Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia
Pengembangan Buddhisme => Penerjemahan dan penulisan Teks Buddhisme => Topic started by: Sumedho on 21 May 2012, 09:41:30 PM
-
masukan pls :)
Sati = Mindfulness = …
Manasikara = Attention = …
Vinnana = consciousness = …
thank you dan grp siap mengganjar
-
awaiting
-
Vinnana bukannya dah jelas kesadaran??
kalo Sati = "kewaspadaan"
manasikara = "perhatian" ??
-
tambah lagi, "awareness"
-
penyadaran?? ::)
-
Sati = Mindfulness = eling?
Manasikara = Attention = pengamatan?
Vinnana = consciousness = kesadaran?
tentunya lebih baik dilengkapi dengan footnote / catatan penerjemah.
-
sati f. ingatan, keawasan, kewaspadaan, kesadaran (diri), batin nan terjaga, tak leka (dari), hal eling atau ingat, perhatian murni, sati (upaṭṭhitā sati batin yang awas, penuh sati, dengan eling, dengan sati tertegak).
manasikāra m. perhatian, pemikiran, penambatan pikiran.
viññāṇa nt. kesadaran.
-
sati f. ingatan, keawasan, kewaspadaan, kesadaran (diri), batin nan terjaga, tak leka (dari), hal eling atau ingat, perhatian murni, sati (upaṭṭhitā sati batin yang awas, penuh sati, dengan eling, dengan sati tertegak).
manasikāra m. perhatian, pemikiran, penambatan pikiran.
viññāṇa nt. kesadaran.
source?
-
source?
Kamus pali indonesia
-
mindfulness |ˈmīndfəlnəs|
noun
1 the quality or state of being conscious or aware of something: their mindfulness of the wider cinematic tradition.
2 a mental state achieved by focusing one's awareness on the present moment, while calmly acknowledging and accepting one's feelings, thoughts, and bodily sensations, used as a therapeutic technique.
eling /éling/ Jw 1 a berpikiran sehat; bijaksana; pantas; 2 v ingat akan Tuhan Yang Maha Esa (dl aliran kepercayaan)
attention |əˈtenCHən|
noun
1 notice taken of someone or something; the regarding of someone or something as interesting or important: he drew attention to three spelling mistakes | you've never paid that much attention to her opinions.
• the mental faculty of considering or taking notice of someone or something: he turned his attention to the educational system.
peng·a·mat·an n1 pengawasan thd perbuatan (kegiatan, keadaan) orang lain; perbuatan mengamati dng penuh; penelitian: si sakit masih tetap berada di bawah ~ dokter; 2Psi kesadaran yg tertuju kpd peristiwa atau fakta tertentu sbg metode dl penelitian;
per·ha·ti·an n hal memperhatikan; apa yg diperhatikan; minat;
consciousness |ˈkänCHəsnəs|
noun
the state of being awake and aware of one's surroundings: she failed to regain consciousness and died two days later.
• the awareness or perception of something by a person: her acute consciousness of Mike's presence.
• the fact of awareness by the mind of itself and the world: consciousness emerges from the operations of the brain.
ke·sa·dar·an n 1 keinsafan; keadaan mengerti: - akan harga dirinya timbul krn ia diperlakukan secara tidak adil ; 2 hal yg dirasakan atau dialami oleh seseorang;
awareness |əˈwe(ə)rnis|
noun
knowledge or perception of a situation or fact: we need to raise public awareness of the issue. there is a lack of awareness of the risks.
• concern about and well-informed interest in a particular situation or development: a growing environmental awareness. his political awareness developed.
-
Kamus pali indonesia
link
-
imo, gak bisa mengandalkan definisi kamus untuk istilah2 meditasi...
ditambah lagi, istilah inggris itu sendiripun tidak bisa menjelaskan kata aslinya dengan sempurna.
-
link
bthitayanno.files.wordpress.com/2010/08/kamus-tl-pali-indo.pdf
-
http://en.wikipedia.org/wiki/Mindfulness
-
so far,
sati = perhatian murni
manasikara = perhatian tok,
cem mana?
