menurut Budhism... apakah benar...
berdana (duit).. maka anda akan "diberkatin" kekayaan (duit)...
karna hal tsb diatas tak lain mengikutin hukum sebab akibat....
tapi bagi orang yg udah hidup pas2an...
1. berdana duit diartikan (rekening tabungannya) duitnya pasti berkurang? Nah kalau duitnya berkurang, bagaimana dia bisa kaya?
2. Apakah ada suta2/ajaran mengenai bagaimana menjadi kaya?
sorry... kalau pertanyaan yg ini kurang berbobot...
(karna itu titipan pertanyaan teman yg non Buddhist)...
thanks!
Berdana uang kepada orang yang membutuhkan adalah suatu perbuatan yang baik. Perbuatan baik yang kita lakukan akan cenderung mengakibatkan munculnya buah perbuatan yang baik pula kepada kita. Buah perbuatan baik ini akan muncul ketika kondisi-kondisi yang mempengaruhinya sesuai, seperti benih yang dapat tumbuh bila segala kondisinya sesuai di lingkungan di mana ditabur. Buah perbuatan baik ini tidak akan selalu muncul dalam aspek perbuatan yang sama. Namun satu hal yang pasti, semua perbuatan baik selalu akan mengakibatkan buah perbuatan yang baik pula.
1) Berdana tentu harus disertai dengan kebijaksanaan dan cinta-kasih, bukan dengan modus barter atau mencari pahala. Kita harus memiliki cara pandang bahwa kita berbuat kebaikan karena kita mencintai kehidupan, dan kita menghindari perbuatan buruk karena kita menghargai kehidupan. Berdana itu berbeda dengan menghamburkan uang. Berdana (uang) itu tidak harus dipaksakan bila kondisinya kurang mencukupi. Sebaliknya bila kondisinya mencukupi, berdana itu seharusnya tidak mengurangi kekayaan. Jadi sebenarnya orang yang menjadi lebih miskin setelah berdana adalah orang yang tidak bisa berhemat.
2) Kesuksesan (kekayaan) kita adalah paduan dari keberhasilan-keberhasilan kecil yang kita kerjakan dengan segenap daya-upaya kita. Namun kita tidak perlu menyombongkan diri. Sadarilah kalau dalam setiap kesuksesan kita, sebenarnya selalu ada orang lain yang membantu kita. Bahkan keberhasilan Pangeran Siddhattha dalam mencapai Pencerahan juga sangat terbantu oleh pemberian (dana) makanan dari seorang wanita bernama Sujata. Artinya, kita dapat mencapai kesuksesan (kekayaan) melalui daya-upaya kita sendiri, dan tentunya turut mendapat sokongan dari orang lain.
Dalam Sigalovada Sutta, Sang Buddha menjelaskan perihal penting yang berkaitan agar seseorang dapat mencapai kesuksesan (kekayaan)...
~ Seseorang harus menghindari 6 jalan untuk menghabiskan harta, yaitu :
- ketagihan minuman keras (minuman yang melemahkan kesadaran)
- mengunjungi tempat pelesiran
- berkeliaran di luar pada waktu yang tidak layak
- gemar berjudi
- pergaulan yang tidak baik
- kebiasaan bermalas-malasan
~ Seseorang harus menghindari pergaulan yang dekat dengan musuh dalam selimut, yaitu :
- sahabat yang tamak
- sahabat yang pandai berbicara namun tidak bisa membantumu
- sahabat yang penjilat
- sahabat yang pemboros
~ Seseorang harus mengembangkan pergaulan yang dekat dengan sahabat yang baik, yaitu :
- sahabat yang gemar menolong
- sahabat yang hadir di waktu senang dan di waktu susah
- sahabat yang suka memberi nasehat baik
- sahabat yang perhatian dan pengertian
~ Seseorang harus menghormati orang-orang yang patut dihormati, yaitu :
- ayah dan ibu (orang tua)
- guru (dan juga atasan)
- pasangan dan anak
- sahabat dan saudara
- pelayan dan karyawan
- para pertapa dan suciwan
Dalam Digha Nikaya, Sang Buddha juga menyarankan cara mengelola keuangan yang benar, yaitu setengah bagian digunakan untuk modal usaha, seperempat bagian digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, dan seperempat bagian lagi untuk ditabung. Ditabung di sini memiliki dua pengertian; yaitu sebagai tabungan atau persiapan untuk keperluan mendadak dan juga sebagai dana untuk disumbangkan kepada yang memerlukan (menabung perbuatan baik).
Dalam Anguttara Nikaya, Sang Buddha juga menjelaskan empat cara menggunakan kekayaan, yaitu:
1) Dengan kekayaan yang diperoleh, seseorang sebaiknya berusaha membahagiakan dirinya sendiri, membuat orangtuanya bahagia, dan secara benar ia mempertahankan kebahagiaan mereka; dia membuat anak dan istrinya, karyawannya, sahabat dan saudaranya bahagia.
2) Selanjutnya perumah tangga, dengan kekayaan yang benar demikian, dijaga agar tidak dirampok, dicuri, dan terhindar dari musibah.
3) Selanjutnya perumah tangga yang telah memperoleh kekayaan, sebaiknya melakukan lima jenis persembahan, yakni : persembahan kepada sanak keluarga, tamu, leluhur, raja, dan para dewa.
4) Setelah menyalurkan harta kekayaan dengan benar, ada bentuk penyaluran yang lebih tinggi nilainya, yaitu memberikan persembahan kepada pertapa dan suciwan yang menjauhkan diri dari kecongkakan dan kesombongan, yang mantap dalam kesabaran dan kelembutan, yang berjuang untuk menjinakkan dirinya sendiri, yang batinnya telah tenang dan telah mencapai Nibbana.
Dalam beberapa kesempatan, Sang Buddha sering menyatakan bahwa berdana kepada para sangha dan suciwan akan mengakibatkan kekayaan pada kehidupan selanjutnya.