//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II  (Read 62729 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #15 on: 18 October 2009, 01:14:26 PM »
sy mengerti dan memahami akan hukum sebab akibat dalam kehidupan nyata saya, namun sy hanya seorang anak SD yg baru mempelajari kimia dasar dan ingin terus belajar hingga harapan sy, dapat mencapai tingkat yg lebih tinggi sehingga sy dapat membuktikan dengan jelas teknik tenaga nuklir... selama itu belum dapat tercapai, sy tidak akan berstatment bahwa hukum kamma bisa atau tidak dibuktikan...

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #16 on: 18 October 2009, 01:38:03 PM »
sy mengerti dan memahami akan hukum sebab akibat dalam kehidupan nyata saya, namun sy hanya seorang anak SD yg baru mempelajari kimia dasar dan ingin terus belajar hingga harapan sy, dapat mencapai tingkat yg lebih tinggi sehingga sy dapat membuktikan dengan jelas teknik tenaga nuklir... selama itu belum dapat tercapai, sy tidak akan berstatment bahwa hukum kamma bisa atau tidak dibuktikan...

gak salah ... gak juga betul ... jadi 'diam' memang terlihat diluar salah dan betul ... :))

Sekedar ngobrol yah bro ...
Kira-kira sampai seberapa paham seseorang akan baru memulai berstatement bahwa hukum kamma bisa atau tidak dibuktikan ?

Offline coecoe

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 144
  • Reputasi: -4
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #17 on: 18 October 2009, 01:41:20 PM »
baru mo angkat jempol buat bro dhanu, loh koq gak tahunya banyak muncul statement aneh-aneh... yang lain!
Who am i?

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #18 on: 18 October 2009, 01:46:19 PM »
Hai Mr Bond,

Quote from: Bond_post #172
Kalau ada yg bertanya/bersharing dan kita bertujuan membuktikan melalui penjelasan dari bukti yg sederhana sehubungan pembuktian HK, apakah harus diam? kalau memang demikian jangan bertanya atau sharing  . Memang jhana untuk menelusuri dan vipasana mengetahui dan membuktikan essensi hukum kamma. Biasanya kalo vipasannanya sukses dibarengi jhana maka penelusurannya bisa lebih jauh lagi. Dan banyak mereka juga bisa tahu kenapa dia lahir disini dan disitu, begitu dan begini. Demikian tentang org lain. Hanya penelusurannya tidak sejauh dan selengkap SB.
Bukan demikian maksud saya, kan sudah saya post di atas, saya akan berterima kasih kalau ada yang mampu meluruskan pemahaman saya.

Kalau begitu selamat mencari...
:whistle:

Buah karma tidak, belum tentu disebabkan satu karma, juga tergantung kondisi, situasi, karma penguat, dlsb. Ini membuat manusia biasa sulit menelusurinya. yang bisa kita lakukan hanyalah MENDUGA, SIMPLIFIKASI saja. Dan bagi saya, DUGAAN, SIMPLIFIKASI/PENYEDERHANAAN, BELUM bisa disebut sebagai BUKTI.
Itu kan menurut Anda yg ingin mengeneralisasi pandangan anda seakan-akan hukum kamma pada orang biasa hanya dugaan karena keinginan anda melihat detil tidak bisa... ^-^
Perhatikan tulisan yg saya bold, manusia biasa sulit membuktikan karena bodoh, tapi bukan berarti hukum karma tidak terbukti bukan , Tulisan anda sendiri menyiratkan itu terbukti, hanya manusianya bisa atau tidak bisa :)

Tapi kalau Anda atau siapapun beranggapan, menyebut itu sebagai BUKTI. Yah, ngga ada yang melarang, lah. he he he



Dan kenapa kita, Umat Buddha kebanyakan ngotot hendak menunjukkan, bahwa Hk Karma bisa dibuktikan? Ini karena persaingan Konsep TUHAN Pencipta dengan Konsep Non Theis (Hk karma & Kelahiran kembali). dalam artian, bila tidak ada persaingan itu, Umat Buddha tidak akan berusaha keras  menunjukkan kebenaran Hk Karma.