-
yg mau dicoba adalah kembali ke root kata yg dimaksud, misalnya kata eling, itu kan maknanya berbeda antara kamus dan apa yg mungkin kita persepsikan unless kita mau redefine kata itu which is less preferred. Definisi kamus cuma buat guidance aja sih dalam memilih kata supaya kgk salah makna dan kita menggunakan kata yg sesuai dengan "isinya" bukan asal translate bulet2.
Sayangnya bukan cuma istilah meditai aja, buanyak istilah buddhism yg begini nih. :(
let's coba2 nih
Sati…
“Dan apakah, para bhikkhu, perhatian benar? Di sini, para bhikkhu, seorang bhikkhu merenungkan jasmani di dalam jasmani, tekun, memahami dengan jelas, penuh perhatian, setelah melenyapkan keserakahan dan ketidaknyamanan sehubungan dengan dunia. Ia merenungkan perasaan di dalam perasaan, tekun, memahami dengan jelas, penuh perhatian, setelah melenyapkan keserakahan dan ketidaknyamanan sehubungan dengan dunia. Ia merenungkan pikiran di dalam pikiran, tekun, [10] memahami dengan jelas, penuh perhatian, setelah melenyapkan keserakahan dan ketidaknyamanan sehubungan dengan dunia. Ia merenungkan fenomena di dalam fenomena, tekun, memahami dengan jelas, penuh perhatian, setelah melenyapkan keserakahan dan ketidaknyamanan sehubungan dengan dunia. Ini disebut perhatian benar.
itu base nya dari Sati / Mindfulness yg ditranslate jadi perhatian. dalam penjelasan detailnya dalamnya adalah anupassi/anupassati yg artinya memang merenungkan.
kata kunci dari mindfulness kan Aware, lebih kearah kata 'sadar'/'menyadari'. nah mau kata apa yg cantik utk mengisi slot ini nih… *sakit pala*
beberapa contoh lainnya
Mindfulness of death
Mindfulness of in-&-out breathing
One is mindful to abandon wrong view & to enter & remain in right view: This is one's right mindfulness…
Disatu sisi, manasikara itu secara arti mengarah pada perhatian pulak / awareness *sakit pala*
[at] indra:
kalo gitu sati = manasikara yg murni?
-
so far, manasikara diterjemahkan sama dengan sati, yaitu perhatian :|
-
seharusnya sati=xxx, manasikara=zzz, sudah cukup, tidak perlu komentar yg lebih dari 3 atau 4 kata.
-
ini namanya brainstorming, mengeluarkan semua pendapat dan ide. direnungkan, di anupassi, baru keluar hasil yg :jempol:
sabar… it's part of the process
-
sample manasikara
‘‘Mayhaṃ kho, bhikkhave, yoniso manasikārā yoniso sammappadhānā anuttarā vimutti anuppattā, anuttarā vimutti sacchikatā. Tumhepi, bhikkhave, yoniso manasikārā yoniso sammappadhānā anuttaraṃ vimuttiṃ anupāpuṇātha, anuttaraṃ vimuttiṃ sacchikarothā’’ti. Atha kho māro pāpimā yena bhagavā tenupasaṅkami; upasaṅkamitvā bhagavantaṃ gāthāya ajjhabhāsi –
“Para bhikkhu, dengan perhatian seksama, dengan usaha benar seksama, Aku telah sampai pada kebebasan yang tiada bandingnya, Aku telah mengalami kebebasan yang tiada bandingnya. Kalian juga, dengan perhatian seksama, dengan usaha benar seksama, harus sampai pada kebebasan yang tiada bandingnya, harus mengalami kebebasan yang tiada bandingnya.”[2]
-
itu bukan sample yg tepat, kata "yoniso" sudah cukup membedakan
-
sati mindfulness
attentiveness
heedfulness
awareness
careful
remember
staying aware
-
consideration from bhikkhu thanissaro
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/thanissaro/foodforawakening.html (http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/thanissaro/foodforawakening.html)
The Pali term for attention is manasikara. You may have heard that the term for mindfulness — sati — means attention, but that's not how the Buddha used the term. Mindfulness, in his usage, means keeping something in mind. It's a function of memory. When you practice the establishings of mindfulness (satipatthana), you remain focused on observing the object you've chosen as your frame of reference: the body, feelings, mind, or mental qualities in and of themselves. This is called anupassana. Mindfulness is one of three qualities you bring to anupassana. Its function is to keep your frame of reference in mind, to keep remembering it. At the same time, you have to be alert (sampajana), clearly aware of what you're doing, to make sure that you're actually doing what you're trying to remember to do; and ardent (atapi) to do it skillfully. The act of establishing mindfulness in this way — by being mindful, alert, and ardent — then forms the topic or theme (nimitta) of right concentration.
