Dari: - Forum: Supranatural - Subforum: Spiritual - Thread: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
WAKTU ... SAAT KINI ... APA YANG ADA ...[...]
td mlm saya meditasi jam 3an, saya kira cuman 15menit, tp ternyata pas liat jam udah 45menit.... dan ga tau ko bisa selama itu, kyk nge-blank aja....
Waktu itu apa? ...
Waktu adalah
gerak.
Waktu kronologis--yang diukur dengan jam--terjadi karena adanya
gerak benda-benda langit: bumi berputar 24 jam menghasilkan siang-malam, bumi beredar mengelilingi matahari selama 1 tahun menghasilkan musim-musim dsb; gerak bandul jam, gerak atom quartz bisa dipakai untuk mengukur waktu. Jadi waktu adalah gerak. Karena gerak benda-benda langit, getaran atom quartz & gerak bandul jam itu
konstan, maka
waktu kronologis pun
konstan, tidak bisa memanjang, tidak bisa memendek, apalagi berhenti.
Selain
waktu kronologis, ada pula waktu yang lain, yakni
waktu psikologis.
Waktu psikologis adalah
kesadaran manusia akan waktu.
Kesadaran manusia akan waktu dipengaruhi oleh
kondisi batinnya. Waktu psikologis pun disebabkan oleh
gerak, tapi di sini bukan gerak benda/materi, melainkan
gerak batin.
Kalau batinnya penuh
pikiran berseliweran, penuh
harapan,
kecemasan dsb, dengan kata lain batin bergerak
relatif cepat, maka waktu terasa berjalan relatif
lebih cepat dari pada biasanya. Contoh: orang yang sedang
menunggu sesuatu, rasanya
sudah lama, tapi kalau melihat arloji kok
baru sebentar. ...
Sebaliknya, kalau batin relatif
tenang, puas, lega, bahagia, pikiran tidak banyak mengganggu, dengan kata lain
gerak batin melambat, maka waktu terasa
melambat. Contohnya: kalau lagi
berdua bersama pacar, rasanya baru
sebentar, tapi kalau melihat arloji kok sudah
berjam-jam.
Begitu pula dalam meditasi. Kalau pada suatu waktu batin dipenuhi
pikiran yang mengganggu, kecemasan dsb, maka rasanya waktu berjalan
cepat, rasanya meditasi
sudah lama sekali, tapi kalau melihat jam kok
baru sebentar. Sebaliknya, kalau pada waktu lain, batin relatif
tenang,
pikiran tidak begitu banyak muncul, maka rasanya waktu
melambat, rasanya
baru sebentar, tapi kalau melihat jam ternyata
jauh lebih lama daripada yang terasa. Ini menunjukkan bahwa
PIKIRAN MENCIPTAKAN WAKTU (maksudnya, pikiran menciptakan kesadaran waktu). Inilah
"waktu psikologis" yang saya sebut di atas. Seperti waktu kronologis,
waktu psikologis juga diciptakan oleh
gerak, tapi kali ini bukan gerak benda (materi), melainkan
gerak pikiran.
Yang aneh,
kecepatan waktu psikologis ini
tidak konstan, tidak seperti kecepatan waktu kronologis. Ini disebabkan karena
gerak pikiran manusia juga tidak konstan.
Waktu psikologis bisa
melambat, bisa
menjadi cepat, tergantung
kondisi batin kita.
Yang menarik ialah:
waktu psikologis bisa BERHENTI; ia berhenti bila
pikiran berhenti (diam sempurna). Apa artinya waktu berhenti? ... Artinya kesadaran berada pada
SAAT KINI terus-menerus,
tidak bergerak ke MASA LAMPAU, atau ke MASA DEPAN. ...
Nah,
berada pada SAAT KINI terus-menerus itulah yang disebut berada dalam KEABADIAN. ... (Jelas
ABADI di sini sangat berbeda maknanya dengan "abadi" atau "kekal" atau "baka" menurut pengertian sehari-hari, di mana dibayangkan hidup terus tidak mati-mati, muda terus tidak menjadi tua, senang terus tidak pernah susah, yang adalah mustahil, atau paling tidak merupakan kepercayaan/iman agama.
) ... Orang Inggris mempunyai kata yang tepat untuk keadaan ini:
timeless, yang biasanya diterjemahkan menjadi
abadi; tapi
time-less sesungguhnya berarti
tanpa-waktu, berada pada
saat kini terus-menerus.
Ini hanya bisa dialami dalam meditasi yang mendalam, ketika
pikiran berhenti ... tidak mungkin dialami dalam kehidupan sehari-hari ketika pikiran bergerak. ...
Satu pelajaran penting dari meditasi ialah:
PIKIRAN dan SI AKU tidak mungkin berada pada SAAT KINI, karena
PIKIRAN selalu menyeret batin ke MASA LAMPAU atau ke
MASA DEPAN. Agar batin bisa berada pada
SAAT KINI,
PIKIRAN harus berhenti, jadi
SI AKU juga harus berhenti.
SAAT KINI itulah yang
NYATA ... MASA LAMPAU dan MASA DEPAN
tidak nyata, hanya ada
di dalam pikiran. ... Kebenaran dari
APA YANG ADA (Al-Haq) terletak pada
SAAT KINI ...