Siapa yg ngotot dan yg jadi TS? Anda terlalu banyak dugaan akhirnya membandingkan dan menuding sebagai suatu persaingan.  ^-^  Orang bisa membuktikan lalu percaya atau tidak, itu terserah saja toh..sekali lagi anda mengeneralisasi tentang umat Buddha. Padahal agama lain banyak juga yang melakukan NISASI bahkan lebih NGOTOT dan menjelekan agama lainya tetapi hanya sebatas OKNUM bukan agamanya.


Dalam suasana persaingan konsep inilah, sebagian penganutnya berusaha menggungulkan konsep yang dianutnya. Salah satunya dengan berusaha MEMBUKTIKAN secara argumentasi.
Jangan2 Anda merasa tersaingi ya , Wah saya sih ngak merasa sedang bersaing.:))

Quote from: Bond
Imasmim Sati Idam Hoti - Dgn adanya ini, terjadilah itu
Imassuppada Idam Uppajjati - Dgn timbulnya ini, timbullah itu
Imasmim Asati Idam Na Hoti - Dgn tdk adanya ini, tdk adalah itu
Imassa Nirodha Idam Nirujjati - Dgn tdk timbulnya ini, tdk timbullah itu
Dalam situasi persaingan, maka kutipan itu hanya menunjukkan adanya SEBAB AKIBAT. Karena di Konsep Tuhan Pencipta juga mengakui adanya SEBAB AKIBAT, maka adanya satu proses sebab akibat, belum bisa diakui sebagai kebenaran konsep Hk Karma.

Lagi2 membandingkan dengan konsep Tuhan. Apakah Anda tidak bisa melihat korelasi  sebab akibat dan hukum kamma.? koq jadi OOT  :P

Coba cek post # 187, Bro Bond.

Quote from: Bond
Quote
Benar, Dhamma bukan HANYA Tipitaka, tapi kalau yang di luar Tipitaka BERTENTANGAN, apa kita bisa terima sebagai Dhamma? ;-)
Orang yg menggunakan panna dalam kehidupan dan mengerti Dhamma tentunya ia dapat mengerti apa yg Dhamma dan bukan Dhamma.
Coba teliti Bro, respon Anda 100% benar, tapi TIDAK mengena, mematahkan argumentasi saya tersebut.

Thanks Bro.
Mengena atau tidak mengena adalah tergantung bagaimana Anda memandang seperti yg pernah anda katakan sendiri sebelumnya. Bagi saya tidak ada masalah.

Mettacitena.


 _/\_
« Last Edit: 18 October 2009, 02:00:32 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #19 on: 18 October 2009, 01:51:10 PM »
To All....

maaf buat Pak Momod, saya merasa perlu menuliskan ini sedikit sebagai akhir.

Quote from: Bond
Tau dari mana itu bukan bukti dan itu dugaan?
Nah, ujung-ujung nya kita harus kembali pada definisi. Apa artinya BUKTI dan apa artinya DUGAAN. Ini Bro Kelana ahlinya.

Pemahaman saya, bila kita SANGAT TAHU penyebabnya DENGAN JELAS TANPA KERAGUAN SEDIKITPUN, barukah itu bisa disebut PASTI, alias BUKTI.

Tapi, kita memahami proses karma itu tidak simpel, justru berbelit-belit, tidak berdiri sendiri, tergantung pada situasi dan kondisi lain, tergantung karma lain(penguat, pelemah dlsb) saling kait, maka demi kejujuran, kita HANYA bisa mengatakan: "DUGAAN SAYA".

Karena hanya DUGAAN, maka sepatutnya jangan disebut sebagai BUKTI.

Dengan berani menyebutnya sebagai PASTI KARENA ini, menurut saya ini memaksakan diri dan menipu diri sendiri. Musavada lah. Ini yang saya maksud TERPEROSOK, TERPELESET.