For instance, if you focus on the breath in and of itself as your frame of reference, anupassana means keeping continual watch over the breath. Mindfulness means simply remembering to stick with it, keeping it in mind at all times; whereas alertness means knowing what the breath is doing and how well you're staying with it. Ardency is the effort to do all of this skillfully. When all these activities stay fully coordinated, they form the theme of your concentration.
To understand how appropriate attention functions in the context of this training, though, you first have to understand how attention ordinarily functions in an untrained mind.
-
bahasa inggris pun bingung juga tuh =))
In Pāli texts, the term manasikara refers to a state of “directed attention”, where e.g. an adept directs his attention at a certain phenomenon in meditation. The same use is also known for the term manaskāra in Sanskrit.
At the same time, in Buddhist epistemological treatises within the fold of the pramāṇa tradition, “manaskāra” features as one of a set of causes for perception. Perception, paradigmatically sense-perception, arises out of an object, a sense-faculty, potential additional factors such as light in the case of visual perception, and a preceding moment of consciousness termed “manaskāra”. This is usually also translated as “attention”.
In conversations here and there, it has occurred to me that there is some confusion about what “manaskāra” in Buddhist epistemology actually is. If “attention” is required for a perception to arise, this suggests the participation of some kind of directionality of the mind in the causation of perception. One is looking for something to eat and sees food.
But to my understanding, “manaskāra” in Buddhist epistemology functions not to direct one’s mind towards specific objects, but in a much weaker sense: to ensure that the perceiving subject is not asleep, not afflicted by diseases that obstruct perceptions, not intoxicated, and so forth. It is not an “attention” towards something in particular, but a general condition of normality on the part of the mind-stream. This differs from earlier uses of “manasikara”/”manaskāra”.
Can this weaker sense still be understood from the translation “attention” or should we look for a better term? I thought of “attentiveness”, but it might have the same misleading connotations.
This deserves to be followed up: are there any explicit discussions in Sanskrit texts on this topic?
-
Related terms and practices
Although sati/smrti is the primary term that is usually invoked by the word mindfulness in a Buddhist context, it has been asserted "in Buddhist discourse, there are three terms that together map the field of mindfulness . . . [in their Sanskrit variants] smṛti (Pali: sati), samprajaña (Pali: sampajañña) and apramāda (Pali: appamada)."[17] All three terms are sometimes (confusingly) translated as "mindfulness," but they all have specific shades of meaning and the latter two properly mean "clear comprehension" and "vigilance," respectively. In the Satipatthana Sutta, sati and sampajañña are combined with atappa (Pali; Sanskrit: ātapaḥ), or "ardency," and the three together comprise yoniso manisikara (Pali; Sanskrit: yoniśas manaskāraḥ), "appropriate attention" or "wise reflection."[18]
In a publicly available correspondence between Bhikkhu Bodhi and B. Alan Wallace, Bodhi has described Ven. Nyanaponika Thera's views on "right mindfulness" and sampajañña in the following fashion: "... He held that in the proper practice of right mindfulness, sati has to be integrated with sampajañña, clear comprehension, and it is only when these two work together that right mindfulness can fulfill its intended purpose."[19]
http://en.wikipedia.org/wiki/Mindfulness
-
The terms sati/smriti have been translated as:
Attention (Jack Kornfield)
Awareness
Concentrated attention (Mahasi Sayadaw)
Inspection (Herbert Guenther)
Mindfulness
Self-recollection (Jack Kornfield)
Recollecting mindfulness (Alexander Berzin)
Recollection (Erik Pema Kunsang, Buddhadasa Bhikkhu)
Reflective awareness (Buddhadasa Bhikkhu)
Retention
In the Āgamas of early Buddhism, there are ten forms of mindfulness. According to the Ekottara Āgama, these ten are:[20]
Mindfulness of the Buddha;
Mindfulness of the Dharma;
Mindfulness of the Saṃgha;
Mindfulness of giving;
Mindfulness of the heavens;
Mindfulness of stopping and resting;
Mindfulness of discipline;
Mindfulness of breathing;
Mindfulness of the body;
Mindfulness of death.
