cara menyimpulkan itu, bgaimana hukum dasar logika, pasti dia gak tau. sharusnya dia malu berbicara logika, bila dalam menyatakan kebenaran, tak satupun rumus logika yang dipergunakan.

di trhead ini, kita menyaksikan kesalahan fahaman sekelompok orang tentang apa yang disebut "tuhan". apa yang mereka bicarakan bukanlah tuhan.

pede ya lu... ha
Title: Re: ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
Post by: SatriaWicaksana on 14 April 2017, 08:31:27 PM
MAJOR ARGUMENT #1 ADA REALITAS ABSOLUT, SUMBER SEGALA REALITAS RELATIF DAN ESA
Alam semesta ini,  termasuk manusia itu sendiri terbatas pada ruang, waktu, materi dan energi.  Keterbatasan pada ruang, waktu, materi dan energi adalah realitas yang relatif. Probabilitas realitas relatif menjadi penyebab dirinya sendiri adalah nihil. Perlu adanya realitas absolute yang menjadi sumber segala realitas yang relatif ini.

Sumber segala realitas ini mengarah kepada realitas yang Esa (Sansekerta) / Echad (Ibrani) / Ahad (Arab), mengarah pada satu yang absolute tanpa ada unsur penyusun apapun. Karena itu dzat, sifat dan perbuatannya tidak bisa dibatasi oleh ruang, waktu, materi dan energi serta tidak bisa dikurung dalam kategori apapun.

Dzat, sifat dan perbuatan realitas tersebut tidak bisa di logika. Tidak bisa diindera hanya dengan mata lahir. Namun bisa dipahami realitas yang “ahad”, sumber segala sesuatu / tempat bergantung segala sesuatu dan absolute, berbeda dengan makhluk yang relatif dengan mata bathin (spiritual yang tinggi). Ingat mata bathin (hati) mempunyai gelombang energi 500 kali lipat dari mata lahir.

MAJOR ARGUMENT #2 MANUSIA DIBERIKAN PILIHAN BEBAS (FREE CHOICE)
Tuhan ciptakan manusia sebagai karya terbaik. Tuhan menghargai manusia sebagai pribadi utuh (bukan robot) karena itu dianugerahkan kepada manusia kesadaran dan pilihan bebas (free choice). Kehendak dan kuasa Tuhan terhadap manusia untuk perbuatan baik dan buruk berada pada pilihan manusia sendiri, , tanggungjawab ada pada manusia sendiri.

Karena kesadaran dan  pilihan bebas (free choice) terletak ketinggian martabat manusia. Melalui mekanisme malaikat (cahaya hidup), wahyu (divine message) dan rasul (utusan), terjadi keterhubungan antara Absolute dan Relative, Tuhan telah memberikan “manual book” untuk jadi pedoman hidup manusia, agar utusan (rasul) bisa memberikan penjelasan sesuai bahasa manusia. Karena yg paling tau apa dan bagaimana ciptaan adalah pencipta itu sendiri.

MAJOR ARGUMENT #3 FINE TUNING ARGUMENT
Ada Hukum Termodinamika yg menyatakan bahwa proses alami cenderung bergerak menuju ke keadaan ketidakteraturan yang lebih besar. Ukuran ketidakteraturan ini dikenal dengan sistem entropi. Namun pergerakan semua benda baik dalam skala makrokosmik maupun kuantum subatomik terus beredar dan bergerak dengan tetap terus terjaga dalam momentum yg pas selama jangka waktu 3,75 ± 0.11 miliar tahun umur alam semesta.

Ada empat gaya fisika dasar yang diatur dengan tepat: elektromagnetisme, gravitasi , gaya nuklir kuat, dan gaya nuklir lemah. Setiap objek di alam semesta dipengaruhi oleh gaya-gaya ini. Keempat gaya ini diatur secara tepat dan seimbang sehingga perubahan sekecil apa pun akan melenyapkan semua kehidupan di alam semesta kita.

Professor John Polkinghorne, fisikawan dari Cambridge University, menyimpulkan, ”Apabila kita menyadari bahwa hukum-hukum alam pasti diatur secara tepat agar dapat menghasilkan alam semesta seperti yang kita lihat, kita pun jadi berpikir bahwa alam semesta tidak mungkin terjadi dengan sendirinya, tetapi harus ada suatu Pikiran Pencipta di balik itu semua.” Hal senada juga disampaikan Paul Davies (Fisikawan dari Australia University), Dr Frank Salisbury (Pakar DNA dari Utah State University, AS), Prof. Dr Kazuo Murakami (Pakar DNA dari University of Tsukuba Jepang) Prof.William A. Dembski (Fisikawan dari University of Illinois, AS) Michael J. Behe (Pakar Biokimia Molekuler dari  University of Pennsylvania) Dr. Donald E. Chittick (Pakar Kimia Fisika dari Oregon State University) Dr. Gerald Schroeder (Pakar Fisika Nuklir dari Massachusetts Institute of Technology )

Albert Einstein mengatakan,” such as it was, was his faith that God does not play dice with the universe -- that there are elegant, eventually discoverable laws, not randomness, at work. Saying "I'm not an atheist," (George F. Will, "The Mind That Changed the World" in The Washington Post, 6 January 2005; Page A19 (URL: http://www.washingtonpost.com/.../A51884-2005Jan5.html) . Ada “proto kesadaran”, super Intelligent,  dimensi  immateri, transenden, supernatural, yg diakui juga oleh Max Planck, David Bohm, Niels Bohr, Erwin Schroedinger, Werner Heisenberg, Kazuo Murakami, Eben Alexander dalam hasil-hasil makalah, jurnal dan risetnya.

Jangan terjebak pada kesalahan logika "argumentum ad ignoratiam" mengambil kesimpulan bahwa sesuatu yg tidak ada secara empiris berarti sesuatu itu tidak ada. Padahal tidak adanya bukti ada bukan berarti tidak ada. Kalau ukuran pengetahuan, kepercayaan adalah hanya bisa dilihat dengan mata telanjang, maka begitu banyak hal di alam semesta ini yg tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Kalau ukuran pengetahuan, kepercayaan hanya bukti obyektif, empiris, maka begitu banyak hal di alam semesta ini yg belum bisa dibuktikan secara obyektif, empiris oleh sains.