 _/\_

Coba pukul kepala Anda dengan botol sekeras-kerasnya. Apakah sebab dan akibatnya adalah dugaan?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #20 on: 18 October 2009, 01:53:31 PM »
Permisiii....boleh ikutan ngisi ?

Saya ngikuti thread ini hanya muncul satu kalimat dalam benak saya "CAPE DEH"
Kenapa kalian meributkan sesuatu yang sudah jelas2 ada buktinya?
apa kalian melupakan kisah2 Theragatha dan Therigatha ? bukankah disana mereka memberikan kesaksian tentang betapa beratnya hukuman yg mereka tanggung akibat mereka melakukan pelanggaran...

Sering kita dengar ada yang bergurau mengatakan "darimana tahu kalo neraka itu ada? darimana tahu klo neraka sangat menyiksa ? karena yang masuk neraka tidak pernah laporan tuh ?"

Ato sebaliknya "darimana tahu bahwa surga itu ada? mereka tidak ada yang menelpon tuh setelah masuk surga bahwa disana enak?"

Namun sayang mereka melupakan kisah Theragatha dan Therigatha yang amat jelas2 memang ada semua itu, mereka telah menjalani siksaan akibat pelanggaran mereka, namun karena mereka memiliki tekad yang kuat untuk "menembus penerangan sempurna", memiliki timbunan parami yang cukup, memiliki sila yang tinggi, maka mereka dapat meraih tingkat kesucian Arahat, sehingga mereka mampu mengingat kelahiran masa lampau mereka dan menceritakan dlm kisah Theragatha dan Therigatha yang masih bisa kita baca hingga kini.

Kalau dibaca dari Thread awal dan lanjutan ini, maka kenapa masih juga ragu tentang "HUKUM KAMMA BISA DIBUKTIKAN" jelas2 sdh ada buktinya dari kisah mereka. Kalau kalian masih ingin mendesak lagi coba buktikan dlm kehidupan sekarang, apa hayo?

Saya ada cerita masa lalu (ini kisah nyata)
Sewkt sy kerja dlu, pagi itu ada intelejen mendatangi kepala cabang dan minta untuk menutup saat itu juga, karena kami akan dirampok, kami diminta segera menghitung uang dan memasukkan uang kedalam ruang tahan api (semua bank menyimpan uang didlm ruangan tahan api). Siang hari sy lapar dan keluar utk beli makan, semua teman menahan saya agar jangan keluar karena nanti kalau terjadi sesuatu bagaimana? saya tetap keluar sambil berkata kepada teman2 siapa yang mau nitip ? kalau saya beli makan nanti ketembak perampok kalian harus ngirim makanan buat saya ya, karena sekarang saya membelikan kalian makanan. Disebelah kantor kami ada RM.Bakmi Gajah Mada yang enak, saya makan disana, ternyata bertemu teman SMA dan kami sempat ngobrol, saya juga udah lupa dengan dia krn wajahnya amat berbeda (lebih seram) tapi saya tetap baik dg dia, juga dlu di SMA sy juga baik dg dia sering bantu dia buat PR, sehingga kami bergurau masa2 SMA dlu, setelah selesai saya kembali kantor dan membagi pesanan yang dipesan teman2. Semua aman2 saja, ternyata di harian berita koran keesokannya ada berita BRI dirampok dengan korban ditembak dihalaman bank setelah mengambil uangnya dari counter bank, pelaku dlm pengejaran, selang beberapa hari terjadi lagi di BRI lagi, dg modus yang sama, setelah terjadi 3 kali kemudian pelaku dapat tertembak sewaktu melarikan diri dalam pengejaran polisi sehingga tewas. Yang membuat saya terkejut adalah dia teman SMA saya yg ketemu di sebelah kantor saya itu. Saya lemas dan tidak tahu harus ngomong apa waktu itu.