-
udah sepakat ?
-
belum
-
yoniso manasikara = sati + sampajanna + appamada
ada penampakan manasikara tanpa yoniso atau ayoniso?
jika, takada maka lebih mudah
-
dalam MN banyak Manasikara, which is dalam struktur kalimatnya dah pas.
Manasikara= Perhatian
confirmed
-
kalo cuma 1 sih bukan solusi, karena memang udah begitu.
-
masukan pls :)
Sati = Mindfulness = …
Manasikara = Attention = …
Vinnana = consciousness = …
thank you dan grp siap mengganjar
Gimana kalo tidak diterjemahkan? kita tetap pake kata pali-nya, tapi di bagian belakang bukunya ada penjelasan tentang kata tersebut. Misalnya kayak penjelasan yang dibold hijau berikut (keknya mantepp...)
_________________
Copas dari sini: http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,13943.0/message,231695.html
warna ungu = quote BTY
warna hijau = quote Peacemind
Terjemahan dari Bhikkhu Nanamoli dalam bukunya, "The Path of Purification" mengenai sati:
"By its means they remember (saranti),or it itself remembers, or it is just mere remembering (sarana), thus it is mindfulness (sati). It has the characteristic of not wobbling. Its function is not to forget. It is manifested as guarding, or it is manifested as the state of confronting an objective field. Its proximate cause is strong perception, or its proximate cause is the foundations of mindfulness concerned with the body, and so on. It should be regarded, however, as like a pillar because it is firmly founded, or as like a door-keeper because it guards the eye-door, and so on"
Jadi, sati memiliki ciri, fungsi, manifestasi serta sebab terdekat sbb :
* Ciri (lakkhana) : tidak hanyut (apilapana)
* Fungsi (rasa) : tidak lupa/lengah (asammosa)
* Manifestasi (paccupatthana) : mengawal (arakkha), atau keadaan berhadapan dengan ranah objek (visayabhimukhabhava)
* Sebab Terdekat (padatthana) : persepsi yang kuat (thirasañña), atau landasan sati misalnya badan (kayadisatipatthana).
__________________________
Selain apa yang telah dijelaskan Bhante, ada satu hal yang ingin saya tambahkan khususnya mengenai definisi kata sati di atas pada kalimat pertama. Kalimat pertama "Saranti taya, sayam va sarati saraṇamattameva va esati sati" menunjukkan tiga macam definisi yang sangat penting dalam tradisi Theravada yaitu karanasadhana (instrumental-definition), kattusadhana (doer-definition) dan bhavasadhana (the real nature-definition). Sati bisa dianggap sebagai instrumen / alat seperti dalam kalimat 'saranti taya' (karena itu (sati), mereka mengingat), juga bisa dianggap sebagai pelaku (kattu) sesuai dengan kalimat 'sayaṃ sarati' (itu (sati) itu sendiri mengingat), dan juga sebagai sekedar fenomena sesuai dengan definisi 'saranamatteva esa sati' (sekedar ingatan itulah yang disebut sebagai sati). Dalam Theravāda, dari ketiga definisi di atas, definisi yang terakhir merupakan yang paling benar karena hanya definisi ini tidak mengikutkan campur tangan adanya 'doer' / 'diri', sedangkan dua yang lain digunakan untuk mempermudah pengetahuan saja namun tidak boleh dianggap sebagai kebenaran mutlak. Oleh karena itu, sejauh tradisi Theravāda memandang, sati is mere remembering.
