//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...  (Read 647614 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #540 on: 17 April 2009, 10:49:54 AM »
[at] bro upasaka

Kasus keluar dari penjara di atas bukanlah tindakan egois. Karena untuk dapat keluar dari penjara, seseorang harus menghabiskan masa tahananya dan atau menerima amnesti (pengurangan hukuman). Ini semua dapat diterima seseorang melalui usahanya sendiri. Jadi tidak ada narapidana yang bisa membebaskan narapidana lain.
<<kalau ini saya setuju....


Saya masih belum menagkap jelas. Memang kalau dalam konsep Mahayana, menolong makhluk lain itu dalam bentuk tindakan yang seperti apa ya?
<< liat contoh nya, boddhisattva ksitigarbha,
sampai masuk ke neraka,.....

kalau orang lain, mgkn beranggapan dia bodoh, tapi kalau saya beranggapan, cita2 sungguh mulia, sungguh sangat sangat jarang bisa ditemukan bodhisattva yg demikian hebatnya nazar nya

pdhal dia sudah keluar penjara loh, kenapa mo masuk penjara lg  ^-^

buka mata, buka telinga, ini nyata, cuma ada di mahayana loh




« Last Edit: 17 April 2009, 10:51:42 AM by naviscope »
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #541 on: 17 April 2009, 10:50:44 AM »
Ke-anitya-an hukum karma sudah terkandung di dalam hukum itu sendiri:
Hukum karma sebagaimana hal lain di alam samsara adalah hal yang terkondisi, perpaduan, dan bersyarat.
Diperlukan sebab agar hukum berlaku.
Tanpa sebab, hukum karma tidak berlaku sekaligus hal ini juga merupakan hukum karma itu sendiri.
Inilah ke-anitya-an hukum karma, berkondisi.

Hal ini bagaikan orang yang membunuh dirinya.
Dan karena hal inilah maka pembebasan dimungkinkan.
Hal yang terlihat sederhana,
namun hanya dapat dilihat dan diajarkan oleh seorang Sammasambuddha.

Jadi apakah hukum karma anitya?
Jawabannya YA.
Namun bukan dalam artian permukaan, yaitu sebab akan tidak membawa akibat.
Namun dalam artian ke-tidak-ada-an sebab yang menyebabkan kelahiran kembali,
yang secara otomatis memotong proses hukum karma.
Sebelum parinibbana, seorang arahat hanya menerima akibat tanpa sebab yang baru.
Setelah Parinibbana, aliran segala potensi akibat lalu, secara otomatis terpotong oleh terpotongnya arus kelahiran.


yaa... gitu deh

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #542 on: 17 April 2009, 10:57:52 AM »
[at] bro upasaka

Kasus keluar dari penjara di atas bukanlah tindakan egois. Karena untuk dapat keluar dari penjara, seseorang harus menghabiskan masa tahananya dan atau menerima amnesti (pengurangan hukuman). Ini semua dapat diterima seseorang melalui usahanya sendiri. Jadi tidak ada narapidana yang bisa membebaskan narapidana lain.
<<kalau ini saya setuju....


Saya masih belum menagkap jelas. Memang kalau dalam konsep Mahayana, menolong makhluk lain itu dalam bentuk tindakan yang seperti apa ya?
<< liat contoh nya, boddhisattva ksitigarbha,
sampai masuk ke neraka,.....

kalau orang lain, mgkn beranggapan dia bodoh, tapi kalau saya beranggapan, cita2 sungguh mulia, sungguh sangat sangat jarang bisa ditemukan bodhisattva yg demikian hebatnya nazar nya

pdhal dia sudah keluar penjara loh, kenapa mo masuk penjara lgĀ  ^-^

buka mata, buka telinga, ini nyata, cuma ada di mahayana loh






tuh kan betul........ pandangan orang jelek yg suka ngejelekin oran laen... emang beda beda dan macem macem........

ada yg bilang.. tuh arahat kurang kerjaan...... ada yg bilang bego......... ada yg bilang arahat itu penuh cinta kasih..... ada yg bilang mulia (hotel kaleee)

tapi bagi arahat seharusnya hal itu gak jadi masalah lageee.........

ibarat kateee........ tuh bodhisatva yg kek gitu kek para pandita atau guru ngaji yang ngajarin para napi di penjara......