nah dari cerita saya ini bukankah sangat amat jelas sekali, bahwa HUKUM KAMMA dapat dibuktikan, bahkan sangat jelas, BARANG SIAPA YANG MENANAM METTA (saya selalu baik dengan dia) MAKA AKAN MENUAI METTA pula (saya selamat, serta berikut kantor saya, selanjutnya tidak pernah dijadikan target perampokan mereka). BARANG SIAPA YANG MENANAM KEJAHATAN (merampok, membunuh, dll) MAKA AKAN MENUAI HASIL nya berupa penembakan dari penegak hukum.

apakah kalian masih meragukan pembuktian hukum kamma yg sy coba sampaikan dengan cerita kisah nyata ini? apabila saya tidak menanam METTA begitu ketemu dia saya cuek (pura2 ga kenal, krn mukanya seram, ihhh sapa lu? lalu segera pergi) DIJAMIN pasti dia akan melakukan aksi perampokan di kantor kami, tapi karena dia merasakan metta dari saya, dengan tetap baik dg dia dan dia masih ingat sy dlu sll bantu buat PR, maka dia tidak mengganggu kami, buah METTA yang saya tanam berbuah keselamatan saya dan kantor saya dimana saya bekerja.

Semoga apa yg ingin saya sampaikan ini bisa ada yg mengerti, bukan maksud saya untuk mengganggu kalian diskusi, itu tidak, bukan maksud saya untuk mengkritik itu tidakk, justru saya mendapat banyak hal dari DC, saya hanya ingin sedikit ikutan menambahkan saja... semoga dapat diterima.

may all beings be happy

mettacittena,

Contoh yg bagus  :jempol:

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #21 on: 18 October 2009, 01:54:02 PM »
 [at] coecoe ...

Kompor Meleduk ... :))

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #22 on: 18 October 2009, 02:13:04 PM »
sy mengerti dan memahami akan hukum sebab akibat dalam kehidupan nyata saya, namun sy hanya seorang anak SD yg baru mempelajari kimia dasar dan ingin terus belajar hingga harapan sy, dapat mencapai tingkat yg lebih tinggi sehingga sy dapat membuktikan dengan jelas teknik tenaga nuklir... selama itu belum dapat tercapai, sy tidak akan berstatment bahwa hukum kamma bisa atau tidak dibuktikan...

gak salah ... gak juga betul ... jadi 'diam' memang terlihat diluar salah dan betul ... :))

Sekedar ngobrol yah bro ...
Kira-kira sampai seberapa paham seseorang akan baru memulai berstatement bahwa hukum kamma bisa atau tidak dibuktikan ?


yups, sy tau ada sebab dan akibat, tp penjelasan lebih jauh n bukti sy tidak berkomentar lebih banyak. jika anda tanya seberapa jauh seseorang baru bs membukti kan kamma itu benar atau salah, ya praktekan lah dhamma, tembus lah jhana... jika blom, ya sebatas teori... seperti uraian sy sebelumnya, mau mengerti tenaga nuklir ? ya belajar la semua butuh proses, ga ada mie instant... tiba2... jd... kompor meledup... :))

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #23 on: 18 October 2009, 02:14:52 PM »
 _/\_

wew.. masih ada tahap ke II lagi  :)) :)) :))

Hukum Kamma bisa dibuktikan bagi yang memang punya niat untuk membuktikan dan memiliki pemahaman akan seluk beluk sebab dan akibat.. Bagi yang tidak maka mereka tdk akan mampu membuktikan walaupun mereka pernah mengalami dalam kehidupan mereka sekalipun......................

 _/\_

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #24 on: 18 October 2009, 05:23:28 PM »

 

Contoh yg bagus  :jempol:



thanks bro Bond...
kapan2 klo sy minta bantuan nanya2 bisa ya...thanks seblm n sesdhnya...

mettacittena,

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #25 on: 18 October 2009, 05:25:29 PM »
Anumodana utk sharing kesaksian dari Samaneri. _/\_

thanks bro Xuvie...
ini bener2 kisah nyata, sy masih inget dg jelas...

mettacittena,

Offline nancy

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 9
  • Reputasi: 2
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #26 on: 18 October 2009, 06:04:03 PM »
Menurut nancy, hukum kamma itu gampang koq dibuktikan.