Secara harafiah, sati memiliki arti ingat (Sansekerta : smrti; Jawa : eling; Inggris : mindful[ness]). Di Thailand maupun di Myanmar tidak diterjemahkan, mereka tetap memakai sati. Saya pribadi juga lebih condong tetap menggunakan sati, tidak diterjemahkan.
Sati bersama manasikara merupakan salah satu dari ke-52 cetasika. Saya lebih condong tidak menerjemahkan sati sebagai perhatian murni karena kata perhatian sdh saya siapkan untuk kata manasikara (attention).
Sebenarnya memang sangat sulit untuk menerjemahkan kata sati yang tepat ke bahasa Indonesia. Ini disebabkan karena kata ini memiliki arti yang lebih dalam dibandingkan dengan terjemahan2 saat ini. Oleh karenanya, saya berpendapat bahwa Myanmar dan Thailand telah mengambil cara yang paling bijaksana untuk tidak menerjemahkan kata ini. Terjemahan sati ke 'perhatian murni' juga bisa menimbulkan kontroversi terutama jika kita mengingat bahwa Sang BUddha juga menyebutkan adanya micchasati. Perhatian murni lebih condong ke hal yang positif, sedangkan micchasati bersifat negatif. Salah satu definisi Micchasati telah dijelaskan kitab komentar sebagai, "Ye va pana tesam laddhim gahetva rattitthane divathane nisinna sajjhayanti vimamsanti, tesaṃ ‘‘karoto na kariyati papam, natthi hetu, natthi paccayo, mato ucchijjatī’’ti tasmim arammane micchasati santitthati" - "Setelah memegang pandangan2nya, setelah duduk siang dan malam, mereka yang melafal dan memeriksa obyek2 demikian, 'setelah melakukan perbuatan (jahat) kejahatan tidak dilakukan; tidak ada sebab dan kondisi; setelah mati, semuanya akan lenyap /terputus', sesungguhnya telah berada pada micchasati.
Sampajana (adjective; sampajañña, noun) : clear comprehension (pemahaman nan jernih?).
Biasanya saya menjelaskan hubungan sati dan sampajāna sbb : sati adalah selalu "ingat" mengarahkan kamera "perhatian" pada ranah/medan objek sehingga memiliki pemahaman yang jernih terhadap apa saja yang terjadi pada objek-objek (here and now; kaya, vedana, citta dan dhamma) yang berada dalam ranah pengamatannya. Cmiiw.
Yap, saya setuju dengan pendapat di atas terutama mengingat arti sati yang positif dalam hubungannya dengan sampajana / fully knowing / clear comprehension, dan juga mengingat fungsi sati kaitannya dengan vipassana yang menekankan pada perhatian / tepatnya 'selalu ingat' saat ini dan sekarang terhadap empat landasan (kaya, vedana, citta dan dhamma).
Definisi manasikara dalam Visuddhi Magga, diterjemahkan oleh Bhikkhu Nanamoli sebagai berikut:
"It is the maker of what is to be made, it is the maker in the mind (manamhi karo), thus it is attention (bringing-to-mind-manasikara). It makes the mind different from the previous (life-continuum) mind, thus it is attention. It has three ways of doing this: as the controller of the object, as the controller of the cognitive series, and as the controller of impulsions. Herein, the controller of the object is the maker in the mind,thus it is attention. That has the characteristic of conducting (sarana). Its function is to yoke associated states to the object. It is manifestated as confrontation with the object. Its proximate cause is an object. It should be regarded as the conductor (sarathi) of associated states by controlling the objects, itself being concluded in the formations aggregate. Controller of the cognitive series is a term for the five-door adverting. Controller of impulsions is a term for the mind-door adverting. These last two are not included here."