bodhisatva blum arahat kan?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #543 on: 17 April 2009, 10:58:14 AM »
Quote from: naviscope
Saya masih belum menagkap jelas. Memang kalau dalam konsep Mahayana, menolong makhluk lain itu dalam bentuk tindakan yang seperti apa ya?
<< liat contoh nya, boddhisattva ksitigarbha,
sampai masuk ke neraka,.....

kalau orang lain, mgkn beranggapan dia bodoh, tapi kalau saya beranggapan, cita2 sungguh mulia, sungguh sangat sangat jarang bisa ditemukan bodhisattva yg demikian hebatnya nazar nya

pdhal dia sudah keluar penjara loh, kenapa mo masuk penjara lg  

buka mata, buka telinga, ini nyata, cuma ada di mahayana loh

Saya tidak punya referensinya. Bisa Bro ceritakan sedikit mengenai kisahnya?
Agar saya tahu, dan teman-teman yang lain pun tahu...?
:)

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #544 on: 17 April 2009, 10:59:15 AM »
[at] bro upasaka

Kasus keluar dari penjara di atas bukanlah tindakan egois. Karena untuk dapat keluar dari penjara, seseorang harus menghabiskan masa tahananya dan atau menerima amnesti (pengurangan hukuman). Ini semua dapat diterima seseorang melalui usahanya sendiri. Jadi tidak ada narapidana yang bisa membebaskan narapidana lain.
<<kalau ini saya setuju....


Saya masih belum menagkap jelas. Memang kalau dalam konsep Mahayana, menolong makhluk lain itu dalam bentuk tindakan yang seperti apa ya?
<< liat contoh nya, boddhisattva ksitigarbha,
sampai masuk ke neraka,.....

kalau orang lain, mgkn beranggapan dia bodoh, tapi kalau saya beranggapan, cita2 sungguh mulia, sungguh sangat sangat jarang bisa ditemukan bodhisattva yg demikian hebatnya nazar nya

pdhal dia sudah keluar penjara loh, kenapa mo masuk penjara lg  ^-^

buka mata, buka telinga, ini nyata, cuma ada di mahayana loh






Cita-cita utama seorang Bhodhisatva (dalam imajinasi saya) adalah pencapaian Sammasambuddha sehingga dapat mengajarkan pembebasan kepada mahluk-mahluk, inilah Maitri Karuna utama seorang Bodhisattva sekaligus Sammasambuddha.

Segala perbuatan cinta kasih di dalam perjalanan Boddhisattva tujuannya adalah hal diatas. Jadi perbuatan cinta kasih sang Bodhisattva adalah SARANA, bukan TUJUAN. Sama halnya dengan Jalan Mulia Berunsur Delapan yang merupakan SARANA, bukan TUJUAN.
Salah pengertian SARANA sebagai TUJUAN, akan berakibat salah juga.
yaa... gitu deh

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #545 on: 17 April 2009, 11:04:05 AM »
Ke-anitya-an hukum karma sudah terkandung di dalam hukum itu sendiri:
Hukum karma sebagaimana hal lain di alam samsara adalah hal yang terkondisi, perpaduan, dan bersyarat.
Diperlukan sebab agar hukum berlaku.
Tanpa sebab, hukum karma tidak berlaku sekaligus hal ini juga merupakan hukum karma itu sendiri.
Inilah ke-anitya-an hukum karma, berkondisi.

Hal ini bagaikan orang yang membunuh dirinya.
Dan karena hal inilah maka pembebasan dimungkinkan.
Hal yang terlihat sederhana,
namun hanya dapat dilihat dan diajarkan oleh seorang Sammasambuddha.

Jadi apakah hukum karma anitya?
Jawabannya YA.
Namun bukan dalam artian permukaan, yaitu sebab akan tidak membawa akibat.
Namun dalam artian ke-tidak-ada-an sebab yang menyebabkan kelahiran kembali,
yang secara otomatis memotong proses hukum karma.
Sebelum parinibbana, seorang arahat hanya menerima akibat tanpa sebab yang baru.
Setelah Parinibbana, aliran segala potensi akibat lalu, secara otomatis terpotong oleh terpotongnya arus kelahiran.

Ya, saya cocok dengan itu. Yang berubah bukan kaidahnya, tetapi keterkondisian yang menopangnya adalah berubah.
Gampangnya, api itu panas. Yang berubah adalah keberadaan api yang berkondisi itu, bukan sifat api berubah dari panas jadi dingin.
Kalau mau main kata2, lebih baik:
"Sabbe dhamma anicca", jadi kita semua ga usah belajar dhamma. Buat apa belajar, ntar juga ada "kurikulum baru".


Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #546 on: 17 April 2009, 11:07:58 AM »
[at] bro upasaka

Kasus keluar dari penjara di atas bukanlah tindakan egois. Karena untuk dapat keluar dari penjara, seseorang harus menghabiskan masa tahananya dan atau menerima amnesti (pengurangan hukuman). Ini semua dapat diterima seseorang melalui usahanya sendiri. Jadi tidak ada narapidana yang bisa membebaskan narapidana lain.
<<kalau ini saya setuju....


Saya masih belum menagkap jelas. Memang kalau dalam konsep Mahayana, menolong makhluk lain itu dalam bentuk tindakan yang seperti apa ya?
<< liat contoh nya, boddhisattva ksitigarbha,
sampai masuk ke neraka,.....

kalau orang lain, mgkn beranggapan dia bodoh, tapi kalau saya beranggapan, cita2 sungguh mulia, sungguh sangat sangat jarang bisa ditemukan bodhisattva yg demikian hebatnya nazar nya

pdhal dia sudah keluar penjara loh, kenapa mo masuk penjara lg  ^-^

buka mata, buka telinga, ini nyata, cuma ada di mahayana loh






tuh kan betul........ pandangan orang jelek yg suka ngejelekin oran laen... emang beda beda dan macem macem........

ada yg bilang.. tuh arahat kurang kerjaan...... ada yg bilang bego......... ada yg bilang arahat itu penuh cinta kasih..... ada yg bilang mulia (hotel kaleee)

tapi bagi arahat seharusnya hal itu gak jadi masalah lageee.........

ibarat kateee........ tuh bodhisatva yg kek gitu kek para pandita atau guru ngaji yang ngajarin para napi di penjara......

bodhisatva blum arahat kan?

bodhisatva blum arahat kan? << tergantung level berapa tuh boddhisattva
bodhisatva level 8, klu tidak salah sudah setara dengan arahat
trus, klu level 9 - 10 sudah diatas arahat loh

ibarat kateee........ tuh bodhisatva yg kek gitu kek para pandita atau guru ngaji yang ngajarin para napi di penjara......
<< [at] bro upasaka, ini lah, wujud sumbangsih mahayana, untuk menolong makhluk lain
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #547 on: 17 April 2009, 11:12:03 AM »
Quote from: naviscope
ibarat kateee........ tuh bodhisatva yg kek gitu kek para pandita atau guru ngaji yang ngajarin para napi di penjara......
<< [at] bro upasaka, ini lah, wujud sumbangsih mahayana, untuk menolong makhluk lain

Jadi Boddhisattva Ksitigarbha masuk ke neraka untuk mengajarkan Dharma pada makhluk-makhluk di sana ya?
Beliau memasuki neraka dengan cara apa? Meninggal dan terlahir di alam neraka? Atau singgah sebentar di neraka?

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #548 on: 17 April 2009, 11:12:41 AM »
 [at] navis

:o  bodhisatva ada tingkatannya ya.......

baru tau ???

kek dragonball aja... dah sampe saiya berapa tuh :P

Quote
[at] bro upasaka, ini lah, wujud sumbangsih mahayana, untuk menolong makhluk lain

tapi kok di kotak kotakan ya......... ::)
i'm just a mammal with troubled soul



Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #549 on: 17 April 2009, 11:17:48 AM »
Quote from: naviscope
ibarat kateee........ tuh bodhisatva yg kek gitu kek para pandita atau guru ngaji yang ngajarin para napi di penjara......
<< [at] bro upasaka, ini lah, wujud sumbangsih mahayana, untuk menolong makhluk lain

Jadi Boddhisattva Ksitigarbha masuk ke neraka untuk mengajarkan Dharma pada makhluk-makhluk di sana ya?
Beliau memasuki neraka dengan cara apa? Meninggal dan terlahir di alam neraka? Atau singgah sebentar di neraka?

berikut saya kasi video kstigarbha boddhisattva

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,10177.new.html#new

biar lebih gampang cerna-nya

semoga bermanfaat
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #550 on: 17 April 2009, 12:00:52 PM »
^
^
^
maksudnya apa nech, menurut orang jelek yang suka jelek2in orang????
wakakakaka......