Setau nancy , kamma itu adalah perbuatan. Dan apa  yang ada disemesta ini mengikuti hukum sebab akibat. Sehingga Hukum kamma adalah hukum yang mengatur perbuatan setiap makhluk sesuai dengan kinerja sebab akibat.
Dan setiap buah yang tercipta dari sebab perbuatan, buahnya/hasilnya bisa muncul saat ini juga, kelahiran ini juga atau di kelahiran masa mendatang.


Itu aja yg nancy mengerti, selanjutnya mohon bimbingannya ya...

« Last Edit: 18 October 2009, 06:06:55 PM by nancy »

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #27 on: 18 October 2009, 06:50:04 PM »
inJulia:
mikirnya jangan kejauhan...

Quote
<<Kita lapar kemudian kita berniat makan dan
<<akhirnya kita makan dan kenyang.
<<Apakah ini bukan hukum karma? tidak bisa ditelusuri??
==========
Bukan, atau lebih tepat: BELUM TENTU.
Yang bener...
Kalau makan, mulut berisi, perut berisi...
Kenyang atau tidaknya itu lain lagi sebab-sebab dan kondisinya...


Quote
Tidak SEMUA pencurian SELALU berakhir dengan penangkapan,
banyak pencuri, koruptor yang tidak tertangkap, menikmati hasil pencuriannya, foya2
Akibat dari Pencurian adalah ada korban yang merasa kehilangan miliknya.
Kalau masalah tuh pencuri ketangkap ataupun tidak, lain lagi sebab-sebab dan kondisinya...

Kalau pola mikirnya A menghasilkan Z, mungkin bisa.
akan tetapi... diantara A ~ Z masih ada banyak rangkaian akibat, rangkaian sebab.
sehingga A menjadi Z.

Namun, seperti yang anda sebut sebelumnya... A tidak selalu menjadi Z
Semua tergantung kondisi2x pendukung berbuah'nya Z

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #28 on: 19 October 2009, 09:19:50 AM »
NETRAL !
Sebenarnya kita semua berdiskusi dengan keterbatasan kemampuan kita ( parami yang belum mencukupi) , karena kita belum mencapai pencerahan seperti Sang Guru. Untuk saat ini kita hanya sebatas pengetahuan intelektual untuk membedah HUKUM KARMA ( Hukum Universal ) = Hukum Alam. Apapun hasil diskusi selalu tidak memuaskan. Karena kita seperti sedang membahas cara kerja planet Bumi untuk menjelaskan Seluruh Alam Semesta. Hal yang tidak mungkin dilakukan untuk saat ini. Ibaratkan KETERBATASAN MENCARI KETIDAKBATASAN.

IMO,
Namun KETIDAKBATASAN sebenarnya telah tertuang dalam DHAMMA, jadi hanya PROSES yang harus kita jalani untuk mencapai ketidakbatasan.

Tetapi jika mau melihat dari sudut pandang ASAS MANFAAT, maka kita tidak pernah akan meragukan keberadaan Hukum Kamma, Siapa yang punya keberanian untuk mengatakan bahwa Hukum Kamma tidak terbukti.

Contoh :
Saat keyakinan terhadap bekerjanya hukum kamma adalah kokoh, maka pada saat mengalami kegagalan atau masalah, maka secara otomatis kita akan BERUSAHA untuk memperbaiki kearah yang lebih baik, karena kita menyadari bahwa diri sendiri adalah pelakunya.

Pada saat kita tidak menpunyai keyakinan terhadap hukum kamma, maka kita lakukan adalah cari KAMBING HITAM setiap masalah ( karena menganggap ini adalah cobaan adikuasa ), sehingga yang dilakukan BUKAN BERUSAHA, tetapi menjadi penjilat dan pengemis untuk meminta belas kasihan agar terbebas dari masalah.