-
sati
Sati of the Buddha;
Sati of the Dharma;
Sati of the Saṃgha;
Sati of giving;
Sati of the heavens;
Sati of stopping and resting;
Sati of discipline;
Sati of breathing;
Sati of the body;
Sati of death.
keyword: ingatan, membuat sesuatu ada di pikiran,
possible words:
perhatian -> perhatian pada buddha? :P dan tubrukan dengan manasikara, secara sati itu part of yoniso manasikara
perenungan -> perenungan nafas? yah masih bisa
17. “Di sini seorang bhikkhu, pergi ke hutan atau ke bawah pohon atau ke gubuk kosong, duduk bersila, menegakkan tubuhnya, dan menegakkan perhatian di depannya, dengan penuh perhatian ia menarik nafas, penuh perhatian ia mengembuskan nafas.
18. “Menarik nafas panjang, ia memahami: ‘Aku menarik nafas panjang’; atau mengembuskan nafas panjang, ia memahami: ‘Aku mengembuskan nafas panjang.’ Menarik nafas pendek, ia memahami: ‘Aku menarik nafas pendek’; atau mengembuskan nafas pendek, ia memahami: ‘Aku mengembuskan nafas pendek.’ Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan mengalami seluruh tubuh [nafas]’; ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan mengembuskan nafas dengan mengalami seluruh tubuh [nafas].’ Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan menenangkan bentukan jasmani’; ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menembuskan nafas dengan menenangkan bentukan jasmani.’
mengingat: nooppeee
pengarahan pikiran: euhhhh, ugly
memikirkan/pikiran: hmmmmm
pengamatan: hmmmmm
penilikan:….
[at] dhammadinna: ketidakpenerjemahan itu yah option kecil sih karena nanti banyak yg harus di reverse utk kata itu dalam kalimat2nya. peng-sati-an pada nafas :P
utk rujukan, i tried to avoid later texts into consideration and get as much earlier texts as basis to keep all in context.
-
^ ^ ^ bukan "peng-sati-an pada nafas" atuh... tapi "sati pada nafas".. (tapi tetep harus tulis penjelasan sati di bagian belakang bukunya).
Kalo manasikara, okelah "perhatian". Sedangkan kata "sati", cukup mendalam untuk diterjemahkan ke dalam (hanya) satu/dua kata.
-
Tentang sati, Bhikkhu Analayo dlm bukunya "Satipatthana: Jalan Langsung Ke Tujuan" (judul asli: Satipatthana: The Direct Path to Realization) mengemukakan pengertian "sati" sbg "ingatan", yaitu kata benda yg berhubungan dg kata kerja "sarati" (mengingat). Ini disebutkan dlm beberapa sutta: MN I 329 "sati pamuttha" yg berarti "lupa", DN I 180 "sati udapadi" yg berarti "mengingat", AN IV 329 "asati" untuk menunjuk pd seorg bhikkhu yg pura2 lupa pd pelanggaran yg dilakukannya di mana sebelumnya telah diperingatkan. Definisi umum sati sbg ingatan jg terdapat dlm Abhidhamma dan ulasan/komentar.
Juga berhubungan dg kata "anussati" yg berarti "mengingat kembali", misalnya Buddhanussati, pubbenivasanussati (mengingat kembali kehidupan lampau).
Namun demikian, dlm konteks satipatthana, sati tidak hanya berarti memori, tetapi juga memfasilitasi terjadinya memori. Dengan demikian sati berarti "sadar akan saat ini" seperti yg dijelaskan dlm Patisambhidamagga dan Visuddhimagga di mana ciri khas sati adalah "hadir" (upatthana), apakah sebagai kemampuan inderawi (indriya), faktor2 pencerahan (bojjhanga), faktor jalan mulia berunsur delapan, atau pada saat realisasi (Pm I 16, 116 dan Vm 510).
Karena luasnya pengertian sati ini dan utk menghindari kesalahan terjemahan, beliau membiarkan kata "sati" tidak diterjemahkan.
-
Cmiiw.
Sati adalah kemampuan batin (pikiran) untuk menyeret, memanggil, membawa kembali dirinya ke posisi semula (seharusnya).
Jika benar, sukar untuk meyingkatnya dalam 2 atau 1 kata.
-
Jd sdh dpt kata2 yg tepat? Sorry sdh lama tdk review
-
utk meminimkan damage dan memang tidak akan pernah dapet kata yg tepat, sati tetap perhatian, manasikara perhatian seksama or else.