SAAT KINI itulah
pintu menuju AL-HAQ, apa yang dalam agama-agama monoteis disebut
"Tuhan". ... Untuk sampai ke situ,
PIKIRAN &
SI AKU ini harus
berhenti, harus
diam. ... Itulah
TUJUAN TERAKHIR dari
MMD:
Berada pada SAAT KINI terus-menerus, bukan bermimpi ke MASA DEPAN, mengharapkan sorga.
cerita juga eyang, sebelumnya kalau saya kerja didepan laptop harus diiringi musik. dan kalau ga ada musik kyk ada yg "kurang"...
kalau skrg kok malah mengganggu ya... saya dengar musik kalau benar2 ingin dan tidak disambi sama pekerjaan lainnya...
apakah itu efek samping mmd ?
Ya, itu
efek MMD,
efek utama bukan efek samping. Bukankah batin Anda bisa lebih tenang, lebih bisa berkonsentrasi dengan baik, lebih efisien, tidak banyak energi terbuang, bila Anda bisa melakukan setiap kegiatan satu per satu, tidak diganggu oleh berbagai rangsangan yang tidak perlu? ...
Sekarang Anda bisa melihat, bahwa kesadaran kebanyakan manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu
terpecah-belah, kadang-kadang berlangsung sangat cepat. Sering kita dengar para mahasiswa berkata,
"... tidak bisa belajar kalau tidak ada musik." ... Sesungguhnya yang terjadi ialah kesadarannya terpecah, berpindah
bolak-balik dengan cepatnya dari
mata (membaca buku teks) ke
telinga (mendengarkan musik), kembali ke
mata, dst bolak-balik. Tetapi karena mendengarkan musik itu enak, dan belajar itu tidak enak, ya dia senang saja; malah mencari dalih untuk terus bisa mendengarkan musik.
... Tidak mungkin orang
sekaligus mendengar dan membaca pada saat bersamaan. ... Tidak mungkin orang
makan sambil
membaca koran pada
saat bersamaan. ... Sekarang Anda bisa memahami, bahwa melakukan kegiatan itu sebaiknya
satu per satu dengan
disadari, jangan diborong sekaligus.
Anda telah berhasil mengembangkan kesadaran Anda dengan cukup kuat--lebih kuat daripada kesadaran kebanyakan orang--hanya dengan
latihan MMD sendiri dengan
petunjuk-petunjuk melalui internet. Perkembangannya akan jauh lebih cepat bila Anda bisa ikut
retret MMD secara intensif pada suatu waktu kelak. Retret ini gratis, lho.
...
Dalam retret MMD, kesadaran dipertahankan secara
total, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali.
Kegiatan sehari-hari (makan, minum, mandi, cuci pakaian dsb) di lakukan secara
minimal. Juga
dalam melakukan kegiatan sehari-hari itu
kesadaran terhadap gerak-gerik tubuh & batin tetap
dipertahankan, bukan makan sambil ngobrol atau baca koran, bukan mandi sambil bersiul-siul.
Dengan demikian, kesadaran menjadi
sangat tajam, dibandingkan kalau kesadaran terputus-putus untuk mengerjakan ini-itu.
oiya, eyang...nitip pertanyaan dari temen saya. waktu saya sedikit cerita ttg "pikiran yg berhenti" dia nanya, bukannya pas tidur juga pikiran berhenti ? misal tidur yg bener2 lelap, ga ada mimpi, itu kan sama sekali ga mikir? lalu bedanya apa ?
mohon pencerahan eyang...
ini tak suguhin kopi juga..... :coffee:
Bedanya? ... Bedanya: kalau
tidur nyenyak itu orang
TIDAK SADAR, sedangkan
berhentinya pikiran dalam meditasi itu orang justru berada dalam keadaan
SADAR yang maksimal. Anda merasakan sendiri, kan. ... Tapi kalau Anda ceritakan kepada teman Anda itu, dia tidak akan mengerti, kecuali dia juga bermeditasi ... lihat saja, pasti ada saja bantahannya.
Ada satu analogi yang bagus, yang menghubungkan (1)
tidur bermimpi, (2)
bangun (jaga) dan (3)
kesadaran meditatif di mana
pikiran berhenti:
Orang yang
tidur bermimpi
tidak tahu bagaimana rasanya
bangun/jaga; sebaliknya, orang yang
bangun dari tidurnya/mimpinya
tahu dan
bisa membedakan mana yang
mimpi (yang
tidak nyata) dan mana
kesadaran dalam bangun (yang
nyata). Begitu pula secara analogi,
kesadaran sehari-hari ini seperti
bermimpi dibandingkan dengan
kesadaran tanpa-pikiran di dalam meditasi. Orang yang
belum pernah bermeditasi tidak bisa tahu bagaimana rasanya
sadar tanpa-pikiran itu. (Ini pernah terjadi dalam
thread ini, ketika ada orang masuk tiba-tiba mengritik MMD secara negatif begini-begitu.
) Ini ibarat seekor
ikan bertemu dengan
kura-kura: ketika sang
kura-kura menceritakan kepada sang ikan bahwa
ada kehidupan lain di luar air, sang ikan bingung, mencemoohkan atau marah.
Tapi orang yang
pernah masuk ke dalam keadaan sadar tanpa-pikiran, dia tahu bedanya antara
kesadaran sehari-hari di mana
pikiran bergerak, yang baginya seperti orang
bermimpi dan
tidak nyata, dibandingkan dengan
kesadaran tanpa-pikiran, yang baginya seperti orang
bangun, yang jauh
lebih nyata, melihat
Apa Yang Ada (Al-Haq) pada
saat kini terus-menerus. Ini
tidak bisa dimengerti oleh orang yang
belum pernah mengalaminya.
Terima kasih buat kopinya ... buatan Starbuck, ya?
Salam,
semar