Inilah salah satu asas manfaat yang terbukti. Perbedaan yang sangat signifikan antara yang punya keyakinan terhadap manfaat dari hukum kamma dengan yang tidak menyakininya.
 
Untuk ini saya sajikan beberapa artikel motivasi mengenai sebab akibat atau tabur tuai, namun sebelumnya saya posting pariwara / iklan yang mau lewat.  


LIHATLAH KE DALAM DIRI KITA

Alkisah dicerita hujan sedang membasahi sebuah kota sunyi di pinggiran ibukota. Angin kencang serta gemuruh kilat yang menyambar, membuat suasana kian mencekam. Tidak lama setelah hujan turun dengan deras, terlihat butiran-butiran air hujan mulai mengenangi selokan dan tumpah sedikit demi sedikit ke jalanan. Kian lama kian banyak air hujan yang tumpah ke jalan tersebut sehingga genangan-genangan air pun mulai tampak di setiap sisi jalan di kota itu. Dan banjir pun telah menghampiri kota tersebut.

Setelah kejadian di kota sunyi tersebut, diatas sana terlihat awan dan angin sedang berdiskusi hebat. Mereka saling menyalahkan atas kejadian banjir yang terjadi pada kota sunyi tersebut kemarin.

"Wahai awan yang congkak, coba kau lihat hasil perbuatan mu, karena ke congkakan mu lah engkau menghasilkan air yang begitu banyak sehingga mengakibatkan banjir di kota sunyi tersebut, apakah kau tidak malu atas perbuatan mu?" kata angin kepada awan

"Bukan kah engkau, yang mendorong butiran - butiran air di badan ku, sehingga butiran-butiran air tersebut menyirami kota tersebut" kata awan dengan lantangnya

Mereka masih berdebat dan mempertahankan pendapatnya masing-masing. Tak jauh dari mereka terlihat burung elang yang melihat percakapan mereka dan menghampirinya.

"Wahai angin dan awan, ada masalah apakah sehingga begitu tegangnya wajah kalian jika ku lihat?" tanya sang elang

Mereka pun menjelaskan pokok masalah nya kepada elang, dan dengan tersenyum elang pun menjawab dengan bijaknya
"Masalah yang kalian hadapi hanya masalah kecil saja, namun ego kalian lah yang membuatnya menjadi besar" Kata elang menjelaskan

"Dengarkan lah wahai saudaraku, sebelum kalian saling menyalahkan, kenapa kalian tidak melihat kedalam diri anda terlebih dahulu, bukan saling menyalahkan? " Lanjut sang elang " Yang kalian lakukan hanya sebuah proses yang saling berkaitan, dan tidak ada salahnya atas perbuatan kalian berdua, angin mendorong awan untuk membuat hujan, dan awan menurunkan butiran-butiran air ke bumi, sehingga harusnya kalian saling mensyukuri atas karunia tersebut, bukan saling menyalahkan, apakah kalian mengerti maksud ku " jelas sang elang dengan lugasnya

Awan dan angin pun terdiam dan menyadari kesalahan mereka.

---

Kadang kala kita terlalu sibuk untuk menyalahkan orang lain, tanpa pernah berintropeksi terhadap perbuatan kita sendiri. Sehingga kita lupa bahwa yang telah di kerjakan orang lain ke kita adalah anugerah yang besar buat kita, karena kita terbiasa untuk memanjakan ego kita, dan memaksa orang lain untuk menuruti kemauan kita, walaupun tanpa kita sadari yang telah kita lakukan adalah kesalahan. Mari mulai saat ini, sebelum menyalahkan orang lain, ada baiknya kita mengintropeksi diri kita, apakah perbuatan kita telah benar dan tidak merugikan orang lain, karena seyogyanya insan bijak harus berani mengkritik diri sendiri sebelum di kritik orang lain.

Semoga Bermanfaat
« Last Edit: 19 October 2009, 09:25:12 AM by CHANGE »

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #29 on: 19 October 2009, 09:32:10 AM »
saya setuju dg anda bro Change...+GRP deh..