cuma beda pandangan saja,
aliran T bisa melihat kesusahan,
sedangkan aliran M tidak bisa melihat kesusahan, makanya meninggalkan nibbana, untuk menolong makhluk hidup yang kesusahan... bukan berdiam di nibbana...

toh pada saat setelah mencapai nibbana, tidak tega melihat kesusahan
toh akhirnya keluar dari jalur, dan menapaki jalan mahayana...
toh akhirnya buntut2 nya masuk ke mahayana lg, am I right? hehehe,,,

Kalau masih berkutat dengan keinginan untuk menyelamatkan makhluk hidup (bahkan walaupun yang namanya keinginan luhur / chanda), maka tidak bisa merealisasikan nibbana... jadi bukan sudah "masuk"/"merealisasikan" nibbana lantas keluar lagi...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #551 on: 17 April 2009, 12:03:21 PM »
[at] bro upasaka

Kasus keluar dari penjara di atas bukanlah tindakan egois. Karena untuk dapat keluar dari penjara, seseorang harus menghabiskan masa tahananya dan atau menerima amnesti (pengurangan hukuman). Ini semua dapat diterima seseorang melalui usahanya sendiri. Jadi tidak ada narapidana yang bisa membebaskan narapidana lain.
<<kalau ini saya setuju....


Saya masih belum menagkap jelas. Memang kalau dalam konsep Mahayana, menolong makhluk lain itu dalam bentuk tindakan yang seperti apa ya?
<< liat contoh nya, boddhisattva ksitigarbha,
sampai masuk ke neraka,.....

kalau orang lain, mgkn beranggapan dia bodoh, tapi kalau saya beranggapan, cita2 sungguh mulia, sungguh sangat sangat jarang bisa ditemukan bodhisattva yg demikian hebatnya nazar nya

pdhal dia sudah keluar penjara loh, kenapa mo masuk penjara lg  ^-^

buka mata, buka telinga, ini nyata, cuma ada di mahayana loh


darimana tahu bodhisatva kshitigarbha masuk neraka ? Setahu saya referensi bodhisatva kshitigarbha hanya tentang sumpah beliau TIDAK AKAN MEREALISASIKAN KE-BUDDHA-AN SEBELUM NERAKA KOSONG.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #552 on: 17 April 2009, 01:25:10 PM »
^
^
^
maksudnya apa nech, menurut orang jelek yang suka jelek2in orang????
wakakakaka......

cuma beda pandangan saja,
aliran T bisa melihat kesusahan,
sedangkan aliran M tidak bisa melihat kesusahan, makanya meninggalkan nibbana, untuk menolong makhluk hidup yang kesusahan... bukan berdiam di nibbana...

toh pada saat setelah mencapai nibbana, tidak tega melihat kesusahan
toh akhirnya keluar dari jalur, dan menapaki jalan mahayana...
toh akhirnya buntut2 nya masuk ke mahayana lg, am I right? hehehe,,,

Kalau masih berkutat dengan keinginan untuk menyelamatkan makhluk hidup (bahkan walaupun yang namanya keinginan luhur / chanda), maka tidak bisa merealisasikan nibbana... jadi bukan sudah "masuk"/"merealisasikan" nibbana lantas keluar lagi...

kalau begitu bro dilbert, arahat tidak punya kesempatan menjadi samma sambuddha lg donk???
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #553 on: 17 April 2009, 01:52:15 PM »
Quote from: naviscope
ibarat kateee........ tuh bodhisatva yg kek gitu kek para pandita atau guru ngaji yang ngajarin para napi di penjara......
<< [at] bro upasaka, ini lah, wujud sumbangsih mahayana, untuk menolong makhluk lain


Ga usah jauh2 ke neraka, bagaimana kalau para Bodhisatva mengajar dharma ke binatang dulu? Bisa atau tidak?
Atau lebih tidak jauh lagi, mengajar manusia yang sangat jahat, misalnya. Bisa atau tidak? Kok masih banyak orang jahat?

« Last Edit: 17 April 2009, 01:53:57 PM by Kainyn_Kutho »

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #554 on: 17 April 2009, 01:52:58 PM »
'Subhuti, janganlah mengatakan Tathagatha punya pikiran "Aku telah membabarkan Dharma." Janganlah berpikir begitu. Apa sebabnya?Jika seseorang mengatakan bahwa Tathagatha telah membabarkan Dharma dia menghina Hyang Buddha disebabkan oleh ketidakmampuannya untuk mengerti apa yang kukatakan.
Subhuti, di dalam Dharma yang dibabarkan sebenarnya tidak ada Dharma yang bisa dibabarkan, oleh sebab itu disebut Dharma yang dibabarkan.'

'Subhuti, jika seorang Bodhisattva masih mempunyai ciri keakuan, ciri manusia, ciri makhluk hidup dan ciri kehidupan, maka dia bukanlah seorang Bodhisattva.'

'Subhuti, keberadaan konsepsi keakuan dikatakan oleh Tathagatha sebagai bukan keberadaan konsepsi diri tetapi orang awam menganggapnya sebagai keberadaan konsepsi keakuan. Subhuti, orang awam dikatakan oleh Tathagatha sebagai bukan orang awam. Oleh sebab itu dinamakan orang awam.'



Mungkin perbandingan yang saya berikan kurang tepat karena dibatasi ruang dan waktu, tetapi untuk ilustrasi penggambaran perbedaan pencapaian kehidupan pengalaman pencerahan.
Perbedaannya seperti orang awam yang bercerita tentang bulan dengan seorang astronot yang sudah pergi ke bulan bercerita tentang bulan.
Orang biasa (awam) bercerita tentang bulan tetapi dia masih dan hanya tetap bertumpu pada (hanya terikat/melekat/tercekat pada) pengalamannya pada bumi, tetapi astronot tersebut sudah mengalami menjejakan kaki pada bulan (the truth/kenyataan/pengalaman, paradigma berbeda), dimana mungkin cerita awam dapat saja menggambarkan hal yang sama (mirip) seperti pengalaman nyata sang astronot.
Jadi dari cerita perbandingan diatas, siapakah yang sedang berspekulasi?
Siapakah dan apakah yang dimaksud (yang sedang) berspekulasi menurut guru Buddha dalam brahmajala?

Saat ada pertanyaan atau pernyataan tentang mati-hidup/lahir, penderitaan, alam-alam, dewa dsbnya (yang) duniawi atau penjelasan keBuddhaan, Nibanna,Tuhan, atta anatta, ada tiada, kosong sunya dsbnya, awam hanya membicara bersifat apakah.... dengan kebanggaannya masih bertumpu pada/masih ketercekatannya pada (sudut pandang pengalaman) keakuan dagingnya?
tetapi yang tercerahkan seperti seorang astronot dia tahu gambaran bumi tetapi saat dia cerita kenyataan gambaran bulan yang sebenarnya, ketika dia bercerita bulan dia sudah melewati batasan kungkungan bayang-bayang lingkup pengalaman/bukan dari/sudah terbebas dari cekatan paradigma bumi lagi, bukan (masih) bumi lagi.
Itulah sebabnya para suci yang sungguh (the real one) mengajarkan menanggalkan (tidak meributkan/memperkarakan/membesarkan/mempolemikan lagi benar atau salah) segala yang sifatnya duniawi tetapi memperkatakan DHAMMA (the absolute truth) dan (yang berhubungan dengan segala) pencapaiannya (the Absolut (truth)).


Semoga dapat membantu sedikit memberi gambaran pada pertanyaan dari dan diskusi-diskusi yang lain dalam mencari kebenaran DHAMMA dan menuju the Absolute.
good hope and love
sahabatmu

.................
but and i have a Savior


Ilustrasi sikap batin yang tercerahkan, tidak ada pertentangan tetapi (karena sudah) melihat secara menyeluruh gambaran kenyataan keberadaan kebenaran sejati.
Seperti astronot yang sudah pernah menjejakan kakinya di bulan. Saat dibumi ia dapat merealisasikan dalam pandangan kesadaran batin/pikirannya untuk melihat apakah ia melihat pandangan keadaan (di) bumi atau melihat pandangan keadaan (di) bulan. Tetapi klo orang umum (awam) yang blom pernah ke bulan, saat merealisasikan gambar bulan, tetap saja sebatas yang berasal dari pengalaman pandangan yang berasal dari bumi, bukan dari gambaran nyata sesungguhnya alias hanya (masih) ilusi, dan saat membicarakan bulan meskipun dengan mahir karena kaki belum pernah mencapai dan merealisasikan ke bulan, hanya masih bertumpu pada (pengetahuan) bumi, tetap saja itu yang disebut berspekulasi oleh guru Buddha.
« Last Edit: 17 April 2009, 01:58:00 PM by coedabgf »
iKuT NGeRumPI Akh..!